[ob] Bank Mandiri Bagi Dividen Rp 88,55
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membagikan dividen Rp 88,55 per saham kepada pemegang saham. Total dividen ini mencapai Rp 1,85 triliun yang merupakan 35% dari perolehan laba bersih 2008. Pemegang saham menyetujui ususlan dividen Bank Mandiri itu yang lebih rendah dari tahun lalu dalam RUPST di gedung Bank Mandiri, Senin (4/5/2009). Bank Mandiri memberikan dividen yang lebih kecil karena sedang butuh modal di tengah krisis saat ini. Menneg BUMN Sofyan Djalil sebelumnya juga memaklumi dividen sebesar 35% karena bank pemerintah itu sedang butuh tambahan modal. "Bank kan butuh tambahan modal. Kita ambil yang minimum lah. Kita lihat 35 persen masih oke," kata Menneg BUMN Sofyan Djalil disela-sela acara pembukaan Pertemuan Tahunan Ke-42 ADB (Asian Development Bank di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Senin (4/5/2009). PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan laba bersih tahun 2008 sebesar Rp 5,31 triliun naik 22,3% dibanding tahun 2007 yang sebesar Rp 4,35 triliun. Laba tahun 2008 merupakan pencapaian tertinggi bank BUMN itu sepanjang sejarahnya. "Melihat perkembangan makro ekonomi global dan nasional terkini serta mempersiapkan diri untuk pertumbuhan kredit di tahun ini serta beberapa tahun mendatang, RUPS memutuskan untuk memberikan perhatian lebih pada laba ditahan dalam rangka memperkuat struktur permodalan dengan menyisihkan 60,5% dari laba bersih tahun buku 2008 atau Rp 3,21 triliun sehingga rasio CAR Bank Mandiri diharapkan akan senantiasa terjaga jauh di atas ketentuan minimum Bank Indonesia sebesar 8%," kata Agus Martowardojo, Direktur Utama Bank Mandiri. Meskipun CAR Bank Mandiri pada akhir triwulan I-2009 berada pada tingkat yang baik yaitu 15,4% bank membutuhkan permodalan yang cukup baik untuk pertumbuhan atau ekspansi bisnis khususnya penyaluran kredit maupun untuk menjaga tingkat rasio CAR sesuai ketentuan Bank Indonesia. Selain itu, Bank Mandiri dengan tingkat permodalan yang kuat akan memberikan persepsi positif di mata masyarakat dan investor sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya saing baik di tingkat nasional, regional maupun internasional.
[ob] PLN Kantongi US$ 1,061 Miliar dari Perbankan China
Buy TRUB yuukproyek PLTU bakal banyak di dapet oleh TRUB Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero mendapat pinjaman sebanyak US$ 1,061 miliar dari China Export Import Bank (Cexim) dan Bank of China (BoC). Dana sebanyak itu akan dikucurkan untuk pembangunan PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Aceh dan PLTU Teluk Naga yang merupakan bagian dari proyek 10.000 MW. Penandatanganan pinjaman itu dilakukan disela-sela sidang tahunan ADB di Nusa Dua, Bali, Senin (4/5/2009) antara Dirut PLN Fahmi Mochtar, Vice President Cexim Li Jun dan Deputi General Manager of Corporate Banking Departmen Bank of China Pang Mao Heng dan disaksikan oleh Menkeu sekaligus Menko Perekonomian Sri Mulyani. Pinjaman ini berasal dari Cexim untuk PLTU Pelabuhan Ratu 3x300 MW sebanyak US$ 481 juta dan PLTU Aceh 2x110 MW sebesar US$ 455 juta. Sedangkan sisanya berasal dari Bank of China untuk PLTU Teluk Naga 3x315 MW. Dengan adanya pinjaman ini maka seluruh kebutuhan untuk pembangunan ketiga proyek pembangkit tersebut sudah terpenuhi. Sebelumnya perseroan juga sudah meneken kerjasama dengan bank dalam negeri untuk menutupi kebutuhan rupiah. Kebutuhan untuk PLTU Pelabuhan Ratu Rp 1,87 triliun dipenuhi dari Bank Mega, kebutuhan PLTU Aceh Rp 614 miliar dari Asosiasi BPD, dan kebutuhan untuk PLTU Teluk Naga sebesar Rp 1,6 triliun dipenuhi dari Bank Bukopin. Cexim dan Bank of China merupakan kreditor tunggal yang menyediakan pinjaman jangka panjang untuk masing-masing fasilitas kredit dengan jaminan penuh Menteri Keuangan. "Pinjaman ini tonggak penjaminan yang signifikan dalam fast track PLN setelah terselesaikannya 5 fasilitas buyer credit yang ditandatangani pada Januari, Mei, Juli dan Desember 2008 untuk mendanai porsi dolar AS proyek PLTU Paiton, Suralaya, Labuan, Indramayu dan Rembang," kata Dirut PLN Fahmi Mochtar dalam sambutannya. Dalam transaksi ini perusahaan plat merah tersebut dibantu HSBC sebagai konsultan keuangan, Norton Rose dan Hadi Putranto Hadinoto & Partners sebagai konsultan hukum. Fasilitas kredit Cexim memiliki tenor 15 tahun door to door, termasuk grass period sampai 3 tahun. Bank of China memberi tenor 13 tahun door to door termasuk 3 tahun grass period. Pinjaman berbasis LIBOR ini bertenor lebih panjang dari pasar komersial.
[ob] Dow Jones Menuju 8.500 !
Harga minyak mentah dunia melambung ke titik tertingginya sepanjang 2009. Saham-saham di Wall Street pun menguat signifikan dengan harapan ekonomi segera membaik dan setelah perbankan menyatakan kekurangan modalnya bisa dikelola dengan baik. Saham-saham sektor perbankan menjadi bintang setelah keluarnya pernyataan dari pemerintah AS bahwa bailout tambahan kemungkinan tak diperlukan lagi. Meskipun laporan menyebutkan bahwa bank-bank di AS memerlukan tambahan modal lagi kedepannya. Saham Citigroup tercatat melonjak 7,7%, Bank of America melonjak 19,3%, Wells Fargo melesat 23,7% dan JPMorgan naik 10,2%. "Menjelang keluarnya stress test, tidak seorangpun mengharapkan hal positif akan keluar. Tapi jika ada situasi dimana kami tidak perlu minta tambahan uang, maka hal itu menjadi sentimen positif di pasar," ujar Dan Faretta, analis dari Lind-Waldock seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/5/2009). Pada perdagangan Senin (4/5/2009), indeks Dow Jones ditutup menguat tajam higga 214,33 poin (2,61%) ke level 8.426,74. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 29,72 poin (3,39%) ke level 907,24 dan Nasdaq menguat 44,36 poin (2,58%) ke level 1.763,56. Dengan penguatan tajam ini, secara total indeks S&P 500 telah bergerak positif sepanjang tahun 2009. Namun S&P 500 masih minus 42% dibandingkan titik tertingginya pada Oktober 2007. Penguatan saham-saham perbankan terjadi setelah kabar bahwa mereka kemungkinan tidak akan meminta bailout pemerintah lagi. Bloomberg melaporkan bahwa Citigroup sedang mencari tambahan modal dari swasta ketimbang harus memberikan kontrol kepada pemerintah. Sementara Financial Times melaporkan bahwa Bank of America juga sedang mencari suntikan modal US$ 10 miliar. Perdagangan berjalan sangat aktif, di New York Stock Exchange mencapai 1,71 miliar, ketimbang rata-rata tahun lalu yang hanya 1,49 miliar. Sementara di Nasdaq, transaksi mencapai 2,56 miliar, dibandingkan rata-rata tahun lalu yang sebesar 2,28 miliar. Harga Minyak Melonjak Sementara itu, harga minyak mentah dunia melonjak seiring penguatan tajam di Wall Street. Perbaikan ekonomi dunia diharapkan semakin memulihkan permintaan akan minyak. Pada perdagangan Senin kemarin, kontrak utama minyak jenis light sweet naik hingga 1,27 dolar menjadi US$ 54,47 per barel. Ini adalah level tertinggi sejak 23 November. Sementara minyak Brent juga menguat 1,73 dolar ke level US$ 54,58 per barel.
[ob] MIRA: Laba bersih Apexindo melonjak 165%
Buy neng MIRA yuukresult kuartal I 2009 pasti bagus soalnya sudah konsolidasi dengan APEX. JAKARTA: Laba bersih PT Apexindo Pratama Duta Tbk pada triwulan I/2009 melonjak 165,4% menjadi US$27,6 juta dibandingkan dengan US$10,4 juta pada periode yang sama tahun lalu. Suarmin Tioniwar, Direktur Keuangan Apexindo, mengatakan pertumbuhan laba bersih perseroan itu disebabkan oleh kinerja perseroan dan manajemen biaya yang baik. Selain itu, profitabilitas yang tinggi ditunjukkan oleh kenaikan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (earning before interest, tax, depreciation, and amortization/EBITDA) dari semula US$31,1 juta pada 3 bulan pertama tahun lalu menjadi US$46,4 juta pada periode yang sama tahun ini. Kenaikan margin EBITDA naik menjadi 68,2% tahun ini dari 55,3% pada 2008. Pendapatan perusahaan pengeboran migas itu juga meningkat menjadi US$68 juta atau naik 21% dari US$56,2 juta pada tahun lalu. Kenaikan nilai pendapatan ini didorong oleh pertumbuhan bisnis perseroan dari segmen lepas pantai senilai US$51,4 juta, naik 27,5% dari tahun lalu. Peningkatan ini karena naiknya tingkat utilisasi 97% dari 89% tahun lalu. Anjungan pengeboran Rig Raniworo bekerja secara efektif untuk proyek milik Santos dari Januari 2008 dan Rig Raisis mendapatkan perpanjangan kontrak dengan harga sewa harian yang meningkat. Pendapatan segmen darat yang membukukan tingkat utilisasi 63% menyumbang US$16,6 juta, atau cenderung stabil bila dibandingkan dengan kontribusi pada 3 bulan pertama 2008. Rasio utang Rasio utang berbanding ekuitas tahun ini berada di bawah satu kali, yakni 0,5 kali, lebih baik dibandingkan dengan 0,8 kali pada tahun lalu. Suarmin menjelaskan neraca keuangan dengan solvabilitas dan likuiditas yang cukup membuat perseroan memiliki fleksibilitas dalam menyusun strategi pertumbuhan ke depan. Apexindo menargetkan bisa meraup laba bersih US$50 juta atau setara Rp540 miliar dan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi US$150 juta atau setara Rp1,62 triliun pada 2009. Perusahaan pengeboran migas itu juga mengkaji berbagai langkah untuk membiayai percepatan pembayaran kembali (refinancing) obligasi Rp750 miliar yang jatuh tempo pada 4 Agustus 2010 seperti pinjaman sindikasi dan penerbitan surat utang berjangka menengah (MTN). "Kami menargetkan pendapatan US$200 juta dan laba bersih US$45 juta-US$50 juta tahun ini, sedangkan dari EBITDA diperkirakan US$150 juta," ujar Wakil Direktur Utama Apexindo Tito Sulistio, belum lama ini. Pada penutupan perdagangan 21 Januari 2009, harga saham emiten berkode APEX ini ditutup pada level Rp2.550 atau stagnan bila dibandingkan dengan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
[ob] FPNI, CKRA, KARK masuk UMA
Hati2 klo sudah masuk UMA biasanya ada kemungkinan di suspen sahamnya jadi lebih baik SELL dulu?? Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan tiga emiten ke dalam Unusual Market Activity (UMA) karena ada pergerakan harga saham yang tidak biasa. Ketiga saham itu adalah PT Citra Kebun Raya Agri Tbk (CKRA), PT Titan Kimia Nusantara Tbk (FPNI) dan PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK). "Sehubungan dengan terjadinya UMA atas tiga saham tersebut, perlu kami sampaikan bahwa bursa saat ini sedang mencermati harga dan aktivitas transaksi saham ini," kata Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah dalam pengumuman, Selasa (5/5/2009). UMA adalah aktifitas perdagangan dan atau pergerakan harga suatu efek yang tidak biasa pada suatu kurun waktu tertentu di bursa. Yang menurut penilaian bursa dapat berpotensi mengganggu terselenggaranya perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien. Namun saham yang masuk UMA ini tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran dibidang pasar modal. BEI mengingatkan agar investor mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi. Sumber: detikcom
[ob] ENRG: Dapat 2 Kontrak Gas Batubara di Kalimantan
Mari kita Buy ENRG, BUMI & BNBR . . . PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mendapat kontrak pengembangan blok Gas Metana Batubara (GMB) di Kalimantan. Kedua kontrak tersebut diperoleh ENRG melalui dua akan usahanya, yaitu PT Artha Widya Persada dan PT Visi Multi Artha. ENRG memiliki 70% kepemilikan di PT Artha Widya Persada yang memiliki 100% kuasa pertambangan di Blok GMB Tabulako di Kalimantan Selatan. Selain itu ENRG juga memiliki 70% saham di PT Visi Multi Artha yang pada saat ini memiliki 60% kuasa pertambangan di Blok GMB Sangatta-2 di Kalimantan Timur. Sementara PT Pertamina Hulu Energi Metana Kalimantan B memiliki 40% kuasa pertambangan lainnya. Sisa saham pada PT Artha Widya Persada dan PT Visi Multi Artha di miliki oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Bonus tanda tangan yang diberikan ke pemerintah adalah sebesar US$ 1,5 juta untuk blok GBM Sangatta-2 dan US$ 1 juta untuk blok GMB Tabulako. "ENRG dan BUMI berkomitmen untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan pengembangan pada blok-blok tersebut selama 6 tahun. Kedua kontrak tersebut berlaku selama 30 tahun sejak tanggal efektif kontrak," demikian disampaikan Presiden Direktur ENRG Christian V. Ponto dalam siaran pers yang diterima detikFinance, Selasa (5/5/2009). Berdasarkan estimasi awal secara internal, Blok GMB Tabulako dan Blok GMB Sangatta-2 memiliki kombinasi sumber daya gas sebesar lebih dari 1.5 trilyun kaki kubik gas. Gas Metana Batubara (GMB) adalah gas alam yang terkandung dalam batubara, dengan kandungan primernya berupa metana (CH4). Bersama mitra-mitranya, ENRG mengharapkan agar konsesi-konsesi ini dapat berdampak positif pada kinerja operasional dan finansial secara terkonsolidasi di masa mendatang. "ENRG akan tetap fokus pada portfolionya di sektor hulu energi, dan kontrak baru di bidang Gas Metana Batubara ini akan mendiversifikasikan aktifitas bisnis perusahaan secara positif di dalam kegiatan hulu di sektor energi di Indonesia," katanya.
[ob] Dow Jones Turun 102 Poin
apakah hari ini kita profit taking dulu mengingat Dow telah koreksi begitu juga dengan regional?? Sell sebagian biar nanti bisa avg down bila IHSG Turun... Saham-saham di Wall Street melemah oleh profit taking atas saham-saham teknologi. Namun index futures menguat setelah keluarnya hasil stress test atas bank-bank besar AS. Pada perdagangan Kamis (7/5/2009), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup merosot 102,43 poin (1,2%) ke level 8.409,85. Indeks Standard & Poor's 500 juga turun 12,14 poin (1,32%) ke level 907,39, Nasdaq turun 42,86 poin (2,44%) ke level 1.716,24. Saham International Business Machines Corp (IBM) tercatat turun hingga 2% dan menjadi salah satu penyeret Dow Jones. Sementara Apple juga turun 2,6% dan menekan Nasdaq. Saham teknologi lain yang ikut turun adalah Hewlett-Packard yang turun 5%, Qualcomm turun 3,2%, Cisco System turun 3,4%. Saham-saham perbankan juga mendapat tekanan pada sesi reguler, dengan KBW Bank Index turun hingga 3,5%. Namun setelah penutupan perdagangan dan ada pengumuman hasil stress test, saham-saham perbankan bergerak menguat. Citigroup naik 6,6% untuk future, setelah pada sesi regular turun 1,3%. Kenaikan saham Citigroup terjadi karena bank besar tersebut ternyata hanya membutuhkan tambahan modal US$ 5,5 miliar. Sementara saham Bank of America juga menguat 6,8% usai bel penutupan berbunyi. Penguatan terjadi setelah hasil stress test menunjukkan Bank of America membutuhkan tambahan modal US$ 33,9 miliar atau sejalan dengan perkiraan. "Hasil itu mestinya mengakhiri kekhawatiran akan terjadinya kegagalan atau nasionalisasi," ujar Eric Kuby, chief investment officer dari Northstar Investment Management Corp seperti dikutip dari Reuters, Jumat (8/5/2009). Namun saham Welss Fargo justru melemah 7,8% selama sesi reguler, setelah bank tersebut mengumumkan penawaran umum saham hingga US$ 6 miliar guna memenuhi kebutuhan modal. Selama sesi reguler, investor khawatir lemahnya permintaan akan surat utang pemerintah dapat meningkatkan biaya modal dan memukul kesempatan pemulihan ekonomi AS. Harga surat utang AS turun sehingga imbal hasil atau yield surat utang AS berjangka 20 tahun berada di titik tertingginya sejak November. Dalam lelang surat utang pemerintah AS atau US Treasury senilai US$ 14 miliar, hasilnya di bawah rata-rata permintaan dari investor yang meminta yield tinggi. "Lelang surat utang adalah kabar besar karena sekarang hal in menunjukkan bahwa kemungkinan China tidak menginginkan surat utang kita. Jika biaya modal AS menjadi lebih mahal, maka resesi bisa berlangsung lebih lama," ujar Joe Saluzzi, co manager Themis Trading. Seperti diketahui, China merupakan salah satu pemegang US Treasury terbesar. Perdagangan berjalan cukup aktif, di New York Stock Exchange mencapai 1,97 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang sebesar 1,49 miliar. Sementara di Nasdaq, transaksi mencapai 3,22 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang sebanyak 2,28 miliar.
[ob] BUMI: Melejit Tapi Masih Layak Beli
Buy On Weakness yuuuk karena ternyata masih MURAH. Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI) sudah melejit 105% pada perdagangan sebulan terakhir. Namun rating rekomendasi untuk BUMI masih naik kelas menjadi buy mempertimbangkan kinerja yang prospektif dengan valuasi rendah. Analis Samuel Sekuritas Christine Salim mengatakan, rally saham BUMI sebulan terakhir terbilang outperform terhadap IHSG yang naik 27,1%. Hal ini dipicu ekspektasi dividen yang tinggi dan kinerja kuartal pertama 2009 yang lebih bagus dari estimasi. “Selain itu juga prediksi pemulihan ekonomi yang lebih cepat serta termasuk dalam transaksi margin dari Bursa Efek Indonesia (BEI),” katanya dalam riset yang dipublikasikan kemarin. Namun, valuasi emiten batubara ini masih terdiskon dari rata-rata valuasi saham batubara di China dan Australia yang mencapai 13,9 kali dan 7,8 kali. Saat ini BUMI diperdagangkan pada price earning ratio (PER) sebesar 2009 dan enterprises value EV/EBITDA 2009 sebesar 7,5 kali dan 3,7 kali. “Angka ini relatif fair dibandingkan rata-rata emiten sektor batubara yang mempunyai PER sebesar 7,8 kali dan EV/EBITDA 4,3 kali,” paparnya. Revisi naik pun dilakukan terhadap asumsi harga jual batubara, cash cost, interest expense dan turunnya WACC (biaya modal rata-rata tertimbang) ke 12% Nilai DCF (discounted cash flow) naik menjadi Rp 2.550 per saham, merefleksikan PER 2009 sebesar 9,8 kali. “Target harga BUMI di Rp 2.550, menawarkan potensi kenaikan 29,5% karena masih terdiskon dari rata-rata China & Australia,” ulasnya. Selain itu, lanjutnya, sentimen negatif Grup Bakrie dan corporate governance issue telah terefleksi pada harga pasar. Sedangkan ekspektasi lebih cepatnya pemulihan ekonomi global, berpotensi meningkatkan harga komoditas dan energi. “Kami melihat ada potensi re-rating di kedua sektor tersebut. Kami naikkan rekomendasi dari hold menjadi buy untuk BUMI,” tandasnya. Sentimen positif berasal dari potensi kenaikan harga batubara seiring trend naiknya harga minyak mentah. Optimisme pasar terhadap pemulihan ekonomi yang lebih cepat dari ekspektasi telah mengerek naik harga minyak mendekati level US$ 60 per barel, dari level terendahnya di US$ 33,87 per barrel. Sedangkan pelemahan dolar indeks (DXY) ke level 82,5 dari level tertinggi 89,1 pada Maret 2009, lanjut Christine, mengindikasikan potensi kenaikan harga komoditas dan energi. Salah satunya harga batubara yang belum mengalami kenaikan. Berdasarkan indeks Newcastle, harga batubara cenderung lagging di level US$ 63,7 per ton atau minus 24,3% sejak awal 2009. “Ditopang pemulihan ekonomi global, kami perkirakan permintaan batubara meningkat pada kuartal kedua 2009 dan mendorong kenaikan harga,” ungkapnya. BUMI pun berhasil membukukan kinerja yang memuaskan. Pada kuartal pertama 2009, pendapatan BUMI mencapai US$ 752,9 juta, naik 13,5%. EBITDA melonjak 51% mencapai US$ 267 juta (23% dari target 2009), dan laba bersih naik 21% mencapai US$ 124,5 juta (27,2% dari target 2009). “Kenaikan pendapatan dipicu naiknya harga jual yang mengkompensasikan turunnya volume penjualan,” imbuhnya. Harga jual rata-rata naik 30,1% mencapai US$ 75,4/ton, karena carried forward dari harga kontrak 2008. Kesepakatan harga kontrak tahun ini baru akan tercapai pada kuartal II 2009, dengan indikasi dari manajemen sekitar US$ 65 per ton. Prospek BUMI yang menarik ditunjang total utang BUMI yang semakin berkurang. Pada Maret 2009, total interest bearing loan BUMI terkoreksi menjadi US$ 1,236 miliar, setelah mencapai rekor pada Desember 2008 sebesar US$ 1,265 miliar. Sedangkan net gearing mencapai 0,53 kali dari akhir 2008 sebesar 0,6 kali. Christine meyakini volume produksi dan penjualan kuartal berikutnya akan lebih tinggi seiring pemulihan ekonomi. “Apalagi secara historical ada kenaikan volume produksi dan penjualan pada kuartal ketiga dan keempat,” imbuhnya. Pasar ekspor ke China telah terbuka, dengan kontrak mencapai 8 juta ton. Sebanyak 80% target volume penjualan atau 44,8 juta ton telah terikat kontrak sehingga ia pun optimistis penjualan tahun ini dapat mencapai target. Namun, Christine mengantisipasi harga jual rata-rata kuartal kedua yang lebih rendah, seiring tercapainya harga kontrak baru yang lebih rendah dibanding tahun lalu. Untuk estimasi, ia menggunakan harga kontrak 2009 sebesar US$ 65-70/ton. Meskipun harga jual rata-rata kuartal selanjut akan mengalami penurunan, Christine cukup yakin targetnya akan tercapai, mengingat cash cost yang turun dan volume penjualan yang meningkat. Ia pun menargetkan pendapatan dan laba bersih 2009 masing-masing sebesar US$ 3,193 miliar atau turun 5,5% dan US$ 456 juta atau melemah 29%. [
[ob] TMPI : Masuk UMA
Sell dulu yuuuk sebelum di suspend... Saham PT Agis Tbk (TMPI) masuk dalam kategori Unusual Market Activity (UMA). Bursa Efek Indonesia (BEI) melihat keganjilan pada pergerakan harga saham. Selama 5 hari perdagangan, harga saham TMPI naik sekitar Rp 127 dari sebelumnya Rp 70 menjadi Rp 160. Direktur Utama BEI Erry Firmansyah dalam keterangannya, Selasa (12/5/2009) BEI saat ini tengah mencermati perkembangan harga dan kativitas transaksi saham Petrosea (PTRO). BEI meminta para investor agar memperhatikan jawaban perseroan atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu BEI juga meminta investor mencermati kinerja perusahaan. Harga saham TMPI pada penutupan perdagangan (5/5/2009) berada pada level Rp 70, selanjutnya pada perdagangan (8/5) harga saham telah naik sebesar Rp 50 menjadi Rp 120 dan ditutup level Rp 160 pada penutupan kemarin, Senin (11/5/2009). Hingga berita ini diturunkan harga saham TMPI telah melonjak ke level Rp 197. BEI meminta agar perseroan juga mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan jika rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Selain itu perseroan juga diminta untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
[ob] BUMI: ‘Hold’ Dulu !
Kenaikan harga saham PT Bumi Resources (BUMI), Kamis (14/5) mulai tertahan bahkan diprediksikan ditutup melemah. Saham produsen batubara thermal ini memang sudah menguat tajam sebelumnya sementara faktor eksternal kurang kondusif. Bayu Nugroho, Fund Manager PT Valbury Asia Securities mengatakan penguatan saham BUMI sebelumnya terjadi akibat valuasinya yang masih rendah. Karena itu, saham sejuta umat ini sangat potensial untuk naik. Dengan kata lain, investor masih mengacu terhadap historical trade di mana BUMI pernah mencapai level tertinggi pada angka Rp 8.550 pada Juni 2008 lalu. Karena itu investor berani memborong saham sejuta umat ini. “Selain itu saya tidak melihat indikasi lain yang menyebabkan kenaikan BUMI yang signifikan beberapa hari lalu. Saya juga tidak melihat indikasi inside trading yang mengakibatkan saham BUMI melonjak sepekan terakhir,” katanya kepada INILAH.COM di Jakarta, Kamis (14/5) siang. Bayu memprediksikan, pergerakan BUMI hari ini akan ada di kisaran Rp 2.000 hingga Rp 2.150. “Tampaknya BUMI masih bisa bertahan pada kisaran Rp 2.000 hingga Rp 2.025. Hari ini BUMI turun karena pasar juga terkoreksi,” paparnya. Ia memprediksikan hingga besok, pergerakan saham BUMI akan konsolidasi terlebih dahulu karena kenaikan sebelumnya yang sangat kencang. “Saya rekomendasikan hold untuk BUMI bagi yang sudah memegang saham ini dan bagi yang belum seharusnya menunda pembelian,” ucapnya. Siang ini BUMI ditransaksikan melemah 150 poin (6,81%) ke level Rp 2.050. Harga tertinggi BUMI mencapai Rp 2.150 dan terendah Rp 2.025. Volume transaksi BUMI mencapai 807,6 ribu lembar saham senilai Rp 843,9 miliar dengan frekuensi 7.915 kali. Mengenai kemungkinan terjadinya aksi goreng-menggoreng saham BUMI, Bayu mengakui tidak melihat hal itu. Ia juga tidak melihat kaitan antara penguatan BUMI dengan repo-repo Grup Bakrie. “Kenaikan harga BUMI kemarin-kemarin itu merupakan sesuatu yang wajar karena harganya memang masih murah,” tambahnya. Ditanya perihal sebagian besar analis asing yang merekomendasikan sell untuk BUMI, Menurut Bayu karena asing lebih melihat good corporate governance (GCG) BUMI. Asing lebih melihat keterbukaan informasi dalam kasus-kasus repo Bakrie Group. “Mereka belum mengetahui secara tepat posisi reponya,” imbuhnya. Namun demikan, jika dilihat dari kecenderungan pasar, sebenarnya BUMI masih menarik bagi investor karena market kapitalisasinya yang besar di bursa. “Karena likuiditas inilah yang menyebabkan investor lebih mudah melakukan aksi jual maupun beli dan karena itu sahamnya laku,” pungkasnya. [E1]
[ob] Fw: Trendlines & Channels pada Dow Jones
dari tetangga sebelah ya: A picture speaks thousand words: http://img139.imageshack.us/img139/3852/dji080509g.gif
[ob] Dow Jones Rebound
Saham-saham di bursa Wall Street mulai rebound. Investor kembali mengkoleksi saham-saham finansial dan teknologi yang kemarin mendapat tekanan jual besar. Namun volume perdagangan yang sangat tipis mengindikasikan bahwa pasar kemungkinan sedang kehilangan greget sentimen besar. Pada perdagangan Kamis (15/5/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup menguat 46,43 poin (0,56%) ke level 8.331,31. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 9,15 poin (1,04%) ke level 893,07 dan Nasdaq menguat hingga 25,02 poin (1,5056) ke level 1.689,21. Penguatan indeks saham terjadi meski data menunjukkan bahwa para pekerja yang mengajukan klaim PHJ meningkat lebih dari proyeksi pada pekan lalu. Hal ini terutama disebabkan oleh kebangkrutan Chrysler. Saham-saham teknologi menikmati lagi reboundnya, dengan saham Apple menjadi pendorong utama setelah mencatat kenaikan hingga 2,9% "Kita melihat sedikit koreksi dalam beberapa hari terakhir dan orang mungkin akan disana dan menambah koreksi sedikit lagi, sehingga membuat gain bakal berkesinambungan," ujar Kurt Brunner, manager portofolio dari Swarthmore Group seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16/5/2009). Saham-saham sektor finansial kembali mendapatkan momentum. Saham JPMorgan & Chase naik 4,4%, Bank of America naik 2,7%. Saham Wal-Mart tercatat turun tipis 1,9% setelah mengumumkan pendapatan pada kuartal I-2009 flat atau sesuai dengan ekspektasi pasar. Chief Executive Wal-Mart juga menyatakan bahwa kondisi peritel terbesar dunia itu masih stabil. Perdagangan berjalan moderat, di New York Stock Exchange mencapai 1,52 miliar atau sedikit di atas rata-rata tahun lalu yang sebanyak 1,49 miliar. Sementara di Nasdaq, transaksi mencapai 2,22 miliar, sedikit di atas rata-rata tahun lalu yang sebanyak 2,28 miliar.
[ob] BUMI: Koreksi Teknikal Berakhir?
BUY BUMI yuuk...dan BUY juga BNBR, BTEL, UNSP, ENRG dan ELTY.. BUY warrantnya juga boleh spt BNBR-W, ELTY-W, UNSP-W Pergerakan saham PT Bumi Resources (BUMI), Kamis (15/5) diprediksikan kembali naik setelah mengalami koreksi teknikal. Apalagi pekan depan akan digelar analyst meeting yang bisa memberikan sentimen positif bagi BUMI. Muhammad Karim, analis pasar modal dari Ciptadana Asset Management memprediksikan secara umum pergerakan saham BUMI akhir pekan ini akan naik. Namun kenaikannya sangat tergantung kepada kondisi pasar secara umum baik lokal maupun regional. “Memang dilihat dari tabel pergerakan saham BUMI, tampaknya akan konsolidasi. Tapi meskipun turun ke level Rp 1.850 setelah itu kemungkinan akan naik kembali ke atas Rp 2.000. BUMI, saya kira berada pada kisaran Rp 1.850 untuk level support dan resistant di level psikologis Rp 2.000,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, semalam. Pada penutupan perdagangan kemarin saham BUMI melemah 250 poin (11,36%) ke level Rp 1.950. Harga saham tertinggi BUMI mencapai Rp 2.150 dan terendah Rp 1.940 dengan volume transaksi 744,4 juta lembar saham. Sedangkan nilai transaksi mencapai Rp 1,5 triliun dan frekuensi 16,681. Lebih lanjut Karim mengatakan, bursa saham Indonesia masih akan ditentukan oleh bursa global terutama indeks Dow Jones termasuk saham BUMI sebagai penggeraknya dan Grup Bakrie menjadi motor utamanya. “Over all BUMI masih oke karena minggu depan ada analis meeting. Pasti akan menjadi penggerak BUMI,” ujarnya seraya mengaku telah mendapat undangan dari manajemen BUMI untuk menghadiri pertemuan itu. Pada acara itu, BUMI akan memaparkan kinerja kuartal pertama dan out look perseroan di 2009. Hal ini menurut Karim akan menjadi momentum positif bagi BUMI. “Untuk itu saya merekomendasikan buy untuk BUMI,” paparnya. Terkait penurunan BUMI kemarin yang anjlok 250 poin ke level di bawah Rp 2 ribu hal itu dinilainya wajar. Pasalnya, kenaikan BUMI sebelumnya sudah di luar perkiraan. “Saya kira itu hanya technical correction saja. Mainly, hanya koreksi technical,” ucapnya. Seperti diketahui, lanjut Karim, indeks Dow Jones kemarin turun signifikan hingga 3,5%. Begitu juga dengan Nasdaq merosot 3%. Semua itu akibat ritel sales di Amerika yang turun jauh yakni 0,4% dibandingkan dengan situasi pasar. “Akibatnya orang mulai ragu-ragu, recovery AS ini apakah benar-benar akan terjadi,” tuturnya. Imbasnya, harga-harga komoditas jadi turun seperti minyak, batubara, timah dan aneka tambang. Tapi, untuk BUMI secara umum dari sisi kinerja masih baik. Laporan keuangan BUMI kuartal pertama 2009 masih bagus dengan pertumbuhan yang lumayan. ”Sementara cost-nya turun, dan average selling price-nya naik,” imbuhnya. Mengenai saham Bakrie, ia juga menilai masih akan mengalami apresiasi. Bahkan isunya saham-saham grup itu akan terus meningkat hingga akhir tahun. Karim juga memaparkan, sentimen market juga akan dipengaruhi keluarnya data pengangguran (jobless claim). “Beberapa minggu terakhir trend jobless claim di AS sudah mulai turun. Ini akan berpengaruh signifikan kepada pasar. Namun saat ini semua orang masih melihat rilis data itu (anjloknya sales ritel AS),” imbuhnya. [E1]
[ob] PDB kuartal I-2009 : 4,4%
[ob] BUMI: Hold
Saham PT Bumi Resources (BUMI) pada perdagangan awal pekan diprediksikan melemah. Pasalnya, akhir pekan lalu volume transaksinya cukup besar sementara harga dan momentumnya melemah. Tapi, BUMI masih direkomendasikan hold. Widhi Indratmo Nugroho, analis Asia Kapitalindo Securities memprediksikan pergerakan saham BUMI secara teknikal masih berpotensi melemah. Pada penutupan perdagangan pekan lalu, saham sejuta umat ini ditutup melemah ke level Rp 1.790. “Artinya harganya murah dan momentumnya melemah sementara volume transaksinya besar. Karena itu, pada perdagangan hari ini saham sejuta umat ini berpotensi melemah,” papar Widhi, di Jakarta, kemarin. Ia memaparkan, harga terendah BUMI akhir pekan lalu mencapai Rp 1.470 per lembar sehingga menunjukkan sangat volatile-nya saham ini. “Kemungkinan untuk Senin (18/5), pergerakan BUMI antara Rp 1.550 hingga Rp 1.850,” jelasnya. Pada penutupan perdagangan pekan lalu, BUMI ditransaksikan melemah 160 poin (8,20%) ke level Rp 1.790 dengan harga terendah Rp 1.470 dan harga tertinggi Rp 2.100. Sedangkan volume transaksi mencapai 1,1 miliar lembar saham senilai Rp 2,1 triliun dan frekuensi 22.180 kali. Level harga terendah Rp 1.470 akan menjadi posisi support BUMI hari ini. Sedangkan untuk resistant-nya berada pada angka Rp 2.100. Ini, menurut Widhi, merupakan kisaran sangat lebar yang menunjukkan saham BUMI sangat volatile. “Saya rekomendasikan hold dulu untuk hari ini,” ungkapnya. Sedangkan sentimen dari fundamental BUMI, lanjut Widhi, belum ada aksi korporasi baru yang bisa mendorong pergerakan saham produsen batubara itu. “Jadi pergerakannya hanya dipengaruhi sentimen regional saja. Sedangkan regional sendiri sangat tergantung pada pergerakan Dow Jones yang terakhir ditutup pada angka 8.331.” Namun, jika dilihat dari sentimen market, seharusnya positif terhadap BUMI. Pasalnya, price earning (PE) IHSG sebesar 11,81 kali masih terlalu murah dibandingkan Dow Jones yang di kisaran 15 kali. “Seharusnya kalau dari sisi indeks kita menguat,” imbuhnya. Selain itu, jika dilihat dari sisi makro ekonomi, Indonesia masih positif dengan pemangkasan BI rate 25 basis poin menjadi 7,25%. Walaupun memang penurunan BI rate belum diikuti tingkat bunga kredit. ”Tapi, yang saya dengar pemerintah sedang mengusahakan agar tingkat bunga kredit juga ikut tutun,” paparnya. Pasalnya, penurunan tingkat bunga kredit akan berdampak positif ke sektor riil. Jika sektor riil berjalan dengan baik pertumbuhan ekonomi juga akan lebih baik. ”Karena itu dari sisi makro ekonomi seharusnya menjadi sentimen positif,” ujarnya.
[ob] BLTA: BUY
Buy BLTA yuuk... Saham PT Berlian laju Tanker Tbk (BLTA) masih layak akumulasi beli. Pasalnya, mesti kinerja per kuartal I-2009 turun tapi keberhasilan emiten meraih kontrak baru diprediksi bisa meningkatkan kembali neraca keuangan perseroan tahun ini. Menurut Akhmad Nurcahyadi, analis PT BNI Securities melalui riset yang terima VIVAnews, kontrak baru yang diperoleh BLTA, serta diterimanya kapal tanker baru perseroan hingga akhir tahun ini berpotensi menjadi katalis pertumbuhan usaha perusahaan. "Tiga kapal tanker kimia dan satu kapal tanker pengangkut gas dalam waktu dekat bakal diterimanya," ujarnya di Jakarta, Senin, 18 Mei 2009. Dirinya memproyeksikan, keberhasilan perseroan mendapatkan kontrak dan akan datangnya armada baru tersebut dapat memicu BLTA akan membukukan pendapatan operasional menjadi US$246,79 juta dan pertumbuhan laba bersih menjadi US$207,55 juta sampai akhir 2009. Akhmad merekomendasikan beli untuk Berlian Laju dengan target harga selama 12 bulan ke depan sebesar Rp 900 per lembar saham. "Pada transaksi perdagangan akhir pekan lalu, BLTA diperdagangan pada PER (price to earning ratio) 2,02 kali atau jauh di bawah para rivalnya dan rata rata industri yang memiliki PER sebesar 7,15 kali," tuturnya. Seperti diketahui per kuarta I-2009, BLTA mencatat penurunan pendapatan dari US$169,17 juta (kuartal I-2008) menjadi US$158,97 juta, akibat turunnya tarif sewa kapal di beberapa rute angkutan BLTA. Namun, penurunan voyage expenses telah mendorong pendapatan usaha BLTA meningkat 2,46 persen menjadi US$122,25 juta per kuartal 2009 dari US$119,32 juta pada kuartal yang sama 2008. Sementara itu, laba kotor BLTA juga mencatat penurunan sebesar 19,41 persen dari US$61,26 juta menjadi US$49,24 juta pada kuartal pertama tahun ini. Meskipun efisiensi telah dilakukan dan biaya operasional BLTA tercatat turun dari US$35,48 juta per kuartal I-2008 menjadi US$5,26 juta, beban keuangan dan beban lainnya masih tercatat turun menjadi US$51,01 dari US$64,07 juta. Penurunan signifikan pendapatan usaha BLTA juga telah membawa laba bersih perusahaan turun 20,81 persen dari US$117,61 juta menjadi US$93,13 juta per kuartal I-2009. Namun, kata Akhmad, penurunan yang terjadi pada kinerja kuartal pertama Berlian Laju di tahun ini sesuai dengan ekspektasi, seiring dengan turunnya dan belum stabilnya harga sewa kapal pada rute-rute tertentu.
[ob] PNS Bakal Terima Gaji ke-13
Semestinya memberi sentimen positif ke sektor konsumen, banking, pembiayaan & properti? Pemerintah menyiapkan pembayaran gaji ke-13 untuk pegawai negeri dalam upaya peningkatan kesejahteraan pegawai negeri. "Gaji ke-13 akan disediakan sesuai dengan prosedur setiap tahunnya," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. Menkeu menyatakan hal itu usai rapat kerja dengan Komisi XI DPR membahas RUU tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) di Jakarta, Senin (18/5). Pemerintah biasanya membayarkan gaji ke-13 pegawai negeri pada sekitar Juni sehingga dapat membantu biaya pendidikan bagi pegawai negeri yang anaknya masuk sekolah atau memasuki tahun ajaran baru. Sementara itu mengenai pengganti Dirjen Pajak, Darmin Nasution yang telah terpilih menjadi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Menkeu menolak menjawab pertanyaan itu. "Saya tidak bicara soal pengganti Pak Darmin, nanti kalau sudah selesai saya sampaikan," katanya. Dalam kesempatan yang sama, Menkeu juga mengungkapkan bahwa dengan perkembangan harga minyak internasional saat ini (sekitar 60 dolar AS per barel), maka pemerintah sudah kembali memberikan subsidi atas harga premium yang saat ini sebesar Rp4.500 per liter. "Dengan harga yang sekarang, harga premium sudah disubsidi lagi, mekanisme penyaluran subsidi BBM ke Pertamina itu sudah ditetapkan setiap bulannya," katanya. Sementara mengenai dampaknya ke APBN, Menkeu menyatakan pengaruhnya pasti ada namun sesuai siklus anggaran, dampak perubahan/kenaikan harga minyak itu disampaikan ke DPR pada pertengahan tahun. "Nanti akan disampaikan kepada dewan pada pertengahan tahun ini dalam bentuk laporan semester, nanti akan kita laporkan pada dewan perubahan-perubahan asumsi makro," katanya. [*/cms]
[ob] Wall Street Tembus 8.500 Lagi!
Wall Street kembali menggebrak oleh sentimen dari Lowe's Cos Inc, yang mengumumkan kinerja melebihi ekspektasi. Hasil dari peritel renovasi rumah itu membawa harapan perekonomian kian bergerak ke arah yang lebih baik, sementara belanja konsumen semakin stabil. Saham-saham yang berhubungan dengan pemulihan ekonomi seperti konstruksi perumahan, perbankan, energi dan ritel menanjak tajam. Bahkan komentar positif dari broker membuat saham Bank of America menanjak hingga 10% lebih, sekaligus mendorong penguatan saham-saham finansial lainnya. Saham Lowe's tercatat naik 8,1% setelah perusahaan tersebut menaikkan proyeksi pendapatannya sehubungan dengan tanda-tanda pelemahan sektor perumahan segera memudar. Chief Executive Lowe's Robert Niblock menyatakan bahwa kepercayaan konsumen sudah membaik dalam beberapa pekan. Penguatan saham Lowe's juga mengangkat saham sektor sejenis seperti Home Depot Inc yang naik 6,6%. "Angka-angka Lowe's datang pada saat pasar sedang mencari rebound. SEmua ini menunjukkan bahwa belanja konsumen secara umum sedikit lebih kuat daripada yang diantisipasi," ujar Steve Goldman, analis dari Weeden & Co seperti dikutip dari Reuters, Selasa (19/5/2009). Pada perdagangan Senin (18/5/2009), indeks Dow Jones industrial average ditutup menguat tajam hingga 235,44 poin (2,85%) ke level 8.504,05. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 26,83 poin (3,04%) ke level 909,71 dan Nasdaq naik 52,22 poin (3,11%) ke level 1.732,36. Saham-saham sektor energi kembali menanjak seiring naiknya harga minyak mentah dunia. Saham Exxon naik 2, ConocoPhillips naik 3,6%. Perdagangan berjalan moderat, di New York Stock Exchange mencapai 1,42 miliar, di bawah rata-rata tahun lalu sebesar 1,49 miliar. Di Nasdaq, transaksi mencapai 2,02 miliar, di bawah rata-rata tahun lalu yang sebanyak 2,28 miliar. Harga Minyak Naik Lagi Sementara itu, harga minyak mentah dunia kembali mencapai US$ 59 per barel yang dipicu optimisme membaiknya ekonomi AS. Sentimen bertambah dari adanya aksi pemogokan di Nigeria yang merupakan salah satu eksportir minyak penting dunia. Kontrak utama minyak light pengiriman Juni melonjak hingga 2,69 dolar ke level US$ 59,03 per barel. Minyak Breng pengiriman Juli juga naik 2,47 dolar ke level US$ 58,47 per barel.
[ob] Morgan Stanley Upgrade BBCA, BBRI, dan BMRI
Morgan Stanley menaikkan target price (TP) atas BBCA, BBRI, dan BMRI dan tetap mempertahankan rekomendasi Overweight atas sektor perbankan terkait mencatat profitabilitas paling banyak, kapitalisasi terbaik seiring dengan persedian pencadangan dana yang berlebih, tingginya nilai cadangan untuk biaya kreditnya. * TP BMRI naik jadi Rp3.200 dari Rp2.200 , saat ini sahamnya +1.9% ke Rp2.625 * TP BBRI naik jadi Rp6.550 dari Rp5.800, saat ini sahamnya +3.4% ke Rp6.200 * TP BBCA naik jadi Rp3.195 dari Rp2.650, saat ini sahamnya +2.2% ke Rp3.425 (dowjones/fz)
[ob] BUMI: Cocok Jadi Menu Trading Buy
Jakarta - Faktor price earning PT Bumi Resources (BUMI) yang masih rendah menjadi acuan investor bermain di saham batubara thermal ini pada perdagangan Selasa (19/5). Investor direkomendasikan trading buy atas saham sejuta umat ini. Bayu Nugroho, Fund Manager PT Valbury Asia Securities memprediksikan saham BUMI menguat akibat valuasinya yang masih rendah. Karena itu, penguatan saham sejuta umat ini lebih karena faktor spekulatif. Investor disarankan hati-hati bermain di saham ini. “Karena itu pula, investor direkomendasikan trading buy,” papar Bayu, di Jakarta, semalam. Menurutnya, faktor price earning (PE) BUMI yang rendah menjadi pertimbangan utama investor dibandingkan setimen lainnya. Menurutnya, BUMI sangat cocok jika di-trading pada level Rp 1.930 hingga Rp 1.990. ”Artinya di bawah level Rp 2.000 masih bisa beli karena kecenderung BUMI masih menguat,” tandasnya. Pada perdagangan kemarin BUMI ditutup menguat 180 poin (10,05%) ke level Rp 1.970 dibandingkan perdagangan pekan lalu yang ditutup pada angka Rp 1.790. Harga tertinggi BUMI mencapai Rp 1.970 dan harga terendahnya Rp 1.600. Sedangkan volume perdagangan mencapai 872,2 juta lembar saham senilai Rp 1,5 triliun dan frekuensi 16.281 kali. Sedangkan level resistant berikutnya, lanjut Widhi, BUMI akan coba mengarah pada angka Rp 2.100. Namun, investor harus tetap hati-hati dengan membeli BUMI di bawah level Rp 2.000. Pasalnya, penguatan BUMI juga didukung harga komoditas yang naik. Ia juga memaparkan, sektor komoditas akan menjadi penopang penguatan IHSG hari ini termasuk BUMI. Kenaikan harga komoditas akan menambah net income dari perusahaan-perusahaan pertambangan. ”Akibatnya, saham-saham pertambangan menjadi naik,” imbuhnya. Penguatan harga batubara dan timah masih akan menjadi sentimen positif bagi saham-saham pertambangan. “Karena itu, pelaku pasar melakukan antisipasi terefleksi secara positif dalam penguatan saham sektor komoditas termasuk BUMI,” jelasnya. Selain itu, penguatan BUMI juga terjadi karena positifnya sentimen market dengan prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Selasa (19/5) ini mengalami kenaikan. Alhasil, mengingat BUMI merupakan saham yang paling likuid, menjadi fokus investor untuk bertransaksi saham. Sentimen penguatan indeks hari ini, terjadi karena terimbas bursa India melonjak hingga 17% pada penutupan perdagangan kemarin. Bursa India merespons positif hasil pemilu sukses di negara itu yang penghitungan suaranya baru selesai kemarin. Di sisi lain, India juga termasuk salah satu negara yang mencatatkan pertumbuhan positif. “GDP India positif dan sukses melaksanakan pemilu sehingga direspons positif oleh bursa di sana,” tandasnya. Sementara itu, Indonesia juga merupakan salah satu dari empat negara di dunia yang mencatatkan pertumbuhan positif setelah India, China, dan Vietnam. Karena itu, pesatnya penguatan indeks di India akan diantisipasi pelaku pasar saham di Indonesia. “Pasar meyakini apa yang terjadi di India akan terjadi juga di Indonesia sehingga bursa Indonesia juga akan positif,” jelasnya. Meski pasar ekspor Indonesia mengalami penurunan, lanjut Bayu, namun tidak terlalu berpengaruh pada gross domestic product (GDP). Akibatnya, pertumbuhan Indonesia masih positif dan menguat meskipun mengalami penurunan ekspor hingga jauh lebih rendah dibandingkan Singapura. Pasalnya, pengaruh ekspor Indonesia terhadap GDP hanya 10%. ”Jadi, walaupun ekspor kita paling rendah dibandingkan dengan negara tetangga tapi karena pengaruhnya kecil terhadap GDP, jelas ekonomi Indonesia tumbuh lebih baik dibandingkan Singapura,” tukasnya. [E1]
[ob] BUMI: Conference Call Today
ada yang mau ikut? BUMI RESOURCES Conference Call: Tuesday, 19 May 4pm JKT/5pm HKT/10am UK · Credit Suisse SEA Coal Analyst Haider Ali is hosting Conference Call on PT Bumi Resources with the Topics “1Q09 Review and 2009 Outlook” on Tuesday, 19th May 2009 at 4pm Jakarta or 5pm Singapore/Hong Kong or 10am London. · BUMI Presenters are: Mr. Nalin A Rathod – Commissioner and Mr. Dileep Srivastava – Senior Vice President Investor Relation/Corporate Secretary. · Domestic Investors are invited to attend Bumi’s Office at Wisma Bakrie 2, 7th floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-2 Jakarta. · Password: Bumi · Dial-in numbers International: +612 9696 0714 · HK: 800968453 or 800903644 · Sing: 8006163148 or 8006162234 · UK: 08081013539
[ob] ELTY: Bakal Melaju ke Rp 730
Jangan lupa beli ELTY-W nya... Tim riset PT BNI Securities menargetkan harga saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) sebesar Rp 730 dalam 12 bulan ke depan. Target tersebut menggunakan metode net asset value (NAV). Pada transaksi pagi ini, harga saham Bakrieland stagnan di posisi Rp 270 per unit. "Rekomendasi buy," kata analis BNI Securities Maxi Liesyaputra dalam risetnya tentang Bakrieland edisi Rabu 20 Mei 2009 di Jakarta. Menurut riset tersebut, selama 2009, perseroan diperkirakan membukukan pendapatan Rp 1,55 triliun dengan laba bersih Rp 240 miliar. Proyeksi kinerja tersebut akan ditopang rencana PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang siap menyalurkan pinjaman senilai Rp 800 miliar kepada Bakrieland melalui anak usahanya, PT Bakrie Toll Road. Pinjaman itu akan digunakan untuk membangun jalan tol Kanci-Pejagan. Komitmen tersebut merupakan bagian dari sindikasi pinjaman beberapa bank lokal senilai Rp 1,5 triliun. Bakrie Toll Road telah merealisasikan komitmen pendanaan tersebut sebesar Rp 44 miliar. "Penambahan bisnis jalan tol dalam portofolio pendapatan Bakrieland akan memberikan sentimen positif terhadap perkembangan kinerja perseroan," ujarnya. Dia melanjutkan, jalan tol Kanci-Pejagan yang merupakan bagian rencana pemerintah membangun Trans Java akan memberikan peluang bagi perseroan mengembangkan properti di kawasan sekitar jalan tol. Untuk 2009, manajemen memperkirakan potensi pendapatan dari jalan tol tersebut mencapai Rp 50 miliar dan akan meningkat pada 2010. Jalan tol tersebut direncanakan beroperasi pada Juli 2009, atau lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada September 2009. "Kami memiliki outlook positif terhadap potensi peningkatan kinerja perseroan untuk 2009," tuturnya. Meski pasar properti secara keseluruhan mengalami penurunan sejak kuartal IV-2008 hingga kuartal I-2009, pada semester II-2009 sektor tersebut diperkirakan kembali pulih. Apalagi produk perseroan ditujukan bagi kelas menengah atas yang tidak terlalu terpengaruh oleh krisis. Valuasi price to earning ratio (PER) ELTY pada 2009 diperkirakan 22,1 kali dan price to book value (PBV) 1,1 kali. Sedangkan PER saham Bakrieland untuk 2010 diproyeksikan 14 kali dan PBV satu kali.
[ob] IHSG seharusnya di posisi 2.800
JAKARTA: Para manajer investasi asing menunjukkan minat untuk memperbesar portofolio sahamnya di bursa saham Indonesia karena valuasi yang murah dan kuatnya fundamental makroekonomi. Forum investor bertajuk CLSA Corporate Access di Singapura pada 20--22 Mei yang diadakan oleh broker asing Credit Lyonnais Securities Asia (CLSA) mengindikasikan minat pemodal asing terhadap korporasi asal Indonesia. Presiden Direktur PT Syailendra Capital Jos Parengkuan, salah satu manajer investasi yang diundang oleh CLSA, mengatakan Indonesia merupakan salah satu tujuan investasi yang paling menarik saat ini, selain China dan India karena tiga negara tersebut membukukan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) positif pada tahun ini. “Bursa saham Indonesia merupakan yang termurah setelah Thailand dengan rata-rata price to earning ratio [P/E] 11,8 kali pada 2010 dibandingkan dengan 13,8 kali untuk pasar Asia secara keseluruhan,” ujarnya kepada Bisnis kemarin. Direktur Keuangan Ciputra Development Tulus Santoso, salah satu perusahaan yang berpartisipasi dalam forum itu, mengatakan antusiasme pemodal asing yang hadir cukup tinggi. Manajemen menggelar pertemuan one-on-one dan kelompok kecil dengan 20--30 pemodal asal Singapura, Hong Kong, AS, dan Eropa. “Mereka mencari kesempatan [berinvestasi] yang potensial. Banyak fund dan analis asing yang datang, ini menunjukkan pemodal asing tertarik masuk ke pasar modal domestik,” katanya. Saham properti sudah pulih. Meskipun belum mencapai level harga tertinggi pada tahun lalu, setidaknya berada pada harga pertengahan 2008. Direktur Keuangan Jasa Marga Reynaldi Hermansjah, perusahaan yang berpartisipasi dalam forum itu, mengungkapkan hal senada. Dia mengatakan tidak dapat memberi pandangan mata secara menyeluruh karena acara masih berlangsung sampai hari ini. Pemodal asing terhadap Jasa Marga relatif bagus. Hal itu dibuktikan dengan kinerja kuartal I/2009 yang menunjukkan kinerja yang stabil di tengah kondisi global yang fluktuatif. “Jasa Marga menjadi saham yang tumbuh secara konsisten. EBITDA [laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi] tumbuh 30% dan penjualan naik 20%,” tuturnya. Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Mirza Adityaswara menambahkan bursa saham Indonesia berpotensi melanjutkan penguatan. PDB Indonesia mencapai 4,4% pada kuartal I/2009, tercatat yang terkuat ketiga di Asia Pasifik, setelah China 6,1% dan India 5,6%. Valuasi saham di Indonesia 11,3 kali, jauh lebih murah dibandingkan dengan P/E bursa Hong Kong sebesar 17,4 kali. “Jika ekonomi terus membaik, valuasi saham berpotensi naik lagi menjadi 18 kali seperti pada 2007,” tuturnya saat seminar prospek pasar bertajuk Krisis: Awal/Akhir Investasi? pada Rabu. Namun, dia mengingatkan kenaikan bursa tidak akan terjadi secara drastis, tetapi menghadapi fase koreksi karena ekonomi global belum pulih 100%. Menurut survei global yang diadakan oleh Merrill Lynch & Co pada 8-14 Mei 2009 seperti yang dikutip Bloomberg kemarin, investor di bursa saham negara berkembang mengalihkan dana investasi portofolionya ke Turki, Indonesia, Rusia, Afrika Selatan, dan Taiwan serta memangkas investasinya di Israel, Chili, Malaysia, dan India. Masih tertinggal Sebastian Sharp, Head of Equity Research Danareksa Sekuritas, dalam laporannya pada 19 Mei, mengatakan masih overweight terhadap saham di bursa Indonesia. Harga saham di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan indikator ekonomi utama. Angka PDB pada kuartal I/2009 menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan salah satu yang tercepat dibandingkan dengan negara lain di kawasan regional. PDB pada kuartal I/2009 mencapai 4,4% dibandingkan dengan posisi kuartal I tahun lalu. Laba korporasi telah menurun secara relatif terhadap ekonomi, sehingga valuasinya berkurang lebih jauh. Hal itu membuat harga saham tertinggal dibandingkan dengan pertumbuhan indikator ekonomi. “Jika harga saham sesuai dengan pertumbuhan laba korporasi dari 1996, IHSG diperkirakan mencapai level 2.800 saat ini. Apabila harga saham sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, IHSG seharusnya berada di posisi 5.300,” ujarnya. Direktur Utama BEI Erry Firmansyah menyebutkan bursa saham sepanjang tahun ini menerima serbuan dana asing maupun domestik. Hal itu terlihat dari rata-rata transaksi harian bursa sepanjang tahun ini Rp7,5 triliun, naik dari rerata tahun lalu Rp4,5 triliun.
[ob] BUMI: FMR & Fidelity beli Bumi
ada kemungkinan akumulasi bakal berlanjut...so buy BUMI JAKARTA: FMR LLC dan Fidelity International hingga 19 Mei mengungkapkan telah memiliki 979,15 juta saham PT Bumi Resources Tbk dengan tujuan investasi. Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia pada Jumat pekan lalu, FMR, perusahaan AS, dan perusahaan pengelola dana Fidelity yang berkantor di Bermuda, memiliki saham Bumi melalui pembelian di pasar secara bertahap pada 19 Mei. Pembelian saham itu bertujuan untuk investasi dan tidak bertujuan untuk memengaruhi kendali terhadap Bumi. Perusahaan batu bara milik keluarga Bakrie itu mempunyai jumlah modal disetor dan ditempatkan penuh sebesar 19,40 miliar saham.
[ob] ELTY: Terbitkan Sukuk Ijarah Rp 150 Miliar
Jakarta - PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) berencana menerbitkan Sukuk Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 senilai Rp 150 miliar pada Juli 2009. Dananya akan digunakan untuk pengembangan proyek-proyek terkini perseroan. "Kami akan menerbitkan sukuk ijarah sebesar Rp 150 miliar pada Juli 2009," ujar Corporate Secretary ELTY, Nuzirman Nurdin saat dihubungi detikFinance, Senin (25/5/2009). Sukuk Ijarah ini akan diterbitkan dalam dua seri, terdiri atas Seri A dengan jangka waktu 2 tahun dan Seri B dengan jangka waktu 3 tahun. Sukuk tersebut telah mendapat peringkat idBBB+ (sy) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Untuk keperluan tersebut, perseroan menunjuk PT Bahana Securities dan PT Madani Securities sebagai Joint Lead Underwriter penerbitan sukuk. Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Sukuk Ijarah ini akan digunakan untuk pengembangan proyek residensial anak perusahaan (GAP dan Anak Perusahaannya) sekitar 80% atau Rp 120 miliar, pengembangan fasilitas sentra UMKM sekitar 13,33% atau Rp 20 miliar dan modal kerja dan pengembangan usaha perseroan sekitar 6,67% atau Rp 10 miliar. Jadwal masa book building dijadwalkan pada periode 25 Mei – 12 Juni 2009, masa penawaran dijadwalkan pada 1-2 Juli 2009 dan dilanjutkan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 Juli 2009. Mengenai besaran cicilan imbalan sukuk belum ditentukan. Pembayaran cicilan imbalan akan dilakukan secara triwulanan. Sukuk ini dijamin oleh jaminan senilai 100% dari nilai sukuk yang diterbitkan yaitu berupa sebidang tanah yang dimiliki oleh anak perusahaan.
[ob] MEDC: Pertamina Siap Beli 2% Saham Medco
PT Pertamina (Persero) akan menambah kepemilikan sahamnya di konsorsium DS LNG dari 29 persen menjadi 31 persen. Pertamina siap membeli saham yang akan dilepas Medco. Menurut Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan, saat ini komposisi kepemilikan saham di konsorsium DS LNG yaitu 51 persen dimiliki Mitsubishi, Pertamina 29 persen dan Medco 20 persen. "Tapi tidak menutup kemungkinan kita bisa jadi 31 karena Medco akan menurunkan share mereka di DS LNG," jelas Karen dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (25/5/2009) Karen menyatakan saat ini pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan Medco. "Kami sudah berbicara dengan Medco dan kemungkinan mereka bersedia,"ujar Karen. Karen menjelaskan dengan harga minyak saat ini dengan porsi saham 29 persen maka Investment of Rate Return (IRR) hanya 6 sampai 7 persen. "Dengan harga sekarang IRR-nya hanya 6-7 persen," ucap Karen. Sementara itu, Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Ferederick Siahan tidak menyatakan secara pasti darimana dana untuk pembelian saham tersebut berasal. Tapi ia menyatakan alokasi dana untuk melakukan akuisi tahun ini berasal dari Capex sekitar Rp 21 triliun.
[ob] TRUB: 2 PLTU raih dana China US$761 juta
Good news buat TRUB? JAKARTA: PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) kembali mendapatkan komitmen pinjaman pendanaan perbankan China sebesar US$761 juta untuk proyek pembangunan PLTU Adipala berkapasitas 1x660 megawatt (MW) dan PLTU Pacitan 2x315 MW. Kedua pembangkit yang merupakan bagian dari megaproyek 10.000 MW itu dengan perincian masing-masing dari China Development Bank dan Barclays untuk PLTU Adipala, Jawa Tengah US$468 juta dan Cexim Bank untuk PLTU Pacitan sebesar US$293 juta. Dirut PLN Fahmi Mochtar mengatakan pembangunan kedua pembangkit itu telah dilaksanakan dengan menggunakan dana internal perusahaan listrik itu. Adanya komitmen pendanaan itu, lanjutnya, pembangunan kedua pembangkit itu akan semakin lancar. "Komitmen pendanaan dari perbankan China itu akan ditandatangani pada 10 Juni. Dengan adanya komitmen itu, porsi valas [valuta asing] kedua pembangkit itu sudah terpenuhi semua," ujarnya seusai mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi XI, kemarin. PLN, tambah Wadirut PLN Rudiantara, pada saat yang bersamaan juga tengah melakukan negosiasi dengan perbankan China lainnya, Bank of China, untuk bersedia mendanai PLTU Tanjung Awar-Awar berkapasitas 2x350 MW dengan nilai US$37 juta. "Komitmennya sudah ada untuk PLTU itu." Porsi rupiah Selain masalah pendanaan valas, terutama dari perbankan China, dia mengemukakan persero juga tengah melakukan negosiasi untuk porsi pendanaan rupiah. Ada beberapa perbankan dalam negeri yang tengah didekati untuk ikut mendanai pembangunan pembangkit itu a.l. BRI, Bukopin, Mandiri, BNI, dan bank lokal lainnya. Khusus Bank Bukopin, bank itu telah menandatangani komitmen mendanai PLTU Pacitan dengan nilai Rp1,46 triliun. "Dari pembicaraan awal kami, mereka tampak berminat membiayai." Berkaitan dengan penggunaan mata uang renminbi atau juga dikenal dengan nama yuan untuk pembelian barang modal pembangkit, Fahmi mengakui dirinya tidak mengetahuinya secara detail. "Saya dengar ada beberapa kendala untuk renminbi itu. Renminbi blanked berlakunya hanya 2-3 tahun, sedangkan pendanaan PLN berlakunya sampai 13 tahun," tuturnya. Bila benar itu yang menjadi persoalan, jelasnya, ada kendala dari sisi waktu sehingga sulit dilaksanakan. Namun untuk kondisi tertentu, penggunaan renminbi masih mungkin dilakukan. Menurut Fahmi, sepanjang 2008-2009 PLN juga mendapatkan dana sebesar Rp2 triliun dari alokasi APBN untuk pembangunan transmisi PLN. "Sebenarnya PLN masih dapat soft loan sebesar Rp11,5 triliun, tetapi kan masih tertahan di komisi anggaran. Untuk 2010 kami ajukan alokasi di APBN sebesar Rp10 triliun untuk membiayai meringankan beban internal perseroan." Dia mengakui sebenarnya PLN berharap bisa segera menerbitkan obligasi karena salah satu sumber pendanaan berasal dari obligasi. "Kalau itu perlu, akan kami terbitkan, tetapi kalau tidak, masih bisa ditunda dulu."
[ob] TRUB: Proyek 10.000 MW Kedua akan Dibangun di 78 Lokasi
Proyek2 TRUB bakal makin banyak...peluang buat buy! Proyek percepatan pembangunan 10.000 MW tahap kedua akan dilaksanakan di 78 lokasi dengan total kapasitas pembangkit sebesar 9.706 MW. Proyek tersebut masih didominasi proyek listri di Pulau Jawa. Menurut Direktur Utama PT PLN (Persero) Fahmi Mochtar, pihaknya telah menyelesaikan perencanaan rincian proyek percepatan 10.000 tahap dua. "Rincian proyek 10.000 MW tahap kedua sudah selesai dan kami segera serahkan ke pemerintah," kata Fahmi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (26/5/2009). Fahmi menyebutkan sebagian besar proyek berlokasi di Pulau Jawa dengan daya 5.685 MW dan luar Jawa 4.021 MW. "Selain berbahan baku batubara, pada tahap kedua juga terdapat proyek pembangkit berbahan bakar panas bumi, gas, dan air," ungkapnya. Berikut rincian proyek percepatan 10.00 MW tahap kedua: PLTA di Jawa 1.000 MW PLTA di Luar Jawa 174 MW PLTGU di Jawa 1.200 MW PLTGU di Luar Jawa 240 MW PLTP (Geothermal) di Jawa 1.485 mw PLTP (Geothermal) di Luar Jawa 1.411 MW PLTU di Jawa 2.000 MW PLTU di Luar Jawa 2.196 MW
[ob] Dow Jones Mendekati 8.700 !
hari ini kita buy back saham yang kemarin kita jual sebelum Dow Jones tembus ke 9.000...buy buy and buy :) Bursa Wall Street langsung menguat tajam setelah libur panjang. Saham-saham bergerak menguat setelah indeks kepercayaan konsumen melonjak tajam, sekaligus memupuk lagi harapan pemulihan ekonomi. Survei menunjukkan kepercayaan konsuman AS, yang merupakan salah satu tolok ukur belanja konsumen masyarakat AS, mencatat loncatan tertinggi dalam 6 tahun terakhir. Indeks Kepercayaan Konsumen melonjak menjadi 54,9 pada April, yang merupakan tertinggi sejak September. "Hari ini pasar merayakan kembalinya tanda-tanda kepercayaan masyarakat," ujar Peter Kenny, manging director Knight Equity Market di Jersey City, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (27/5/2009). Pada perdagangan Selasa (26/5/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup menguat hingga 196,17 poin (2,37%) ke level 8.437,49. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 23,33 poin (2,63%) ke level 910,33 dan Nasdaq menguat 58,42 poin (3,45%) ke level 1.750,43. Saham-saham sempat bergerak melemah di awal perdagangan akibat kekhawatiran faktor geopolitik setelah Korea Utara meluncurkan uji nuklirnya. Namun setelah keluarnya data kepercayaan konsumen, saham-saham langsung berbalik arah. Data kepercayaan konsumen itu begitu penting mengingat belanja konsumen menyumbang dua pertiga bagi perekonomian AS. Saham-saham yang berhubungan dengan ritel langsung menguat seperti McDonald's Corp naik 3,1%, peritel Macy's Inc menguat 5,9%. Nasdaq menguat berkat saham Apple yang melonjak hingga 6,85. Saham General Motors ditutup menguat 1 penny menjadi US$ 1,44 setelah raksasa otomotif itu gagal meyakinkan pemegang obligasinya untuk menerima penawaran penukaran uang dengan saham. Penolakan pemegang obligasi itu sekaligus semakin membuka peluang General Motors untuk bangkrut, dengan tenggat waktu 1 Juni. Perdagangan berjalan cukup aktif, di New York Stock Exchange mencapai 1,38 miliar di bawah rata-rata tahun lalu yang mencapai 1,49 miliar. Sementara di Nasdaq, transaksi mencapai 2,11 miliar, di bawah rata-rata tahun lalu yang mencapai 2,28 miliar. Minyak Kembali Melonjak Sementara harga minyak mentah dunia yang sempat turun akhirnya melonjak lagi menembus titik tertingginya sejak awal November. Kontrak utama minyak light pengiriman Juli nauik 78 sen menjadi US$ 62,45 per barel, setelah sempat menggapai level US$ 62,50 per barel. Sementara di London, minyak Brent melonjak 1,03 dolar menjadi US$ 61,24 per barel.
[ob] ELTY: Targetkan Pendapatan Rp80 Miliar dari Jalan Tol
Good news dari ELTY.. Manajemen PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) memproyeksikan pendapatan dari jalan tol ruas Kanci-Pejagan di Jawa Tengah antara Rp50-80 miliar hingga akhir 2009. Hiramsyah S. Thaib, Presiden Direktur Bakrieland dalam paparan publik usai RUPS Tahunan di Jakarta, Selasa (26/5) mengatakan, perseroan akan membuka ruas tol Kanci-Pejagan pada September 2009. Perseroan memiliki 20% saham dalam ruas tol tersebut melalui anak usahanya PT Bakrie Toll Road (BTR). "Kami tergetkan setiap tahun kami akan mengoperasikan satu ruas tol baru dan pada 2011 bisa beberapa ruas tol sekaligus sambil liat potensi yang lain," tuturnya. Saat ini perseroan tengah mengerjakan lima ruas tol trans Jawa yaitu Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Batang-Semarang, Pasuruan-Probolinggo, dan Ciawi-Sukabumi. "Ruas Pejagan-Pemalang sudah clear 50% pembebasan tanahnya, tahun depan sudah mulai pengerjaan konstruksinya. Kalau ruas Batang-Semarang sudah 30%," jelasnya. Perseroan memilik opsi untuk menjadi pemilik mayoritas dalam setiap ruas tol tersebut. Hiramsyah mengatakan, pihaknya akan fokus mempersiapkan Kanci-Pejagan terlebih dahulu ketimbang masuk secara mayoritas dalam ruas yang lain. "Kita siapkan operasional dulu agar mitra strategis tertarik untuk masuk bisnis kita," ujarnya. Sebelumnya, perseroan telah menjalin kemitraan dengan Limitless, perusahaan investasi asal Timur Tengah dalam proyek city property dan landed residential. "Tidak menutup kemungkinan investor asal Timur Tengah atau Malaysia tertarik masuk ke bisnis jalan tol kita. Yang penting kita menunjukkan keseriusan kita dalam proyek tol lebih dulu," katanya. Hiramsyah mengungkapkan, dalam jangka waktu setahun ke depan, perseroan akan melepas kepemilikan di BTR kepada mitra strategis yang akan ditunjuk. "Tapi Bakrieland akan tetap jadi mayoritas dalam BTR, kita akan putuskan dalam 1 tahun ke depan siapa mitra yang kita tunjuk," katanya. Perseroan saat ini memiliki konsesi pembangunan jalan tol dengan panjang sekitar 300 kilo meter dan biaya investasi sekitar Rp15 triliun. Hiramsyah mengatakan, perseroan akan terus melihat potensi jalan tol yang lain termasuk rencana jalan tol trans Sumatera, trans Kalimantan, dan trans Sulawesi. "Dengan stabilnya kondisi ekonomi peluang masuk proyek jalan tol sangat terbuka, terutama di Jawa akan ada hingga 1000 km sementara yang telah beroperasi baru 600 km, paling tidak kita akan mempunyai konsesi hingga 500 km," katanya. Pendapatan konsolidasi Bakrieland pada 2009, menurut Hiramsyah, diperkirakan tumbuh 20-35% dan laba bersihnya diproyeksikan sama dengan 2008, yaitu Rp134 miliar. "Laba bersih kita proyeksikan tidak jauh berbeda karena pada 2008 ada keuntungan selisih kurs, untuk tahun ini kita fokuskan dari proyek yang ada" pungkasnya. Hiramsyah mengatakan, dalam lima tahun ke depan perseroan menargetkan pendapatan dari jalan tol akan mencapai 30% dari total pendapatan konsolidasi perseroan. "Bisnis jalan tol prospeknya sangat menjanjikan apalagi didukung oleh kebijakan pemerintah yang terus mengembangkan proyek infrastruktur secara berkelanjutan," katanya.
[ob] TRUB: Program 10.000 Tahap II
Ayoo beli TRUB bisa dapet listrik gratiss :) JAKARTA: PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) segera mengajukan rencana pembangunan sejumlah pembangkit listrik sebagai bagian megaproyek 10.000 mega Watt (MW) tahap II dengan lokasi tersebar 78 titik dengan total kapasitas mencapai 9.706 MW. Dirut PLN Fahmi Mochtar mengatakan proyek percepatan pembangkit 10.000 MW tahap II memang difokuskan pembangkit berbahan bakar energi baru dan terbarukan, seperti batu bara, panas bumi, gas, dan air. "Kami sudah menyelesaikan rincian proyek pembangkit untuk tahap kedua. Dalam waktu dekat segera diajukan ke pemerintah," ujarnya kemarin. Proyek pembangunan pembangkit, lanjutnya, berada di 78 lokasi dengan total kapasitas mencapai 9.706 MW dengan penggunaan BBM hanya mencapai 3%. BUMN kelistrikan itu juga telah memfinalisasikan persiapan untuk proyek pembangunan pembangkit itu. Berkaitan dengan program itu, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina (Persero) Toharso telah menyampaikan kesiapan perseroannya untuk menyalurkan semua produksi geothermal untuk pembangkit listrik PLN. "PLN harus menyerap semua produksi geothermal kami karena kalau tidak, tentunya perseroan akan mengalami kerugian," tuturnya. Mengenai harga geothermal, lanjutnya, seharusnya ditetapkan secara business to business (b-to-b) karena baik Pertamina ataupun PLN sama-sama badan usaha yang pada dasarnya mencari keuntungan. Pada kesempatan yang sama, Fahmi Muchtar juga mengharapkan PLTU Suralaya 1x625 MW dan Paiton 1x660 MW yang merupakan bagian dari megaproyek 10.000 MW tahap I sudah bisa dilakukan uji coba operasi penyalaan pembangkit pertama (first firing) pada akhir 2009. Dengan demikian, operasi secara komersial (COD/commercial on date) untuk kedua pembangkit bisa dilakukan lebih cepat dari jadwal kontrak pada Maret 2010. "Yang jelas pembangunan fisik untuk PLTU Suralaya sudah mencapai 76% dan PLTU Paiton 59%." Adapun, progres pencairan dana untuk PLTU Suralaya, lanjutnya, mencapai 51% dan PLTU Paiton sudah mencapai 40%.
[ob] Philip Kotler Puji Pasar Modal Indonesia
semoga bisa ke 1.945:) Philip Kotler, tokoh pemasaran dunia yang kerap dijuluki Father of Modern Marketing memuji kinerja pasar modal Indonesia. Pasar modal Indonesia dinilai mampu pulih dengan cepat. "Pasar modal Indonesia termasuk dalam pasar modal yang mampu pulih cepat ketika ekonomi dunia sedang terkena turbulensi," ujar Kotler dalam pembukaan perdagangan BEI, Rabu (27/5/2009). Kotler datang ke Indonesia tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-78. Kunjungan kali ini, ujar Kotler, merupakan kedatangan yang keempat kalinya di Indonesia. Kotler mendapat kehormatan untuk menekan bel simbol pembukaan perdagangan di BEI. Kotler berharap kunjungannya bisa memberikan semangat bagi upaya-upaya Indonesia dalam memulihkan kondisi ekonomi. Kotler yang kelahiran Chicago 27 Mei 1931 adalah penulis buku-buku manajemen pemasaran yang menjadi bacaan wajib mahasiswa.
[ob] BNBR: Direksi Bakrie akan dirombak lebih baik
beli BNBR atau BNBR-W gratis dapet BUMI, ELTY, ENRG, UNSP, dan BTEL :)... JAKARTA: PT Bakrie & Brothers Tbk akan meminta persetujuan pemegang saham pada 30 Juni terkait dengan rencana perubahan susunan pengurus perseroan. "Saya tidak mengetahui persis tentang agenda perubahan susunan dewan komisaris atau direksi, tetapi kami memang sedang berduka atas meninggalnya anggota dewan komisaris Mohammad Amrin Yamin pada pertengahan Mei ini," ujar Direktur Bakrie & Brothers Dileep Srivastava kepada Bisnis, kemarin. Meski demikian, perseroan dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia pada 20 Mei 2009 menyatakan bahwa pada rapat umum pemegang saham luar biasa pada 30 Juni mengagendakan adanya perubahan susunan pengurus perseroan. Direktur Bakrie & Brothers Sri Dharmayanti, dalam keterbukaan itu, mengatakan pada rapat umum pemegang saham tahunan perseroan juga mengagendakan laporan direksi mengenai tata usaha keuangan. Susunan direksi perusahaan itu adalah Dirut Nalinkant A. Rathod, Direktur Ari Saptari Hudaya, Direktur Yuanita Rohali, Direktur Dileep Srivastava, dan Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan R.A. Sri Dharmayanti. Susunan komisaris Bakrie & Brothers adalah Komut Irwan Sjarkawi, Wakomut Gafur Sulistyo Umar, Komisaris Moh. Amrin Yamin (almarhum), dan Komisaris Independen Mohamad Ikhsan. Sumber Bisnis yang mendengar informasi itu menambahkan Gafur Umar kemungkinan masuk lagi di level direksi. Dia pernah menjadi dirut Bakrie & Brothers sebelumnya. "Perombakan jajaran manajemen Bakrie & Brothers salah satunya untuk meningkatkan performa dalam kepengurusan perseroan," ujarnya. Selain Gafur Umar, ujarnya, ada beberapa jabatan direktur yang nanti diisi oleh eksekutif baru. Dalam company update yang dirilis oleh Mandiri Sekuritas pada 8 Mei disebutkan harga saham Bakrie & Brothers setara dengan kepemilikan saham di PT Bumi Resources Tbk dan PT Bakrieland Development Tbk. Bakrie & Brothers memiliki 26,95% saham Bumi dan 14,80% saham Bakrieland. Mandiri Sekuritas menyatakan lebih menguntungkan membeli saham Bakrie & Brothers dibandingkan dengan membeli saham anak perusahaan secara individu. "Pemodal juga tidak hanya mendapat saham anak perusahaan yang terbuka, tetapi juga perusahaan infrastruktur yang belum go public," tuturnya.
[ob] Minyak US$ 62 buy BUMI?
Minyak naik diatas 62..batubara bakal naik so buy BUMIbarang bagus lagi obral .
[ob] TLKM: Saham Telkom Menuju Rp 8.100
Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) layak diakumulasi untuk jangka pendek maupun panjang. Harga saham yang cenderung menguat dan proyeksi kinerja yang menjanjikan tahun ini bakal menjadi pertimbangan positif bagi investor. Menurut analis sekuritas asing Gifar Indra Sakti, TLKM secara teknis cenderung bergerak naik, setelah beberapa hari terakhir relatif mendatar (sideways) dan mendekati batas bawah (support). Pergerakan positif saham, kata dia, terlihat dari indikator stochastic oscillator dan relative strenght index (RSI) yang bergerak naik. Selain itu, volume transaksi juga signifikan. "TLKM akan coba mendekati resistance (batas atas) Rp 7.850, sebelum menembus level Rp 8.100. Sedangkan batas bawahnya (support) ada di Rp 7.450," ujarnya kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis, 28 Mei 2009. Gifar menuturkan, secara fundamental saham telekomunikasi terbesar di Indonesia ini juga mendukung untuk diakumulasi beli sebagai investasi jangka pendek maupun panjang. Pasalnya, tahun ini perseroan akan memperkuat unit-unit bisnisnya seperti seluler dan unit multimedia. Tentunya, kata dia dengan adanya aksi tersebut pendapatan maupun laba bersih Telkom bakal terdongkrak dari perolehan tahun sebelumnya. "Jadi, rekomendasinya beli saham ini," tutur Gifar. Seperti diketahui, Telkom menjadwalkan pencairan pinjaman belanja modal (Capex) dari sejumlah bank lokal yang akan dilakukan pada semester II 2009. Perseroan saat ini telah mengantongi komitmen pemberian pinjaman mencapai Rp 4 trliun. "Total komitmen bisa mencapai Rp 4 triliun. Tapi kan masih ada vender financing dari China," ujar Direktur Utama Telekomunikasi Indonesia Rinaldi Firmansyah di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jakarta, belum lama ini. Perbankan yang telah memberikan komitmen tersebut yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, Bank Jabar dan Banten, serta perbankan lainnya. Sedangkan pendanaan melalui vendor financing berasal dari perusahaan Huawei, China. Rinaldi memperkirakan, masuknya pendanaan melalui skema vendor financing akan menghemat pengeluaran Capex perseroan. "Dengan harga lebih murah, kami bisa mendapatan barang yang sama. (Capex nanti) bukannya naik, bahkan bisa-bisa ada ada saving," kata dia. Selain itu, Telkom juga sedang mengincar pangsa pasar sebesar 50 persen dari industri telekomunikasi berbasis seluler. "Kami menargetkan 50 persen supaya tidak terjadi perang tarif antaroperator seluler," kata Vice President Telekomunikasi Indonesia Heri Supriadi di Jakarta, beberapa waktu lalu. Secara industri, Heri mengungkapkan, jumlah pelanggan baru diperkirakan mencapai 15-20 juta. PT Telkomsel, anak usaha perseroan sudah meraih hingga 10 juta pelanggan pada kuartal I-2009. Hal itu karena ekspansi operator lain dinilai tidak terlalu agresif pada kuartal tersebut. Kendati demikian, dia menuturan, perseroan optimistis target pelanggan industri itu akan bertambah. Seiring dengan kenaikan itu, Telkom akan terus meningkatkan jumlah pelanggan sehingga bisa meraih target 50 persen pangsa pasar. Dia menambahkan, pembentukan divisi Flexi diharapkan rampung pada akhir kuartal II-2009. Divisi tersebut merupakan upaya perseroan dalam mengembangkan bisnis code division multiple access (CDMA) Flexi, sehingga Flexi bisa mandiri. "Kami berharap pangsa pasar Flexi tahun ini mencapai 59 persen," katanya.
[ob] ENRG: Siapkan Capex Rp 3 Triliun di 2009
Minyak naik mestinya jadi sentimen positif ke ENRG... PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mengalokasikan dana sebesar Rp 3 triliun untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun 2009. Dana tersebut lebih besar dari capex perseroan tahun lalu yang sebesar Rp 1,3 triliun. Menurut Direktur Utama EMGR Imam P Agustino, dana tersebut akan diambil dari gabungan kas internal dan fasilitas pinjaman yang didapat dari mitra strategis bernama Mitsubishi Japex. Namun sayang, ia enggan menyebutkan komposisi antara dana internal dan eksternalnya. "Capex tahun ini kami alokasikan untuk pengembangan produksi," katanya di sela paparan kinerja 2008 di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (28/5/2009). Ia mengatakan, pengembangan usaha yang akan dilakukan perseroan antara lain dengan cara mengakuisisi blok yang sekiranya cocok dengan bisnis inti emiten berkode EMGR tersebut. "Akuisisi terus kita lakukan. Kita cari blok yang fit ke portfolio, baik di dalam dan luar negeri," ujarnya. Menurutnya, cara lain yang bisa dilakukan perseroan dalam melakukan akuisisi adalah dengan menjalin kerjasama dengan mitra strategis. Ia juga mengatakan, saat ini perseroan sedang melakukan finalisasi harga jual gas dengan PT Energy CNG terkait dengan ditemukannya sumber gas baru di Blok Gelam, Jambi. Pada RUPS hari ini juga disetujui perombakan direksi perseroan. Jajaran direksi yang baru antara lain: Direktur Utama Imam P Agustino Direktur Didit A Ratam Direktur Amir Balfos Jajaran direksi sebelumnya: Direktur Utama Christian V Ponto Direktur Imam P Agustino Direktur Yuli Soedaryo Direksi perseroan yang baru saja diangkat saat ini menargetkan pertumbuhan produksi sebanyak 20 persen dari total produksi tahun lalu. Mengenai target pendapatan, jajaran direksi perseroan masih melakukan penghitungan terkait dengan harga minyak dunia yang masih fluktuatif. "Proyeksi kita bisa dapat profit tahun ini, tapi jumlahnya masih dalam penilaian. Blok Kangyan kan sudah mulai produksi, jadi kita harapkan bisa menyumbang profit," imbuhnya.
[ob] Kenapa TRUB Naik?
semoga besok TRUB lanjut ke 200... Perusahaan minyak dan gas (migas) ternama domestik kabarnya sedang memburu kepemilikan saham PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (TRUB). Sumber VIVAnews menuturkan, hal itu terdorong rencana perusahaan migas tersebut yang ingin melebarkan usahanya di dalam negeri sebelum membentuk koalisi dengan PT Pertamina (Persero). "Perusahaan migas itu juga tercatat di BEI (Bursa Efek Indonesia)," ujarnya di Jakarta, Senin sore, 25 Mei 2008. Sekretaris perusahaan Truba Gamala Virasa Kattopo saat dimintai konfirmasinya mengakui, perseroan belum mendapatkan informasi resmi dari pemegang saham. "Sampai saat ini kami belum mengetahui adanya rencana tersebut," ujarnya kepada VIVAnews di Jakarta, Selasa, 26 Mei 2009. Namun, dia mengatakan bila ada informasi akan segera memberitahukannya kepada publik. "Jadi, sampai saat ini belum ada aksi korporasi apapun dari Truba," tutur Gamala. Per 30 April 2008, Indo Infrastructure Group PTE memiliki saham berkode TRUB sebesar 14,95 persen, PT Alam Manunggal 10,38 persen, dan PT Mandal Kapital mencapai 28,42 persen. Sedangkan sisanya dimiliki publik. Pada perdagangan Senin, 25 Mei 2009, TRUB menguat Rp 1 (10,60 persen) di level Rp 165. Broker PT Asjaya Indosurya Securities dengan kode IP tercatat sebagai salah satu broker yang paling banyak mengoleksi saham Truba. Menurut pengamat pasar modal Ukie Jaya Mahendra, jika saham yang diminati oleh perusahaan migas cukup besar, misalnya di atas 10 persen dipastikan akan terjadi penawaran dengan harga premium terhadap harga TRUB. "Jadi, layak beli saham Truba untuk jangka pendek maupun menengah," ujarnya. Pada kuartal III-2008, perseroan membukukan laba bersih Rp 219,86 miliar atau naik 188,4% dibandingkan periode sama 2007 sebesar Rp 76,25 miliar.
[ob] Stress Test BI: Perbankan Sehat !
syukurlah banking kita pada sehat-sehat, semoga banking juga bisa rally trus IHSG ke 2.000 lagi hehehe JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memastikan hasil stress test yang dilakukan terhadap perbankan nasional menghasilkan keyakinan bahwa perbankan Indonesia sehat dan baik dibandingkan negara tetangga. "Stress test yang kita lakukan menghasilkan keyakinan perbankan Indonesia jauh lebih sehat dengan negara lain," kata Deputi Senior Gubernur BI Miranda Goeltom yang juga sebagai pelaksana tugas gubernur BI, dalam penjelasannya di raker komisi XI DPR, di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Kamis (28/5/2009). Dijelaskannya stress test yang dilakukan BI pun melalui pendekatan top down dan bottom up, di mana stress test yang dilakukan memasukkan risiko suku bunga, nilai tukar, dan likuiditas. Selain itu dia juga menyinggung tingginya cost of fund yang bersumber dari dana-dana mahal harus segera diperbaiki. Pasalnya dana-dana mahal tersebut sangat mempengaruhi pengendalian pertumbuhan kredit di perbankan. Dia juga mengkritik dana-dana yang disimpan perbankan di Indonesia bukanlah investasi jangka panjang tapi untuk jangka pendek sehingga bila pihak perbankan memberikan pinjaman dana tersebut untuk jangka panjang harus memasukkan komponen biaya lainnya sehingga mennjadi mahal. Sebagai informasi, BI sampai Desember 2008-April 2009 suku bunga yang sudah diturunkan BI sudah mencapai 171 basis poin atau 171 persen untuk deposito. (ade)
[ob] Dow semoga ke break out 8.700->IHSG ke 2.000 !
dah bosen nih liat Dow bolak-balik 8.200 - 8.600 semoga minggu depan bisa break ke 8.700 biar IHSG melesat ke 2.000 :) IHSG sementara buat minggu depan mampir dulu ke 1.945 untuk memperingati hari Kemerdekaan,MERDEKA ! Buat investor jangan profit taking dulu karena kalo IHSG sudah ke 2.000 pasti tidak berani masuk lagi karena merasa sudah ketinggian, buat Buy Back akan susah lagi dapet harga lebih murah.hari ini beli tahun depan profit taking pasti untungnya berlipat-lipat ! minggu depan ada data inflasi->suku bunga makin turun-->deposito akan pindah ke bursa-->IHSG ke 2.000 :) Invest ..invest ...invest = Bursa Wall Street membaik seiring membaiknya pasar obligasi. Sementara harga minyak mentah dunia melonjak menembus US$ 65 per barel. Saham-saham di Wall Street bergerak membaik setelah imbal hasil atau yield obligasi yang sebelumnya sempat membubung tinggi akhirnya turun. Lonjakan yield obligasi pemerintah AS sebelumnya membuat investor khawatir akan membuat biaya penerbitan surat utang menjadi mahal sehingga memicu aksi jual di Wall Street. Lonjakan harga minyak juga membuat saham-saham sektor energi bergairah sehingga membawa indeks saham di Wall Street menguat cukup signifikan. Pada perdagangan Kamis (28/5/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup naik 103,78 poin (1,25%) ke level 8.403,80. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 13,77 poin (1,54% ke level 906,83 dan Nasdaq menguat 20,71 poin (1,20%) ke level 1751,79. Saham-saham sektor energi menguat seperti Chevron yang naik 1,9% dan Exxxon naik 1,4%. saham energi menguat tajam setelah harga minyak naik menembus level tertingginya dalam 6 bulan. Kontrak utama minyak light pengiriman Juli kemarin sempat melonjak hingga US$ 65,35 per barel sebelum akhirnya ditutup naik 1,63 dolar ke level US$ 65,08 per barel. Sementara minyak Brent naik 1,89 dolar ke level US$ 64,39 per barel. "Kita menghadapi pertemuan OPEC hari ini, plus ada data cadangan, dan keduanya sangat menguntungkan untuk minyak. Itulah yang membantu semua sektor," ujar Owen Fitzpatrick, kepala Grup Ekuitas Deutsche Bank Private Wealth Management seperti dikutip dari Reuters, Jumat (29/5/2009). Saham-saham sektor finansial juga membaik, seperti saham JPMorgan Chase & Co yang naik hingga 5,7%. Sementara saham General Motors (GM) yang kini semakin mendekati kebangkrutan turun 2,6%. Perdagangan berjalan cukup moderat, di New York Stock Exchange mencapai 1,37 miliar, di bawah rata-rata tahun lalu yang mencapai 1,49 miliar. Sementara di Nasdaq, transaksi mencapai 2,24 miliar, di bawah rata-rata tahun lalu yang sebanyak 2,28 miliar.
[ob] BUMI : Negosiasi Kontrak Batubara 8 Juta Ton ke China
Perlu dicari tahu nih apakah Good news buat BUMI?.klo iya artinya BUMI bisa ke 3.000 dong hehehe...so klo deal bakal positif bagi DEWA krn ada tambahan order trus DEWA bisa juga ke 400 :)) apalagi trend minyak ke US$ 70/barelBUMI naik mestinya BNBR juga naik :) Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sedang melakukan negosiasi kontrak penjualan batubara sebanyak 8 juta ton ke China. BUMI tawarkan harga US$ 60 per ton. "Masih negosiasi. Angkanya masih bisa berubah dari 8 juta ton," ungkap Presiden Direktur BUMI, Ari Saptari Hudaya saat dihubungi detikFinance, Senin (1/6/2009). Ari belum dapat memastikan kapan finalisasi negosiasi dapat dicapai dua belah pihak. "Kalau dari kami ya maunya secepatnya. Tapi kita lihat nanti hasilnya," ujar Ari. Sayangnya, Ari enggan menyebutkan nama perusahaan yang sedang melakukan negosiasi dengan perseroan. Ia hanya menyebutkan kalau harga yang ditawarkan BUMI sebesar US$ 60 per ton. "Harga yang kami tawarkan sekitar US$ 60 per ton. Tapi kan masih negosiasi, masih bisa berubah-ubah," ujarnya. Kendati demikian, Ari mengatakan upaya negosiasi diarahkan agar kerjasama ini menjadi kerjasama jangka panjang, bukan sekedar sekali kontrak. "Kita maunya bisa jangka panjang," ujarnya. Sementara Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava mengakui bahwa batubara itu merupakan pesanan dari sejumlah pembangkit China. "Jumlahnya benar (8 juta ton), langsung dari sejumlah utilitas pembangkit China, terutama untuk batubara jenis medium," ujar Dillep yang menolak merinci harganya.
[ob] Re: Dow semoga ke break out 8.700->IHSG ke 2.000 !
alhamdulilah, kesampaian juga akhirnya...MERDEKA ! ! I TOLD YOU hehehe.. --- On Thu, 5/28/09, Data Saham wrote: From: Data Saham Subject: Dow semoga ke break out 8.700->IHSG ke 2.000 ! To: junior_tra...@yahoogroups.com Date: Thursday, May 28, 2009, 7:40 PM dah bosen nih liat Dow bolak-balik 8.200 - 8.600 semoga minggu depan bisa break ke 8.700 biar IHSG melesat ke 2.000 :) IHSG sementara buat minggu depan mampir dulu ke 1.945 untuk memperingati hari Kemerdekaan,MERDEKA ! Buat investor jangan profit taking dulu karena kalo IHSG sudah ke 2.000 pasti tidak berani masuk lagi karena merasa sudah ketinggian, buat Buy Back akan susah lagi dapet harga lebih murah.hari ini beli tahun depan profit taking pasti untungnya berlipat-lipat ! minggu depan ada data inflasi->suku bunga makin turun-->deposito akan pindah ke bursa-->IHSG ke 2.000 :) Invest ..invest ...invest =
[ob] ELSA: Pertamina Ajukan Penawaran 5 Juni
Semoga harga yg di tawarkan premium karena banyaknya peminat... PT Pertamina (persero) berencana mengajukan penawaran pembelian saham PT Elnusa (Persero) Tbk milik Tri Daya Esta pada 5 Juni mendatang. "Penawarannya akan kita masukan pada tanggal 5 nanti ," ujar Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan sebelum rapat kerja dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (2/6/2009). Sementara itu, Pengacara Tri Daya Esta yaitu Sudiotomo Kartohadiprodjo Noorcahyo menyatakan pembeli saham PT Elnusa Tbk (ELSA) milik Tri Daya Esta (TDE) akan diketahui pada pertengahan bulan Juni. Pria yang akrab dipanggil Dudi ini mengaku peminat pembeli saham TDE di Elnusa berjumlah lebih dari satu. Namun sayangnya, Dudi tidak mau menyebutkan perusahaan-perusahaan mana saja yang berminat dan berapa harga yang diinginkan TDE. "Lebih dari satu calon pembeli. Yang jelas kami akan mencari pembeli yang terbaik. Tidak hanya untuk TDE tapi juga bagi Elnusa," jelasnya. Dudi menjelaskan saat ini pihaknya sedang melakukan negosiasi dengan para calon pembeli. "Masih dalam taraf negeosiasi. Rencananya minggu ini mereka akan mengajukan final proposal," ungkap Dudi. Dudi menambahkan, rencana penjualan ini merupakan bagian dari restrukturisasi internal Tri Daya. Dalam proses penawaran sahamnya, TDE juga menawarkan opsi partnership untuk mengembangkan usaha TDE. "Jadi bukan hanya opsi lelang saham saja. Kalau ada yang tawarkan untuk menjadi partner bisnis untuk mengembangkan usaha TDE, itu juga yang dicari TDE. Jadi kami tidak serta merta langsung menjualnya," ungkapnya.
[ob] ELSA: Dapat Rp 598 miliar dari Telkom
kita yang pegang sahamnya dapat enggak ya hehehe...jika jadi di beli sama Pertamina maka makin banyak proyek tentunya... JAKARTA: PT Elnusa Tbk meraup Rp 598 miliar dari penjualan 49% sahamnya di PT Infomedia Nusantara ke anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yaitu PT Multimedia Nusantara (Metra). VP Corporate Secretary Elnusa Agus Gunawan menjelaskan dana Rp598 miliar dialokasikan sekitar 35% untuk memperkuat kompetensi inti. Selanjutnya, 50% dana untuk investasi ke blok migas maupun aset lainnya. "Sekitar 10% untuk peningkatan modal kerja bagi pendanaan aktivitas bisnis jangka pendek dan menengah. Sebanyak 5% sisanya untuk memperkuat anak perusahaan," paparnya kemarin. (Bisnis/mmh)
[ob] BNBR: Utang Berkurang 2/3 Trading Buy TP 96
Trading BUY dengan Target 96..:) JAKARTA - Utang PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dalam dua kuartal terakhir, telah berkurang hingga dua per tiga. Namun jumlah kepemilikan saham di anak usaha terdilusi besar, contohnya kepemilikan di PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dari 35 persen menjadi 16,3 persen. Menurut President Director PT CIMB-GK Securities Indonesia Bernard Thien, utang telah berkurang dari USD1,3 miliar menjadi Rp4,3 triliun dan USD47 juta. "Sangat menakjubkan ditengah kondisi pasar yang kurang kondusif ini," ujarnya, dalam buletin CIMB iTrader yang diterima okezone, di Jakarta, Rabu (3/6/2009). Dengan mayoritas utang saat ini jangka panjang, perseroan ingin menambah porsi di divisi batu bara dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO). Diperkirakan, perseroan membayar utang yang telah direstrukturisasi membutuhkan refinancing atau divestasi aset. "Kemungkinan, funding akan datang dari restrukturisasi, injeksi modal baru, atau membatalkan rencana ini," katanya. Perusahaan sekuritas asing ini, merekomendasikan untuk mempertahankan rating trading buy untuk saham dengan kode BNBR dengan target harga Rp96 per lembarnya dari sebelumnya Rp70 per lembarnya, dengan metode revised NAV. "Rencana Grup Bakrie menciptakan lokomotif investasi saat massive rights issue pada April 2008 meleset dari rencana awal, karena market underappreciate value dari perusahaan holding," ungkapnya. Timing yang salah juga menjadi salah satu faktor, jelasnya, karena proses reverse konglomerasi membutuhkan leverage, tepat di saat likuiditas mengering. Meksipun risk appetite saat ini mulai pulih, kemampuan gearing BNBR sudah terbatas, sementara discount gap to NAV mulai menyempit, sehingga BUMI menjadi pilihan yang lebih menarik dibandingkan membeli BNBR. Saat okezone mengkonfirmasikan kepada Direktur Keuangan BNBR Yuanita Rohali melalui pesan singkat, belum ada jawaban. Pada perdagangan IHSG sesi pertama, harga saham dengan kode emiten BNBR bergerak naik Rp2 atau setara 2,25 persen ke posisi Rp91 per lembar sahamnya. (css) (rhs)
[ob] Indeks Saham Jajal Level 1.600
Jakarta - Rally tiga hari berturut-turut di lantai bursa masih bisa berlanjut jika tak dihantam aksi ambil untung. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini menjajal level 1.600 yang jika berjalan mulus hanya tinggal lompat selangkah lagi. Dana asing yang terus mengalir menjadi dorongan IHSG untuk bertahan di teritori positif pada perdagangan saham Kamis (16/4/2009). Tak hanya saham unggulan, saham lapis dua dan tiga pun kini jadi incaran terutama oleh investor ritel yang mulai percaya diri masuk ke pasar saham. Posisi IHSG pada Rabu kemarin sempat menyentuh 1.600 dan melewati 1.603 namun level tersebut hanya mampir sebentar. Kini meski level 1.600 sudah di depan mata, dikhawatirkan malah akan menjauh karena aksi ambil untung. Sementara bursa saham Nikkei Jepang pada Kamis pagi ini dibuka menguat 2,53% mengikuti Wall Street yang positif. Indeks saham Dow Jones mulai memiliki kekuatan setelah di awal pekan tertekan tapi sebaliknya Nasdaq berjalan sangat lambat karena kejatuhan saham Intel. Pada penutupan perdagangan saham Rabu waktu AS (15/4/2009) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 109,44 poin (1,38%) menjadi 8.029,62. The Standard & Poor's 500 Index menguat 10,56 poin (1,25%) menjadi 852,06 dan Nasdaq Composite Index naik tipis 1,08 poin (0,07%) menjadi 1.626,80. Sedangkan IHSG pada penutupan perdagangan saham Rabu kemarin (15/4/2009) naik 23,402 poin (1,49%) menjadi 1.593,663. Berikut rekomendasi saham dari perusahaan sekuritas. Optima Securities Indeks masih menguat 23 poin (1,5%) ke posisi 1.593 dan sempat menembus 1.600 dengan transaksi regular Rp 4,6 triliun yang merupakan level tertinggi sepanjang 2009. Walaupun beberapa saham bluechip diwarnai profit taking namun aliran dana asing masih terus masuk ke bursa ditandai oleh rupiah yang terus menguat. Saham lapis dua dan tiga juga sangat atraktif menandakan investor ritel kembali aktif bertransaksi. Saat ini kondisi overbought sudah terlihat sehingga ada peluang koreksi bakal terjadi bila aliran dana ke bursa sudah mencapai puncaknya. Pergerakan indeks masih menguat di level 1.570-1.630 dengan pilihan saham: ELSA, TLKM, DEWA, LSIP, dan BDMN.
[ob] Telkom Incar Perusahaan ICT Lokal
Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengincar salah satu perusahaan teknologi informasi dan komunikasi alias Information and Communication Technologi (ICT) dalam negeri. Rencana akuisisi tersebut dilakukan oleh perusahaan plat merah tersebut untuk melengkapi kegiatan operasional bisnisnya. Demikian dikemukakan oleh Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah di Kantor Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Gedung Garuda, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (15/4/2009). "Ada yang sedang diproses, bukan operator telekomunikasi. Pokoknya yang berhubungan dengan ICT, untuk melengkapi bisnis Telkom," ujarnya. Namun sayang, ia menolak untuk mengungkapkan identitas perusahaan yang akan diakuisisinya tersebut. Ia hanya mengatakan, rencananya BUMN telekomunikasi tersebut akan menjadi pemegang saham minoritas pasca akuisisi itu. Ia menambahkan, perseroan juga sudah menyiapkan sejumlah dana dalam aksi korporasi tersebut. Pihaknya mentargetkan, rencana akuisisi tersebut sudah bisa rampung di sebelum semester pertama 2009 berakhir. "Rencana realisasi, kalau bisa sebelum Juni 2009," katanya. Satelit Telkom III Sementara itu, mengenai pembangunan Satelit Telkom 3, Direktur Network & Solution Telkom Ermady Dahlan mengatakan, tandatangan antara perseroan dengan Retchesnev dari Rusia sudah dilakukan beberapa saat yang lalu. "Insya Allah akhir bulan akan bertemu di Rusia. Kita akan istilahnya official meeting, kita akan membahas masalah detil tentang teknis dan peluncuran," imbuhnya. Setelah itu, perusahaan plat merah tersebut akan memulai pembangunan di tahun ini dan diharapkan bisa diluncurkan di tahun 2011. Nilai investasi satelit itu sekitar US$ 175-200 juta, dengan technical lifetime 15 tahun sejak diluncurkan. Telkom membangun satelit baru agar memperkuat keterjangkauan telekomunikasi dan ketersediaan bandwith di pelosok tanah air.
[ob] BNBR Break OUT
BNBR bangun dari kubur...baru hari pertama naik...serbuuu
[ob] IHSG Uji Kesaktian di Akhir Pekan
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah menunjukkan kehebatannya selama empat hari berturut-turut. IHSG masih masih harus menguji kesaktiannya apakah masih bisa menguat di akhir pekan ini. Aliran dana asing yang masuk menjadi andalan kenaikan IHSG dalam perdagangan Jumat (17/4/2009). Namun kenaikan yang terus menerus dikhawatirkan memicu aksi profit taking. Rombongan dana asing yang masuk ini karena investor mengapresiasi hasil pemilu legislatif yang berjalan aman. Selain itu juga ada tren investor asing menempatkan dananya di negara yang memiliki suku bunga tinggi seperti Indonesia. Sementara indeks Nikkei Jepang pada Jumat pagi ini dibuka menguat 99,07% (1,13%) menjadi 8.854,33. Nikkei mengikuti penguatan di Wall Street karena respons positif atas JPMorgan yang berhasil mencetak laba melebihi ekspektasi. Pada penutupan perdagangan Kamis waktu AS (15/4/2009), indeks Dow Jones tercatat menguat 95,81 poin (1,19%) ke level 8.125.43. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 13,24 poin (1,55%0 ke level 865,30 dan Nasdaq melompat 43,64 poin (2,68%) ke level 1.670,44. Sedangkan IHSG pada penutupan perdagangan saham Kamis kemarin (16/4/2009) menguat 31,424 poin (1,97%) menjadi 1.625,087. Berikut rekomendasi saham dari perusahaan sekuritas. Panin Sekuritas IHSG kemarin mengalami kenaikan sebesar +1,97% ditutup pada 1.625,087. Kenaikan kemarin merupakan untuk ke-4 hari berturut-turut. Penguatan dalam sepanjang pekan ini juga didukung oleh menguatnya nilai perdagangan yang mengindikasikan investor kembali masuk ke Indonesia. Situasi politik yang relatif stabil dan kondusif pasca pemilu, serta harapan akan membaiknya pasar finansial dunia mendorong indeks terus bergerak naik. Secara teknikal trend bullish memang sudah dimulai sejak awal Maret lalu. Meski demikian perlu diwaspadai beberapa indikator menunjukkan indeks memasuki area overbought sebagai sinyal akan terjadinya profit taking. Beberapa saham unggulan terlihat telah terlebih dahulu mengalami profit taking kemarin. Kami perkirakan IHSG hari ini akan bergerak dalam kisaran support-resistance 1.598-1.637. Optima Securities Indeks terus naik 31 poin ke posisi 1.625 di tengah bursa Asia yang relatif melemah dengan transaksi di atas Rp 5 triliun yang merupakan rekor tertinggi selama 2009. Investor asing terus akumulasi sehingga tercatat net buy Rp 530 miliar sedangkan rupiah relatif stabil di kisaran Rp 10.700. Saham lapis dua dan tiga kembali atraktif menandakan investor ritel bergairah bertransaksi. Beberapa saham blue chip sudah overbought sehingga terimbas profit taking yang wajar. Pergerakan indeks masih menguat di level 1.590-1.670 dengan pilihan saham: BNBR, BBRI, PGAS, INTP, dan BUMI.
[ob] Wall Street Kembali Naik ke 8.125
JPMorgan berhasil mencetak laba yang melebihi ekspektasi. Sentimen itu membawa saham-saham Wall Street bergerak ke level yang positif. Reaksi positif pasar terjadi setelah JPMorgan Chase mengumumkan laba US$ 2,1 miliar para kuartal pertama 2009. Saham JPMorgan tercatat menguat hingga 2,1%, sementara Citigroup yang juga akan segera mengumumkan laporan keuangannya naik 1,01%. Saham-saham teknologi juga berkat menguat menjelang pengumuman laporan keuangan Google. Harapan positif investor terhadap sektor teknologi yang diharap segera membaik membuat saham Google naik hingga 2,4%. Sementara saham teknologi lain yang menguat adalah Hewlett Packard naik hingga 5%, IBM naik 2,6%, Apple naik 3,2%. "Orang-orang mulai merasa bahwa mungkin ada sedikit kesempatan bahwa ini bukan hanya sekedar rally di pasar sementara. Orang-orang mulai mengantisipasi angka-angka yang bagus dari Google," ujar John O'Brien, senior vice president dari MKM Partners seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16/4/2009). Pada perdagangan Kamis (15/4/2009), indeks Dow Jones tercatat menguat 95,81 poin (1,19%) ke level 8.125.43. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 13,24 poin (1,55%0 ke level 865,30 dan Nasdaq melompat 43,64 poin (2,68%) ke level 1.670,44. Wall Street juga disemangati oleh munculnya emiten baru yakni Rosetta Stone Inc, di tengah risiko yang masih tinggi. Saham Rosetta Stone tercatat menguat hingga 40% pada debut pertamanya di New York Stock Exchange. Sentimen positif lainnya adalah data dari Departemen Tenaga Kerja AS yang menyebutkan bahwa klaim PHK turun hingga 8% menjadi 610.000 pada pekan terakhir. Ini adalah penurunan berturut-turut dalam klaim PHK, sekaligus menandai upaya perbaikan ekonomi. Perdagangan berjalan cukup aktif, di New York Stock Exchange mencapai 1,61 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang mencapai 1,49 miliar. Sementara di Nasdaq, transaksi mencapai 2,37 miliar, sedikit di atas rata-rata tahun lalu yang sebanyak 2,28 miliar.
[ob] Telkom raih kredit vendor US$1 miliar
buy TLKM? Pembiayaan dari Sumitomo dijajaki Cetak JAKARTA: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) meraih fasilitas pendanaan vendor (vendor financing) senilai US$100 juta dari Huawei untuk menunjang pengembangan bisnis CDMA dan broadband. Direktur Keuangan Telkom Sudiro Asno mengatakan perseroan telah menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan asal China itu. Rencananya, pada awal bulan depan, manajemen Telkom akan menggelar pembicaraan dengan Huawei untuk membahas tingkat suku bunga pembiayaan vendor. "Yang jelas suku bunga vendor financing akan lebih rendah dari direct loan. Apabila direct loan di kisaran 8,5%-9% per tahun, vendor financing bisa di bawah itu," katanya di Kantor Kementerian BUMN kemarin. Menurut Sudiro, Huawei telah berkomitmen memberi pembiayaan vendor hingga US$1 miliar. Namun, lanjutnya, pada tahap pertama perseroan hanya akan mengambil US$100 juta. Vendor financing dari Huawei merupakan salah satu sumber pendanaan yang dijajaki oelh Telkom. Selain itu, perseroan juga menjajaki pinjaman dari vendor lainnya, terutama yang berasal dari Jepang. "Seperti halnya dari Sumitomo, itu akan kami jajaki. Namun, kemungkinan tidak akan kami tarik dalam jangka waktu dekat ini," tutur Sudiro. Tahun ini Telkom mengalokasikan belanja modal sebesar US$2,5 miliar. Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan itu, perseroan juga menjajaki sekitar 21 bank untuk memperoleh kredit. Hingga awal Maret, sudah ada 15 bank yang berkomitmen memberikan pinjaman ke Telkom dengan nilai Rp5 triliun. Selain akan dipakai untuk mengembangkan bisnis, Telkom menggunakan dana yang diperoleh itu untuk mengakuisisi perusahaan, yaitu mencapai Rp3 triliun. Terkait dengan akuisisi ini, Telkom menargetkan pada pertengahan tahun ini bisa merampungkan akuisisi satu perusahaan lokal. Selain perusahaan lokal, perseroan juga akan mengakuisisi perusahaan telekomunikasi Iran, Telecommunication Company of Iran. Di samping untuk membiayai merger dan akuisisi, Telkom juga akan menggunakan Rp3,2 triliun dari dana pinjaman itu untuk memenuhi belanja modal, terutama untuk Satelit Telkom-3 dan proyek Jakaladema (Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Denpasar, Mataram). Analis Citigroup Global Markets Anand Ramachandran menilai pelaku pasar saat ini mengekspektasikan pertumbuhan pendapatan 2009 yang lebih besar dari acuan perseroan sebesar 5%-9%. "Kami menilai kenaikan saham Telkom maupun Indosat merefleksikan ekspektasi yang lebih besar daripada realitas," tuturnya dalam laporan riset per 7 April. Dia menetapkan harga wajar saham Telkom senilai Rp6.855 dengan asumsi Rp2.751 di antaranya berasal dari bisnis jaringan telepon rumah dan Rp4.283 berasal dari Telkomsel, yang 65% sahamnya dimiliki Telkom. Risiko yang membayangi saham perseroan adalah kompetisi bisnis seluler maupun jaringan rumah, potensi pemisaham Telkomsel, dan kemungkinan Telkomflexi memangsa pasar Telkomsel. Sebaliknya peluang yang bisa memperkuat saham Telkom di antaranya adalah pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dari ekspektasi karena pemulihan ekonomi, konsolidasi industri yang berujung pada pengurangan jumlah pemain bisnis seluler, dan kontribusi bisnis data broadband yang lebih tinggi dari ekspektasi. Citigroup menjaga perhatian yang lebih waspada terhadap sektor telekomunikasi. Harga saham Telkom ditargetkan pada level Rp7.050. Harga saham emiten berkode TLKM kemarin ditutup melemah1,27% menjadi Rp7.750, dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya Rp7.850. Apabila mengacu pada harga tersebut kapitalisasi pasar perseroan mencapai Rp156,24 triliun, dan price to earning ratio (P/E)12,86 kali. (bambang.jatmiko@ bisnis.co.id/arif.guna...@bisnis.co.id)
[ob] Telkom raih kredit vendor US$1 miliar
buy TLKM? Pembiayaan dari Sumitomo dijajaki Cetak JAKARTA: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) meraih fasilitas pendanaan vendor (vendor financing) senilai US$100 juta dari Huawei untuk menunjang pengembangan bisnis CDMA dan broadband. Direktur Keuangan Telkom Sudiro Asno mengatakan perseroan telah menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan asal China itu. Rencananya, pada awal bulan depan, manajemen Telkom akan menggelar pembicaraan dengan Huawei untuk membahas tingkat suku bunga pembiayaan vendor. "Yang jelas suku bunga vendor financing akan lebih rendah dari direct loan. Apabila direct loan di kisaran 8,5%-9% per tahun, vendor financing bisa di bawah itu," katanya di Kantor Kementerian BUMN kemarin. Menurut Sudiro, Huawei telah berkomitmen memberi pembiayaan vendor hingga US$1 miliar. Namun, lanjutnya, pada tahap pertama perseroan hanya akan mengambil US$100 juta. Vendor financing dari Huawei merupakan salah satu sumber pendanaan yang dijajaki oelh Telkom. Selain itu, perseroan juga menjajaki pinjaman dari vendor lainnya, terutama yang berasal dari Jepang. "Seperti halnya dari Sumitomo, itu akan kami jajaki. Namun, kemungkinan tidak akan kami tarik dalam jangka waktu dekat ini," tutur Sudiro. Tahun ini Telkom mengalokasikan belanja modal sebesar US$2,5 miliar. Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan itu, perseroan juga menjajaki sekitar 21 bank untuk memperoleh kredit. Hingga awal Maret, sudah ada 15 bank yang berkomitmen memberikan pinjaman ke Telkom dengan nilai Rp5 triliun. Selain akan dipakai untuk mengembangkan bisnis, Telkom menggunakan dana yang diperoleh itu untuk mengakuisisi perusahaan, yaitu mencapai Rp3 triliun. Terkait dengan akuisisi ini, Telkom menargetkan pada pertengahan tahun ini bisa merampungkan akuisisi satu perusahaan lokal. Selain perusahaan lokal, perseroan juga akan mengakuisisi perusahaan telekomunikasi Iran, Telecommunication Company of Iran. Di samping untuk membiayai merger dan akuisisi, Telkom juga akan menggunakan Rp3,2 triliun dari dana pinjaman itu untuk memenuhi belanja modal, terutama untuk Satelit Telkom-3 dan proyek Jakaladema (Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Denpasar, Mataram). Analis Citigroup Global Markets Anand Ramachandran menilai pelaku pasar saat ini mengekspektasikan pertumbuhan pendapatan 2009 yang lebih besar dari acuan perseroan sebesar 5%-9%. "Kami menilai kenaikan saham Telkom maupun Indosat merefleksikan ekspektasi yang lebih besar daripada realitas," tuturnya dalam laporan riset per 7 April. Dia menetapkan harga wajar saham Telkom senilai Rp6.855 dengan asumsi Rp2.751 di antaranya berasal dari bisnis jaringan telepon rumah dan Rp4.283 berasal dari Telkomsel, yang 65% sahamnya dimiliki Telkom. Risiko yang membayangi saham perseroan adalah kompetisi bisnis seluler maupun jaringan rumah, potensi pemisaham Telkomsel, dan kemungkinan Telkomflexi memangsa pasar Telkomsel. Sebaliknya peluang yang bisa memperkuat saham Telkom di antaranya adalah pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dari ekspektasi karena pemulihan ekonomi, konsolidasi industri yang berujung pada pengurangan jumlah pemain bisnis seluler, dan kontribusi bisnis data broadband yang lebih tinggi dari ekspektasi. Citigroup menjaga perhatian yang lebih waspada terhadap sektor telekomunikasi. Harga saham Telkom ditargetkan pada level Rp7.050. Harga saham emiten berkode TLKM kemarin ditutup melemah1,27% menjadi Rp7.750, dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya Rp7.850. Apabila mengacu pada harga tersebut kapitalisasi pasar perseroan mencapai Rp156,24 triliun, dan price to earning ratio (P/E)12,86 kali. (bambang.jatmiko@ bisnis.co.id/arif.guna...@bisnis.co.id)
[ob] Bakrie kuasai 25% transaksi saham
Sinarmas menjadi broker beli bersih terbesar saham Bakrie & Brothers Cetak JAKARTA: Transaksi tujuh saham yang tergabung dalam Grup Bakrie sepanjang pekan lalu menembus Rp6,23 triliun, atau 25% dari nilai total transaksi saham di bursa Rp24,56 triliun. Berdasarkan statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), seluruh saham Grup Bakrie menembus jajaran 10 besar saham dengan volume transaksi terbesar pada sepanjang pekan lalu. Dari segi nilai transaksi, hanya saham Bumi yang masuk 10 besar yang menduduki peringkat pertama karena nilai transaksinya mencapai Rp3,42 triliun, mengalahkan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Rp1,63 triliun. Saham PT Bakrie & Brothers Tbk mencetak peringkat pertama volume transaksi terbesar setelah pada pekan lalu sebanyak 7,16 miliar saham diperdagangkan. Anak perusahaan Bakrie & Brothers lainnya seperti PT Bakrie Telecom Tbk dan PT Darma Henwa Tbk berada di peringkat ketiga dan keempat dengan volume transaksi 5,89 miliar dan 5,44 miliar saham. Saham PT Bakrieland Development Tbk di posisi ketiga dengan volume 4,11 miliar saham, PT Bumi Resources Tbk 3,07 miliar, dan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk 1,75 miliar. Saham PT Energi Mega Persada Tbk berada di urutan kesembilan dengan volume 1,25 miliar saham. Secara total, sebanyak 28,67 miliar saham Grup Bakrie ini diperdagangkan pada pekan lalu senilai Rp6,23 triliun. Jika dibandingkan dengan total transaksi saham di BEI yang mencapai Rp24,56 triliun, ketujuh saham Grup Bakrie menguasai lebih dari 25% nilai transaksi. Direktur Bakrie & Brothers Dileep Srivastava mengatakan fundamental saham Bumi dan laju bisnis perseroan menjadi poin terkuat yang mendorong pergerakan saham Grup Bakrie. Laju saham itu terjadi seiring dengan penilaian beberapa pihak bahwa harga saham Bumi masih di bawah parameter valuasi. "Saya sedang berada di Tokyo untuk non-deal roadshow dalam pertemuan antara pemegang saham dan investor. Kami melihat bahwa faktor itu yang meningkatkan kepercayaan investor terhadap saham Grup Bakrie, termasuk Bumi," ujar Dileep. Direktur Utama BEI Erry Firmansyah mengatakan sejak dulu saham grup itu memang paling likuid. "Sekarang saat kondisi pasar membaik, sahamnya diburu pemodal lagi." Perburuan pemodal itu sempat membangunkan saham Bakrie & Brothers dari stagnasinya di level Rp50, level terendah di pasar, yang telah berlangsung sejak 2 Desember 2008. Pada Kamis pekan lalu, secara tiba-tiba harga sahamnya melonjak 36% atau Rp18 ke level Rp68 dengan total transaksi senilai Rp217,81 miliar. Sebelumnya meski stagnan di level Rp50, saham Bakrie & Brothers selalu diperdagangkan terutama di pasar negosiasi. Setelah saham holding Bakrie ini bangkit kembali, harga saham anak usahanya kini semakin menggeliat. Data transaksi pekan lalu menunjukkan saham Bakrie Telecom, Energi Mega, dan Darma Henwa juga ikut melonjak 24%, 16%, dan 13%. Analis Bhakti Securities Budi Ruseno mengatakan kenaikan harga saham Bakrie & Brothers relatif tertinggal dibandingkan dengan harga saham lain yang lebih dulu naik pada beberapa pekan terakhir. "Saham unggulan yang naik lebih dulu kini menyeret saham lini kedua ikut naik. Penguatan rupiah hingga di bawah Rp11.000 menguatkan sentimen positif bagi pasar," ujarnya.
[ob] Penurunan BI Rate Bisa Berlanjut Sampai 7%
market bakal makin bullish deh...IHSG back to 1.800 Bandung - Penurunan BI Rate diperkirakan masih akan terus berlanjut, dan di akhir tahun 2009 bisa berada di level 7%. Demikian hal itu dikemukakan oleh Senior Economist PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto di sela pelatihan dasar wartawan perbankan di Hotel Savoy Homann, Bandung, Sabtu (18/4/2009). "Prediksi tersebut berdasarkan basis expected inflation di 5-7% tahun 2009, paling tidak BI Rate harus berada sekitar 100-200 bps di atas itu," katanya. Ia mengatakan, BI rate harus berada di atas perkiraan inflasi agar bisa memberikan insentif atau sweetener bagi orang atau lembaga yang akan berinvestasi di SBI. Menurutnya, kalau inflasi lebih tinggi dari BI Rate, maka tidak akan ada investor tertarik untuk menempatkan dananya. "SBI bisa menjadi sebuah second chance bagi bank yang memiliki kelebihan likuiditas. Daripada bingung mau taruh dimana, paling secure ya di SBI," ujarnya. Awal tahun kemarin, dalam situasi yang tidak normal dan dipengaruhi faktor negatif eksternal, inflasi tidak bisa dikendalikan. Ia mengatakan, seiring waktu inflasi tersebut sudah bisa dikendalikan pemerintah sehingga banyak faktor yang mendukung untuk penurunan kembali BI Rate. "Sekarang demand barang pokok sudah tidak ada persoalan. Sembako tidak langka, bahkan pemerintah berencana ekspor beras. Dengan begitu harganya turun sehingga cost of inflation juga turun," imbuhnya. Ia juga mengharapkan inflasi bisa terus ditekan jika tidak ada bencana alam. Di Indonesia, bencana alam bisa menjadi salah satu faktor yang membuat inflasi melambung. Contohnya, jika tiba-tiba terjadi banjir yang melumpuhkan logistik. Maka biaya pengiriman bisa lebih mahal otomatis harga jual menjadi lebih mahal membuat inflasi tinggi. "Kombinasi harga minyak yang rendah, supply and demand yang stabil, panen raya, tidak ada bencana alam ini bisa menekan tingginya inflasi," jelasnya. Meski begitu, ia memperkirakan harga minyak dunia di penghujung tahun akan berada di level US$ 50 per barel. Pasalnya, permintaan minyak dunia masih terbatas akibat banyaknya negara yang sudah mulai menggunakan energi alternatif.
[ob] Sonangol Jadi Katalis Penguatan BUMI
INILAH.COM, Jakarta - Saham PT Bumi Resources (BUMI) kembali terdongkrak menyusul kabar perusahaan minyak dan gas di Hong Kong, China Senangol International Holding Ltd tertarik membeli sahamnya. Senangol ditenggarai sebagai katalis penguatan BUMI hari ini. Adrianus Bias Prasuryo, analis e-Trading Securities mengatakan penguatan BUMI hari ini merupakan pengecualian di tengah sektor tambang yang sempat berguguran di zona merah dan aksi profit taking yang sempat melanda bursa. Menurut Bias, kenaikan BUMI terjadi akibat adanya kabar bahwa investor China akan membeli saham BUMI. Bias mengaku tidak mengetahui apakah hal itu sebatas rumor atau fakta. Pasalnya, media pun menulisnya, ‘dikabarkan’. Karena itu, menurut Bias, belum ada fakta yang terkait pembelian itu. “Namun, berita itu menjadi katalis untuk investor-investor ritel dan jangka pendek. Investor memanfaatkan informasi itu untuk membeli BUMI,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (20/4). Pada sesi pertama perdagangan, saham BUMI ditransaksikan menguat 160 poin (6,72%) ke level 1.350 dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 1.190 per lembar. Sebelumnya, Senior Vice President Investor Relations BUMI, Dileep Srivastava mengatakan sejumlah manajer investasi Jepang berminat memborong saham BUMI. Menurutnya, ketertarikan investor Jepang ini disebabkan optimisme mereka terhadap saham BUMI yang memiliki fundamental dan kinerja keuangan yang cukup kuat. Berdasarkan hasil roadshow yang dilakukan perseroan pekan lalu ke Jepang, tiga manajer investasi baru ingin membeli saham BUMI. Namun, Dileep belum bersedia mengutarakan nama para manajer investasi tersebut. "Yang jelas, investor asing dari Amerika, London, Hong Kong, dan Singapura mulai melirik saham-saham Bakrie," imbuhnya. Selain Jepang, China juga dikabarkan akan memborong saham BUMI. Kabar teranyar menyebutkan perusahaan minyak dan gas yang terletak di Hong Kong, China Senangol International Holding Ltd, tertarik membeli US$ 2,3 miliar saham BUMI. Kabar ini sudah terdengar di kalangan pelaku pasar. Sementara itu, Dileep Srivastava mengaku tidak mengetahui perihal ketertarikan investor Sonangol. “Semua investor dari Jepang, Eropa, Amerika, Korea, termasuk China meminati BUMI,” tandas Dileep Lebih lanjut Bias mengatakan, penguatan saham BUMI masih akan berlangsung hingga sore nanti. Penguatan saham BUMI menurut Bias masih memiliki cukup momentum bahkan untuk sepekan ke depan. Seharusnya, Senin (20/4) ini terjadi aksi profit taking namun karena ada berita pembelian saham BUMI oleh investor China, momentum beli malah menyeruak kembali. “Level Rp 1.300, merupakan target price fundamental. Namun secara teknikal, 1.300 merupakan level penting untuk hari ini,” pungkasnya. [E1]
[ob] Produksi ANTM Triwulan I-2009 Sesuai Target
Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah memproduksi feronikel dan emas sesuai target pada triwulan I-2009. Hanya bauksit saja yang produksi kurang dari target. Pada kuartal pertama 2009, Antam telah memproduksi 3.700 - 3.800 ton feronikel. Target produksi feronikel tahun ini sekitar 12 ribu ton. Hal ini disampaikan Direktur Utama PT Antam Tbk Alwin Syah Loebis di sela-sela Energy And Mineral Resources Bussiness Gathering and Gala Dinner With Minister of Energy and Mineral Resource, di Hotel Ritz Carlton Pasicif Place, Jakarta, Senin (20/4/2009). "Untuk volume feronikel masih sesuai targetlah. Sebesar 25 persen dari target tahun ini yaitu 12 ribu ton, sekitar 3.700 sampai 3.800 ton," ujar Alwin. Begitupun dengan emas, lanjut Alwin, 25 persen dari target produksi tahun ini sekitar 2,8 ton telah tercapai. "Pada kuartal pertama produksi emas telah mencapai 700 ribu kilo. Jadi untuk emas sudah sesuai target," kata Alwin. Menurut Alwin, hanya produksi bauksit saja yang tidak mencapai target. "Cuma bauksit yang kurang, tidak sampai 25 persen. Dari target sekitar 1 juta ton, ini belum sampai 250 ribu ton produksinya," katanya. Meskipun produksinya telah mencapai target yang ditetapkan untuk kuartal pertama tahun ini, Namun Alwin mengaku angka produksi kuartal pertama tahun ini lebih rendah dari produksi PT Antam pada periode yang sama tahun lalu. "Saya lupa angka, tapi produksi kuartal pertama tahun lalu lebih tinggi dibanding tahun ini," ucap Alwin. Alwin menyatakan tahun ini pihaknya memang menurunkan target produksinya. Misalnya untuk volume produksi feronikel turun 30 persen dari realisasi tahun 2008 sekitar 17 ribu ton menjadi 12 ribu ton. "Dengan kondisi sekarang kita memang menurunkan produksi tahun ini karena lagi krisis jadi permintaan menurun. Selain harga turun, permintaan juga turun. jelas pendapatan nantinya akan maka lebih rendah dari tahun lalu." Alwin juga belum bisa memperkirakan kapan permintaan nikel dunia akan kembali bangkit. "Kita belum bisa prediksi. Namun saat ini harganya sudah mulai baik dari Rp 10.000 per ton menjadi Rp 12.000 per ton. Lagipula stok nikel di dunia masih tinggi jadi belum bisa diprediksi," ungkapnya.
[ob] BTEL: Penjualan Menara Tuntas
Buy BTEL yuuuk... Jakarta - Penyelesaian proses tender penjualan 543 menara telekomunikasi milik PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) seharga Rp 450 miliar akhirnya tuntas. PT Solusi Tunas Pratama sebagai pembeli telah menyepakati kesepakatan jual beli pada 15 April 2009. Kini prosesnya dilanjutkan dengan penyelesaian dokumen penjualan, yaitu Sales & Purchase Agreement (SPA) dan Master Lease Agreement (MLA). Diharapkan pada akhir bulan ini, kedua dokumen tersebut sudah bisa ditandangani. "Dari total nilai transaksi sebesar Rp 450 miliar, Bakrie Telecom akan mendapatkan dana bersih dari pembeli senilai Rp 390 miliar. Sedangkan sisanya Rp 60 miliar akan diretensi oleh pembeli sebagai dana cadangan untuk perpanjangan masa sewa tanah/gedung yang ditempati oleh menara telekomunikasi tersebut, menjadi 10 tahun, sesuai periode lease-back atau sewa-kembali menara telekomunikasi tersebut," kata Rakhmat Junaidi, Direktur Corporate Services PT Bakrie Telecom Tbk dalam siaran pers, Selasa (21/4/2009). Harga penjualan tersebut lebih tinggi dibanding target awal penjualan menara yang dipatok pada harga Rp 380,22 miliar sebagaimana yang telah disetujui dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) perusahaan pada bulan Desember tahun 2008. Dana penjualan menara akan digunakan perseroan untuk belanja modal (capital expenditure) 2008-2010 yang nilai keseluruhannya mencapai US$ 600 juta. Keseluruhan pembayaran oleh Solusi Tunas Pratama akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, yang akan dimulai pada akhir bulan ini.
[ob] SMGR: Efisiensi Naikkan Laba 10%
BUY SMGR... Laba bersih PT Semen Gresik Tbk pada triwulan I/2009 tumbuh 10% menjadi Rp566,43 miliar dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp514,94 miliar. Kenaikan laba bersih BUMN penghasil semen tersebut karena optimalisasi efisiensi biaya produksi. Meski pertumbuhannya tipis, Semen Gresik menargetkan kenaikan pendapatan 30% pada akhir tahun ini menjadi Rp15,87 triliun dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu Rp12,21 triliun. "Pertumbuhan pendapatan Semen Gresik hanya naik tipis di tengah anjloknya pertumbuhan pasar nasional hingga 6%. Namun, laba bersih kami pada triwulan I/2009 naik 10% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu," ujar Direktur Utama Semen Gresik Dwi Soetjipto kepada Bisnis, kemarin. Dia tidak bersedia menyebutkan pendapatan pada triwulan I tahun ini. Penghasil semen itu pada triwulan I tahun lalu membukukan pendapatan Rp2,56 triliun. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia, volume penjualan BUMN semen itu dari Januari hingga Maret 2009 justru menurun 2,1% dari 4,07 juta ton pada periode yang sama tahun lalu menjadi 3,99 juta ton. Pertumbuhan pendapatan Semen Gresik pada 2008 melonjak 27,2% menjadi Rp12,21 triliun dibandingkan dengan posisi akhir 2007 sebesar Rp9,6 triliun. Seiring dengan kenaikan pendapatan, laba bersihnya juga meroket 42,1% menjadi Rp2,52 triliun dibandingkan dengan laba bersih 2007 sebesar Rp1,78 triliun. Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (earning before interest, tax, depreciation, amortization/EBITDA), ujarnya, mencapai Rp3,87 triliun tumbuh 35,7% dibandingkan dengan EBITDA 2007 sebesar Rp2,85 triliun. Posisi kas internal perseroan mencapai Rp2,68 triliun. Pertumbuhan penjualan dan laba bersih selama 2008 terutama didorong oleh permintaan semen dari pasar domestik. Semen Gresik meraih pangsa pasar 43,7% pada 2008. Sementara itu, Semen Gresik masih mengkaji penerbitan sukuk dan obligasi dolar untuk membiayai kebutuhan pendanaan terhadap peningkatan kapasitas produksi perseroan melalui akuisisi pabrik semen di Asia Tenggara. Dwi menjelaskan rencana akuisisi itu untuk memperbesar kapasitas produksi ke depan menjadi 25 juta ton pada 2012. "Kami melihat peluang untuk emisi sukuk dan obligasi dolar yang mulai terbuka. Namun, kami belum menentukan nilainya. Kami masih mengkaji sesuai dengan kebutuhan pendanaan dalam rangka akuisisi yang akan dilaksanakan pada pertengahan tahun ini," katanya. Posisi kas internal perseroan per 31 Desember 2008 senilai Rp3 triliun dinilai mencukupi guna langkah aksi korporasi perseroan. 6 Perusahaan Wakil Direktur Utama Semen Gresik Heru S. Adhiningrat menjelaskan, saat ini ada enam perusahaan semen yang sedang dijajaki perseroan dan Credit Suisse selaku penasihat. Perusahaan-perusahaan itu ada di Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand. "Akuisisi di luar negeri itu untuk mengurangi ketergantungan Semen Gresik terhadap pasar domestik. Mudah-mudahan kami bisa mendapat porsi saham sekitar 30%-40%," ujarnya. Dwi menambahkan manajemen Semen Gresik masih menghitung ulang total kebutuhan belanja modal tahun ini yang semula dipatok US$1,3 miliar terkait dengan pendanaan akuisisi. Perseroan, lanjutnya, telah mengantongi dana senilai Rp6,2 triliun dari Bank Mandiri. Analis saham PT Mandiri Sekuritas Alif Sasetyo menuturkan kekuatan pertumbuhan Semen Gresik terletak pada pangsa pasar di luar Jawa yang dikuasai perseroan, sehingga turut mendorong volume penjualan perseroan. "Apabila dibandingkan dengan pesaing lainnya yang juga bermain di sektor semen, volume penjualan Semen Gresik memang yang tertinggi," katanya. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham emiten berkode SMGR ini ditutup turun 3,53% ke level Rp4.100 dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan 20 April 2009 yaitu Rp4.250. Apabila mengacu pada harga saham itu, kapitalisasi pasar BUMN semen itu Rp24,31 triliun.
[ob] Wall Street Mendekati 8.000 Lagi
Pernyataan Menkeu AS Timothy Geithner membawa sedikit ketenangan di pasar. Saham-saham di Wall Street rebound, yang dipimpin oleh saham-saham perbankan. Investor mulai sedikit nyaman setelah Menkeu Geithner menyatakan bahwa perbankan memiliki cadangan yang cukup untuk melindungi mereka dari kemungkinan rugi. Saham-saham perbankan yang kemarin terkapar langsung membaik. Saham JPMorgan & Chase tercatat naik hingga 9%, Wells Fargo & Co juga naik 10,7%, Citigroup naik hingga 10,2%, Bank of America naik 9,23%. "Ada kekhawatiran bahwa stress test mungkin mengindikasikan bahwa banyak bank yang memerlukan tambahan suntikan dana, namun Menkeu menyatakan bahwa mayoritas bank memiliki modal yang cukup," ujar Bucky Hellwig, senior vice president Morgan Asset Management seperti dikutip dari Reuters, Rabu (22/4/2009). Pada perdagangan Selasa (21/4/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup naik hingga 127,83 poin (1,63%) ke level 7.969,56. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 17,69 poin (2,13%) ke level 850,08 dan Nasdaq menguat 35,64 poin (2,22%) ke level 1.643,85. Namun dua saham unggulan yakni Merck & Co dan Coca Cola menjadi pengganjal rebound lebih besar. Saham kedua perusahaan itu turun setelah menyatakan bahwa penjualan mereka terkena dampak dari pelemahan ekonomi global. Saham Merck tercatat turun 6,7% dan Coke turun 2,8%. Perdagangan berjalan cukup aktif, di New York Stock Exchange mencapai 1,67 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang mencapai 1,49 miliar. Sementara di Nasdaq, transaksi mencapai 2,45 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang mencapai 2,28 miliar.
[ob] BNBR: Perpanjang Masa Pembayaran Utang ke Kreditor
SerbU BNBR dan BNBR-W nya... PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) merestrukturisasi utang senilai Rp 4,26 triliun dengan cara memperpanjang masa jatuh temponya. Sisa Utang BNBR itu adalah utang ke Oddickson Finance SA yang telah diambilalih oleh Piper, Price & Company Limited. Piper adalah suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Seychelles berkedudukan di Oliaji Trade Center 1st Floor, Victoria, Mahe Seychelles. Piper ini mewakili konsorsium yang dikoordinir dan dipimpin oleh Northsatr Pacific Limited. "Utang BNBR ke Piper itu sebenarnya jatuh tempo pada 21 April 2009 namun perseroan melakukan restrukturisasi utang dengan menandatangani Debt Restructuring Agreement dengan Piper pada 17 April 2009," kata Direktur dan Corporate Secretary RA Sri Dharmayanti dalam laporan ke BEI, Rabu (22/4/2009). Restrukturisasi utang BNBR dibagi dalam dua bagian (tranche). Tranche A dengan pokok pinjaman Rp 1,160 triliun jatuh tempo pada 20 Januari 2012 dengan 15% per tahun (flat) yang akan dibayarkan seluruhnya pada tanggal jatuh tempo. BNBR memiliki opsi untuk membayar utang Tranche A tersebut dalam bentuk kas maupun dengan saham baru yang dikeluarkan oleh perseroan. Tranche B dengan pokok pinjaman Rp 3,1 triliun akan diselesaikan dengan menerbitkan surat utang (notes) yang terdiri dari: Notes seri A senilai Rp 31 miliar jatuh tempo pada 30 April 2009. Notes seri B senilai Rp 279 miliar yang jatuh tempo 25 September 2009. Notes C senilai Rp 2,790 triliun dengan bunga 19% per tahun (flat) yang akan dibayarkan seluruhnya pada tanggal jatuh tempo pada 20 Januari 2012. Dalam Debt Restructurin Agreement disepakati juga bahwa Notes seri B dan Notes seri C bersifat sementara dan akan digantikan dengan instrumen utang lain dengan besaran: Instrumen utang dengan pokok pinjaman sebesar Rp 3,069 triliun bila perseroan menerbitkan instrumen utang tersebut sebelum 25 September 2009 atau Instrumen utang dengan pokok pinjaman sebesar sisa notes yang belum dibayarkan bila perseroan menerbitkan instrumen utang setelah 25 September 2009. Dharmayanti mengatakan transaksi tersebut tidak dikategorikan sebagai transaksi material dan juga tidak dikategorikan sebagai transaksi afiliasi yang memiliki benturan kepentingan.
[ob] BNBR: Tanda tangani DRA dengan Northstar
Buy BNBR/BNBR-W... Jakarta - PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) telah melakukan penandatanganan debt restructuring agreement (DRA) terkait utang jatuh tempo perseroan kepada Oddickson Finance S.A. Penandatanganan DRA dilakukan dengan pihak Piper, Price, & Company Limited (PPC) yang mewakili konsorsium Northstar Pacific Group (NPG), pada tanggal 17 April lalu. "Dengan telah ditandatanganinya kesepakatan tersebut maka sisa utang perseroan kepada Oddickson telah beralih ke PPC," ungkap Sekretaris PErusahaan BNBR, Sri Dharmayanti, dalam keterangan tertulisnya kepada otoritas bursa, kemarin. Adapun besar utang perseroan kepada Oddickson adalah sebesar Rp 4,26 triliun yang jatuh tempo per tanggal 21 April kemarin. Dalam DRA tersebut telah disepakati restrukrisasi utang BNBR dalam dua bagian (tranche), yaitu tranche A dengan pokok pinjaman sebesar Rp 1,16 triliun yang akan jatuh tempo tanggal 20 Januari 2012 dengan bunga 15% per tahun flat dan dibayarkan seluruhnya pada tanggal jatuh tempo baik dalam bentuk kas maupun saham baru. Sementara tranche B dengan pokok pinjaman sebesar Rp 3,1 triliun dengan menerbitkan surat utang (notes), yang terdiri dari notes seri A senilai Rp 31 miliar dengan jatuh tempo 30 April 2009, notes seri B senilai Rp 279 miliar dengan jartuh tempo tanggal 25 September 2009, dan seri C senilai Rp 2,79 triliun dengan bunga 19% per tahun flat yang akan dibayar seluruhnya pada tanggal jatuh tempo 20 Januari 2012. Namun untuk notes seri B dan notes seri C bersifat sementara dan akan digantikan dengan instrumen utang lainnya, yaitu instrumen utang dengan pokok pinjaman sebesar Rp 3,07 triliun bila perseroan menerbitkan instrumen utang sebelum 25 September 2009 atauinstrumen utang dengan pokok pinjaman sebesar sisa notes yang belum dibayarkan bila perseroan menerbitkan instrumen utang setelah 25 September 2009. "Transaksi tersebut tidak termasuk kategori transaksi material terkait peraturan No.IX.E.2 lampiran keputusan ketua Bapepam No.Kep-02/PM/2001 tanggal 21 Februari," ungkap Sri. [cms]
[ob] Aliran Modal Asing US$ 2 Miliar Kembali Masuk Indonesia
pantesan aja indeks naik...moga2 aja makin banyak capital inflow Sepanjang kuartal I-2009, arus modal asing senilai US$ 2 miliar sudah kembali masuk ke Indonesia. Hal ini menandakan kepercayaan investor terhadap Indonesia mulai pulih. Demikian disampaikan oleh Menteri Keuangan sekaligus Menko Perekonomian Sri Mulyani dalam acara seminar perancanangan RKP (Rancangan Kerja Pemerintah) 2010 bertemakan "Pemulihan Perekonomian Nasional dan Pemeliharaan Kesejahteraan Rakyat" di Kantor Bappenas, Menteng, Jakarta, Rabu (22/4/2009). "Kita lihat saat ini rupiah mulai menguat, indeks saham naik, sepanjang kuartal I-2009, pemerintah mencatat US$ 2 billion lebih capital inflow yang masuk. Karena itu pemerintah akan terus menjaga persepsi perekonomian Indonesia," tuturnya. Pada saat krisis ekonomi global yang melanda saat ini, Sri Mulyani mengatakan dana-dana di negara berkembang kembali ke asalnya sehingga arus modal di negara berkembang mengering. "Arus modal ke negara berkembang saat ini turun dari biasanya mencapai US$ 800 miliar menjadi hanya US$ 170 miliar, jadi drop-nya hampir US$ 600 miliar, dan ini pun masih diperebutkan oleh banyak negara, sehingga muncul kesulitan mendapatkan modal," katanya. Namun saat ini, Indonesia masih dianggap lebih stabil perekonomiannya dibandingkan negara-negara lain di dunia karena proyeksi pertumbuhan ekonominya di 2009 masih positif di kisaran 4%-4,5%. "Karena itu kita akan dilihat positif oleh investor karena teruji perekonomiannya di tengah krisis ekonomi global yang menerpa," tukasnya.
Re: URGENT dari EMBAH Re: [ob] To pak JT -- BNBR - PGAS
Mbah, saya juga posting beberapa kali lewat web juga ga muncul...coba rekan2 lain coba apa bisa gaklo ga bisa juga artinya yahoo-nya yang lagi hang..
[ob] TLKM: Dapat Insentif Pajak
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) memperoleh insentif berupa potongan pajak penghasilan (PPh) badan sebesar 5% dari laba sebelum pajak 2008. Nilai potongan itu mencapai Rp 250 miliar. Telkom memenuhi UU No 36/2008 tentang Pajak Penghasilan. Dalam Pasal 17 disebutkan, tarif pajak bagi perusahaan terbuka nasional yang memiliki saham publik minimal 40% dan memenuhi persyaratan lainnya, seperti tersebar lebih dari 300 pihak, memperoleh keringanan PPh badan. Saat ini, kepemilikan saham publik Telkom mencapai 47,53%, sedangkan pemerintah menguasai 52,47%. “Dari komposisi kepemilikan tersebut, kami hanya bayar PPh 25% dari laba sebelum pajak 2008, karena mendapat potongan 5%,” kata Direktur Keuangan Telkom Sudiro Asno, saat kunjungan direksi perseroan ke Investor Daily di Jakarta, belum lama ini. Menurut dia, nilai potongan pajak 2008 seharusnya bisa lebih besar jika memperhitungkan laba sebelum pajak anak usahanya, PT Telkomsel. “Jadi, potongan pajak sebesar Rp 250 miliar itu hanya dari Telkom. Jika mengikutsertakan Telkomsel, total potongan pajak Grup Telkom bisa mencapai Rp 700 miliar,” jelas Sudiro. Pada 2008, Telkomsel mengontribusi 65% terhadap laba Grup Telkom. Namun, Sudiro mengaku belum bisa menyebutkan perolehan laba konsolidasi Telkom, karena masih diaudit. Rencananya, laporan keuangan 2008 dipublikasikan paling lambat Mei 2009. Dia hanya memastikan bahwa laba perseroan tahun lalu turun. Selain Telkom, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga memperoleh potongan PPh badan sebesar 5% dari laba kotor 2008. Wakil Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, kepemilikan saham publik BCA saat ini sekitar 48%. Pemotongan PPh 5%, menurut dia, sangat signifikan bagi BCA. Perseroan dapat menghemat hingga Rp 385 miliar, sehingga meningkatkan perolehan laba bersih. Tahun lalu, laba bersih BCA mencapai Rp 5,8 triliun, tumbuh 28,7% dibandingkan 2007 sebesar Rp 4,5 triliun. Pertumbuhan laba bersih BCA terutama ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sekitar 29% menjadi Rp 12,4 triliun dan fee based income yang tumbuh 36,5% menjadi Rp 3,9 triliun. Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Gunawan Tjokro mengatakan, adanya kebijakan pemerintah memberi potongan PPh sebesar 5% terhadap emiten dengan kepemilikan saham publik lebih dari 40%, cukup membantu perusahaan dalam meningkatkan laba bersihnya. “Saat ini, ada 79 emiten yang dinilai berhak mendapatkan potongan PPh sebesar 5% untuk tahun buku 2008. Kapitalisasi saham emiten-emiten itu besar. Kami hanya memfasilitasinya saja,” jelas Gunawan. Namun, dia mengakui, lima emiten yang paling besar menikmati insentif PPh tersebut di antaranya Telkom, BRI, BCA, PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). Berdasarkan catatan Investor Daily, setoran PPh emiten berkapitalisasi saham terbesar pada 2008 sekitar Rp 31,7 triliun. PPh bersih tersebut naik 6,47% dibandingkan 2007 sebesar Rp 29,79 triliun. Hal itu terungkap dalam laporan keuangan 2008 yang dipublikasikan 38 emiten LQ45, termasuk PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Sedangkan PT Telkom Tbk (TLKM) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) tidak diikutsertakan, karena belum menyampaikan laporan keuangan. PT Astra International Tbk (ASII) tercatat sebagai wajib pajak terbesar dengan PPh 2008 mencapai Rp 4,06 triliun, naik 52,6% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 2,66 triliun. Sumber : INVESTORINDONESIA
[ob] BUMI Berpeluang ‘Technical Rebound’
INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan saham PT Bumi Resources (BUMI) Jumat (24/4) diprediksi mengalami technical rebound. Investor lebih rasional setelah transaksi dua hari lalu didominasi panic selling menyusul pecah kongsi Partai Golkar-Demokrat. Ikhsan Binarto, analis Optima Investama mengatakan, jika investor masih merespon keputusan Partai Golkar untuk tidak berkoalisi dengan Partai Demokrat dengan melakukan panic selling, tentu saja pergerakan BUMI hari ini akan melemah. “Namun, jika pasar rasional seharusnya BUMI rebound menyusul tertekannya saham produsen batubara ini selama dua hari terakhir,” papar Ikhsan, kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (23/4) malam. Pemilik BUMI merupakan salah satu petinggi Golkar sehingga kemudian muncul kekhawatiran berlebihan dari pelaku pasar. Padahal, sebenarnya jika salah satu petinggi Golkar itu tidak memiliki posisi di pemerintahan tentu tidak seharusnya disusul dengan anjloknya saham BUMI. “BUMI sebenarnya ada potensi technical rebound,” imbuhnya. Pada penutupan perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup melemah 30 poin ke level Rp 1.200 dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya pada posisi Rp 1.230. Harga terendah BUMI menyentuh level Rp 1.100 dan harga tertinggi Rp 1.240 per unit. Ikhsan memprediksikan saham BUMI hari ini akan berada pada kisaran harga Rp 1.160 hingga Rp 1.220. ”Saya merekomendasikan buy on weakness untuk saham BUMI,” imbuhnya. Ikhsan menyarankan investor tidak bertindak irrasional sehingga melakukan panic selling atas BUMI. Ia mengakui tidak sependapat dengan pemahaman bahwa jika tidak ada petinggi Golkar di pemerintahan akan mengganggu bisnis BUMI “Kalau perseroan dikelola secara profesional saya kira BUMI tetap akan berjalan seperti biasa mekipun pemiliknya tidak lagi menduduki jabatan di pemerintahan,” paparnya. Panic selling, lanjut Ikhsan, hanya merupakan ketakutan yang berlebihan dan tidak semestinya terjadi. Karena itu, hari ini BUMI berpotensi technical rebound. “Pada perdagangan hari ini mungkin investor akan lebih rasional. Akan ada titik balik dari pelemahan dua hari sebelumnya,” harapnya. Ia juga menyayangkan terjadinya kerusakan teknis pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin. Hal itu menurutnya, menambah negatif pergerakan saham. Sejatinya, jika tidak ada ganggun di sesi satu dan dua, seharusnya investor BUMI sudah bersikap rasional sejak kemarin.
[ob] PLN Segera Lelang 3 Juta Ton Batubara
BUY PTBA, BUMI, ITMG, ADRO... Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero akan melakukan tender batubara sebanyak tiga juta ton per tahun di semester pertama 2009. Ini dilakukan untuk memenuhi sisa kebutuhan batubara untuk proyek 10.000 MW. Menurut Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar, kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam proyek 10 ribu Megawatt (MW) tahap I baru 90 persennya yang dipenuhi. "Sisanya harus ditenderkan lagi. Saya kira dalam semester satu ini," jelas Fahmi usai penandatanganan perjanjian pengadaan kredit dengan 23 Bank Pembangunan Daerah (BPD), di Gedung Menko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (24/4/2009). Fahmi menyatakan jumlah kebutuhan batubara sebesar 33 juta ton per tahun sehingga yang akan ditenderkan sekitar 3 juta ton per tahun. "Karena dari total kebutuhan 33 juta per tahun, 90 persennya kan sudah dipenuhi, berarti yang ditenderkan 3 juta ton per tahun," ungkapnya.
[ob] ADRO: Goldman jual minimal Rp1.200/saham
jangan jual ADRO di bawah 1.200... JAKARTA: Konsorsium Goldman Sachs, Farallon, Citi, dan konglomerat Robert Kuok berencana menjual 17% saham atau 5,44 miliar saham perusahaan tambang batu bara PT Adaro Energy Tbk pada harga minimal Rp1.200 per saham. Seorang manajer investasi yang mengetahui proses penjualan saham itu (placement) mengatakan proses penjualan saham perusahaan tambang batu bara terbesar kedua tersebut di Indonesia itu tengah berlangsung. Apabila dikalkulasi, total penjualan 17% saham Adaro tersebut mencapai Rp6,53 triliun. "Penjualan saham Adaro diperkirakan rampung pada awal bulan depan. Konsorsium penjual meminta harga minimal Rp1.200 per saham," ujarnya kepada Bisnis pada akhir pekan lalu. Beberapa calon pembeli dari China, India, Jepang, Korea, dan Eropa menyatakan berminat membeli saham perusahaan tambang batu bara tersebut. "San Miguel juga dikabarkan berminat membeli saham Adaro." Robert Kuok, konglomerat Malaysia yang menduduki peringkat ke-97 orang terkaya dunia versi majalah Forbes tahun lalu, diperkirakan memiliki saham Adaro melalui Atticus Investments Pte Ltd. Sekretaris Perusahaan Adaro Andre Mamuaya mengaku mendengar dari media mengenai penunjukan Goldman dalam penjualan saham itu. Indonesia Country Manager Goldman Sachs (Singapore) Pte Charles Gunawan menolak berkomentar. "Wah saya tidak bisa komentar. Hubungi saja komunikasi perusahaan kami di Hong Kong," tuturnya. Premium 20% Jika mengacu pada harga minimal Rp1.200, berarti konsorsium penjual meminta harga premium 20% dibandingkan dengan harga penutupan saham Adaro pada Jumat pekan lalu di posisi Rp1.000 per saham. Dengan harga penutupan itu, kapitalisasi pasar Adaro mencapai Rp31,98 triliun. Analis PT Optima Securities Ikhsan Binarto mengatakan harga penjualan di atas Rp1.200 berarti premium atau lebih tinggi dari harga perdana saat Adaro mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia Rp1.100. Harga jual hanya sedikit lebih tinggi dari harga perdana karena harga pasar juga masih lebih rendah. "Kalau pasar kondusif bisa saja harga saham Adaro naik ke level Rp1.200 pada bulan depan [saat proses penjualan ini diharapkan tuntas]." Berdasarkan data Bloomberg, rasio harga saham dibandingkan dengan laba bersih per saham (price to earning ratio/PER) Adaro kini mencapai 18,37 kali, paling mahal dibandingkan dengan PER saham perusahaan tambang batu bara lainnya. PER PT Bumi Resources Tbk, yang berkapitalisasi pasar Rp25,03 triliun, pada Jumat pekan lalu hanya 3,59 kali, termurah dibandingkan dengan PER emiten batu bara lainnya. Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk, yang berkapitalisasi pasar Rp15,82 triliun, pada akhir pekan lalu diperdagangkan dengan PER 6,39 kali, sedangkan PER saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk mencapai 11,60 kali.
[ob] Dow Jones Kembali Break Level 8.000
Data penjualan rumah AS di bulan Maret yang berkurang pelemahanya membuat Wall Street sedikit terhibur. Masa-masa krisis dinilai sudah menyentuh posisi terdalam tinggal berjalan ke jalur pemulihan.. Departemen Perdagangan AS seperti dilansir dari AFP, Sabtu (25/4/2009) mengumumkan data penjualan rumah di bulan Maret cuma turun 0,6% yang dinilai pelaku pasar lebih baik dari perkiraan sebelumnya. Permintaan barang-barang manufaktur cuma turun 0,8% lebih baik dari perkiraan sebelumnya yang turun 1,5%. Data-data tersebut sedikit melegakan pelaku pasar yang juga tengah menanti hasil stress test perbankan AS. Hasil stress test itu akan menunjukkan seberapa kuatnya perbankan AS menghadapi krisis saat ini. Pelaku pasar juga melihat kerugian pabrikan otomotif Ford di triwulan I-2009 sebesar US$ 1,4 miliar tidak terlalu buruk karena perusahaan sama sekali tidak mendapat dana talangan dari pemerintah. Ford diprediksi akan kembali membaik pada 2011 setelah proses restrukturisasi perseroan usai. Pada penutupan perdagangan saham Jumat waktu AS (24/4/2009) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 117,95 poin (1,48%) menjadi 8.075,01. Nasdaq juga naik 42,08 poin (2,55%) menjadi 1.694,29 dan Standard & Poor's 500 naik 13,84 poin (1,62%) ke level 865,76.
[ob] BUMI ke 1.390, ‘Cut Loss’ di 1.200
Pergerakan saham PT Bumi Resources (BUMI), Senin (27/4) awal pekan ini diprediksi menguat. Pasalnya, aksi beli dan akumulasi yang kuat pekan lalu tidak akan memancing profit taking akibat volume perdagangan yang masih kecil. Widhi Indratmo Nugroho, analis Asia Kapitalindo Securities mengatakan jika melihat pola candlestick BUMI, saham produsen batubara thermal ini berpeluang rebound. Menurutnya, sejak Kamis (16/4), pola pergerakan BUMI hampir membentuk candle hammer. Pada Jumat (23/4), potensi beli dan akumulasi BUMI lebih kuat namun volume perdagangannya masih kecil. Karena itu, potensi target price BUMI yang kuat berada pada level Rp 1.390. Sedangkan posisi support-nya berada pada Rp 1.200 serta Rp 1.320 sebagai angka resistant. “Target harga BUMI berikutnya, mungkin ke posisi Rp 1.510,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (26/4). Pada perdagangan Jumat (24/4) pekan lalu, saham BUMI ditutup menguat 90 poin (7,5%) pada level Rp 1.290 dibandingkan penutupan hari sebelumnya di Rp 1.200. Harga tertinggi BUMI mencapai Rp 1.320 dan terendah Rp 1.200. Sedangkan volume transkasi mencapai 594,9 juta unit senilai Rp 753,9 miliar dan 10.140 frekuensi. Sayangnya, jika dilihat secara teknikal, BUMI juga berpeluang koreksi. Menurutnya, BUMI berpeluang melemah ke level Rp 1.200 sebagai level stop loss. Investor harus melakukan cut loss, jika BUMI tembus ke bawah level Rp 1.200. “Jadi, kalau dilihat dari momentum indikatornya, BUMI masih bearish, masih melemah,” ujarnya. Dari sisi momentum, secara teknikal peluang BUMI rebound sebenarnya terjadi pada Kamis (16/4) silam. Namun, momentum bearish ini, bisa tertolong optimisme BUMI yang akan menguasai 12% pangsa pasar batubara dunia pada 2012. Menurut Widhi, berita ini bisa memberikan pengaruh positif bagi pergerakan BUMI. “Bisa! Bisa!” tandasnya. Optimisme itu bisa menjadi motor pergerakan saham BUMI, jika pihak manajemen benar-benar merealisasikannya. Pasalnya, lanjut Widhi, BUMI sebagai emiten sektor batubara, memiliki market kapitalisasi yang besar dan penjualannya yang fokus pada ekspor dengan kualitas yang tidak bisa diragukan lagi. “Beda dengan PTBA (PT Bukit Asam) yang lebih banyak bergerak di pasar lokal dan dari sisi kadar batubara lebih bagus BUMI,” imbuhnya. Meski target itu baru akan direalisasikan pada 2012, namun sentimen positif terhadap harga sahamnya akan mewarnai BUMI hari ini. “Sebenarnya secara akuntansi kalau ternyata terealisasi pada 2012, maka pembukuannya pada 2012,” ucapnya. Namun, Widhi menggarisbawahi, yang namanya pergerakan pasar lebih dimotori sesama aksi investor. Jika berita itu membuat investor lebih agresif, BUMI akan lebih cepat bergerak menguat. ”Jadi, kalau memang berita itu benar, maka akan langsung terefleksi pada harga sahamnya,” tuturnya. Sebelumnya, Senior Vice President Investor Relations BUMI, Dileep Srivastava kepada INILAH.COM menyatakan optimis perusahaannya menguasai 12% pangsa pasar batubara global pada 2012. Hal ini terkait dengan rencana BUMI menaikkan 10% target produksi dan penjualannya dari tahun sebelumnya sebesar 60 juta ton. Harga jual rata-rata batubara kuartal I 2009 BUMI tercatat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. BUMI juga telah mengkonsolidasikan dua akusisi terakhirnya dalam laporan triwulan satu yang rencananya akan disampaikan akhir Mei mendatang. Dengan kenaikan pada harga jual rata-rata batubara tersebut, sudah dipastikan akan memberikan dampak pada neraca keuangan perseroan dan diprediksi memberikan sentimen positif bagi pergerakan sahamnya di pasar. Sebelumnya, pada kuartal I 2008 harga jual rata-rata batubara perseroan mencapai US$ 58,3 per ton. Sementara manajemen BUMI menyatakan, dengan akuisisi terhadap tiga perusahaan diharapkan mampu mengangkat produksi batubara perseroan hingga 111 juta ton per tahun pada 2012 nanti. “Jadi bisa saja mempengaruhi pergerakan BUMI hari ini,” tegas Widhi Indratmo. Widhi merekomendasikan spekulatif buy untuk saham sejuta umat ini dan cut loss jika harganya turun ke level di bawah Rp 1.200.
[ob] Vietnam minati batu bara Indonesia
Buy PTBA, ADRO, BUMI, BYAN... HO CHI MINH CITY: Indonesia dan Vietnam pekan lalu menandatangani dua kesepakatan penting, yakni Agreed Minutes of The Fifth Joint Commission Meeting on Economic, Scientific, and Technical Cooperation dan Memorandum of Understanding (MOU) on Rice Trade. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kesepakatan tersebut, Bisnis mewawancarai Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Berikut petikannya: Apa saja poin penting yang dihasilkan dari Joint Meeting Commission (JMC) ke-5 tersebut? Kami telah menyelesaikan secara tuntas JMC ke-5 antara Indonesia dan Vietnam. Beberapa hal telah dibahas dan kedua negara sepakat menandatangani kesepakatan yakni Agreed Minutes dan MOU Perdagangan Beras. Untuk MOU Perdagangan Beras, memang selalu diperbarui setiap 2 tahun. Intinya, bilamana kita membutuhkan cadangan beras dari luar, sudah ada komitmen dari Pemerintah Vietnam. Tentunya ini tidak berarti kita akan mengimpor beras, tetapi ini hanyalah untuk berjaga-jaga bila suatu saat diperlukan. Adapun mengenai Agreed Minutes, kita telah membahas peluang kerja sama di berbagai bidang, mulai dari pertanian, transportasi, kesehatan, pariwisata dan budaya, perikanan, perbankan, edukasi dan pelatihan, energi, petroleum dan pertambangan batu bara. Yang paling penting dari pembahasan tersebut adalah potensi kerja sama di bidang migas dan batu bara. Memang sudah ada kerja sama eksplorasi dan eksploitasi tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Vietnam untuk menggarap blok bersama. Semua sudah berjalan. Ketiga negara sudah menemukan minyak di blok bersama di Vietnam dan Malaysia, sementara di Indonesia sedang dalam tahap eksplorasi. Di bidang batu bara, Vietnam sangat memerlukan pasok batu bara untuk pembangkit listrik dan saya rasa kita bisa memenuhi kebutuhan mereka akan batu bara tersebut. Kerja sama di bidang apa lagi yang masih potensial dikembangkan? Banyak kerja sama yang bisa kita kembangkan, sektor pertanian, misalnya. Kedua negara merupakan dua pasar besar untuk komoditas pertanian. Selama ini kerja sama di bidang pertanian memang masih terbatas, sehingga ke depan kami sepakat untuk menyelesaikan MOU on Agricultural Commodities. Kedua negara juga sepakat bekerja sama dan bertukar informasi terkait produksi, pascapanen, hingga pemasaran hasil-hasil pertanian. Salah satu hal yang juga muncul adalah pariwisata. Kedua negara telah menyepakati agar ada kerja sama di bidang pariwisata, terutama terkait perencanaan pulau destinasi dan destinasi pariwisata kelas dunia. Selama ini Thailand mendapat tumpahan wisatawan yang berkunjung ke Vietnam. Hemat saya, kita juga bisa mengambil peluang ini. Selain itu, di bidang manufaktur, industri pendukung dari negara tersebut belum cukup maju, sehingga terbuka peluang bagi kita untuk menjajaki kerja sama tersebut. Bagaimana prospek perdagangan Indonesia dan Vietnam? Kami memang sudah mendengar masukan dari kalangan pengusaha yang sudah masuk ke pasar ini. Intinya, memang tidak terlalu sulit untuk masuk ke pasar Vietnam. Potensi negara ini seharusnya besar, karena pasar untuk consumer goods memang besar mengingat masih banyak produk yang belum diproduksi di dalam negeri. Memang kita akui, hambatan untuk masuk ke pasar Vietnam pasti ada. Umumnya hambatan yang muncul tersebut berupa implementasi peraturan yang tidak begitu jelas dan kecenderungan memberikan preference terhadap industri dalam negerinya. Dalam hal ini, pemerintah akan berjuang dan memfasilitasi dunia usaha, sehingga hambatan tersebut dapat diminimalkan. Seperti yang sudah disepakati, kedua negara akan memperkuat kerja sama untuk melayani pasar regional maupun pasar global. Terkait ini, kedua belah pihak akan mendorong dunia swasta dari masing-masing negara untuk menjajaki potensi yang riil dalam bidang bisnis dan pemerintah akan bertindak sebagai fasilitator.
[ob] [OOT] Mohon Dukungan ==> Buku MQL Metatrader Edisi Bahasa Indonesia
Salam Trader, Rekan - rekan tradersaat ini saya sedang menulis buku mengenai pemrograman MQL pada Metatrader untuk otomatisasi strategi trading dengan Expert Advisor. Rencananya buku akan terbit Dan terdistribusi ke seluruh toko buku besar yang berpotensi di Indonesia (GramediaGunung Agungdll) melalui distributor buku terkemuka paling lambat akhir tahun 2009. Buku akan dicetak pertama kali sebanyak 6000 eksemplar dengan cover exlusive Dan tebal 360 halaman ukuran 23cm x 16 cm (panjang x lebar). Informasi lengkap dapat dilihat di website saya http://www.fx- platinum. com Di dalam buku ini saya juga menawarkan pemasangan iklan bagi perorangan ataupun badan usaha ( brokerIBagenkonsult anlembaga pendidikandll yang berhubungan dengan Metatrader) untuk mempromosikan produk atau jasanya dalam sisipan buku saya. Informasi lengkap dapat dilihat di website saya http://www.fx- platinum. com Bagi pihak - pihak yang ingin menjadi sponsor iklan dalam buku saya silahkan kunjungi website saya http://www.fx- platinum. com untuk me-request proposal. Bagi rekan-rekan yang membutuhkan untuk segera diterbitkannya buku ini mohon dukungannya dengan mengisi "Polls" di website saya sehingga sponsor saya nanti semakin yakin bahwa buku ini banyak diminati masyarakat Indonesia. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan ini. Eriandi Susanto,ST
[ob] Re: [OOT] Mohon Dukungan ==> Buku MQL Metatrader Edisi Bahasa Indonesia
btw. saya bukan pak Eriandi :)...saya cmn membantu memforward email beliau krn sy pandang sangat bagus usahanya dalam memajukan dunia trading khususnya di forex utk saham saat ini di Indonesia sptnya blm bisa pake EA krn blm ada broker yg "compatible" dengan Metastock atau Amibroker...klo di USA sptnya dah bisa trading saham pakai EA. kelebihan pakai EA/robot yang jelas kita tidak perlu melototin monitor selama 24 jam nonstop krn market forex sendiri buka 24 jam nonstop dr senin -jumatkekurangan pakai EA krn dia robot jadi dia akan trading sesuai parameter yang telah di set sebelumnya ga peduli market bergerak liar ketika ada news yg high impact...belakangan orang mengembangan EA yang berbasis Artificial Intelegence (Kecerdasan Buatan) yang bisa "berfikir" spt manusia jd bisa beradaptasi dgn market yg super dinamis..mis bisa "membaca" news/data fundamental ekonomi silahkan pak Eri menjawab pertanyaan yg di ajukan. --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, sAThya® wrote: > > Pak Eriandi, > > Ide yang bagus pak utk membuka pemahaman tentang programing for trading in > forex. > > saya harap buku anda bener2 beda dari MQL4 Course yg terdapat di foum tsd. > mungkin dasar penjelsaan C++ nya sama tetapi case2 nya harus beda dong yah. > dan tentunya isi nya dpt di terima dari newbie sampe ke oldbie :-)) > > semoga buku slanjutnya untuk AFL programing in stockmarket > > > Good Luck Bro > Sathya > > > > > > From: jsx_consultant > To: obrolan-bandar@yahoogroups.com > Sent: Tuesday, April 28, 2009 12:37:13 PM > Subject: [ob] Re: [OOT] Mohon Dukungan ==> Buku MQL Metatrader Edisi Bahasa > Indonesia > > > > > > Supaya mendapatkan dukungan yg optimal, sebaiknya anda > menggambarkan: > - Apa itu MQL, Metatrader dan Expert Advisor ?. > - Keuntungan/kelebiha n dan biayanya ?. > - Keberhasilan dan kendalanya. > > Embah kira akan banyak yg mendukung anda jika buku anda > memberikan Nilai Tambah bagi para trader. > > Semoga berhasil...
[ob] PTBA Beli ADRO
JAKARTA: PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) menjajaki peluang membeli 17% saham PT Adaro Energy Tbk yang akan dilepas oleh konsorsium Goldman Sachs, Farallon, Citi, dan konglomerat Robert Kuok. Direktur Utama Bukit Asam Sukrisno mengatakan penjajakan itu merupakan salah satu alternatif untuk menambah jumlah cadangan batu bara yang bisa dihasilkan, terutama yang berada di Kalimantan. "Kami juga sedang uji tuntas dua perusahaan batu bara lainnya untuk diakuisisi," ujarnya kepada Bisnis kemarin. Menurut dia, perseroan mempunyai kas yang cukup untuk membiayai akuisisi perusahaan batu bara lain. "Kalau kurang, kami masih bisa mengambil pinjaman di bank, karena saat ini kami tidak memiliki utang dan DER [debt to equity ratio] masih rendah," tuturnya. Hingga 31 Maret lalu, jumlah kas Bukit Asam mencapai Rp3,58 triliun, atau naik 70% dibandingkan dengan posisi pada kuartal I/ 2008. Konsorsium Goldman Sachs dalam proses penjualan 17% saham atau 5,44 miliar saham Adaro. Penjualan saham itu meminta harga minimal Rp1.200 per saham. Bila mengacu pada harga itu, nilai penjualan bisa mencapai Rp6,52 triliun. Selain Bukit Asam, beberapa calon pembeli dari China, India, Jepang, Korea Selatan, dan Eropa menyatakan berminat membeli saham Adaro. San Miguel bahkan disebut-sebut melihat kemungkinan akuisisi tersebut. Robert Kuok, konglomerat Malaysia yang menduduki peringkat ke-97 orang terkaya dunia versi majalah Forbes tahun lalu, diperkirakan memiliki saham Adaro melalui Atticus Investments Pte Ltd. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 31 Maret 2009, Goldman memiliki 9,94% saham Adaro, sedangkan UBS AG Singapura S/A Atticus Investments Pte Ltd memegang 5,74% saham. Sesuai dengan laporan biro administrasi efek Ficomindo Buana Registrar, Goldman per 16-21 April meningkatkan kepemilikan saham pada Adaro menjadi 9,96%. BUMN tambang batu bara itu membukukan lonjakan laba bersih 221% menjadi Rp920,60 miliar pada kuartal I/2009 dibandingkan dengan Rp286,39 miliar periode sama pada tahun lalu. Kenaikan laba bersih itu didorong oleh harga jual yang lebih tinggi dan peningkatan volume penjualan batu bara akibat penambahan kapasitas angkut kereta api. "Harga jual rata-rata selama kuartal I mencapai US$90 per ton, dan jumlah ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya. Kami tahun ini menargetkan bisa mencatat pertumbuhan sebesar 20% dari tahun lalu," ujar Sukrisno. Pendapatan BUMN penghasil batu bara itu naik 89% menjadi Rp2,33 triliun pada kuartal I tahun ini dibandingkan dengan Rp1,23 triliun pada periode sama tahun lalu. "Volume produksi pada tahun ini kemungkinan ada tambahan produksi, seiring dengan beroperasinya Indonesia Prima Coal yang menyumbang 500.000 ton." Harga saham Bukit Asam kemarin ditutup stagnan di level Rp8.700, sedangkan harga Adaro turun 1,96% ke posisi Rp1.000.
[ob] IHSG Abaikan Sentimen Flu Babi
Jakarta - Maraknya penyebaran flu babi yang melanda banyak negara belum memberikan pukulan terhadap pasar saham dalam negeri. Kembalinya investor asing ke pasar saham akan membuat sentimen flu babi terpinggirkan sejenak. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham Rabu (29/4/2009) diprediksi masih akan bertahan di zona positif dengan mencoba lagi masuk level 1.600. Pasar saham Indonesia dinilai masih aman yang membuat investor asing kembali datang di tengah tekanan yang terjadi bursa global dan regional. Meski akan ada pengaruh dari regional, bisa jadi IHSG naik lagi sendirian karena tren positif IHSG masih akan terjadi di jangka pendek. Investor juga tengah menunggu rapat the Fed pada 30 April, pengumuman inflasi 1 Mei, dan perkembangan koalisi partai politik menjelang pengajuan nama capres dan cawapres. Sementara indeks Nikkei Jepang pada Rabu ini tutup karena libur nasional. Sedangkan saham-saham perbankan di Wall Street mendapat tekanan setelah ada bocoran dari stress test bahwa Citigroup dan Bank of America harus menambah modalnya. Pada penutupan perdagangan Selasa waktu AS (28/4/2009), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah tipis 8.05 poin (0,10%) ke level 8.016,95. Indeks Standard & Poor's 500 juga turun tipis 2,35 poin (0,27%) ke level 855,16 dan Nasdaq turun 5,60 poin (0,33%) ke level 1.673,81. Pada perdagangan saham Selasa (28/4/2009) IHSG menguat 19,834 poin (1,26%) menjadi 1.595,915. Berikut rekomendasi saham dari perusahaan sekuritas. Optima Securities Kembalinya dana asing di tengah sentimen negatif bursa regional dan wabah flu babi mampu menopang indeks sehingga menguat 19 poin ke posisi 1.595. Investor asing terutama masuk di sektor infrastruktur dan keuangan sehingga menguat di atas 2%. Antisipasi laporan keuangan kuartal I-2009 dari perbankan bakal menjadi sentimen selain faktor masuknya dana asing. Pergerakan indeks berpeluang rebound di level 1.550-1.640 dengan pilihan saham:TLKM, BBRI, ENRG, dan ISAT. Panin Sekuritas IHSG kemarin bergerak fluktuatif sebelum akhirnya ditutup menguat +1,26% pada 1.595,915. Menguatnya IHSG terjadi di tengah anjloknya bursa regional menyusul wabah flu babi di Amerika Utara. Wabah tersebut dikhawatirkan akan berdampak terhadap lambat pulihnya perekonomian global. Selain wabah flu babi, investor global juga masih menanti hasil kinerja korporasi 1Q-09 serta stress test terhadap perbankan di AS. Kami perkirakan hari ini IHSG akan kembali menguji level psikologis 1.600, jika gagal kemungkinan dalam jangka pendek IHSG akan cenderung bergerak sideways. Kisaran support-resistance 1.581-1.605. eTrading Securities Data EPFR untuk minggu ketiga April masih menunjukan inflow ke equity fund negara berkembang sejalan dengan rally di harga komoditas dan demand import dari china meningkat. Inflow pada Asia ex-Japan dan GEM Equity Fund mencatat net inflow US$ 1,86 miliar dan pada emerging market bond funds sebesar net US$ 2,4 miliar. Dow Jones: Kekhawatiran akan bank-bank yang membutuhkan modal tambahan dan flu babi yang sedang merebak dapat merintangi pemulihan ekonomi sehubungan dengan tingkat kepercayaan konsumen. Bank of America Corp. dan CitiGroup Inc. turun sedikitnya 5.9% ketika Wall Street Journal melaporkan bahwa stress test yang dilakukan pemerintah kemungkinan akan menunjukkan peminjam membutuhkan lebih banyak dana tunai untuk menopang neraca saldonya. Delta Airlines Inc. -9.9% akibat kekhawatiran flu babi akan menyebabkan penurunan pada industri travel, General Motor Corp. -11% setelah para pemegang obligasi menyatakan bahwa rencana untuk mengubah $27 miliar utang menjadi equity merupakan hal yang tidak masuk akal. Indeks S&P 500 -0.3% menjadi 855,16. Regional pagi ini: S&P/ASX 200 (-0,3%) 3.697,30 dengan pelemahan dipimpin oleh Australia & New Zealand Banking Group -5%. Namun Kospi (+0,7%) 1.309,23, dengan penguatan yang dipimpin oleh STX Offshore & Shipbuilding +4,2%. Nikkei 225 hari ini tidak diperdagangkan karena libur nasional di Jepang. Commodity: CPO (-0.2%) 2.554 RMY, Gold (-0.51%) US$ 889/oz, Light Crude Oil (-1%) US$ 49.40/barrel, Natural Gas (-0.4%) $3.42/mmbtu, Nickel (-1.86%) US$ 10.800/ton, Tin(-2.4%) US$ 12.100/ton.(ir/ir)
[ob] Aset dan Laba BBRI Terbaik di Kuartal I-2009
buy BBRI yuuk... Jakarta - Kinerja bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang paling baik di kuartal pertama tahun 2009 dipegang PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Aset dan laba BRI pada kuartal I-2009 menjadi yang terbagus dibanding bank-bank BUMN lainnya. Demikian hal itu dikemukakan oleh Deputi Kementerian Negara BUMN Bidang Perbankan dan Jasa Keuangan Parikesit Suprapto di Kantor Pusat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Jalan Trunojoyo, Jakarta, Rabu (29/4/2009). "Laba dan aset BRI paling bagus di kuartal pertama di antara bank BUMN," katanya. Namun sayangnya ia menolak untuk membeberkan angka pastinya karena harus disampaikan melalui rapat umum pemegang saham (RUPS). Menurutnya, kendati kinerja BRI semakin baik namun modal bank plat merah tersebut semakin tergerus. Pasalnya, capital adequacy ratio (CAR) perseroan masih berada di tingkat 15-16 persen. "Secara umum, kinerja bank BUMN masih bagus. NPL (non performing loan/kredit macet) masih di bawah 5 persen," ujarnya. Penurunan Dividen Secara terpisah, Sekretaris Kementerian Negara BUMN M Said Didu mengatakan, pemerintah sudah menyetujui dan menentukan besaran penurunan dividen bagi perbankan plat merah. "Semua diturunkan, angkanya sudah ada tapi belum bisa saya sebutkan," jelasnya. Ia mengatakan, kendati diturunkan setorannya, pemerintah sudah memiliki skema perhitungan hingga akhir tahun. Jika nanti ada kekurangan, maka bisa dilakukan penarikan dividen interim di tahun berikutnya. "Kita lihat dulu sampai akhir tahun ini, kalau memang perlu ambil ya ambil lagi," katanya. Skema penghitungan dividen interim tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi bila terjadi krisis ekonomi global seperti yang terjadi di akhir tahun lalu. "Tapi krisis ini sudah menunjukan tanda-tanda membaik," imbuhnya.
[ob] aba UNTR Triwulan I-2009 Naik 57%
Jakarta - PT United Tractors Tbk (UNTR) mengalami peningkatan laba bersih di triwulan I-2009 dari Rp 517 miliar menjadi Rp 812 miliar atau meningkat 57% dibanding periode yang sama tahun lalu. Untuk jangka waktu tiga bulan pertama tahun 2009, UNTR telah membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 6,97 triliun, atau mengalami peningkatan 20% dibandingkan pendapatan bersih pada triwulan pertama tahun 2008. "Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan produksi batubara dan volume pemindahan tanah (overburden removal) dari unit usaha Kontraktor Penambangan (Mining Contracting) yang memberikan kontribusi pendapatan bersih sebesar 47% terhadap total pendapatan bersih perseroan di tahun ini," bunyi penjelasan UNTR, Rabu (29/4/2009). Sementara itu pendapatan bersih dari penjualan alat-alat berat di unit usaha Mesin Kontruksi (Construction Machinery) sedikit mengalami penurunan dan memberikan kontribusi sebesar 40% terhadap total pendapatan bersih Perseroan di tahun ini. Sisanya sebesar 13% disumbangkan oleh unit usaha Pertambangan (Mining). Sejalan dengan peningkatan pendapatan bersih, laba kotor perseroan juga meningkat sebesar 61% dari Rp 1,03 triliun menjadi Rp 1,65 triliun pada tahun ini. Demikian juga dengan laba usaha perseroan mengalami peningkatan dari Rp 780 miliar menjadi Rp 1,33 triliun. Total aset UNTR per triwulan I-2009 mencapai Rp 22,771 triliun naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 14,964 triliun.
[ob] Dow Jones Mendekati 8.200 !
Saham-saham di Wall Street melonjak setelah keluarnya data yang menunjukkan resesi di AS tak lagi mengganas. Pernyataan dari Bank Sentral AS (Federal Reserve) turut memberi sentimen positif. Data yang dirilis Departemen Perdagangan AS, Gros Domestic Product (GDP) memang turun hingga 6,1% secara year on year pada kuartal I-2009. Namun data belanja konsumen menunjukkan kenaikan tajam hingga 2,2%. Dan data inilah yang menjadi sentimen positif mengingat belanja konsumen menyumbang dua pertiga dari aktivitas ekonomi AS. Pada kuartal IV-2008, belanja konsumen anjlok hingga 4,3%. The Fed menambah sentimen positif setelah memberikan komentar sejuk bagi pasar. The Fed menyatakan bahwa proyeksi perekonomian sudah membaik secara perlahan dibandingkan pada pertemuan terakhir mereka pada Maret. "Ini adalah bacaan yang baik pada perekonomian, dan ini baik untuk saham-saham," ujar Rick Campagna, manajer portofolio dari Provident Investment Council seperti dikutip dari Reuters, Kamis (30/4/2009). "Investor mendapatkan pelipur lara dari konsumsi masyarakat yang melonjak melebihi ekspektasi di tengah laporan GDP yang merosot melebihi ekspektasi," ujar analisis dari Charles Schwab Co seperti dikutip dari AFP. Pada perdagangan Rabu (29/4/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup menguat hingga 168,78 poin (2,11%0 ke level 8.185,73. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 18,48 poin (2,16%) ke level 873,64 dan Nasdaq menguat 38,13 poin (2,28%) ke level 1.711,94. Sepanjang perdagangan, Wal-Mart menjadi pemimpin penguatan Dow Jones. Saham peritel terbesar AS itu tercatat menguat hingga 4,1%. Saham-saham sektor energi juga mendapatkan dukungan dari naiknya lagi harga minyak mentah dunia hingga di atas US$ 50 per barel. Saham Exxon Mobil naik hingga 2%, Chevron naik 2,4%. Perdagangan berjalan cukup moderat, di New York Stock Exchange mencapai 1,48 miliar, sedikit di atas rata-rata tahun lalu yang sebanyak 1,49 miliar. Sementara di Nasdaq, transaksi mencapai 2,40 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang sebanyak 2,28 miliar.
[ob] Laba BBRI Naik 22% di Triwulan I-2009
Buy BBRI yuuk.. Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,718 triliun pada triwulan pertama 2009 atau naik 22 persen dari periode yang sama di 2008. Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan Kamis (30/4/2009), laba didorong oleh pendapatan bunga yang naik signifikan dari Rp 6,418 triliun di triwulan I-2008 menjadi Rp 8,276 di triwulan I-2009. Hal ini membuat laba bersih per saham dasar naik dari Rp 117,51 menjadi Rp 143,39 atau laba bersih per saham dilusi naik daro Rp 115,36 menjadi Rp 142,73. Sementara untuk LDR naik dari 74,19 persen di triwulan I-2009 menjadi 81,35 persen di triwulan I-2009. Untuk CAR dengan memperhitungan risiko kredit dan risiko pasar turun dari 16,52 persen di triwulan pertama 2009 menjadi 14,91 persen di periode kali ini. NPL gross turun tipis menjadi 3,24 persen di triwulan pertama 2009 dari sebelumnya 3,83 persen di periode yang sama tahun lalu. NPL net pun seirama turun sedikit dati 1,04 persen menjadi 1,02 persen. RoA perusahaan juga turun tipis dari 4,17 persen menjadi 3,92 persen di triwulan pertama 2008. Sebaliknya, RoE mengalami kenaikan dari 31,71 persen di triwulan I-2008 menjadi 33,74 persen pada periode kali ini. Total aktiva Bank BRI juga mengalami pertumbuhan signifikan dari Rp 200,458 triliun pada triwulan I-2008 menjadi Rp 250,141 triliun pada periode kali ini.
[ob] BUMI Siap Menuju Level Tinggi Baru
Jakarta - Pergerakan saham PT Bumi Resources (BUMI) Kamis (30/4) kembali diramalkan rebound. Market memang sedang berpihak sementara valuasinya masih murah dan tidak ada katalis sentimen negatif Group Bakrie. Analis Ciptadana Asset Management Muhammad Karim mengatakan, jika dibandingkan harga saham BUMI dengan saham lain di sektornya secara keseluruhan valuasinya masih murah. Karim membandingkan dengan valuasi PT Bukit Asam (PTBA) dan PT Indo Tambangraya Megah (ITMG). Selain itu, laporan keuangan kuartal pertama BUMI diprediksi masih bagus. “Jika dilihat dari sisi fundamental, BUMI masih positif. Karena itu, potensi upside-nya masih sangat besar,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (29/4). Menurut Karim, dalam minggu-minggu ini, laporan keuangan BUMI akan dirilis. Pada perdagangan Rabu (29/4) saham BUMI ditutup menguat 90 poin ke level Rp 1.380 per lembar saham dengan harga terendah Rp 1.310 dan harga tertinggi Rp 1.380. Sedangkan volume transaksi mencapai 344,5 juta unit dengan nilai Rp 463,1 miliar dan 6.780 frekuensi. Untuk jangka panjang, lanjut Karim, pergerakan harga BUMI bisa mencapai level Rp 2 ribu. Sedangkan pada hari ini, BUMI dipenuhi sentimen positif dari market yang masih bullish. Selain itu, katalis negatif dari grup Bakrie sudah tidak ada lagi. “Kecenderungan sentimennya masih sangat positif. Terutama marketnya masih bullish,” paparnya. Hal itu ditopang dengan kinerja laporan keuangan kuartal pertama 2009 yang bagus. Karim memprediksikan pertumbuhan laba perseroan akan signifikan. “Pasti pertumbuhannya lumayan bahkan jauh di atas ekspektasi,” tuturnya. Sedangkan untuk day trading, Karim memberikan ancang-ancang harga saham BUMI jika melampaui Rp 1.400 per lembar, bisa menyentuh level tinggi baru sepanjang tahun ini. Harga tertinggi BUMI dari awal tahun hingga saat ini adalah level Rp 1.480. Karena itu, BUMI hari ini bisa menembus harga tertinggi sejak awal 2009. ”Saya kira level Rp 1.480 akan tercapai. Saya masih merekomendasikan beli untuk BUMI,” tandasnya. Di sisi lain, faktor market berpengaruh signifikan terhadap BUMI. Pasalnya, beta BUMI berada di atas satu kali market. Beta merupakan sensitivitas saham terhadap pergerakan indeks. ”Jadi, karena beta BUMI di atas satu, kenaikan harga sahamnya biasanya lebih tinggi dari pada kenaikan indeks,” terangnya. Saat dihubungi terpisah, analis BNI Securities Muhammad Alfatih mengungkapkan, indeks berpeluang melanjutkan penguatan setelah dua hari lalu rebound dari support di sekitar 1.550 hingga 1.560. ”Penguatannya berpotensi ke level 1.660 hingga 1.680,” terangnya. Bahkan untuk jangka menengah, indeks akan menyentuh level Rp 1.720. Namun sayang, penguatan ini bisa batal jika turun hingga di bawah level Rp 1.620. Alfatih mengatakan, penopang penguatan indeks adalah laporang keuangan beberapa emiten yang menunjukkan hasil cukup baik, suku bunga yang kemungkinan turun, dan diprediksi terjadi deflasi.
[ob] BNBR: Mulai Cicil Hutang
semoga huitangya makin TURUN tapi sahamnya NAIK... Buy BNBR/W JAKARTA. Kemarin, PT Bakrie & Brothers (BNBR) mulai membayar cicilan utang kepada Piper, Price & Company (PPC), yang merupakan kepanjangan tangan Northstar Pacific. Pembayaran ini merupakan pelaksanaan kesepakatan restrukturisasi utang BNBR dengan Northstar. Kali ini, BNBR cuma membayar sebesar Rp 31 miliar kepada PPC untuk melunasi surat utang Seri A yang jatuh tempo 30 April 2009. Penerbitan surat utang itu merupakan bagian skema restrukturisasi utang BNBR. "Kami akan melunasi sesuai rencana," tegas Dileep Srivastava, Direktur BNBR kepada KONTAN, kemarin (29/4). Selain Seri A, ada lagi surat utang Seri B yang jatuh tempo 25 September 2009. Total nilainya Rp 279 miliar. Tapi untuk membayar surat utang ini, BNBR memiliki opsi untuk membayar dengan surat utang yang baru. Jika BNBR kelak memilih menerbitkan surat utang pengganti, praktis tahun ini induk usaha Grup Bakrie ini hanya perlu mengeluarkan duit Rp 31 miliar untuk membayar utang ke PPC. Sebab, sebagian besar utang yang telah direstrukturisasi itu baru jatuh tempo 20 Januari 2012. Yuwono Triatmodjo KONTAN
[ob] BNBR: Lunasi Repo Ke PNM
FA BNBR makin clingayo BUY BNBR/W PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) sudah melunasi utang reponya kepada PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Investment Management. Menurut Direktur Utama PNM Parman Nataadmadja dengan dibayarnya utang sebesar Rp 203 miliar tersebut. Sementara yang tersisa adalah utang milik PT Bakrie Capital Indonesia ke PNM yang mencapai Rp 1,2 triliun. "Kalau BNBR per hari ini sudah lunas dibayarkan sekitar Rp 200 miliar. Kalau untuk Bakrie Capital sudah mulai current," katanya. Parman menyampaikan hal itu usai menghadiri perjanjian kerjasama antara Komisi Pemberantasan Korupsi dengan Kementerian Negara BUMN Tentang Pengelolaan Data Wajib LHKPN, di Kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (30/4/2009). Ia mengatakan, Bakrie Capital diberi waktu untuk melunasi utangnya maksimal selama dua tahun terhitung dari bulan ini. "Sesuai kesepakatan dengan kejaksaan, kami menggunakan skema pembayaran baru dalam pelunasan utang tersebut," jelasnya. Menurutnya, pihaknya tidak terlalu khawatir dengan jumlah utang yang cukup besar tersebut akan membuat pembayarannya terus macet. Ia optimis perusahaan swasta bisa melunasi utangnya mengingat harga sahamnya sudah cukup bagus. "Kami tidak khawatir karena harga saham Bakrie sudah bagus," imbuhnya. Jumlah sisa repo Bakre ke PNM Investment Management sebesar Rp 203,484 miliar terdiri dari dua fasilitas repo. Kedua fasilitas repo tersebut jatuh tempo pada 19 Januari dan 9 Februari 2009. BNBR sebelumnya telah meminta perpanjangan waktu penyelesaian repo ke PNM paling lambat Mei 2009 setelah gagal membayar pada saat jatuh tempo. Sementara utang repo Bakrie Capital telah disepakati untuk dicicil selama 24 bulan, sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
[ob] BNBR: lunasi repo Rp203 miliar ke PNM Investment
Repo makin beres BNBR makin naikBuy BNBR yuuk JAKARTA: PT Bakrie & Brothers Tbk melunasi kewajiban repurchase agreement (repo) Rp203 miliar kepada PT PNM Investment Management kemarin. Direktur PNM Investment Management Tjatur Heri Priyono menuturkan melalui pelunasan itu, BNBR tidak lagi memiliki repo ke PNM. "Per hari ini [kemarin] Bakrie & Brothers melunasi repo Rp203 miliar. Kendati demikian, pelunasan repo dari Bakrie Capital Indonesia [BCI] masih berjalan," katanya kemarin. Sebelumnya, repo Bakrie & Brothers ke PNM Investment mencapai Rp231,81 miliar. Namun, jumlah itu berkurang menjadi Rp203,81 miliar karena sebagian telah dibayar. "Hari ini, kami membayar repo perseroan kepada PNM senilai Rp203 miliar," kata Direktur Keuangan Bakrie & Brothers Yuanita Rohali, kemarin. Dengan demikian, lanjutnya, restrukturisasi repo perseroan tinggal menyisakan Rp55 miliar, yaitu kepada PT Recapital Securities. Berdasarkan catatan Bisnis, perusahaan induk milik Grup Bakrie itu pada Januari gagal bayar kewajiban repo senilai Rp83 miliar kepada PNM Investment. Namun, perusahaan itu menyatakan akan melunasi seluruh reponya paling lambat pada Mei tahun ini. Terkait dengan repo BCI ke PNM Investment, dia menuturkan bahwa perusahaan investasi milik Grup Bakrie itu membayar secara bertahap pada belakangan ini
[obrolan-bandar] Wall Street Cemerlang di Pekan Ini
Wall Street membalikkan kondisi pekan lalu dengan pencapaian yang cemerlang di akhir pekan ini. Jika pekan lalu indeks Dow Jones dan Standard & Poor's 500 turun ke titik terendahnya dalam 12 tahun, maka dalam satu pekan ini Wall Street membukukan kenaikan yang signifikan. Dalam perdagangan sepekan ini indeks Dow Jones Industrial Average melonjak hingga 9%, Standard & Poors 500 melejit 10,7% dan Nasdaq lompat 10,6%. Wall Street pada pekan ini hanya sempat merah pada Senin (9/3/2009). Namun setelah itu sejak 10-13 Maret 2009 Wall Street membukukan kenaikan yang terus menerus yang didukung sektor keuangan. Kenaikan saham sektor keuangan ini menjadi yang terbaik sejak November 2008. Meski secara keseluruhan Wall Street cemerlang di pekan ini, namun kenaikan di akhir pekan Jumat waktu AS (13/3/2009) mulai tertahan. Indeks Dow Jones pada Jumat hanya naik 53,92 poin (0,8%) menjadi 7.223,98, S&P naik 5,81 poin (0,8%) menjadi 765,55 dan Nasdaq naik 5,40 poin (0,4%) menjadi 1.431,50. Pelaku pasar melihat prospek yang positif dari sektor perbankan seperti Citigroup yang mulai mencatat keuntungan di dua bulan pertama 2009, yang memberikan tanda-tanda pulihnya sedikit ekonomi pasar. "Kami yakin krisis ekonomi telah berada di puncaknya dan saatnya untuk berbalik moderat," kata Al Goldman, dari Wachovia Securities seperti dilansir dari AFP, Sabtu (14/3/2009). Meski begitu tetap saja pelaku pasar diminta tetap hati-hati karena tingkat volatlitas di pasar yang sangat tinggi, sehingga kenaikan yang tajam pada pekan ini ditakutkan akan diikuti koreksi yang tajam pula. "Untuk saat ini kami melihat pasar masih volatil, rally yang tajam akan diikuti oleh koreksi," kata Fred Dickson dari DA Davidson & Co. Rally yang terjadi Wall Street masih menjadi pertanyaan karena ancaman depresi ekonomi global belum hilang.
[obrolan-bandar] PGAS incar pendapatan tumbuh 60%
JAKARTA: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memproyeksikan pendapatan selama 2008 tumbuh sebesar 50%-60% dari tahun sebelumnya. Saat ini, PGN sedang mengajukan izin ke Departemen Keuangan untuk menggunakan dolar AS dalam laporan keuangan perusahaan, dari selama ini menggunakan rupiah. Direktur Utama PGN Hendi P. Santoso mengatakan kinerja perseroan hingga akhir kuartal IV/ 2008 cukup baik. Namun, PGN mengalami rugi kurs akibat penggunaan mata uang rupiah dalam laporan keuangan. "Ini merupakan rugi translasi dan terjadi hanya di atas kertas akibat laporan keuangan kami menggunakan rupiah. Padahal PGN memperoleh pendapatan dalam dolar AS," tuturnya saat berkunjung ke redaksi Bisnis Indonesia, akhir pekan lalu. Menurutnya, kerugian translasi itu bisa memengaruhi jumlah dividen yang diberikan, ataupun pajak yang harus disetor ke pemerintah. Dia menilai laporan keuangan menggunakan mata uang dolar AS lebih menguntungkan karena mencerminkan nilai sebenarnya. Mengacu pada laporan keuangan per 31 Desember 2007, PGN membukukan pendapatan sebesar Rp8,80 triliun. Apabila mengacu pada laporan keuangan itu, pendapatan PGN selama 2008 berada di kisaran Rp13,20 triliun hingga Rp14,08 triliun. Hingga akhir kuartal III/2008 pendapatan PGN mencapai Rp9,02 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp2,04 triliun. Hendi mengakui PGN sebelumnya sudah mengajukan permintaan ke Departemen Keuangan untuk menggunakan mata uang dolar AS dalam laporan keuangan, tetapi permintaan itu ditolak. Terkait dengan pengembangan bisnis, PGN segera merampungkan pembahasan pembangunan terminal terapung LNG. Sebagai pemimpin konsorsium, PGN mengincar saham mayoritas dalam proyek yang melibatkan PLN serta Pertamina itu. "Belum diputuskan share masing-masing perusahaan yang terlibat dalam konsorsium ini, demikian pula biaya yang dibutuhkan untuk pengembangannya." Salah satu opsi yang dijajaki PGN untuk pembangunan terminal terapung LNG ini adalah menggunakan mekanisme leasing jangka panjang. Analis bursa Franco Sutedjowidjojo menilai wajar proyeksi pertumbuhan pendapatan PGN selama 2008 karena terdapat kenaikan harga gas dan peningkatan volume penjualan. "Namun, pada tahun ini kemungkinan pertumbuhan bisnis PGN tidak sebesar tahun sebelumnya, meskipun level pendapatan bisa dipertahankan seperti 2008." Menurut dia, pembangkit listrik belum bisa diharapkan menjadi konsumen besar PGN, karena sebagian besar menggunakan batu bara. Harga saham emiten berkode PGAS pada akhir pekan lalu ditutup menguat 2,11% menjadi Rp1.940 per saham dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya sebesar Rp1.900 per saham. Dengan mengacu pada harga itu, kapitalisasi pasar perseroan mencapai Rp44,55 triliun, dan price to earning ratio (P/E) sebesar 31,57 kali.
[obrolan-bandar] Menengok prospek PTBA
Baru-baru ini, PT CIMB-GK Securities Indonesia mengajak manajemen PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) menemui investor Amerika Serikat (AS). Para pemodal tersebut baru ngeh BUMN ini tak kalah menjanjikan dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Perusahaan sekuritas asing itu mengajak PTBA bertemu dengan 10 investor institusi New York dan Boston untuk menunjukkan keunggulan posisi dan skala bisnis mereka, yang selama ini cenderung tidak diperhatikan. "Kebanyakan investor AS lebih familier terhadap BUMI dibandingkan dengan PTBA. Namun, ada ketertarikan positif dari investor terkait dengan tingginya potensi pertumbuhan produksi PTBA," tutur analis CIMB-GK Rania Rahmundita dalam laporan riset per 12 Maret. Skala dan posisi PTBA di dalam negeri, lanjutnya, menempatkan sahamnya sebagai favorit CIMB-GK di jagat pertambangan batu bara Indonesia, karena kualitasnya yang lebih defensif dengan ruang pertumbuhan besar. PTBA memiliki keunggulan daya tahan permintaan domestik dan harga. PT Perusahaan Listrik Negara selama ini menjadi pelanggan jangka panjang terbesar, yang membutuhkan pasokan batu bara mengikuti pertumbuhan kebutuhan listrik Indonesia. PTBA membukukan neraca keuangan bebas utang dan kas melimpah ruah, yang cukup untuk membayar setidaknya 50% dividen dan belanja modal tahun ini senilai Rp1,5 triliun. Berdasarkan kondisi tersebut, CIMB-GK mempertahankan predikat outperform saham PTBA, yang mengindikasikan keuntungan saham perusahaan pelat merah tersebut bisa tumbuh 5% atau lebih, setahun ke depan. "Kami percaya permintaan domestik batu bara akan lebih baik dibandingkan dengan pasar internasional pada 2009-2011. PTBA seharusnya mendapat keuntungan dari sini, didukung lancarnya transportasi." Bisnis mencatat PTBA memproduksi 10 juta ton batu bara termal per tahun, yang 75% di antaranya dijual ke pasar domestik dan hanya mengekspor 25% sisanya. Manajemen yakin harga batu bara termal berkisar US$60-90 per ton sepanjang tahun ini. Investor AS Rania menyebutkan investor AS umumnya memilih memegang kas dan memonitor pasar negara berkembang secara cermat. "Di antara negara-negara anggota Asean, kami mencatat Indonesia duduk di peringkat pertama dalam radar investor, karena mereka mulai memandang negatif investasi di Singapura dan masih belum tertarik dengan Malaysia," ujar Rania. CIMB-GK mencatat dua sektor utama yang paling menarik bagi investor adalah saham energi dan saham perbankan. Saham energi diyakini pulih lebih cepat dibandingkan dengan perekonomian global, sedangkan saham perbankan menjanjikan potensi pertumbuhan tinggi dengan risiko relatif rendah. "Saat ini, kebanyakan investor mengambil posisi investasi di bursa global, China, dan saham energi dunia dengan sedikit eksposur pada saham Indonesia. Kami mencium gelagat investor AS ingin menambah eksposur di Indonesia," papar Rania. Perseroan menargetkan kapasitas pengangkutan bisa meningkat dari 10,3 juta ton per tahun menjadi 20 juta ton, dengan risiko bisnis yang rendah karena menggandeng PT Kereta Api Indonesia (KAI). Terkait perkembangan itu, CIMB-GK menilai tanpa kerja sama dengan KAI atau fasilitas pembiayaan, PTBA bisa dengan mudah menaikkan kapasitas pengangkutan jadi 15 juta ton per tahun.
[obrolan-bandar] Laba LSIP 2008 Naik 64%
Jakarta - Perusahaan perkebunan sawit, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) meraup laba bersih sepanjang tahun 2008 sebesar Rp 927,555 miliar atau naik 64,4% dibanding tahun 2007 yang sebesar Rp 564,034 miliar. Kenaikan laba bersih ini didukung oleh meroketnya penjualan di tahun 2008 yang sebesar Rp 3,846 triliun atau naik 31,3% dibanding tahun 2007 yang sebesar Rp 2,929 triliun. Demikian laporan keuangan Lonsum 2009 yang diaudit kantor akuntan publik Purwantono, Sarwoko, & Sandjaja yang dipublikasikan, Sabtu (14/3/2009). Laba usaha yang diperoleh tahun 2008 sebesar Rp 1,314 triliun atau naik 32,7% dibanding tahun 2007 yang sebesar Rp 990,900 miliar. Di saat banyak perusahaan mengalami rugi kurs di 2008 karena fluktuasi rupiah, Lonsum justru membukukan laba kurs Rp 29,960 miliar dibanding tahun 2007 yang rugi kurs sebesar Rp 17,391 miliar. Total aset perusahaan per 31 Desember 2008 mencapai Rp 4,921 triliun atau naik 25% dibanding tahun 2007 yang sebesar Rp 3,938 triliun. Komposisi pemegang saham Lonsum per 28 Februari 2009 adalah PT Salim Ivomas Pratama 32,21%, Credit Suisse Singapore Trust yang memiliki dua bagian masing-masing sebesar 8,03% dan 24,19%.
[obrolan-bandar] CPO Terkerek permintaan-->Buy Plantation?
BUY TBLA, LSIP, AALI, UNSP, SGRO ??? JAKARTA: Tren kenaikan permintaan minyak sawit mentah dari China dan India mulai mendongkrak harga komoditas itu di bursa Malaysia, meskipun perekonomian global masih disibukkan krisis kredit dan keuangan. Impor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dari China pada bulan lalu naik 54% menjadi 410.000 ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, permintaan dari India naik 34%. China dan India merupakan pasar terbesar CPO. Sementara itu, ekspor minyak sawit Malaysia naik 16% menjadi 591.567 ton dalam 15 hari pertama pada Maret ini dibandingkan dengan jumlah ekspor pada periode yang sama bulan lalu. Harga minyak sawit untuk pengiriman Juni naik RM33 atau 1,7% menjadi RM1.935 atau setara dengan US$527 per ton. Rabobank International dalam proyeksi bulanannya juga mencatat permintaan impor minyak sawit dari India terus menguat, sedangkan China relatif stagnan. China dan India yang mengerek harga komoditas itu pada 2007-2008, tulis bank asal Belanda itu, tengah terpengaruh oleh krisis ekonomi dunia. Sepanjang tahun lalu, impor minyak sawit India mencatat pertumbuhan 62%. Permintaan impor minyak sawit dari India melonjak dalam 3 bulan terakhir pada 2008. Impor CPO India mencapai 6,22 juta ton atau sekitar 85% dari volume belanja minyak konsumsi (edible oils). Rabobank melaporkan permintaan CPO India meningkat akibat penurunan tarif impor dan perubahan minat konsumen ke minyak dengan harga lebih murah karena memburuknya resesi. Seperti diketahui, pengambil kebijakan di India mengurangi tarif bea masuk untuk seluruh minyak konsumsi pada April 2008 setelah volume impor meningkat pesat. Kussujanarko, VP Head of Credit and Collateral Management PT Rabobank International Indonesia, mengatakan harga komoditas, termasuk CPO, mulai pulih mendekati level US$600 per ton. "Krisis ekonomi yang melanda dunia mendorong terjadinya penundaan pengiriman, renegosiasi harga, dan pembatalan kontrak komoditas," katanya di Jakarta, belum lama ini. Pembatalan kontrak pembelian minyak sawit oleh India pernah dialami Indonesia sekitar akhir tahun lalu, sehingga mengakibatkan harga komoditas itu anjlok. Lepaskan diri CPO juga mulai bisa melepaskan dari pergerakan harga minyak dunia. Harga minyak yang beberapa waktu lalu mengalami penurunan, tidak diikuti penurunan harga CPO (lihat grafik). Bahkan minyak sawit sempat menembus RM2.000 per ton pada beberapa pekan lalu. Sejak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan volume produksinya dan International Energy Agency memperkirakan permintaan minyak turun, harga emas hitam itu terus melemah. Pada perdagangan kemarin, harga minyak pengirian April turun 82 sen atau 1,7% menjadi US$46,53 per barel di New York Mercantile Exchange. Namun, Rabobank memperkirakan harga CPO masih akan terpengaruh ketidakpastian permintaan dari China dan India. Menteri Pertanian Anton Apriyantono beberapa waktu lalu mengonfirmasikan harga komoditas ekspor, termasuk CPO yang mencatat penurunan harga secara tajam dibandingkan dengan pertengahan tahun lalu, mulai membaik. Dia menuturkan Indonesia dan Malaysia sudah mengikatkan diri untuk memperbaiki harga CPO itu meliputi upaya peremajaan tanaman, penjagaan stok agar suplai tidak berlebihan, dan peningkatan penggunaan dalam pembuatan bahan bakar nabati.
[obrolan-bandar] Penurunan BI Rate Bisa Berlanjut
Jakarta - Penurunan BI Rate masih bisa berlanjut sebagai salah satu bentuk BI merespons dampak krisis global. BI sejauh ini telah menurunkan BI Rate hingga ke level 7,75%. Hal ini dikatakan oleh Deputi Gubernur Senior BI Miranda S. Goeltom ketika ditemui di kantor Menteri Keuangan, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Selasa malam (17/3/2009). "Kita masih punya room untuk menurunkan suku bunga (BI Rate) selama itu berhati-hati. Di komunike G20 juga dikatakan kebijakan moneter yang konvensional itu bisa dilakukan selama tidak mengganggu price stabilility," tuturnya. Hasil pertemuan G20 di London belum lama ini memang menyepakati agar bank sentral negara anggota G20 terus melakukan pelonggaran kebijakan moneternya seperti penurunan suku bunga acuan sebagai stimulus moneter. Namun Miranda mengakui, penurunan suku bunga ini tidak efektif untuk mendorong kredit, sebab suku bunga kredit perbankan saat ini masih sangat tinggi. "Suku bunga di negara-negara tertentu sudah mendekati nol persen, nah di negara seperti Indonesia dan beberapa anggota G20 lainnya tentu masih banyak room untuk menurunkan suku bunga. Tapi efektivitasnya untuk memberikan lending, sementara ketidakpercayaan dan ketidapastian tinggi tentu tidak sebagus kalau situasi normal ya," paparnya. Karena itu negara-negara di dunia dalam pertemuan G20 juga dianjurkan mengkaji untuk menerapkan kebijakan moneter yang tidak konvensional karena penurunan suku bunga acuan saja tidak cukup. "Sebetulnya justru stimulus moneter berupa penurunan suku bunga itu tidak cukup untuk menstimulus ekonomi. Harus ada bentuk yang tidak konvensional, makanya seperti AS yang membeli toxic assets perbankan dan lembaga keuangannya," katanya. BI sendiri, dijelaskan Miranda, telah melakukan berbagai cara untuk mendorong perbankan giat mengucurkan kreditnya. "Kita sudah berbicara dengan bankir, lalu kita juga sudah memperlonggar aturan yang berhubungan dengan kredit ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko," pungkasnya.
[obrolan-bandar] KPC Menang Tender Batubara PLTU Tanjung Jati B
nah beritanya baru keluar.BUY BUMI? Jakarta - Kaltim Prima Coal (KPC) memenangkan tender batubara untuk pasokan PLTU Tanjung Jati B. Volume batubara yang akan dipasok adalah sebesar 1 juta ton per tahun selama 5 tahun. "Keputusan itu sudah positif. Tinggal mengurus administrasi dan akan diumumkan dalam waktu dekat," kata seorang sumber PLN kepada wartawan di Jakarta, Rabu (18/3/2009). KPC memenangkan tender tersebut setelah mengalahkan empat perusahaan lainnya seperti Berau Coal dan Indominco. Harga yang disepakati adalah Rp 740 ribu per ton dan pengiriman dimulai Juli 2009. "Tapi itu masih harga tahun lalu," katanya. Tender BBM Seiring harga minyak yang turun drastis dari tahun lalu, PLN pun mengevaluasi kembali tender BBM untuk pembangkitnya. "Dulu waktu harga BBM tinggi kita ada rencana tender, tapi karena sekarang harganya murah sekali kita pertimbangkan lagi apakah kita gunakan MFO atau tidak," katanya. PLN sebelumnya memang berniat menggelar tender pengadaan BBM untuk mencari harga yang termurah. Jenis BBM yang harganya lebih murah adalah Marine Fuel Oil (MFO). Namun karena harga minyak kini sangat rendah, maka diperkirakan selisih harga dengan pemasok selama ini yaitu Pertamina akan sangat kecil. "Karena sekarang harganya rendah sekali. Kalau ditenderkan, selisih dengan Pertamina kecil," katanya. Meski begitu, ia menegaskan rencana tender pengadaan BBM untuk pembangkit PLN tetap ada. Sementara untuk proses gasifikasi, PLN memperkirakan penghematan yang dihasilkan tahun ini tidak sama dengan tahun lalu. Hal ini karena harga minyak yang menurun membuat selisih harga mengecil. "Tahun ini di Muara Tawar yang pembangkit tambahan, Kramasan di Sumsel, tambahan ke Cilegon, Grati. Grati 110 mmscfd dari Santos. Untuk pengehematan kita belum hitung semua, tapi harga BBM dan gas tidak jauh, jadi penghematannya beda dengan tahun lalu," katanya.
[obrolan-bandar] Neng MIRA: akuisisi tambang senilai US$ 40 juta
Ayo tarik lagi Neng... JAKARTA: PT Apexindo Pratama Duta Tbk menjajaki emisi obligasi senilai Rp1 triliun guna memenuhi belanja modal bagi ekspansi perusahaan minyak dan gas itu. "Kami sedang mengkaji rencana penerbitan obligasi bagi ekspansi Apexindo ke depan," ujar Wakil Presiden Direktur Apexindo Tito Sulistio, kepada Bisnis, kemarin. Selanjutnya, Presiden Direktur Apexindo Hertriono Kartowisastro mengatakan setelah mencermati kondisi pasar modal saat ini, perseroan mengkaji opsi untuk menerbitkan obligasi senilai Rp1 triliun. "Berdasarkan gambaran kebutuhan dan kondisi pasar modal saat ini, kami berencana menerbitkan obligasi sekitar Rp1 triliun. Namun, nilai itu sifatnya masih fleksibel, bergantung pada kondisi pasar," ujarnya. Hertriono menuturkan dana tersebut akan digunakan perseroan untuk ekspansi dan memenuhi kewajiban pembayaran utang. Saat ini, Apexindo memiliki kewajiban untuk melunasi dua jenis obligasi bernilai total Rp750 miliar yang jatuh tempo pada 4 Agustus 2010 dengan imbal hasil 12,25%. Hertriono menjelaskan pada 5 Maret 2009 rapat umum pemegang saham Apexindo menyetujui rencana penghapusan pencatatan saham (delisting) perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Langkah itu terkait dengan Mitra Rajasa yang melalui Mira International Holdings Pte Ltd mengambil alih kepemilikan mayoritas saham Apexindo dan melakukan penawaran tender. Sehingga, kepemilikan oleh Mitra Rajasa mencapai 98,14% dari total saham Apexindo. Berdasarkan pandangan BEI, Mitra Rajasa termasuk dalam kondisi chain listing dan menganjurkan salah satu emiten untuk delisting. Selanjutnya, Apexindo siap delisting dan membeli 0,7% saham publik Apexindo dengan harga Rp2.875 per saham atau lebih tinggi dari harga saham tertinggi dalam 2 tahun terakhir, yaitu Rp2.750. PT e-Capital Securities bertindak sebagai pembeli siaga. Kontrak jangka panjang Apexindo saat ini tercatat memiliki sisa kontrak jangka panjang 2009-2013 senilai US$594 juta. Perinciannya, pada tahun ini perseroan memiliki kontrak US$279 juta. Tahun depan, kontrak perseroan US$201 juta. Selanjutnya, pada 2011 senilai US$71 juta, 2012 mencapai US$37 juta dan pada 2013 sebesar US$6 juta. Mitra Rajasa menyatakan telah menandatangani kesepakatan bersama dengan pemilik PT Realita Jaya Mandiri (RJM) dan PT Masindo Artha Resources (MAR) terkait dengan rencana akuisisi RJM dan MAR senilai US$40 juta. "Dalam MoU itu, Mitra Rajasa bermaksud mengambil alih 100% kepemilikan dalam RJM dan MAR. Harga transaksi mencapai US$40 juta dan selanjutnya Mitra Rajasa akan menunjuk penilai independen," ujar Sekretaris Perusahaan Mitra Rajasa Immaculata Watimena. Mitra Rajasa, lanjutnya, akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa untuk meminta persetujuan atas akuisisi. RJM adalah sebuah perusahaan di bidang usaha pertambangan batu bara seluas 1.598 hektare di Musi, Banyuasin, Sumatra Selatan. MAR adalah pemegang kuasa pertambangan untuk lahan seluas 5.600 hektare dan 4.400 hektare di Musi Banyuasin. Cadangan batu bara di tiga lahan ini diperkirakan lebih dari 100 juta ton.
[obrolan-bandar] BUMI Roadshow Bidik Investor Asing
BUY BUMI sebelum dibeli Asing Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sedang menggelar serangkaian pertemuan dengan forum investor di negara-negara barat guna membidik investor asing kembali masuk borong saham BUMI di pasar sekunder. "BUMI telah menemui lebih dari 20 investment fund di London dalam acara Macquarie’s Asean Conference antara 16 hingga 17 Maret 2009," ujar SVP Investor Relations BUMI, Dileep Srivastava saat dihubungi detikFinance, Kamis (19/3/2009) malam. Dileep mengatakan, strategi bisnis perseroan yang dipresentasikan dalam pertemuan tersebut mendapat minat besar dari para peserta konferensi. Dileep optimitis, irasionalitas pasar akan segera pulih dan kembali mendorong investor-investor asing memborong saham BUMI. "Kami sangat yakin irasionalitas pasar akan segera pulih dan investor akan kembali melihat pada kinerja fundamental BUMI yang kokoh," ujar Dileep. Selain di London, BUMI juga sedang mengadakan pertemuan dengan 27 investor asal New York, Amerika Serikat guna melakukan presentasi strategi bisnis fundamental perseroan. Konferensi di New York yang berlangsung mulai 19 hingga 20 Maret 2009 ini juga digelar oleh Macquarie. "Kami juga menemui 27 investor di New York. Secara umum mereka mulai melihat secara lebih jernih terhadap kinerja fundamental BUMI," tutur Dileep. Dileep mengatakan, pekan depan perseroan juga akan menggelar pertemuan dengan sejumlah investor di Hong Kong yang digalang oleh Credit Suisse. Melalui serangkaian aksi roadshow ini, perseroan berharap dapat mendorong investor kembali melihat kinerja fundamental BUMI ketimbang isu-isu seputar BUMI yang hingga saat ini sering dibicarakan. Dileep tidak mengatakan secara pasti mengenai adanya komitmen dari investor-investor yang telah ditemuinya itu untuk melakukan pembelian masif terhadap saham BUMI. Namun ia menyiratkan, sejumlah investor bakal siap menanamkan investasnya di saham BUMI, sebagaimana yang dilakukan oleh CLSA beberapa waktu lalu. Pada 9 Januari 2009, manajemen BUMI menggelar pertemuan dengan sejumlah investor di Las Vegas, AS. Pertemuan yang digelar oleh CLSA ini sukses membawa investor melakukan pembelian masif atas saham BUMI. Pada 19 Februari 2009, sejumlah investor melakukan pembelian secara masif sebanyak 81,8 juta saham BUMI di pasar sekunder. Pembelian masif ini dilakukan melalui broker PT CLSA Indonesia (KZ). Selama dua pekan terakhir, harga saham BUMI memang cenderung menurun. Pada perdagangan Kamis (19/3/2009), BUMI ditutup di level Rp 720. Padahal dua pekan lalu harga saham BUMI masih di level Rp 800. Sebagaimana diungkapkan Dileep, tren penurunan saham BUMI lebih disebabkan oleh reaksi pasar atas berbagai isu yang beredar dalam kondisi pasar yang sedang irasional, buka disebabkan oleh menurunnya kinerja fundamental BUMI. Sejumlah analis sekuritas asing seperti David Chang dari UOB KayHian, Andreas BokkenHeuser dari UBS, dan Kenny Sujatman dari Royal Bank of Scotland (RBS) memberikan rekomendasi positif atas saham BUMI, terutama mengingat kinerja fundamental BUMI yang masih sangat kuat. Kenny memasang target harga yang wajar untuk BUMI di level Rp 1.000. David memasang target sedikit lebih tinggi di level Rp 1.010. Andreas memasang target lebih berani, di level Rp 1.600. Menurut ketiga analis tersebut, opini yang berkembang seputar BUMI seharusnya tidak dijadikan acuan. Mereka pun melihat bahwa investor sudah mulai kembali melihat kinerja fundamental BUMI, ketimbang menunggu hasil keputusan regulasi soal rumor negatif seputar BUMI. "Kami percaya bahwa menerapkan asumsi yang lebih konservatif misalnya mengkaji peningkatkan capex dan beban hutang akan lebih obyektif bagi investor dibandingkan dengan menerapkan premi risiko sekedarnya berdasarkan sentimen pasar yang sudah terlanjur negatif," kata Andreas. Sedangkan David Chang dari UOB menyatakan bahwa sampai saat ini Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) tidak mengindikasikan pelanggaran hukum dalam akuisisi BUMI atas tiga perusahaan tersebut. David juga mengatakan bahwa diskonto yang diterapkan dalam valuasi terhadap saham BUMI sudah terlalu berlebihan. "BUMI adalah saham yang paling murah di Asia Pacific setelah harga sahamnya jatuh lebih dari 90 persen. Price to Earning (PE) ratio BUMI hanya 1,1 kali, jauh di bawah rata-rata valuasi saham batu bara di Asia Pacific yang mencapai 8,7 kali atau 4,7 kali di Indonesia. Padahal BUMI adalah eksportir batubara thermal terbesar di dunia," kata David. Hampir senada, Kenny mengatakan walaupun 3 akuisisi yang diumumkan BUMI telah menimbulkan kontroversi, hal itu tidak meningkatkan premi risiko atas BUMI. Kenny menyimpulkan bahwa pasar terlalu fokus kepada sentimen negatif. "Laporan yang muncul belakangan ini soal akuisisi BUMI cenderung didasarkan pada sentimen emosional ketimbang analisis fundamental," ujarnya. Bicara soal fundamental BUMI, David memprediksi perolehan pendapatan BUMI tahun 2008 akan mencapai 3,483 milia
[ob] Investor asing bidik properti RI
Buy ELTY..?? http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/sup-properti/1id109561.html JAKARTA: Sejumlah investor asing mulai membidik pasar properti Indonesia dengan bergabung bersama developer nasional untuk mengembangkan proyek baru. Anton Sitorus, Kepala Riset PT Jones Lang LaSalle Indonesia, perusahaan konsultan properti, mengatakan potensi pasar properti Indonesia yang masih terbuka menjadi daya tarik investor asing, yang biasa menggarap properti di kawasan Asia. Pasar properti di beberapa kota di Asia, seperti Singapura, Kuala Lumpur, dan Hong Kong, yang tengah lesu juga mendorong investor asing masuk ke pasar Indonesia dengan bergabung bersama developer nasional. "Bagi investor asing, [pasar properti] Indonesia masih menggiurkan. Pasarnya terbuka, apalagi tingkat pengembalian investasi di Indonesia masih tinggi," katanya kepada Bisnis, akhir pekan lalu. Menurut dia, sikap hati-hati dan konsolidasi pengembang nasional saat ini telah dimanfaatkan oleh beberapa developer nasional untuk segera meluncurkan proyek baru dengan menggandeng investor asing. Bentuk investasi dilakukan dalam beberapa cara misalnya membentuk perusahaan patungan atau masuk sebagai kontraktor. Anton mengatakan hal itu ketika dimintai komentarnya soal beberapa developer nasional dengan nama baru yang masuk pasar properti Indonesia selama kuartal I/2009. Sejumlah pengembang baru menyatakan niatnya menggarap proyek, pada saat pengembang lain tengah melakukan konsolidasi internal. PT Puri Jepun Lestari, pengembang asal Bali, berencana membangun kondotel di Nusa Dua dengan dana investasi awal sebesar Rp150 miliar. PT Grand Uway Development juga akan memulai konstruksi proyek superblok di Batam senilai US$120 juta dalam waktu dekat. Grand Uway sudah menggandeng kontraktor asal Singapura yakni Dragages Singapore Pte Ltd, untuk menjamin pembiayaan dan kelancaran proses konstruksi. Presiden Direktur Grand Uway Ansyar Heryadi mengatakan pihaknya diundang langsung oleh Dragages untuk mempresentasikan rencana pembangunan proyek superblok itu. "Mereka yang mengundang kami, setelah tahu ada proyek di Batam," katanya akhir pekan lalu. Konsolidasi internal Dia mengatakan selama 3 bulan pertama tahun ini, pengembang lokal sebenarnya masih berkutat dengan kesulitan pendanaan akibat pengetatan likuiditas dan tingginya suku bunga pinjaman. "Pengembang umumnya masih mencermati perubahan suhu politik di Indonesia. Saya kira konsolidasi internal pengembang lokal akan berlanjut hingga hasil pemilu diketahui," katanya. Ketua DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) F. Teguh Satria mengatakan ekspansi oleh beberapa pengembang nasional akan dilakukan pada semester kedua tahun ini. Saat ini, pengembang masih menunggu momentum penurunan suku bunga pinjaman untuk segera merealisasikan rencana proyek baru. Erwin Kallo, pengamat hukum properti yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Advokasi Konsumen Properti Indonesia, mengatakan pengembang yang mengandalkan sumber biaya dari penjualan properti kepada konsumen, berisiko tinggi. "Jadi wajar jika pengembang mencari alternatif pendanaan, termasuk dari investor luar. Sekarang bukan saatnya lagi mengandalkan dana dari konsumen untuk membangun proyek," ujarnya. (20)
[ob] BUMI Bagi Deviden 30%
JAKARTA. Ini mungkin kabar baik pertama dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI) di tahun 2009. Anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) itu bakal membagikan dividen sekitar 30% dari laba 2008. Manajemen BUMI akan meminta izin pembagian dividen ini kepada pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Juni 2009. Sampai saat ini, BUMI belum selesai menyusun laporan keuangan 2008, karena masih dalam proses audit. "Kemungkinan laporan keuangan terbit pada 31 Maret 2009," kata Senior Vice President Hubungan Investor BUMI Dileep Srivastava kepada KONTAN, kemarin (22/3). Toh, BUMI memberi ancar-ancar porsi pembagian laba bersih 2008. Dileep menyebutkan, laba bersih BUMI tahun lalu kira-kira dua kali lipat dari laba bersih inti (core net income) tahun 2007 yang senilai US$ 317 juta. Jika ancar-ancar dari Dileep memang benar, berarti laba bersih 2008 perusahaan tambang batubara terbesar di Indonesia itu sekitar US$ 634 juta. Angka tersebut setara Rp 7,6 triliun dengan kurs rupiah Rp 12.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Jadi, seandainya tahun ini BUMI akan membagikan dividen sebesar 30%, berarti kira-kira jumlahnya mencapai US$ 190,2 juta atau sekitar Rp 2,3 triliun. Adapun jatah dividen kira-kira senilai Rp 117,5 per saham, dengan asumsi kurs Rp 12.000 per dolar AS. Dileep membandingkan, tahun lalu BUMI membagikan dividen 2007 sebesar Rp 111 per saham. Dari total dividen tersebut, porsi dividen senilai Rp 66 per saham berasal dari laba khusus (extra ordinary). Keuntungan ekstra ini merupakan bonus karena BUMI berhasil menjual 30% saham PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia kepada Tata Power. Adapun porsi dividen sebesar Rp 55 per saham berasal dari laba bersih inti BUMI tahun 2007. Waktu itu, laba bersih BUMI US$ 317 juta. "Tahun ini tidak ada perubahan kebijakan dividen BUMI, tetap 30%," kata Dileep. Bisa jadi tahun ini BNBR selaku induk usaha BUMI tak bakal menikmati dividen tinggi seperti 2007. Soalnya BNBR banyak menjaminkan saham BUMI miliknya ke investor lain untuk jaminan utang. Khomarul Hidayat KONTAN Sumber : KONTAN.CO.ID
[ob] BNBR: Pipa Kalija Mulai Dibangun Bertahap
semoga BNBR bangun dari tidurnya Jakarta - Pipanisasi Kalimantan-Jawa (Kalija) akhirnya mulai dibangun tahun ini. Pemerintah akhirnya mengizinkan Bakrie and Brothers (BNBR), sebagai pemegang hak pembangunan pipa untuk membangunnya secara bertahap. Hal ini disampaikan Kepala BPH Migas Tubagus Haryono di sela-sela penandatanganan nota kesepahaman pasokan gas bumi untuk rumah tangga di Kota Palembang dan Surabaya, di Gedung Departemen (ESDM), Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Senin (23/3/2009). "Kami sepakati boleh bangun bertahap. Untuk tahap pertama akan dibangun 200 km dari lapangan Kepodang (Petronas) ke Tambak Lorok. Adapun gas yang dialirkan sebesar 120-200 mmscfd," ujar Tubagus. Tubagus berharap pada April 2011 gas sudah mengalir dari lapangan Kepodang ke PLTGU Tambak Lorok. "Pokoknya April 2011, itu sudah mengalir gasnya. Dari pipa itu saya berharap lapangan-lapangan marginal-marginal yang dilalui akan berkembang. Sedangkan untuk toll fee-nya tetap karena kami tidak mungkin melakukan perubahan," ungkapnya. Menurut Tubagus, seluruh pembiayaan dari pembangunan pipa gas ini tidak dibebankan sebagai cost recovery sehingga Petronas sebagai pemilik lapangan gas Kepodang akan kehilangan pergantian cost recovery sebesar US$ 150-170 juta. "Justru pemerintah bisa mendapatkan iuran yang besarnya cukup lumayan," ungkapnya. Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro menyatakan tidak dimasukannya biaya pembangunan pipa kedalam cost recovery bertujuan untuk menekan pengeluaran cost recovery oleh pemerintah. "Berdasarkan UU APBN, kami merubah berbagai section yang tadinya di cost recovery tidak masuk ke cost recovery supaya tidak membebani APBN. Untuk itu, kami tidak memasukan pembangunan pipa Kalija dari Kepodang ke Tambak Lorok ke dalam cost recovery," tandasnya.
[ob] BNBR: Kalija dibangun bertahap
ayo BNBR kamu bisa :) JAKARTA: Proyek pipanisasi Kalimantan-Jawa (Kalija) akhirnya dipastikan dibangun tahun ini dengan skema pembangunan bertahap. Tahap pertama, Bakrie Brother sebagai pemenang jaringan transmisi gas itu diminta membangun sepanjang 200 km. Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas Tubagus Haryono mengatakan lembaga itu tetap meminta anak perusahaan Kelompok Bakrie menyelesaikan jaringan pipa transmisi pada April 2011. "Kedua proyek itu berkaitan. Tetapi semuanya tergantung pada PLN kapan siapnya. Gas dan proyek pipa mengikuti target PLN. Kalau PLN tidak [maju], ya tidak jadi juga [proyek pipa dan gas]," ujarnya kemarin. Jaringan transmisi pipa gas Kalija merupakan bagian dari tiga ruas yang telah ditetapkan pemenangnya. Pertama, ruas Semarang-Gresik dimenangkan Pertamina, Rekayasa Industri (Semarang-Cirebon) dan Bakrie Brother (Kalija). Ketiga proyek itu tertunda beberapa waktu sejak ditetapkan 2006. Ketiga pemenang itu akhir mendapatkan perpanjangan izin hak khususnya. Akhirnya, ketiga perusahaan itu bersepakat untuk melakukan sinkronisasi, yang artinya proyek harus dituntaskan secara bersama pada 2010 sehingga bisa beroperasi pada 2011. Namun, BPH Migas kini memberikan toleransi lagi dengan memberikan Bakrie untuk membangun proyek Kalija secara bertahap. "Pokoknya April 2011, itu sudah mengalir gasnya. Dari pipa itu saya berharap lapangan-lapangan marginal yang dilalui akan berkembang. Sedangkan untuk toll fee-nya tetap karena kami tidak mungkin melakukan perubahan," ungkap Tubagus. Menurut dia, seluruh pembiayaan dari pembangunan pipa gas ini tidak dibebankan sebagai cost recovery sehingga Petronas sebagai pemilik lapangan gas Kepodang akan kehilangan pergantian cost recovery sebesar US$150-US$170 juta. "Justru pemerintah bisa mendapatkan iuran yang besarnya cukup lumayan." Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro menyatakan tidak dimasukannya biaya pembangunan pipa ke dalam cost recovery bertujuan menekan pengeluaran cost recovery oleh pemerintah. "Berdasarkan UU APBN, kami mengubah berbagai section yang tadinya di cost recovery tidak dimasukan lagi agar tidak membebani APBN. Kami tidak memasukkan pembangunan pipa Kalija dari Kepodang ke Tambak Lorok ke dalam cost recovery," tandasnya.
[ob] PGAS: Kenaikan toll fee Grissik disetujui
JAKARTA: Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas mengisyaratkan untuk mengabulkan permintaan kenaikan toll fee atau biaya angkut gas pada jaringan pipa transmisi Grissik-Singapura yang dikelola oleh PT Transportasi Gas Indonesia. Kepala BPH Migas Tubagus Haryono mengatakan permintaan kenaikan toll fee bisa diterima karena adanya tambahan investasi yang dilakukan perusahaan. Investasi itu terkait dengan perbaikan pipa yang mengalami buckle atau tekuk sepanjang 23 km di km 110-133 ruas Kuala Tungkal-Panaran senilai US$75 juta. Transgasindo telah menetapkan Global Industries Asia Pacific Pte Ltd sebagai pelaksana proyek perbaikan pipa transmisi. Perusahaan itu dijadwalkan menuntaskan pekerjaan perbaikan buckle pada akhir Maret atau paling lambat April. Investasi itu bertambah setelah perusahaan merencanakan pembangunan kompresor di Jabung pascapenyelesaian proyek perbaikan tersebut. Nilai investasi dari proyek pembangunan kompresor itu diperkirakan mencapai US$55 juta. "Sehingga total investasi yang akan digelontorkan Transgasindo mencapai US$130 juta. Karena investasi bertambah, berdasarkan aturan main toll fee bisa dilihat kembali. Toh kalau toll fee naik, bagus juga untuk negara kan," katanyanya. Namun, Tubagus mengatakan pihaknya harus memverifikasi jumlah riil dana yang diinvestasikan oleh anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk. itu. "Transgasindo juga menggunakan loan sehingga mesti diperhitungkan biaya modal dan juga internal rate of return [IRR]-nya."
[ob] PTBA: Indonesia Power Butuh Tambahan Batubara 6 Juta Ton di 2010
Jakarta - Kebutuhan batubara untuk pembangkit yang dikelola PT Indonesia Power akan meningkat hingga 6 juta ton pada tahun 2010. Kebutuhan batubara Indonesia Power yang tahun ini sekitar 13 juta ton akan naik jadi 19 juta ton. Hal ini disampaikan General Manager (GM) PT Indonesia Power Tony Agus di sela-sela seminar sehari 'On National Energy Policy' di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (24/3/2009) "Konsumsi batubara per hari di kisaran 35 sampai 40.000 sehingga kebutuhan batubara tahun ini 13 juta ton," ungkapnya. Tony menyatakan angka konsumsi ini akan meningkat hingga 19 juta ton pada 2010 karena tahun depan akan ada tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang mulai beroperasi. Ketiga pembangkit tersebut yaitu PLTU Labuan dengan kapasitas 2x300 MW, PLTU Pelabuhan Ratu 2x300 MW dan PLTU Suralaya 8 dengan kapasitas 1x600 MW. Tiga PLTU ini merupakan bagian dari proyek 10.000 MW tahap pertama. "Setiap peningkatan kapasitas per 1.000 MW akan meningkatkan konsumsi batubara sekitar tiga juta ton. Jadi untuk tahun depan kami membutuhkan 6 juta ton," ungkapnya. Tonny menambahkan untuk tahun ini pihaknya akan fokus pada kegiatan operasional dan maintenance. Saat ditanya mengenai rencana PT Indonesia Power untuk melakukan Initial Public Offering (IPO), Tony enggan berkomentar. "Belum, jangan ngomong IPO dulu. Kalau IPO jangan tanya saya tapi tanya Pak Fahmi sebagai pemegang saham," tandasnya.
[ob] MIRA: Obligasi APEX Capai Rp 750-900 Miliar
Ayoo tarik lagi neng MIRA Jakarta - Nilai obligasi yang akan diterbitkan PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) mencapai sekitar Rp 750-900 miliar atau mendekati Rp 1 triliun. Demikian hal itu dikemukakan oleh Direktur APEX sekaligus Komisaris Utama PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) Tito Sulistio di sela media gathering di Pacific Place, SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa (24/3/2009). "Nilai obligasinya sekitar Rp 750-900 miliar, atau mendekati Rp 1 triliun," ujarnya. Ia mengharapkan, surat utang tersebut bisa diterbitkan di bulan Mei 2009 mendatang. Saat ini, permohonan penerbitan obligasi tersebut sudah diserahkan kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diteruskan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pekan depan. Dalam hajatan tersebut, perseroan sudah menunjuk tiga pelaksana penjamin emisi alias underwriter, yaitu PT Mandiri Sekuritas, PT CIMB-GK dan DBS Securities. Dana hasil obligasi tersebut rencananya akan digunakan perseroan untuk melunasi akuisisi FPSO yang sebelumnya sudah dipesan perseroan.
[ob] MIRA: Obligasi APEX Capai Rp 750-900 Miliar
Ayoo tarik lagi neng MIRA Jakarta - Nilai obligasi yang akan diterbitkan PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) mencapai sekitar Rp 750-900 miliar atau mendekati Rp 1 triliun. Demikian hal itu dikemukakan oleh Direktur APEX sekaligus Komisaris Utama PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) Tito Sulistio di sela media gathering di Pacific Place, SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa (24/3/2009). "Nilai obligasinya sekitar Rp 750-900 miliar, atau mendekati Rp 1 triliun," ujarnya. Ia mengharapkan, surat utang tersebut bisa diterbitkan di bulan Mei 2009 mendatang. Saat ini, permohonan penerbitan obligasi tersebut sudah diserahkan kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diteruskan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pekan depan. Dalam hajatan tersebut, perseroan sudah menunjuk tiga pelaksana penjamin emisi alias underwriter, yaitu PT Mandiri Sekuritas, PT CIMB-GK dan DBS Securities. Dana hasil obligasi tersebut rencananya akan digunakan perseroan untuk melunasi akuisisi FPSO yang sebelumnya sudah dipesan perseroan.
[ob] neng MIRA gandeng UNTR?
Jakarta - PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) serta anak usahanya, PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) berencana melunasi utangnya yang jatuh tempo tahun ini masing-masing sebesar US$ 20 juta dan US$ 70 juta. Demikian hal itu dikemukakan oleh Direktur APEX sekaligus Komisaris Utama PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) Tito Sulistio di sela media gathering di Pacific Place, SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa (24/3/2009). "Utang MIRA yang jatuh tempo tahun ini sebesar US$ 20 juta, sedangkan APEX US$ 70 juta ini akan kita lunasi," ujarnya. Menurutnya, total utang MIRA mencapai US$ 30-40 hasil dari akuisisi tambang batubara di Sumatera Selatan. Mekanisme pembayarannya dilakukan secara mencicil dari hasil penjualan batubara tambang tersebut. "Cicilan sekitar US$ 5 juta per tiga bulan," ujarnya. Sedangkan total jumlah utang APEX sendiri sebenarnya US$ 135 juta, tahun ini yang akan dilunasi sebesar US$ 70 juta, sedangkan sisanya sebanyak US$ 65 juta dibayar tahun depan dengan berbagai opsi salah satunya menerbitkan obligasi. Mekanisme pembayarannya akan menggunakan kas internal dan refinancing dengan komposisi 25:75 persen. "Sudah banyak bank yang nawarin untuk refinancing, baik bank lokal dan asing. Jumlahnya saya tidak hafal karena banyak sekali," jelasnya. Delisting APEX Sementara itu, mengenai rencana delisting APEX dari lantai bursa Indonesia, ia mengatakan saat ini rencana tersebut sudah dilayangkan ke PT Bursa Efek Indonesia dan tinggal menunggu keputusan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Perseroan akan melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS) mengenai aksi korporasi tersebut 45 hari dari sekarang. "Tender offer sudah, hanya tinggal membeli sekitar 600.000 saham yang belum dijual di pasar," ucapnya. Jajaki Kerja Sama PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) dikabarkan sedang menjajaki perjanjian kerjasama dengan salah satu anak usaha PT United Tractor Tbk (UNTR), yaitu PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Dari kabar yang beredar di pasar, emiten berkode MIRA tersebut berencana menggandeng PAMA dalam rangka mengembangkan produksi tambang batubaranya di Sumatera Selatan. Komisaris Utama MIRA Tito Sulistio mengatakan, perseroan memang sedang melakukan penjajakan dengan salah satu kontraktor batubara terbesar di Indonesia untuk meningkatkan produksinya hingga 100.000 ton per bulan. "Kita memang sedang ada penjajakan, tapi kalau nama belum bisa saya sebutkan karena semuanya masih dalam proses," ujarnya. Saat ini, kedua tambang yang sebelumnya dimiliki PT Realita Jaya Mandiri (RJM) dan PT Masindo Artha Resources (MAR) tersebut baru memproduksi 30.000-40.000 ton per bulan. Itu semua dilakukan dalam rangka percobaan awal terhadap lahan tambang seluas 100 hektar. Sedangkan total luas pertambangan tersebut mencapai 11.600 hektar. Perusahaan yang rencananya akan berganti nama menjadi PT Mitra International Resources Tbk itu baru akan melakukan penjualan jika produksinya sudah mencapai 100.000 ton per bulan.
[ob] TLKM: Incar Rp 2 Triliun dari Kerjasama Jaringan Internasional
TLKM bakal balik lagi ke 10.000?? Jakarta - Telkom dan Telekom Malaysia menjalin kerjasama bisnis yang meliputi penggunaan infrastruktur jaringan bersama lewat Dumai Melaka Cable System (DMCS), serta pengembangan layanan berupa data, suara, dan co-location data center. Kerjasama ini dituangkan melalui nota perjanjian yang ditandatangani Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah dan Group COO Telekom Malaysia Bhd, Dato' Adnan Rofiee di gedung Telkom Grha Citra Caraka, Jakarta, Rabu (25/3/2009). "Nilai bisnis dari kerjasama DMCS, joint marketing, join marketing services, dan penggunaan sarana co-location, menurut riset internal kami, bisa mencapai Rp 2 triliun dalam lima tahun ke depan," ungkap Rinaldi. DMCS merupakan hub koneksi jaringan internasional milik kedua perusahaan telekomunikasi ini yang menjangkau beberapa negara di Asia selain Indonesia dan Malaysia, seperti Hong Kong dan Singapura. Menurut Rinaldi, Telkom dan Telekom Malaysia akan mengalokasikan masing-masing 10GB dari kapasitas jaringan yang dimiliki dari jaringan serat optik DMCS tersebut. DMCS terdiri dari 4 core serat optik yang memiliki kecepatan akses maksimal 1,92 Terabit per detik. Menurut Dato Adnan Rofiee, Telekom Malaysia belum maksimal menggunakannya. "Kami hanya pakai 2 core. Jadi, sekitar 60 persen masih available," kata dia. "Kami harap dengan kerjasama saling swap, saling leasing, dan saling protect market ini bisa saling menguntungkan," Adnan Rofiee menandaskan.