[ob] Bank Mandiri Bagi Dividen Rp 88,55

2009-05-03 Terurut Topik Data Saham

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membagikan dividen Rp 88,55 per saham kepada 
pemegang saham. Total dividen ini mencapai Rp 1,85 triliun yang merupakan 35% 
dari perolehan laba bersih 2008.

Pemegang saham menyetujui ususlan dividen Bank Mandiri itu yang lebih rendah 
dari tahun lalu dalam RUPST di gedung Bank Mandiri, Senin (4/5/2009). 

Bank Mandiri memberikan dividen yang lebih kecil karena sedang butuh modal di 
tengah krisis saat ini. Menneg BUMN Sofyan Djalil sebelumnya juga memaklumi 
dividen sebesar 35% karena bank pemerintah itu sedang butuh tambahan modal.

"Bank kan butuh tambahan modal. Kita ambil yang minimum lah. Kita lihat 35 
persen masih oke," kata Menneg BUMN Sofyan Djalil disela-sela acara pembukaan 
Pertemuan Tahunan Ke-42 ADB (Asian Development Bank di Hotel Westin, Nusa Dua, 
Bali, Senin (4/5/2009).

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan laba bersih tahun 2008 sebesar Rp 5,31 
triliun naik 22,3% dibanding tahun 2007 yang sebesar Rp 4,35 triliun. Laba 
tahun 2008 merupakan pencapaian tertinggi bank BUMN itu sepanjang sejarahnya.

"Melihat perkembangan makro ekonomi global dan nasional terkini serta 
mempersiapkan diri untuk pertumbuhan kredit di tahun ini serta beberapa tahun 
mendatang, RUPS memutuskan untuk memberikan perhatian lebih pada laba ditahan 
dalam rangka memperkuat struktur permodalan dengan menyisihkan 60,5% dari laba 
bersih tahun buku 2008 atau Rp 3,21 triliun sehingga rasio CAR Bank Mandiri 
diharapkan akan senantiasa terjaga jauh di atas ketentuan minimum Bank 
Indonesia sebesar 8%," kata Agus Martowardojo, Direktur Utama Bank Mandiri.

Meskipun CAR Bank Mandiri pada akhir triwulan I-2009 berada pada tingkat yang 
baik yaitu 15,4% bank membutuhkan permodalan yang cukup baik untuk pertumbuhan 
atau ekspansi bisnis khususnya penyaluran kredit maupun untuk menjaga tingkat 
rasio CAR sesuai ketentuan Bank Indonesia. 

Selain itu, Bank Mandiri dengan tingkat permodalan yang kuat akan memberikan 
persepsi positif di mata masyarakat dan investor sehingga diharapkan dapat 
meningkatkan daya saing baik di tingkat nasional, regional maupun internasional.




  

[ob] PLN Kantongi US$ 1,061 Miliar dari Perbankan China

2009-05-04 Terurut Topik Data Saham

Buy TRUB yuukproyek PLTU bakal banyak di dapet oleh TRUB


Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero mendapat pinjaman sebanyak US$ 1,061 
miliar dari China Export Import Bank (Cexim) dan Bank of China (BoC). Dana 
sebanyak itu akan dikucurkan untuk pembangunan PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Aceh 
dan PLTU Teluk Naga yang merupakan bagian dari proyek 10.000 MW.

Penandatanganan pinjaman itu dilakukan disela-sela sidang tahunan ADB di Nusa 
Dua, Bali, Senin (4/5/2009) antara Dirut PLN Fahmi Mochtar, Vice President 
Cexim Li Jun dan Deputi General Manager of Corporate Banking Departmen Bank of 
China Pang Mao Heng dan disaksikan oleh Menkeu sekaligus Menko Perekonomian Sri 
Mulyani.

Pinjaman ini berasal dari Cexim untuk PLTU Pelabuhan Ratu 3x300 MW sebanyak US$ 
481 juta dan PLTU Aceh 2x110 MW sebesar US$ 455 juta. Sedangkan sisanya berasal 
dari Bank of China untuk PLTU Teluk Naga 3x315 MW.

Dengan adanya pinjaman ini maka seluruh kebutuhan untuk pembangunan ketiga 
proyek pembangkit tersebut sudah terpenuhi. Sebelumnya perseroan juga sudah 
meneken kerjasama dengan bank dalam negeri untuk menutupi kebutuhan rupiah.

Kebutuhan untuk PLTU Pelabuhan Ratu Rp 1,87 triliun dipenuhi dari Bank Mega, 
kebutuhan PLTU Aceh Rp 614 miliar dari Asosiasi BPD, dan kebutuhan untuk PLTU 
Teluk Naga sebesar Rp 1,6 triliun dipenuhi dari Bank Bukopin.

Cexim dan Bank of China merupakan kreditor tunggal yang menyediakan pinjaman 
jangka panjang untuk masing-masing fasilitas kredit dengan jaminan penuh 
Menteri Keuangan.

"Pinjaman ini tonggak penjaminan yang signifikan dalam fast track PLN setelah 
terselesaikannya 5 fasilitas buyer credit yang ditandatangani pada Januari, 
Mei, Juli dan Desember 2008 untuk mendanai porsi dolar AS proyek PLTU Paiton, 
Suralaya, Labuan, Indramayu dan Rembang," kata Dirut PLN Fahmi Mochtar dalam 
sambutannya.

Dalam transaksi ini perusahaan plat merah tersebut dibantu HSBC sebagai 
konsultan keuangan, Norton Rose dan Hadi Putranto Hadinoto & Partners sebagai 
konsultan hukum.

Fasilitas kredit Cexim memiliki tenor 15 tahun door to door, termasuk grass 
period sampai 3 tahun. Bank of China memberi tenor 13 tahun door to door 
termasuk 3 tahun grass period. Pinjaman berbasis LIBOR ini bertenor lebih 
panjang dari pasar komersial.



  

[ob] Dow Jones Menuju 8.500 !

2009-05-04 Terurut Topik Data Saham

Harga minyak mentah dunia melambung ke titik tertingginya sepanjang 2009. 
Saham-saham di Wall Street pun menguat signifikan dengan harapan ekonomi segera 
membaik dan setelah perbankan menyatakan kekurangan modalnya bisa dikelola 
dengan baik.

Saham-saham sektor perbankan menjadi bintang setelah keluarnya pernyataan dari 
pemerintah AS bahwa bailout tambahan kemungkinan tak diperlukan lagi. Meskipun 
laporan menyebutkan bahwa bank-bank di AS memerlukan tambahan modal lagi 
kedepannya.

Saham Citigroup tercatat melonjak 7,7%, Bank of America melonjak 19,3%, Wells 
Fargo melesat 23,7% dan JPMorgan naik 10,2%. 

"Menjelang keluarnya stress test, tidak seorangpun mengharapkan hal positif 
akan keluar. Tapi jika ada situasi dimana kami tidak perlu minta tambahan uang, 
maka hal itu menjadi sentimen positif di pasar," ujar Dan Faretta, analis dari 
Lind-Waldock seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/5/2009).

Pada perdagangan Senin (4/5/2009), indeks Dow Jones ditutup menguat tajam higga 
214,33 poin (2,61%) ke level 8.426,74. Indeks Standard & Poor's 500 juga 
menguat 29,72 poin (3,39%) ke level 907,24 dan Nasdaq menguat 44,36 poin 
(2,58%) ke level 1.763,56.

Dengan penguatan tajam ini, secara total indeks S&P 500 telah bergerak positif 
sepanjang tahun 2009. Namun S&P 500 masih minus 42% dibandingkan titik 
tertingginya pada Oktober 2007.

Penguatan saham-saham perbankan terjadi setelah kabar bahwa mereka kemungkinan 
tidak akan meminta bailout pemerintah lagi. Bloomberg melaporkan bahwa 
Citigroup sedang mencari tambahan modal dari swasta ketimbang harus memberikan 
kontrol kepada pemerintah.

Sementara Financial Times melaporkan bahwa Bank of America juga sedang mencari 
suntikan modal US$ 10 miliar.

Perdagangan berjalan sangat aktif, di New York Stock Exchange mencapai 1,71 
miliar, ketimbang rata-rata tahun lalu yang hanya 1,49 miliar. Sementara di 
Nasdaq, transaksi mencapai 2,56 miliar, dibandingkan rata-rata tahun lalu yang 
sebesar 2,28 miliar.

Harga Minyak Melonjak

Sementara itu, harga minyak mentah dunia melonjak seiring penguatan tajam di 
Wall Street. Perbaikan ekonomi dunia diharapkan semakin memulihkan permintaan 
akan minyak.

Pada perdagangan Senin kemarin, kontrak utama minyak jenis light sweet naik 
hingga 1,27 dolar menjadi US$ 54,47 per barel. Ini adalah level tertinggi sejak 
23 November.

Sementara minyak Brent juga menguat 1,73 dolar ke level US$ 54,58 per barel.




  

[ob] MIRA: Laba bersih Apexindo melonjak 165%

2009-05-04 Terurut Topik Data Saham

Buy neng MIRA yuukresult kuartal I 2009 pasti bagus soalnya sudah 
konsolidasi dengan APEX.


JAKARTA: Laba bersih PT Apexindo Pratama Duta Tbk pada triwulan I/2009
melonjak 165,4% menjadi US$27,6 juta dibandingkan dengan US$10,4 juta
pada periode yang sama tahun lalu.




Suarmin Tioniwar, Direktur Keuangan Apexindo, mengatakan pertumbuhan
laba bersih perseroan itu disebabkan oleh kinerja perseroan dan
manajemen biaya yang baik.




Selain itu, profitabilitas yang tinggi ditunjukkan oleh kenaikan laba
sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (earning before
interest, tax, depreciation, and amortization/EBITDA) dari semula
US$31,1 juta pada 3 bulan pertama tahun lalu menjadi US$46,4 juta pada
periode yang sama tahun ini. Kenaikan margin EBITDA naik menjadi 68,2%
tahun ini dari 55,3% pada 2008.





Pendapatan perusahaan pengeboran migas itu juga meningkat menjadi US$68 juta 
atau naik 21% dari US$56,2 juta pada tahun lalu.




Kenaikan nilai pendapatan ini didorong oleh pertumbuhan bisnis
perseroan dari segmen lepas pantai senilai US$51,4 juta, naik 27,5%
dari tahun lalu.




Peningkatan ini karena naiknya tingkat utilisasi 97% dari 89% tahun
lalu. Anjungan pengeboran Rig Raniworo bekerja secara efektif untuk
proyek milik Santos dari Januari 2008 dan Rig Raisis mendapatkan
perpanjangan kontrak dengan harga sewa harian yang meningkat.




Pendapatan segmen darat yang membukukan tingkat utilisasi 63%
menyumbang US$16,6 juta, atau cenderung stabil bila dibandingkan dengan
kontribusi pada 3 bulan pertama 2008.





Rasio utang




Rasio utang berbanding ekuitas tahun ini berada di bawah satu kali,
yakni 0,5 kali, lebih baik dibandingkan dengan 0,8 kali pada tahun lalu.




Suarmin menjelaskan neraca keuangan dengan solvabilitas dan likuiditas
yang cukup membuat perseroan memiliki fleksibilitas dalam menyusun
strategi pertumbuhan ke depan.




Apexindo menargetkan bisa meraup laba bersih US$50 juta atau setara
Rp540 miliar dan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi
US$150 juta atau setara Rp1,62 triliun pada 2009.




Perusahaan pengeboran migas itu juga mengkaji berbagai langkah untuk
membiayai percepatan pembayaran kembali (refinancing) obligasi Rp750
miliar yang jatuh tempo pada 4 Agustus 2010 seperti pinjaman sindikasi
dan penerbitan surat utang berjangka menengah (MTN).




"Kami menargetkan pendapatan US$200 juta dan laba bersih US$45
juta-US$50 juta tahun ini, sedangkan dari EBITDA diperkirakan US$150
juta," ujar Wakil Direktur Utama Apexindo Tito Sulistio, belum lama ini.




Pada penutupan perdagangan 21 Januari 2009, harga saham emiten berkode
APEX ini ditutup pada level Rp2.550 atau stagnan bila dibandingkan
dengan penutupan perdagangan hari sebelumnya.




  

[ob] FPNI, CKRA, KARK masuk UMA

2009-05-04 Terurut Topik Data Saham
Hati2 klo sudah masuk UMA biasanya ada kemungkinan di suspen sahamnya jadi 
lebih baik SELL dulu??


Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan tiga emiten ke dalam Unusual 
Market Activity (UMA) karena ada pergerakan harga saham yang tidak biasa.

Ketiga saham itu adalah PT Citra Kebun Raya Agri Tbk (CKRA), PT Titan Kimia 
Nusantara Tbk (FPNI) dan PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK).

"Sehubungan dengan terjadinya UMA atas tiga saham tersebut, perlu kami 
sampaikan bahwa bursa saat ini sedang mencermati harga dan aktivitas transaksi 
saham ini," kata Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah dalam 
pengumuman, Selasa (5/5/2009).

UMA adalah aktifitas perdagangan dan atau pergerakan harga suatu efek yang 
tidak biasa pada suatu kurun waktu tertentu di bursa. Yang menurut penilaian 
bursa dapat berpotensi mengganggu terselenggaranya perdagangan efek yang 
teratur, wajar dan efisien.

Namun saham yang masuk UMA ini tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran 
dibidang pasar modal.

BEI mengingatkan agar investor mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat 
timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.



Sumber: detikcom



  

[ob] ENRG: Dapat 2 Kontrak Gas Batubara di Kalimantan

2009-05-05 Terurut Topik Data Saham
Mari kita Buy ENRG, BUMI & BNBR . . .


PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mendapat kontrak pengembangan blok Gas Metana 
Batubara (GMB) di Kalimantan. Kedua kontrak tersebut diperoleh ENRG melalui dua 
akan usahanya, yaitu PT Artha Widya Persada dan PT Visi Multi Artha.

ENRG memiliki 70% kepemilikan di PT Artha Widya Persada yang memiliki 100% 
kuasa pertambangan di Blok GMB Tabulako di Kalimantan Selatan. Selain itu ENRG 
juga memiliki 70% saham di PT Visi Multi Artha yang pada saat ini memiliki 60% 
kuasa pertambangan di Blok GMB Sangatta-2 di Kalimantan Timur. Sementara PT 
Pertamina Hulu Energi Metana Kalimantan B memiliki 40% kuasa pertambangan 
lainnya. 

Sisa saham pada PT Artha Widya Persada dan PT Visi Multi Artha di miliki oleh 
PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Bonus tanda tangan yang diberikan ke pemerintah adalah sebesar US$ 1,5 juta 
untuk blok GBM Sangatta-2 dan US$ 1 juta untuk blok GMB Tabulako. 

"ENRG dan BUMI berkomitmen untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan pengembangan 
pada blok-blok tersebut selama 6 tahun. Kedua kontrak tersebut berlaku selama 
30 tahun sejak tanggal efektif kontrak," demikian disampaikan Presiden Direktur 
ENRG Christian V. Ponto dalam siaran pers yang diterima detikFinance, Selasa 
(5/5/2009).

Berdasarkan estimasi awal secara internal, Blok GMB Tabulako dan Blok GMB 
Sangatta-2 memiliki kombinasi sumber daya gas sebesar lebih dari 1.5 trilyun 
kaki kubik gas.

Gas Metana Batubara (GMB) adalah gas alam yang terkandung dalam batubara, 
dengan kandungan primernya berupa metana (CH4). Bersama mitra-mitranya, ENRG 
mengharapkan agar konsesi-konsesi ini dapat berdampak positif pada kinerja 
operasional dan finansial secara terkonsolidasi di masa mendatang.

"ENRG akan tetap fokus pada portfolionya di sektor hulu energi, dan kontrak 
baru di bidang Gas Metana Batubara ini akan mendiversifikasikan aktifitas 
bisnis perusahaan secara positif di dalam kegiatan hulu di sektor energi di 
Indonesia," katanya.




  

[ob] Dow Jones Turun 102 Poin

2009-05-07 Terurut Topik Data Saham
apakah hari ini kita profit taking dulu mengingat Dow telah koreksi begitu juga 
dengan regional??
Sell sebagian biar nanti bisa avg down bila IHSG Turun...


Saham-saham di Wall Street melemah oleh profit taking atas saham-saham 
teknologi. Namun index futures menguat setelah keluarnya hasil stress test atas 
bank-bank besar AS.

Pada perdagangan Kamis (7/5/2009), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) 
ditutup merosot 102,43 poin (1,2%) ke level 8.409,85. Indeks Standard & Poor's 
500 juga turun 12,14 poin (1,32%) ke level 907,39, Nasdaq turun 42,86 poin 
(2,44%) ke level 1.716,24. 

Saham International Business Machines Corp (IBM) tercatat turun hingga 2% dan 
menjadi salah satu penyeret Dow Jones. Sementara Apple juga turun 2,6% dan 
menekan Nasdaq. 

Saham teknologi lain yang ikut turun adalah Hewlett-Packard yang turun 5%, 
Qualcomm turun 3,2%, Cisco System turun 3,4%.

Saham-saham perbankan juga mendapat tekanan pada sesi reguler, dengan KBW Bank 
Index turun hingga 3,5%. Namun setelah penutupan perdagangan dan ada pengumuman 
hasil stress test, saham-saham perbankan bergerak menguat. 

Citigroup naik 6,6% untuk future, setelah pada sesi regular turun 1,3%. 
Kenaikan saham Citigroup terjadi karena bank besar tersebut ternyata hanya 
membutuhkan tambahan modal US$ 5,5 miliar.

Sementara saham Bank of America juga menguat 6,8% usai bel penutupan berbunyi. 
Penguatan terjadi setelah hasil stress test menunjukkan Bank of America 
membutuhkan tambahan modal US$ 33,9 miliar atau sejalan dengan perkiraan.

"Hasil itu mestinya mengakhiri kekhawatiran akan terjadinya kegagalan atau 
nasionalisasi," ujar Eric Kuby, chief investment officer dari Northstar 
Investment Management Corp seperti dikutip dari Reuters, Jumat (8/5/2009).

Namun saham Welss Fargo justru melemah 7,8% selama sesi reguler, setelah bank 
tersebut mengumumkan penawaran umum saham hingga US$ 6 miliar guna memenuhi 
kebutuhan modal.

Selama sesi reguler, investor khawatir lemahnya permintaan akan surat utang 
pemerintah dapat meningkatkan biaya modal dan memukul kesempatan pemulihan 
ekonomi AS. Harga surat utang AS turun sehingga imbal hasil atau yield surat 
utang AS berjangka 20 tahun berada di titik tertingginya sejak November.

Dalam lelang surat utang pemerintah AS atau US Treasury senilai US$ 14 miliar, 
hasilnya di bawah rata-rata permintaan dari investor yang meminta yield tinggi.

"Lelang surat utang adalah kabar besar karena sekarang hal in menunjukkan bahwa 
kemungkinan China tidak menginginkan surat utang kita. Jika biaya modal AS 
menjadi lebih mahal, maka resesi bisa berlangsung lebih lama," ujar Joe 
Saluzzi, co manager Themis Trading.

Seperti diketahui, China merupakan salah satu pemegang US Treasury terbesar.

Perdagangan berjalan cukup aktif, di New York Stock Exchange mencapai 1,97 
miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang sebesar 1,49 miliar. Sementara di 
Nasdaq, transaksi mencapai 3,22 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang 
sebanyak 2,28 miliar.




  

[ob] BUMI: Melejit Tapi Masih Layak Beli

2009-05-11 Terurut Topik Data Saham
Buy On Weakness yuuuk karena ternyata masih MURAH.

Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI) sudah melejit 105% pada perdagangan 
sebulan terakhir. Namun rating rekomendasi untuk BUMI masih naik kelas menjadi 
buy mempertimbangkan kinerja yang prospektif dengan valuasi rendah. 

Analis Samuel Sekuritas Christine Salim mengatakan, rally saham BUMI sebulan 
terakhir terbilang outperform terhadap IHSG yang naik 27,1%. Hal ini dipicu 
ekspektasi dividen yang tinggi dan kinerja kuartal pertama 2009 yang lebih 
bagus dari estimasi. 

“Selain itu juga prediksi pemulihan ekonomi yang lebih cepat serta termasuk 
dalam transaksi margin dari Bursa Efek Indonesia (BEI),” katanya dalam riset 
yang dipublikasikan kemarin.

Namun, valuasi emiten batubara ini masih terdiskon dari rata-rata valuasi saham 
batubara di China dan Australia yang mencapai 13,9 kali dan 7,8 kali. Saat ini 
BUMI diperdagangkan pada price earning ratio (PER) sebesar 2009 dan enterprises 
value EV/EBITDA 2009 sebesar 7,5 kali dan 3,7 kali. 

“Angka ini relatif fair dibandingkan rata-rata emiten sektor batubara yang 
mempunyai PER sebesar 7,8 kali dan EV/EBITDA 4,3 kali,” paparnya. 

Revisi naik pun dilakukan terhadap asumsi harga jual batubara, cash cost, 
interest expense dan turunnya WACC (biaya modal rata-rata tertimbang) ke 12% 
Nilai DCF (discounted cash flow) naik menjadi Rp 2.550 per saham, merefleksikan 
PER 2009 sebesar 9,8 kali.

“Target harga BUMI di Rp 2.550, menawarkan potensi kenaikan 29,5% karena masih 
terdiskon dari rata-rata China & Australia,” ulasnya. Selain itu, lanjutnya, 
sentimen negatif Grup Bakrie dan corporate governance issue telah terefleksi 
pada harga pasar. 

Sedangkan ekspektasi lebih cepatnya pemulihan ekonomi global, berpotensi 
meningkatkan harga komoditas dan energi. “Kami melihat ada potensi re-rating di 
kedua sektor tersebut. Kami naikkan rekomendasi dari hold menjadi buy untuk 
BUMI,” tandasnya. 

Sentimen positif berasal dari potensi kenaikan harga batubara seiring trend 
naiknya harga minyak mentah. Optimisme pasar terhadap pemulihan ekonomi yang 
lebih cepat dari ekspektasi telah mengerek naik harga minyak mendekati level 
US$ 60 per barel, dari level terendahnya di US$ 33,87 per barrel. 

Sedangkan pelemahan dolar indeks (DXY) ke level 82,5 dari level tertinggi 89,1 
pada Maret 2009, lanjut Christine, mengindikasikan potensi kenaikan harga 
komoditas dan energi. 

Salah satunya harga batubara yang belum mengalami kenaikan. Berdasarkan indeks 
Newcastle, harga batubara cenderung lagging di level US$ 63,7 per ton atau 
minus 24,3% sejak awal 2009. “Ditopang pemulihan ekonomi global, kami 
perkirakan permintaan batubara meningkat pada kuartal kedua 2009 dan mendorong 
kenaikan harga,” ungkapnya.

BUMI pun berhasil membukukan kinerja yang memuaskan. Pada kuartal pertama 2009, 
pendapatan BUMI mencapai US$ 752,9 juta, naik 13,5%. EBITDA melonjak 51% 
mencapai US$ 267 juta (23% dari target 2009), dan laba bersih naik 21% mencapai 
US$ 124,5 juta (27,2% dari target 2009). 

“Kenaikan pendapatan dipicu naiknya harga jual yang mengkompensasikan turunnya 
volume penjualan,” imbuhnya. Harga jual rata-rata naik 30,1% mencapai US$ 
75,4/ton, karena carried forward dari harga kontrak 2008. Kesepakatan harga 
kontrak tahun ini baru akan tercapai pada kuartal II 2009, dengan indikasi dari 
manajemen sekitar US$ 65 per ton.

Prospek BUMI yang menarik ditunjang total utang BUMI yang semakin berkurang. 
Pada Maret 2009, total interest bearing loan BUMI terkoreksi menjadi US$ 1,236 
miliar, setelah mencapai rekor pada Desember 2008 sebesar US$ 1,265 miliar. 
Sedangkan net gearing mencapai 0,53 kali dari akhir 2008 sebesar 0,6 kali. 

Christine meyakini volume produksi dan penjualan kuartal berikutnya akan lebih 
tinggi seiring pemulihan ekonomi. “Apalagi secara historical ada kenaikan 
volume produksi dan penjualan pada kuartal ketiga dan keempat,” imbuhnya.

Pasar ekspor ke China telah terbuka, dengan kontrak mencapai 8 juta ton. 
Sebanyak 80% target volume penjualan atau 44,8 juta ton telah terikat kontrak 
sehingga ia pun optimistis penjualan tahun ini dapat mencapai target. 

Namun, Christine mengantisipasi harga jual rata-rata kuartal kedua yang lebih 
rendah, seiring tercapainya harga kontrak baru yang lebih rendah dibanding 
tahun lalu. Untuk estimasi, ia menggunakan harga kontrak 2009 sebesar US$ 
65-70/ton. 

Meskipun harga jual rata-rata kuartal selanjut akan mengalami penurunan, 
Christine cukup yakin targetnya akan tercapai, mengingat cash cost yang turun 
dan volume penjualan yang meningkat. Ia pun menargetkan pendapatan dan laba 
bersih 2009 masing-masing sebesar US$ 3,193 miliar atau turun 5,5% dan US$ 456 
juta atau melemah 29%. [



  

[ob] TMPI : Masuk UMA

2009-05-11 Terurut Topik Data Saham
Sell dulu yuuuk sebelum di suspend...


Saham PT Agis Tbk (TMPI) masuk dalam kategori Unusual Market Activity (UMA). 
Bursa Efek Indonesia (BEI) melihat keganjilan pada pergerakan harga saham. 
Selama 5 hari perdagangan, harga saham TMPI naik sekitar Rp 127 dari sebelumnya 
Rp 70 menjadi Rp 160.

Direktur Utama BEI Erry Firmansyah dalam keterangannya, Selasa (12/5/2009) BEI 
saat ini tengah mencermati perkembangan harga dan kativitas transaksi saham 
Petrosea (PTRO).

BEI meminta para investor agar memperhatikan jawaban perseroan atas permintaan 
konfirmasi bursa. Selain itu BEI juga meminta investor mencermati kinerja 
perusahaan.

Harga saham TMPI pada penutupan perdagangan (5/5/2009) berada pada level Rp 70, 
selanjutnya pada perdagangan (8/5) harga saham telah naik sebesar Rp 50 menjadi 
Rp 120 dan ditutup level Rp 160 pada penutupan kemarin, Senin (11/5/2009).

Hingga berita ini diturunkan harga saham TMPI telah melonjak ke level Rp 197.

BEI meminta agar perseroan juga mengkaji kembali rencana corporate action 
perusahaan jika rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Selain itu 
perseroan juga diminta untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat 
timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.



  

[ob] BUMI: ‘Hold’ Dulu !

2009-05-14 Terurut Topik Data Saham

Kenaikan harga saham PT Bumi Resources (BUMI), Kamis (14/5) mulai
tertahan bahkan diprediksikan ditutup melemah. Saham produsen batubara
thermal ini memang sudah menguat tajam sebelumnya sementara faktor
eksternal kurang kondusif.


Bayu Nugroho, Fund Manager PT Valbury Asia Securities mengatakan
penguatan saham BUMI sebelumnya terjadi akibat valuasinya yang masih
rendah. Karena itu, saham sejuta umat ini sangat potensial untuk naik. 
Dengan kata lain, investor masih mengacu terhadap historical trade
di mana BUMI pernah mencapai level tertinggi pada angka Rp 8.550 pada
Juni 2008 lalu. Karena itu investor berani memborong saham sejuta umat
ini. 
“Selain itu saya tidak melihat indikasi lain yang menyebabkan
kenaikan BUMI yang signifikan beberapa hari lalu. Saya juga tidak
melihat indikasi inside trading yang mengakibatkan saham BUMI melonjak sepekan 
terakhir,” katanya kepada INILAH.COM di Jakarta, Kamis (14/5) siang.
Bayu memprediksikan, pergerakan BUMI hari ini akan ada di kisaran Rp
2.000 hingga Rp 2.150. “Tampaknya BUMI masih bisa bertahan pada kisaran
Rp 2.000 hingga Rp 2.025. Hari ini BUMI turun karena pasar juga
terkoreksi,” paparnya. 
Ia memprediksikan hingga besok, pergerakan saham BUMI akan
konsolidasi terlebih dahulu karena kenaikan sebelumnya yang sangat
kencang. “Saya rekomendasikan hold untuk BUMI bagi yang sudah memegang saham 
ini dan bagi yang belum seharusnya menunda pembelian,” ucapnya.
Siang ini BUMI ditransaksikan melemah 150 poin (6,81%) ke level Rp
2.050. Harga tertinggi BUMI mencapai Rp 2.150 dan terendah Rp 2.025.
Volume transaksi BUMI mencapai 807,6 ribu lembar saham senilai Rp 843,9
miliar dengan frekuensi 7.915 kali. 
Mengenai kemungkinan terjadinya aksi goreng-menggoreng saham BUMI,
Bayu mengakui tidak melihat hal itu. Ia juga tidak melihat kaitan
antara penguatan BUMI dengan repo-repo Grup Bakrie. “Kenaikan harga
BUMI kemarin-kemarin itu merupakan sesuatu yang wajar karena harganya
memang masih murah,” tambahnya.
Ditanya perihal sebagian besar analis asing yang merekomendasikan sell untuk 
BUMI, Menurut Bayu karena asing lebih melihat good corporate governance
(GCG) BUMI. Asing lebih melihat keterbukaan informasi dalam kasus-kasus
repo Bakrie Group. “Mereka belum mengetahui secara tepat posisi
reponya,” imbuhnya.
Namun demikan, jika dilihat dari kecenderungan pasar, sebenarnya
BUMI masih menarik bagi investor karena market kapitalisasinya yang
besar di bursa. “Karena likuiditas inilah yang menyebabkan investor
lebih mudah melakukan aksi jual maupun beli dan karena itu sahamnya
laku,” pungkasnya. [E1]



  

[ob] Fw: Trendlines & Channels pada Dow Jones

2009-05-14 Terurut Topik Data Saham
dari tetangga sebelah ya:

A picture speaks thousand words: 
http://img139.imageshack.us/img139/3852/dji080509g.gif





  

[ob] Dow Jones Rebound

2009-05-14 Terurut Topik Data Saham

Saham-saham di bursa Wall Street mulai rebound. Investor kembali mengkoleksi 
saham-saham finansial dan teknologi yang kemarin mendapat tekanan jual besar.

Namun volume perdagangan yang sangat tipis mengindikasikan bahwa pasar 
kemungkinan sedang kehilangan greget sentimen besar. 

Pada perdagangan Kamis (15/5/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) 
ditutup menguat 46,43 poin (0,56%) ke level 8.331,31. Indeks Standard & Poor's 
500 juga menguat 9,15 poin (1,04%) ke level 893,07 dan Nasdaq menguat hingga 
25,02 poin (1,5056) ke level 1.689,21. 

Penguatan indeks saham terjadi meski data menunjukkan bahwa para pekerja yang 
mengajukan klaim PHJ meningkat lebih dari proyeksi pada pekan lalu. Hal ini 
terutama disebabkan oleh kebangkrutan Chrysler. 

Saham-saham teknologi menikmati lagi reboundnya, dengan saham Apple menjadi 
pendorong utama setelah mencatat kenaikan hingga 2,9%

"Kita melihat sedikit koreksi dalam beberapa hari terakhir dan orang mungkin 
akan disana dan menambah koreksi sedikit lagi, sehingga membuat gain bakal 
berkesinambungan," ujar Kurt Brunner, manager portofolio dari Swarthmore Group 
seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16/5/2009).

Saham-saham sektor finansial kembali mendapatkan momentum. Saham JPMorgan & 
Chase naik 4,4%, Bank of America naik 2,7%.

Saham Wal-Mart tercatat turun tipis 1,9% setelah mengumumkan pendapatan pada 
kuartal I-2009 flat atau sesuai dengan ekspektasi pasar. Chief Executive 
Wal-Mart juga menyatakan bahwa kondisi peritel terbesar dunia itu masih stabil.

Perdagangan berjalan moderat, di New York Stock Exchange mencapai 1,52 miliar 
atau sedikit di atas rata-rata tahun lalu yang sebanyak 1,49 miliar. Sementara 
di Nasdaq, transaksi mencapai 2,22 miliar, sedikit di atas rata-rata tahun lalu 
yang sebanyak 2,28 miliar.



  

[ob] BUMI: Koreksi Teknikal Berakhir?

2009-05-14 Terurut Topik Data Saham
BUY  BUMI  yuuk...dan BUY juga BNBR, BTEL, UNSP, ENRG dan ELTY..
BUY warrantnya juga boleh spt BNBR-W, ELTY-W, UNSP-W

Pergerakan saham PT Bumi Resources (BUMI), Kamis (15/5)
diprediksikan kembali naik setelah mengalami koreksi teknikal. Apalagi
pekan depan akan digelar analyst meeting yang bisa memberikan sentimen positif 
bagi BUMI.
Muhammad Karim, analis pasar modal dari Ciptadana Asset Management
memprediksikan secara umum pergerakan saham BUMI akhir pekan ini akan
naik. Namun kenaikannya sangat tergantung kepada kondisi pasar secara
umum baik lokal maupun regional. 
“Memang dilihat dari tabel pergerakan saham BUMI, tampaknya akan
konsolidasi. Tapi meskipun turun ke level Rp 1.850 setelah itu
kemungkinan akan naik kembali ke atas Rp 2.000. BUMI, saya kira berada
pada kisaran Rp 1.850 untuk level support dan resistant di level
psikologis Rp 2.000,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, semalam.
Pada penutupan perdagangan kemarin saham BUMI melemah 250 poin
(11,36%) ke level Rp 1.950. Harga saham tertinggi BUMI mencapai Rp
2.150 dan terendah Rp 1.940 dengan volume transaksi 744,4 juta lembar
saham. Sedangkan nilai transaksi mencapai Rp 1,5 triliun dan frekuensi
16,681.
Lebih lanjut Karim mengatakan, bursa saham Indonesia masih akan
ditentukan oleh bursa global terutama indeks Dow Jones termasuk saham
BUMI sebagai penggeraknya dan Grup Bakrie menjadi motor utamanya. 
“Over all BUMI masih oke karena minggu depan ada analis
meeting. Pasti akan menjadi penggerak BUMI,” ujarnya seraya mengaku
telah mendapat undangan dari manajemen BUMI untuk menghadiri pertemuan
itu.
Pada acara itu, BUMI akan memaparkan kinerja kuartal pertama dan out look 
perseroan di 2009. Hal ini menurut Karim akan menjadi momentum positif bagi 
BUMI. “Untuk itu saya merekomendasikan buy untuk BUMI,” paparnya.
Terkait penurunan BUMI kemarin yang anjlok 250 poin ke level di
bawah Rp 2 ribu hal itu dinilainya wajar. Pasalnya, kenaikan BUMI
sebelumnya sudah di luar perkiraan. “Saya kira itu hanya technical correction 
saja. Mainly, hanya koreksi technical,” ucapnya.
Seperti diketahui, lanjut Karim, indeks Dow Jones kemarin turun
signifikan hingga 3,5%. Begitu juga dengan Nasdaq merosot 3%. Semua itu
akibat ritel sales di Amerika yang turun jauh yakni 0,4% dibandingkan
dengan situasi pasar. 
“Akibatnya orang mulai ragu-ragu, recovery AS ini apakah
benar-benar akan terjadi,” tuturnya. Imbasnya, harga-harga komoditas
jadi turun seperti minyak, batubara, timah dan aneka tambang. 
Tapi, untuk BUMI secara umum dari sisi kinerja masih baik. Laporan
keuangan BUMI kuartal pertama 2009 masih bagus dengan pertumbuhan yang
lumayan. ”Sementara cost-nya turun, dan average selling price-nya naik,” 
imbuhnya.
Mengenai saham Bakrie, ia juga menilai masih akan mengalami
apresiasi. Bahkan isunya saham-saham grup itu akan terus meningkat
hingga akhir tahun.
Karim juga memaparkan, sentimen market juga akan dipengaruhi
keluarnya data pengangguran (jobless claim). “Beberapa minggu terakhir
trend jobless claim di AS sudah mulai turun. Ini akan
berpengaruh signifikan kepada pasar. Namun saat ini semua orang masih
melihat rilis data itu (anjloknya sales ritel AS),” imbuhnya. [E1]



  

[ob] PDB kuartal I-2009 : 4,4%

2009-05-14 Terurut Topik Data Saham




  

[ob] BUMI: Hold

2009-05-17 Terurut Topik Data Saham

Saham PT Bumi Resources (BUMI) pada perdagangan awal pekan
diprediksikan melemah. Pasalnya, akhir pekan lalu volume transaksinya
cukup besar sementara harga dan momentumnya melemah. Tapi, BUMI masih
direkomendasikan hold. 
Widhi Indratmo Nugroho, analis Asia Kapitalindo Securities
memprediksikan pergerakan saham BUMI secara teknikal masih berpotensi
melemah. Pada penutupan perdagangan pekan lalu, saham sejuta umat ini
ditutup melemah ke level Rp 1.790. 
“Artinya harganya murah dan momentumnya melemah sementara volume
transaksinya besar. Karena itu, pada perdagangan hari ini saham sejuta
umat ini berpotensi melemah,” papar Widhi, di Jakarta, kemarin. 
Ia memaparkan, harga terendah BUMI akhir pekan lalu mencapai Rp
1.470 per lembar sehingga menunjukkan sangat volatile-nya saham ini.
“Kemungkinan untuk Senin (18/5), pergerakan BUMI antara Rp 1.550 hingga
Rp 1.850,” jelasnya.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu, BUMI ditransaksikan melemah
160 poin (8,20%) ke level Rp 1.790 dengan harga terendah Rp 1.470 dan
harga tertinggi Rp 2.100. Sedangkan volume transaksi mencapai 1,1
miliar lembar saham senilai Rp 2,1 triliun dan frekuensi 22.180 kali.
Level harga terendah Rp 1.470 akan menjadi posisi support BUMI hari
ini. Sedangkan untuk resistant-nya berada pada angka Rp 2.100. Ini,
menurut Widhi, merupakan kisaran sangat lebar yang menunjukkan saham
BUMI sangat volatile. “Saya rekomendasikan hold dulu untuk hari ini,” 
ungkapnya. 
Sedangkan sentimen dari fundamental BUMI, lanjut Widhi, belum ada
aksi korporasi baru yang bisa mendorong pergerakan saham produsen
batubara itu. “Jadi pergerakannya hanya dipengaruhi sentimen regional
saja. Sedangkan regional sendiri sangat tergantung pada pergerakan Dow
Jones yang terakhir ditutup pada angka 8.331.”
Namun, jika dilihat dari sentimen market, seharusnya positif terhadap BUMI. 
Pasalnya, price earning
(PE) IHSG sebesar 11,81 kali masih terlalu murah dibandingkan Dow Jones
yang di kisaran 15 kali. “Seharusnya kalau dari sisi indeks kita
menguat,” imbuhnya.
Selain itu, jika dilihat dari sisi makro ekonomi, Indonesia masih
positif dengan pemangkasan BI rate 25 basis poin menjadi 7,25%.
Walaupun memang penurunan BI rate belum diikuti tingkat bunga kredit.
”Tapi, yang saya dengar pemerintah sedang mengusahakan agar tingkat
bunga kredit juga ikut tutun,” paparnya.
Pasalnya, penurunan tingkat bunga kredit akan berdampak positif ke
sektor riil. Jika sektor riil berjalan dengan baik pertumbuhan ekonomi
juga akan lebih baik. ”Karena itu dari sisi makro ekonomi seharusnya
menjadi sentimen positif,” ujarnya. 




  

[ob] BLTA: BUY

2009-05-17 Terurut Topik Data Saham
Buy BLTA yuuk...

Saham PT Berlian laju Tanker Tbk (BLTA) masih layak akumulasi beli.
Pasalnya, mesti kinerja per kuartal I-2009 turun tapi keberhasilan
emiten meraih kontrak baru diprediksi bisa meningkatkan kembali neraca
keuangan perseroan tahun ini.

Menurut Akhmad Nurcahyadi, analis PT BNI Securities melalui riset yang terima 
VIVAnews,
kontrak baru yang diperoleh BLTA, serta diterimanya kapal tanker baru
perseroan hingga akhir tahun ini berpotensi menjadi katalis pertumbuhan
usaha perusahaan. 

"Tiga kapal tanker kimia dan satu kapal
tanker pengangkut gas dalam waktu dekat bakal diterimanya," ujarnya di
Jakarta, Senin, 18 Mei 2009.  

Dirinya memproyeksikan,
keberhasilan perseroan mendapatkan kontrak dan akan datangnya armada
baru tersebut dapat memicu BLTA akan membukukan pendapatan operasional
menjadi US$246,79 juta dan pertumbuhan laba bersih menjadi US$207,55
juta sampai akhir 2009.

Akhmad merekomendasikan beli untuk Berlian Laju dengan target harga selama 12 
bulan ke depan sebesar Rp 900 per lembar saham. 

"Pada
transaksi perdagangan akhir pekan lalu, BLTA diperdagangan pada PER
(price to earning ratio) 2,02 kali atau jauh di bawah para rivalnya dan
rata rata industri yang memiliki PER sebesar 7,15 kali," tuturnya.

Seperti
diketahui per kuarta I-2009, BLTA mencatat penurunan pendapatan dari
US$169,17 juta (kuartal I-2008) menjadi US$158,97 juta, akibat turunnya
tarif sewa kapal di beberapa rute angkutan BLTA. 

Namun, penurunan voyage expenses
telah mendorong pendapatan usaha BLTA meningkat 2,46 persen menjadi
US$122,25 juta per kuartal 2009 dari US$119,32 juta pada kuartal yang
sama 2008.

Sementara itu, laba kotor BLTA juga mencatat
penurunan sebesar 19,41 persen dari US$61,26 juta menjadi US$49,24 juta
pada kuartal pertama tahun ini. 

Meskipun efisiensi telah
dilakukan dan biaya operasional BLTA tercatat turun dari US$35,48 juta
per kuartal I-2008 menjadi US$5,26 juta, beban keuangan dan beban
lainnya masih tercatat turun menjadi US$51,01 dari US$64,07 juta.

Penurunan
signifikan pendapatan usaha BLTA juga telah membawa laba bersih
perusahaan turun 20,81 persen dari US$117,61 juta menjadi US$93,13 juta
per kuartal I-2009.

Namun, kata Akhmad, penurunan yang terjadi
pada kinerja kuartal pertama Berlian Laju di tahun ini sesuai dengan
ekspektasi, seiring dengan turunnya dan belum stabilnya harga sewa
kapal pada rute-rute tertentu.



  

[ob] PNS Bakal Terima Gaji ke-13

2009-05-18 Terurut Topik Data Saham
Semestinya memberi sentimen positif ke sektor konsumen, banking, pembiayaan & 
properti?






  Pemerintah menyiapkan pembayaran gaji ke-13 untuk pegawai
negeri dalam upaya peningkatan kesejahteraan pegawai negeri. 

"Gaji ke-13 akan disediakan sesuai dengan prosedur setiap tahunnya," kata 
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.

Menkeu menyatakan hal itu usai rapat kerja dengan Komisi XI DPR
membahas RUU tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) di Jakarta,
Senin (18/5).

Pemerintah biasanya membayarkan gaji ke-13 pegawai negeri pada
sekitar Juni sehingga dapat membantu biaya pendidikan bagi pegawai
negeri yang anaknya masuk sekolah atau memasuki tahun ajaran baru.

Sementara itu mengenai pengganti Dirjen Pajak, Darmin Nasution yang
telah terpilih menjadi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI),
Menkeu menolak menjawab pertanyaan itu.

"Saya tidak bicara soal pengganti Pak Darmin, nanti kalau sudah selesai saya 
sampaikan," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Menkeu juga mengungkapkan bahwa dengan
perkembangan harga minyak internasional saat ini (sekitar 60 dolar AS
per barel), maka pemerintah sudah kembali memberikan subsidi atas harga
premium yang saat ini sebesar Rp4.500 per liter.

"Dengan harga yang sekarang, harga premium sudah disubsidi lagi,
mekanisme penyaluran subsidi BBM ke Pertamina itu sudah ditetapkan
setiap bulannya," katanya.

Sementara mengenai dampaknya ke APBN, Menkeu menyatakan pengaruhnya
pasti ada namun sesuai siklus anggaran, dampak perubahan/kenaikan harga
minyak itu disampaikan ke DPR pada pertengahan tahun.

"Nanti akan disampaikan kepada dewan pada pertengahan tahun ini
dalam bentuk laporan semester, nanti akan kita laporkan pada dewan
perubahan-perubahan asumsi makro," katanya. [*/cms]





  

[ob] Wall Street Tembus 8.500 Lagi!

2009-05-18 Terurut Topik Data Saham

Wall Street kembali menggebrak oleh sentimen dari Lowe's Cos Inc, yang 
mengumumkan kinerja melebihi ekspektasi. Hasil dari peritel renovasi rumah itu 
membawa harapan perekonomian kian bergerak ke arah yang lebih baik, sementara 
belanja konsumen semakin stabil.

Saham-saham yang berhubungan dengan pemulihan ekonomi seperti konstruksi 
perumahan, perbankan, energi dan ritel menanjak tajam. Bahkan komentar positif 
dari broker membuat saham Bank of America menanjak hingga 10% lebih, sekaligus 
mendorong penguatan saham-saham finansial lainnya.

Saham Lowe's tercatat naik 8,1% setelah perusahaan tersebut menaikkan proyeksi 
pendapatannya sehubungan dengan tanda-tanda pelemahan sektor perumahan segera 
memudar. Chief Executive Lowe's Robert Niblock menyatakan bahwa kepercayaan 
konsumen sudah membaik dalam beberapa pekan.

Penguatan saham Lowe's juga mengangkat saham sektor sejenis seperti Home Depot 
Inc yang naik 6,6%.

"Angka-angka Lowe's datang pada saat pasar sedang mencari rebound. SEmua ini 
menunjukkan bahwa belanja konsumen secara umum sedikit lebih kuat daripada yang 
diantisipasi," ujar Steve Goldman, analis dari Weeden & Co seperti dikutip dari 
Reuters, Selasa (19/5/2009).

Pada perdagangan Senin (18/5/2009), indeks Dow Jones industrial average ditutup 
menguat tajam hingga 235,44 poin (2,85%) ke level 8.504,05. Indeks Standard & 
Poor's 500 juga menguat 26,83 poin (3,04%) ke level 909,71 dan Nasdaq naik 
52,22 poin (3,11%) ke level 1.732,36.

Saham-saham sektor energi kembali menanjak seiring naiknya harga minyak mentah 
dunia. Saham Exxon naik 2, ConocoPhillips naik 3,6%. 

Perdagangan berjalan moderat, di New York Stock Exchange mencapai 1,42 miliar, 
di bawah rata-rata tahun lalu sebesar 1,49 miliar. Di Nasdaq, transaksi 
mencapai 2,02 miliar, di bawah rata-rata tahun lalu yang sebanyak 2,28 miliar. 

Harga Minyak Naik Lagi

Sementara itu, harga minyak mentah dunia kembali mencapai US$ 59 per barel yang 
dipicu optimisme membaiknya ekonomi AS. Sentimen bertambah dari adanya aksi 
pemogokan di Nigeria yang merupakan salah satu eksportir minyak penting dunia.

Kontrak utama minyak light pengiriman Juni melonjak hingga 2,69 dolar ke level 
US$ 59,03 per barel. Minyak Breng pengiriman Juli juga naik 2,47 dolar ke level 
US$ 58,47 per barel.




  

[ob] Morgan Stanley Upgrade BBCA, BBRI, dan BMRI

2009-05-18 Terurut Topik Data Saham

Morgan Stanley menaikkan target price (TP) atas BBCA, BBRI, dan BMRI dan tetap 
mempertahankan
rekomendasi  Overweight atas sektor perbankan terkait mencatat profitabilitas 
paling banyak,
kapitalisasi terbaik seiring dengan persedian pencadangan dana yang berlebih, 
tingginya 
nilai cadangan untuk biaya kreditnya. 


* TP BMRI naik jadi Rp3.200 dari Rp2.200 , saat ini sahamnya  +1.9% ke Rp2.625

* TP BBRI naik jadi Rp6.550 dari Rp5.800, saat ini sahamnya +3.4% ke Rp6.200

* TP BBCA naik jadi Rp3.195 dari Rp2.650, saat ini sahamnya +2.2% ke Rp3.425 
(dowjones/fz)




  

[ob] BUMI: Cocok Jadi Menu Trading Buy

2009-05-18 Terurut Topik Data Saham


Jakarta - Faktor price earning PT Bumi Resources (BUMI)
yang masih rendah menjadi acuan investor bermain di saham batubara
thermal ini pada perdagangan Selasa (19/5). Investor direkomendasikan trading 
buy atas saham sejuta umat ini. 
Bayu Nugroho, Fund Manager PT Valbury Asia Securities memprediksikan
saham BUMI menguat akibat valuasinya yang masih rendah. Karena itu,
penguatan saham sejuta umat ini lebih karena faktor spekulatif.
Investor disarankan hati-hati bermain di saham ini. 
“Karena itu pula, investor direkomendasikan trading buy,” papar Bayu, di 
Jakarta, semalam. Menurutnya, faktor price earning (PE) BUMI yang rendah 
menjadi pertimbangan utama investor dibandingkan setimen lainnya. 
Menurutnya, BUMI sangat cocok jika di-trading pada level Rp 1.930
hingga Rp 1.990. ”Artinya di bawah level Rp 2.000 masih bisa beli
karena kecenderung BUMI masih menguat,” tandasnya.
Pada perdagangan kemarin BUMI ditutup menguat 180 poin (10,05%) ke
level Rp 1.970 dibandingkan perdagangan pekan lalu yang ditutup pada
angka Rp 1.790. Harga tertinggi BUMI mencapai Rp 1.970 dan harga
terendahnya Rp 1.600. Sedangkan volume perdagangan mencapai 872,2 juta
lembar saham senilai Rp 1,5 triliun dan frekuensi 16.281 kali.
Sedangkan level resistant berikutnya, lanjut Widhi, BUMI akan coba
mengarah pada angka Rp 2.100. Namun, investor harus tetap hati-hati
dengan membeli BUMI di bawah level Rp 2.000. Pasalnya, penguatan BUMI
juga didukung harga komoditas yang naik. 
Ia juga memaparkan, sektor komoditas akan menjadi penopang penguatan
IHSG hari ini termasuk BUMI. Kenaikan harga komoditas akan menambah net income 
dari perusahaan-perusahaan pertambangan. ”Akibatnya, saham-saham pertambangan 
menjadi naik,” imbuhnya.
Penguatan harga batubara dan timah masih akan menjadi sentimen
positif bagi saham-saham pertambangan. “Karena itu, pelaku pasar
melakukan antisipasi terefleksi secara positif dalam penguatan saham
sektor komoditas termasuk BUMI,” jelasnya.
Selain itu, penguatan BUMI juga terjadi karena positifnya sentimen
market dengan prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Selasa (19/5)
ini mengalami kenaikan. Alhasil, mengingat BUMI merupakan saham yang
paling likuid, menjadi fokus investor untuk bertransaksi saham.
Sentimen penguatan indeks hari ini, terjadi karena terimbas bursa
India melonjak hingga 17% pada penutupan perdagangan kemarin. Bursa
India merespons positif hasil pemilu sukses di negara itu yang
penghitungan suaranya baru selesai kemarin. 
Di sisi lain, India juga termasuk salah satu negara yang mencatatkan
pertumbuhan positif. “GDP India positif dan sukses melaksanakan pemilu
sehingga direspons positif oleh bursa di sana,” tandasnya.
Sementara itu, Indonesia juga merupakan salah satu dari empat negara
di dunia yang mencatatkan pertumbuhan positif setelah India, China, dan
Vietnam. Karena itu, pesatnya penguatan indeks di India akan
diantisipasi pelaku pasar saham di Indonesia. 
“Pasar meyakini apa yang terjadi di India akan terjadi juga di Indonesia 
sehingga bursa Indonesia juga akan positif,” jelasnya.
Meski pasar ekspor Indonesia mengalami penurunan, lanjut Bayu, namun
tidak terlalu berpengaruh pada gross domestic product (GDP). Akibatnya,
pertumbuhan Indonesia masih positif dan menguat meskipun mengalami
penurunan ekspor hingga jauh lebih rendah dibandingkan Singapura. 
Pasalnya, pengaruh ekspor Indonesia terhadap GDP hanya 10%. ”Jadi,
walaupun ekspor kita paling rendah dibandingkan dengan negara tetangga
tapi karena pengaruhnya kecil terhadap GDP, jelas ekonomi Indonesia
tumbuh lebih baik dibandingkan Singapura,” tukasnya. [E1]



  

[ob] BUMI: Conference Call Today

2009-05-19 Terurut Topik Data Saham
ada yang mau ikut?


BUMI RESOURCES Conference Call: Tuesday, 19 
May 4pm JKT/5pm HKT/10am UK 

· Credit Suisse SEA Coal 
Analyst Haider Ali is hosting Conference Call on PT Bumi Resources with the 
Topics “1Q09 Review and 2009 Outlook” on Tuesday, 19th May 2009 at 
4pm Jakarta or 5pm Singapore/Hong Kong or 10am London. 

· BUMI 
Presenters are: Mr. Nalin A Rathod – Commissioner and Mr. Dileep Srivastava – 
Senior Vice President Investor Relation/Corporate Secretary. 

· 
Domestic Investors are invited to attend Bumi’s Office at Wisma Bakrie 2, 7th 
floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-2 Jakarta. 

· Password: Bumi 


· Dial-in numbers    International: +612 9696 0714 


· HK: 800968453 or 800903644 

· Sing: 8006163148 
or 8006162234 

· UK: 08081013539  



  

[ob] ELTY: Bakal Melaju ke Rp 730

2009-05-19 Terurut Topik Data Saham
Jangan lupa beli ELTY-W nya...



Tim riset PT BNI Securities menargetkan harga saham PT Bakrieland
Development Tbk (ELTY) sebesar Rp 730 dalam 12 bulan ke depan. Target
tersebut menggunakan metode net asset value (NAV).
Pada transaksi pagi ini, harga saham Bakrieland stagnan di posisi Rp 270 per 
unit.

"Rekomendasi buy," kata analis BNI Securities Maxi Liesyaputra dalam risetnya 
tentang Bakrieland edisi Rabu 20 Mei 2009 di Jakarta.

Menurut
riset tersebut, selama 2009, perseroan diperkirakan membukukan
pendapatan Rp 1,55 triliun dengan laba bersih Rp 240 miliar. 

Proyeksi
kinerja tersebut akan ditopang rencana PT Bank Negara Indonesia Tbk
(BNI) yang siap menyalurkan pinjaman senilai Rp 800 miliar kepada
Bakrieland melalui anak usahanya, PT Bakrie Toll Road. Pinjaman itu
akan digunakan untuk membangun jalan tol Kanci-Pejagan.

Komitmen
tersebut merupakan bagian dari sindikasi pinjaman beberapa bank lokal
senilai Rp 1,5 triliun. Bakrie Toll Road telah merealisasikan komitmen
pendanaan tersebut sebesar Rp 44 miliar. 

"Penambahan bisnis
jalan tol dalam portofolio pendapatan Bakrieland akan memberikan
sentimen positif terhadap perkembangan kinerja perseroan," ujarnya. 

Dia
melanjutkan, jalan tol Kanci-Pejagan yang merupakan bagian rencana
pemerintah membangun Trans Java akan memberikan peluang bagi perseroan
mengembangkan properti di kawasan sekitar jalan tol.
Untuk 2009, manajemen memperkirakan potensi pendapatan dari jalan
tol tersebut mencapai Rp 50 miliar dan akan meningkat pada 2010.

Jalan
tol tersebut direncanakan beroperasi pada Juli 2009, atau lebih cepat
dari perkiraan sebelumnya pada September 2009. "Kami memiliki outlook positif 
terhadap potensi peningkatan kinerja perseroan untuk 2009," tuturnya.

Meski
pasar properti secara keseluruhan mengalami penurunan sejak kuartal
IV-2008 hingga kuartal I-2009, pada semester II-2009 sektor tersebut
diperkirakan kembali pulih. Apalagi produk perseroan ditujukan bagi
kelas menengah atas yang tidak terlalu terpengaruh oleh krisis.
Valuasi price to earning ratio (PER) ELTY pada 2009 diperkirakan 22,1 kali dan 
price to book value (PBV) 1,1 kali. Sedangkan PER saham Bakrieland untuk 2010 
diproyeksikan 14 kali dan PBV satu kali.




  

[ob] IHSG seharusnya di posisi 2.800

2009-05-21 Terurut Topik Data Saham




JAKARTA: Para manajer investasi asing menunjukkan minat untuk
memperbesar portofolio sahamnya di bursa saham Indonesia karena valuasi
yang murah dan kuatnya fundamental makroekonomi.




Forum investor bertajuk CLSA Corporate Access di Singapura pada 20--22
Mei yang diadakan oleh broker asing Credit Lyonnais Securities Asia
(CLSA) mengindikasikan minat pemodal asing terhadap korporasi asal
Indonesia.




Presiden Direktur PT Syailendra Capital Jos Parengkuan, salah satu
manajer investasi yang diundang oleh CLSA, mengatakan Indonesia
merupakan salah satu tujuan investasi yang paling menarik saat ini,
selain China dan India karena tiga negara tersebut membukukan
pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) positif pada tahun ini.




“Bursa saham Indonesia merupakan yang termurah setelah Thailand dengan
rata-rata price to earning ratio [P/E] 11,8 kali pada 2010 dibandingkan
dengan 13,8 kali untuk pasar Asia secara keseluruhan,” ujarnya kepada
Bisnis kemarin.




Direktur Keuangan Ciputra Development Tulus Santoso, salah satu
perusahaan yang berpartisipasi dalam forum itu, mengatakan antusiasme
pemodal asing yang hadir cukup tinggi. Manajemen menggelar pertemuan
one-on-one dan kelompok kecil dengan 20--30 pemodal asal Singapura,
Hong Kong, AS, dan Eropa.




“Mereka mencari kesempatan [berinvestasi] yang potensial. Banyak fund
dan analis asing yang datang, ini menunjukkan pemodal asing tertarik
masuk ke pasar modal domestik,” katanya.




Saham properti sudah pulih. Meskipun belum mencapai level harga
tertinggi pada tahun lalu, setidaknya berada pada harga pertengahan
2008.




Direktur Keuangan Jasa Marga Reynaldi Hermansjah, perusahaan yang
berpartisipasi dalam forum itu, mengungkapkan hal senada. Dia
mengatakan tidak dapat memberi pandangan mata secara menyeluruh karena
acara masih berlangsung sampai hari ini. Pemodal asing terhadap Jasa
Marga relatif bagus. Hal itu dibuktikan dengan kinerja kuartal I/2009
yang menunjukkan kinerja yang stabil di tengah kondisi global yang
fluktuatif.




“Jasa Marga menjadi saham yang tumbuh secara konsisten. EBITDA [laba
sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi] tumbuh 30% dan
penjualan naik 20%,” tuturnya.




Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Mirza Adityaswara menambahkan bursa
saham Indonesia berpotensi melanjutkan penguatan. PDB Indonesia
mencapai 4,4% pada kuartal I/2009, tercatat yang terkuat ketiga di Asia
Pasifik, setelah China 6,1% dan India 5,6%.




Valuasi saham di Indonesia 11,3 kali, jauh lebih murah dibandingkan
dengan P/E bursa Hong Kong sebesar 17,4 kali. “Jika ekonomi terus
membaik, valuasi saham berpotensi naik lagi menjadi 18 kali seperti
pada 2007,” tuturnya saat seminar prospek pasar bertajuk Krisis:
Awal/Akhir Investasi? pada Rabu.




Namun, dia mengingatkan kenaikan bursa tidak akan terjadi secara
drastis, tetapi menghadapi fase koreksi karena ekonomi global belum
pulih 100%.




Menurut survei global yang diadakan oleh Merrill Lynch & Co pada
8-14 Mei 2009 seperti yang dikutip Bloomberg kemarin, investor di bursa
saham negara berkembang mengalihkan dana investasi portofolionya ke
Turki, Indonesia, Rusia, Afrika Selatan, dan Taiwan serta memangkas
investasinya di Israel, Chili, Malaysia, dan India.





Masih tertinggal




Sebastian Sharp, Head of Equity Research Danareksa Sekuritas, dalam
laporannya pada 19 Mei, mengatakan masih overweight terhadap saham di
bursa Indonesia.





Harga saham di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan indikator ekonomi 
utama.




Angka PDB pada kuartal I/2009 menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
merupakan salah satu yang tercepat dibandingkan dengan negara lain di
kawasan regional. PDB pada kuartal I/2009 mencapai 4,4% dibandingkan
dengan posisi kuartal I tahun lalu.




Laba korporasi telah menurun secara relatif terhadap ekonomi, sehingga
valuasinya berkurang lebih jauh. Hal itu membuat harga saham tertinggal
dibandingkan dengan pertumbuhan indikator ekonomi. “Jika harga saham
sesuai dengan pertumbuhan laba korporasi dari 1996, IHSG diperkirakan
mencapai level 2.800 saat ini. Apabila harga saham sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi, IHSG seharusnya berada di posisi 5.300,” ujarnya.




Direktur Utama BEI Erry Firmansyah menyebutkan bursa saham sepanjang
tahun ini menerima serbuan dana asing maupun domestik. Hal itu terlihat
dari rata-rata transaksi harian bursa sepanjang tahun ini Rp7,5
triliun, naik dari rerata tahun lalu Rp4,5 triliun.



  

[ob] BUMI: FMR & Fidelity beli Bumi

2009-05-24 Terurut Topik Data Saham

ada kemungkinan akumulasi bakal  berlanjut...so buy BUMI 


JAKARTA: FMR LLC dan Fidelity International hingga 19 Mei
mengungkapkan telah memiliki 979,15 juta saham PT Bumi Resources Tbk
dengan tujuan investasi.




Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia pada Jumat
pekan lalu, FMR, perusahaan AS, dan perusahaan pengelola dana Fidelity
yang berkantor di Bermuda, memiliki saham Bumi melalui pembelian di
pasar secara bertahap pada 19 Mei.




Pembelian saham itu bertujuan untuk investasi dan tidak bertujuan untuk
memengaruhi kendali terhadap Bumi. Perusahaan batu bara milik keluarga
Bakrie itu mempunyai jumlah modal disetor dan ditempatkan penuh sebesar
19,40 miliar saham. 




  

[ob] ELTY: Terbitkan Sukuk Ijarah Rp 150 Miliar

2009-05-24 Terurut Topik Data Saham
Jakarta - PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) berencana menerbitkan Sukuk 
Ijarah I Bakrieland Development Tahun 2009 senilai Rp 150 miliar pada Juli 
2009. Dananya akan digunakan untuk pengembangan proyek-proyek terkini perseroan.

"Kami akan menerbitkan sukuk ijarah sebesar Rp 150 miliar pada Juli 2009," ujar 
Corporate Secretary ELTY, Nuzirman Nurdin saat dihubungi detikFinance, Senin 
(25/5/2009).

Sukuk Ijarah ini akan diterbitkan dalam dua seri, terdiri atas Seri A dengan 
jangka waktu 2 tahun dan Seri B dengan jangka waktu 3 tahun. Sukuk tersebut 
telah mendapat peringkat idBBB+ (sy) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia 
(Pefindo).

Untuk keperluan tersebut, perseroan menunjuk PT Bahana Securities dan PT Madani 
Securities sebagai Joint Lead Underwriter penerbitan sukuk.

Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Sukuk Ijarah ini akan digunakan untuk 
pengembangan proyek residensial anak perusahaan (GAP dan Anak Perusahaannya) 
sekitar 80% atau Rp 120 miliar, pengembangan fasilitas sentra UMKM sekitar 
13,33% atau Rp 20 miliar dan modal kerja dan pengembangan usaha perseroan 
sekitar 6,67% atau Rp 10 miliar.

Jadwal masa book building dijadwalkan pada periode 25 Mei – 12 Juni 2009, masa 
penawaran dijadwalkan pada 1-2 Juli 2009 dan dilanjutkan pencatatan di Bursa 
Efek Indonesia pada tanggal 8 Juli 2009.

Mengenai besaran cicilan imbalan sukuk belum ditentukan. Pembayaran cicilan 
imbalan akan dilakukan secara triwulanan. Sukuk ini dijamin oleh jaminan 
senilai 100% dari nilai sukuk yang diterbitkan yaitu berupa sebidang tanah yang 
dimiliki oleh anak perusahaan.



  

[ob] MEDC: Pertamina Siap Beli 2% Saham Medco

2009-05-25 Terurut Topik Data Saham

 PT Pertamina (Persero) akan menambah kepemilikan sahamnya di konsorsium DS LNG 
dari 29 persen menjadi 31 persen. Pertamina siap membeli saham yang akan 
dilepas Medco. 
 
Menurut  Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan, saat ini komposisi 
kepemilikan saham di konsorsium DS LNG yaitu 51 persen dimiliki Mitsubishi, 
Pertamina 29 persen dan Medco 20 persen. 
 
"Tapi tidak menutup kemungkinan kita bisa jadi 31 karena Medco akan menurunkan 
share mereka di DS LNG," jelas Karen dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi 
VII, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (25/5/2009) 
 
Karen menyatakan saat ini pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan Medco. 
"Kami sudah berbicara dengan Medco dan kemungkinan mereka bersedia,"ujar Karen. 
 
Karen menjelaskan dengan harga minyak saat ini dengan porsi saham 29 persen 
maka Investment of Rate Return (IRR) hanya 6 sampai 7 persen. 
 
"Dengan harga sekarang IRR-nya hanya 6-7 persen," ucap Karen. 
 
Sementara itu, Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Ferederick Siahan tidak 
menyatakan secara pasti darimana dana untuk pembelian saham tersebut berasal. 
Tapi ia menyatakan alokasi dana untuk melakukan akuisi tahun ini berasal dari 
Capex sekitar Rp 21 triliun.



  

[ob] TRUB: 2 PLTU raih dana China US$761 juta

2009-05-25 Terurut Topik Data Saham

Good news buat TRUB?

JAKARTA: PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) kembali mendapatkan
komitmen pinjaman pendanaan perbankan China sebesar US$761 juta untuk
proyek pembangunan PLTU Adipala berkapasitas 1x660 megawatt (MW) dan
PLTU Pacitan 2x315 MW.




Kedua pembangkit yang merupakan bagian dari megaproyek 10.000 MW itu
dengan perincian masing-masing dari China Development Bank dan Barclays
untuk PLTU Adipala, Jawa Tengah US$468 juta dan Cexim Bank untuk PLTU
Pacitan sebesar US$293 juta.




Dirut PLN Fahmi Mochtar mengatakan pembangunan kedua pembangkit itu
telah dilaksanakan dengan menggunakan dana internal perusahaan listrik
itu. Adanya komitmen pendanaan itu, lanjutnya, pembangunan kedua
pembangkit itu akan semakin lancar.




"Komitmen pendanaan dari perbankan China itu akan ditandatangani pada
10 Juni. Dengan adanya komitmen itu, porsi valas [valuta asing] kedua
pembangkit itu sudah terpenuhi semua," ujarnya seusai mengikuti rapat
dengar pendapat dengan Komisi XI, kemarin.




PLN, tambah Wadirut PLN Rudiantara, pada saat yang bersamaan juga
tengah melakukan negosiasi dengan perbankan China lainnya, Bank of
China, untuk bersedia mendanai PLTU Tanjung Awar-Awar berkapasitas
2x350 MW dengan nilai US$37 juta. "Komitmennya sudah ada untuk PLTU
itu."





Porsi rupiah




Selain masalah pendanaan valas, terutama dari perbankan China, dia
mengemukakan persero juga tengah melakukan negosiasi untuk porsi
pendanaan rupiah.




Ada beberapa perbankan dalam negeri yang tengah didekati untuk ikut
mendanai pembangunan pembangkit itu a.l. BRI, Bukopin, Mandiri, BNI,
dan bank lokal lainnya. Khusus Bank Bukopin, bank itu telah
menandatangani komitmen mendanai PLTU Pacitan dengan nilai Rp1,46
triliun. "Dari pembicaraan awal kami, mereka tampak berminat membiayai."




Berkaitan dengan penggunaan mata uang renminbi atau juga dikenal dengan
nama yuan untuk pembelian barang modal pembangkit, Fahmi mengakui
dirinya tidak mengetahuinya secara detail.




"Saya dengar ada beberapa kendala untuk renminbi itu. Renminbi blanked
berlakunya hanya 2-3 tahun, sedangkan pendanaan PLN berlakunya sampai
13 tahun," tuturnya.




Bila benar itu yang menjadi persoalan, jelasnya, ada kendala dari sisi
waktu sehingga sulit dilaksanakan. Namun untuk kondisi tertentu,
penggunaan renminbi masih mungkin dilakukan.




Menurut Fahmi, sepanjang 2008-2009 PLN juga mendapatkan dana sebesar
Rp2 triliun dari alokasi APBN untuk pembangunan transmisi PLN.




"Sebenarnya PLN masih dapat soft loan sebesar Rp11,5 triliun, tetapi
kan masih tertahan di komisi anggaran. Untuk 2010 kami ajukan alokasi
di APBN sebesar Rp10 triliun untuk membiayai meringankan beban internal
perseroan."




Dia mengakui sebenarnya PLN berharap bisa segera menerbitkan obligasi
karena salah satu sumber pendanaan berasal dari obligasi. "Kalau itu
perlu, akan kami terbitkan, tetapi kalau tidak, masih bisa ditunda
dulu."


  

[ob] TRUB: Proyek 10.000 MW Kedua akan Dibangun di 78 Lokasi

2009-05-26 Terurut Topik Data Saham
Proyek2 TRUB bakal makin banyak...peluang buat buy!

Proyek percepatan pembangunan 10.000 MW tahap kedua akan dilaksanakan di 78 
lokasi dengan total kapasitas pembangkit sebesar 9.706 MW. Proyek tersebut 
masih didominasi proyek listri di Pulau Jawa. 
 
Menurut Direktur Utama PT PLN (Persero) Fahmi Mochtar, pihaknya telah 
menyelesaikan perencanaan rincian proyek percepatan 10.000  tahap dua.   
 
"Rincian proyek 10.000 MW tahap kedua sudah selesai dan kami segera serahkan ke 
pemerintah," kata Fahmi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (26/5/2009). 
 
Fahmi menyebutkan sebagian besar proyek berlokasi di Pulau Jawa dengan daya 
5.685 MW dan luar Jawa 4.021 MW. 
 
"Selain berbahan baku batubara, pada tahap kedua juga terdapat proyek 
pembangkit berbahan bakar panas bumi, gas, dan air," ungkapnya. 
 
Berikut rincian proyek percepatan 10.00 MW tahap kedua: 


PLTA di Jawa 1.000 MW 
PLTA di Luar Jawa 174 MW 
PLTGU di Jawa 1.200 MW 
PLTGU di Luar Jawa 240 MW 
PLTP (Geothermal) di Jawa 1.485 mw 
PLTP (Geothermal) di Luar Jawa 1.411 MW 
PLTU di Jawa 2.000 MW 
PLTU di Luar Jawa 2.196 MW




  

[ob] Dow Jones Mendekati 8.700 !

2009-05-26 Terurut Topik Data Saham
hari ini kita buy back saham yang kemarin kita jual  sebelum Dow Jones tembus 
ke 9.000...buy buy and buy :)


Bursa Wall Street langsung menguat tajam setelah libur panjang. Saham-saham 
bergerak menguat setelah indeks kepercayaan konsumen melonjak tajam, sekaligus 
memupuk lagi harapan pemulihan ekonomi.

Survei menunjukkan kepercayaan konsuman AS, yang merupakan salah satu tolok 
ukur belanja konsumen masyarakat AS, mencatat loncatan tertinggi dalam 6 tahun 
terakhir. Indeks Kepercayaan Konsumen melonjak menjadi 54,9 pada April, yang 
merupakan tertinggi sejak September.

"Hari ini pasar merayakan kembalinya tanda-tanda kepercayaan masyarakat," ujar 
Peter Kenny, manging director Knight Equity Market di Jersey City, seperti 
dikutip dari Reuters, Rabu (27/5/2009).

Pada perdagangan Selasa (26/5/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) 
ditutup menguat hingga 196,17 poin (2,37%) ke level 8.437,49. Indeks Standard & 
Poor's 500 juga menguat 23,33 poin (2,63%) ke level 910,33 dan Nasdaq menguat 
58,42 poin (3,45%) ke level 1.750,43.

Saham-saham sempat bergerak melemah di awal perdagangan akibat kekhawatiran 
faktor geopolitik setelah Korea Utara meluncurkan uji nuklirnya. Namun setelah 
keluarnya data kepercayaan konsumen, saham-saham langsung berbalik arah.

Data kepercayaan konsumen itu begitu penting mengingat belanja konsumen 
menyumbang dua pertiga bagi perekonomian AS. Saham-saham yang berhubungan 
dengan ritel langsung menguat seperti McDonald's Corp naik 3,1%, peritel Macy's 
Inc menguat 5,9%.

Nasdaq menguat berkat saham Apple yang melonjak hingga 6,85. Saham General 
Motors ditutup menguat 1 penny menjadi US$ 1,44 setelah raksasa otomotif itu 
gagal meyakinkan pemegang obligasinya untuk menerima penawaran penukaran uang 
dengan saham. Penolakan pemegang obligasi itu sekaligus semakin membuka peluang 
General Motors untuk bangkrut, dengan tenggat waktu 1 Juni.

Perdagangan berjalan cukup aktif, di New York Stock Exchange mencapai 1,38 
miliar di bawah rata-rata tahun lalu yang mencapai 1,49 miliar. Sementara di 
Nasdaq, transaksi mencapai 2,11 miliar, di bawah rata-rata tahun lalu yang 
mencapai 2,28 miliar.

Minyak Kembali Melonjak

Sementara harga minyak mentah dunia yang sempat turun akhirnya melonjak lagi 
menembus titik tertingginya sejak awal November.

Kontrak utama minyak light pengiriman Juli nauik 78 sen menjadi US$ 62,45 per 
barel, setelah sempat menggapai level US$ 62,50 per barel. Sementara di London, 
minyak Brent melonjak 1,03 dolar menjadi US$ 61,24 per barel.



  

[ob] ELTY: Targetkan Pendapatan Rp80 Miliar dari Jalan Tol

2009-05-26 Terurut Topik Data Saham
Good news dari ELTY..


Manajemen PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) memproyeksikan pendapatan dari 
jalan tol ruas Kanci-Pejagan di Jawa Tengah antara Rp50-80 miliar hingga akhir 
2009. Hiramsyah S. Thaib, Presiden Direktur Bakrieland dalam paparan publik 
usai RUPS Tahunan di Jakarta, Selasa (26/5) mengatakan, perseroan akan membuka 
ruas tol Kanci-Pejagan pada September 2009. Perseroan memiliki 20% saham dalam 
ruas tol tersebut melalui anak usahanya PT Bakrie Toll Road (BTR). "Kami 
tergetkan setiap tahun kami akan mengoperasikan satu ruas tol baru dan pada 
2011 bisa beberapa ruas tol sekaligus sambil liat potensi yang lain," tuturnya.

Saat ini perseroan tengah mengerjakan lima ruas tol trans Jawa yaitu 
Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Batang-Semarang, Pasuruan-Probolinggo, dan 
Ciawi-Sukabumi. "Ruas Pejagan-Pemalang sudah clear 50% pembebasan tanahnya, 
tahun depan sudah mulai pengerjaan konstruksinya. Kalau ruas Batang-Semarang 
sudah 30%," jelasnya.

Perseroan memilik opsi untuk menjadi pemilik mayoritas dalam setiap ruas tol 
tersebut. Hiramsyah mengatakan, pihaknya akan fokus mempersiapkan Kanci-Pejagan 
terlebih dahulu ketimbang masuk secara mayoritas dalam ruas yang lain. "Kita 
siapkan operasional dulu agar mitra strategis tertarik untuk masuk bisnis 
kita," ujarnya.

Sebelumnya, perseroan telah menjalin kemitraan dengan Limitless, perusahaan 
investasi asal Timur Tengah dalam proyek city property dan landed residential. 
"Tidak menutup kemungkinan investor asal Timur Tengah atau Malaysia tertarik 
masuk ke bisnis jalan tol kita. Yang penting kita menunjukkan keseriusan kita 
dalam proyek tol lebih dulu," katanya.

Hiramsyah mengungkapkan, dalam jangka waktu setahun ke depan, perseroan akan 
melepas kepemilikan di BTR kepada mitra strategis yang akan ditunjuk. "Tapi 
Bakrieland akan tetap jadi mayoritas dalam BTR, kita akan putuskan dalam 1 
tahun ke depan siapa mitra yang kita tunjuk," katanya.

Perseroan saat ini memiliki konsesi pembangunan jalan tol dengan panjang 
sekitar 300 kilo meter dan biaya investasi sekitar Rp15 triliun. Hiramsyah 
mengatakan, perseroan akan terus melihat potensi jalan tol yang lain termasuk 
rencana jalan tol trans Sumatera, trans Kalimantan, dan trans Sulawesi. 

"Dengan stabilnya kondisi ekonomi peluang masuk proyek jalan tol sangat 
terbuka, terutama di Jawa akan ada hingga 1000 km sementara yang telah 
beroperasi baru 600 km, paling tidak kita akan mempunyai konsesi hingga 500 
km," katanya.

Pendapatan konsolidasi Bakrieland pada 2009, menurut Hiramsyah, diperkirakan 
tumbuh 20-35% dan laba bersihnya diproyeksikan sama dengan 2008, yaitu Rp134 
miliar. "Laba bersih kita proyeksikan tidak jauh berbeda karena pada 2008 ada 
keuntungan selisih kurs, untuk tahun ini kita fokuskan dari proyek yang ada" 
pungkasnya.

Hiramsyah mengatakan, dalam lima tahun ke depan perseroan menargetkan 
pendapatan dari jalan tol akan mencapai 30% dari total pendapatan konsolidasi 
perseroan. "Bisnis jalan tol prospeknya sangat menjanjikan apalagi didukung 
oleh kebijakan pemerintah yang terus mengembangkan proyek infrastruktur secara 
berkelanjutan," katanya.





  

[ob] TRUB: Program 10.000 Tahap II

2009-05-26 Terurut Topik Data Saham
Ayoo beli TRUB bisa dapet listrik gratiss :) 


JAKARTA: PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) segera mengajukan
rencana pembangunan sejumlah pembangkit listrik sebagai bagian
megaproyek 10.000 mega Watt (MW) tahap II dengan lokasi tersebar 78
titik dengan total kapasitas mencapai 9.706 MW.




Dirut PLN Fahmi Mochtar mengatakan proyek percepatan pembangkit 10.000
MW tahap II memang difokuskan pembangkit berbahan bakar energi baru dan
terbarukan, seperti batu bara, panas bumi, gas, dan air.




"Kami sudah menyelesaikan rincian proyek pembangkit untuk tahap kedua.
Dalam waktu dekat segera diajukan ke pemerintah," ujarnya kemarin.




Proyek pembangunan pembangkit, lanjutnya, berada di 78 lokasi dengan
total kapasitas mencapai 9.706 MW dengan penggunaan BBM hanya mencapai
3%. BUMN kelistrikan itu juga telah memfinalisasikan persiapan untuk
proyek pembangunan pembangkit itu.




Berkaitan dengan program itu, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina
(Persero) Toharso telah menyampaikan kesiapan perseroannya untuk
menyalurkan semua produksi geothermal untuk pembangkit listrik PLN.





"PLN harus menyerap semua produksi geothermal kami karena kalau tidak, tentunya 
perseroan akan mengalami kerugian," tuturnya.




Mengenai harga geothermal, lanjutnya, seharusnya ditetapkan secara
business to business (b-to-b) karena baik Pertamina ataupun PLN
sama-sama badan usaha yang pada dasarnya mencari keuntungan.




Pada kesempatan yang sama, Fahmi Muchtar juga mengharapkan PLTU
Suralaya 1x625 MW dan Paiton 1x660 MW yang merupakan bagian dari
megaproyek 10.000 MW tahap I sudah bisa dilakukan uji coba operasi
penyalaan pembangkit pertama (first firing) pada akhir 2009.




Dengan demikian, operasi secara komersial (COD/commercial on date)
untuk kedua pembangkit bisa dilakukan lebih cepat dari jadwal kontrak
pada Maret 2010. "Yang jelas pembangunan fisik untuk PLTU Suralaya
sudah mencapai 76% dan PLTU Paiton 59%."





Adapun, progres pencairan dana untuk PLTU Suralaya, lanjutnya, mencapai 51% dan 
PLTU Paiton sudah mencapai 40%. 



  

[ob] Philip Kotler Puji Pasar Modal Indonesia

2009-05-26 Terurut Topik Data Saham
semoga bisa ke 1.945:)

Philip Kotler, tokoh pemasaran dunia yang kerap dijuluki Father of Modern 
Marketing memuji kinerja pasar modal Indonesia. Pasar modal Indonesia dinilai 
mampu pulih dengan cepat.

"Pasar modal Indonesia termasuk dalam pasar modal yang mampu pulih cepat ketika 
ekonomi dunia sedang terkena turbulensi," ujar Kotler dalam pembukaan 
perdagangan BEI, Rabu (27/5/2009).

Kotler datang ke Indonesia tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-78. Kunjungan 
kali ini, ujar Kotler, merupakan kedatangan yang keempat kalinya di Indonesia.

Kotler mendapat kehormatan untuk menekan bel simbol pembukaan perdagangan di 
BEI. Kotler berharap kunjungannya bisa memberikan semangat bagi upaya-upaya 
Indonesia dalam memulihkan kondisi ekonomi.

Kotler yang kelahiran Chicago 27 Mei 1931 adalah penulis buku-buku manajemen 
pemasaran yang menjadi bacaan wajib mahasiswa.



  

[ob] BNBR: Direksi Bakrie akan dirombak lebih baik

2009-05-26 Terurut Topik Data Saham
beli  BNBR atau BNBR-W  gratis dapet BUMI, ELTY, ENRG, UNSP, dan BTEL :)...


JAKARTA: PT Bakrie & Brothers Tbk akan meminta persetujuan
pemegang saham pada 30 Juni terkait dengan rencana perubahan susunan
pengurus perseroan.




"Saya tidak mengetahui persis tentang agenda perubahan susunan dewan
komisaris atau direksi, tetapi kami memang sedang berduka atas
meninggalnya anggota dewan komisaris Mohammad Amrin Yamin pada
pertengahan Mei ini," ujar Direktur Bakrie & Brothers Dileep
Srivastava kepada Bisnis, kemarin.




Meski demikian, perseroan dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek
Indonesia pada 20 Mei 2009 menyatakan bahwa pada rapat umum pemegang
saham luar biasa pada 30 Juni mengagendakan adanya perubahan susunan
pengurus perseroan.




Direktur Bakrie & Brothers Sri Dharmayanti, dalam keterbukaan itu,
mengatakan pada rapat umum pemegang saham tahunan perseroan juga
mengagendakan laporan direksi mengenai tata usaha keuangan.




Susunan direksi perusahaan itu adalah Dirut Nalinkant A. Rathod,
Direktur Ari Saptari Hudaya, Direktur Yuanita Rohali, Direktur Dileep
Srivastava, dan Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan R.A. Sri
Dharmayanti.




Susunan komisaris Bakrie & Brothers adalah Komut Irwan Sjarkawi,
Wakomut Gafur Sulistyo Umar, Komisaris Moh. Amrin Yamin (almarhum), dan
Komisaris Independen Mohamad Ikhsan.




Sumber Bisnis yang mendengar informasi itu menambahkan Gafur Umar
kemungkinan masuk lagi di level direksi. Dia pernah menjadi dirut
Bakrie & Brothers sebelumnya.




"Perombakan jajaran manajemen Bakrie & Brothers salah satunya untuk
meningkatkan performa dalam kepengurusan perseroan," ujarnya.





Selain Gafur Umar, ujarnya, ada beberapa jabatan direktur yang nanti diisi oleh 
eksekutif baru.




Dalam company update yang dirilis oleh Mandiri Sekuritas pada 8 Mei
disebutkan harga saham Bakrie & Brothers setara dengan kepemilikan
saham di PT Bumi Resources Tbk dan PT Bakrieland Development Tbk.
Bakrie & Brothers memiliki 26,95% saham Bumi dan 14,80% saham
Bakrieland.




Mandiri Sekuritas menyatakan lebih menguntungkan membeli saham Bakrie
& Brothers dibandingkan dengan membeli saham anak perusahaan secara
individu. "Pemodal juga tidak hanya mendapat saham anak perusahaan yang
terbuka, tetapi juga perusahaan infrastruktur yang belum go public,"
tuturnya. 



  

[ob] Minyak US$ 62 buy BUMI?

2009-05-27 Terurut Topik Data Saham

Minyak naik diatas 62..batubara bakal naik so buy BUMIbarang bagus lagi 
obral . 



  

[ob] TLKM: Saham Telkom Menuju Rp 8.100

2009-05-27 Terurut Topik Data Saham

Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) layak diakumulasi untuk
jangka pendek maupun panjang. Harga saham yang cenderung menguat dan
proyeksi kinerja yang menjanjikan tahun ini bakal menjadi pertimbangan
positif bagi investor.

Menurut analis sekuritas asing Gifar
Indra Sakti, TLKM secara teknis cenderung bergerak naik, setelah
beberapa hari terakhir relatif mendatar (sideways) dan mendekati batas bawah 
(support).

Pergerakan positif saham, kata dia, terlihat dari indikator stochastic 
oscillator dan relative strenght index (RSI) yang bergerak naik. Selain itu, 
volume transaksi juga signifikan.

"TLKM akan coba mendekati resistance (batas atas) Rp 7.850, sebelum menembus 
level Rp 8.100. Sedangkan batas bawahnya (support) ada di Rp 7.450," ujarnya 
kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis, 28 Mei 2009.

Gifar
menuturkan, secara fundamental saham telekomunikasi terbesar di
Indonesia ini juga mendukung untuk diakumulasi beli sebagai investasi
jangka pendek maupun panjang. Pasalnya, tahun ini perseroan akan
memperkuat unit-unit bisnisnya seperti seluler dan unit multimedia.

Tentunya,
kata dia dengan adanya aksi tersebut pendapatan maupun laba bersih
Telkom bakal terdongkrak dari perolehan tahun sebelumnya. "Jadi,
rekomendasinya beli saham ini," tutur Gifar.

Seperti diketahui, Telkom menjadwalkan pencairan pinjaman belanja modal (Capex)
dari sejumlah bank lokal yang akan dilakukan pada semester II 2009.
Perseroan saat ini telah mengantongi komitmen pemberian pinjaman
mencapai Rp 4 trliun.

"Total komitmen bisa mencapai Rp 4 triliun. Tapi kan masih ada vender financing
dari China," ujar Direktur Utama Telekomunikasi Indonesia Rinaldi
Firmansyah di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Jakarta, belum lama ini.

Perbankan yang telah memberikan
komitmen tersebut yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Negara
Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, Bank Jabar dan Banten, serta
perbankan lainnya. Sedangkan pendanaan melalui vendor financing berasal dari 
perusahaan Huawei, China.

Rinaldi memperkirakan, masuknya pendanaan melalui skema vendor financing akan 
menghemat pengeluaran Capex perseroan. "Dengan harga lebih murah, kami bisa 
mendapatan barang yang sama. (Capex nanti) bukannya naik, bahkan bisa-bisa ada 
ada saving," kata dia. 

Selain itu, Telkom juga sedang mengincar pangsa pasar sebesar 50 persen dari 
industri telekomunikasi berbasis seluler.

"Kami
menargetkan 50 persen supaya tidak terjadi perang tarif antaroperator
seluler," kata Vice President Telekomunikasi Indonesia Heri Supriadi di
Jakarta, beberapa waktu lalu.

Secara industri, Heri
mengungkapkan, jumlah pelanggan baru diperkirakan mencapai 15-20 juta.
PT Telkomsel, anak usaha perseroan sudah meraih hingga 10 juta
pelanggan pada kuartal I-2009. Hal itu karena ekspansi operator lain
dinilai tidak terlalu agresif pada kuartal tersebut.

Kendati
demikian, dia menuturan, perseroan optimistis target pelanggan industri
itu akan bertambah. Seiring dengan kenaikan itu, Telkom akan terus
meningkatkan jumlah pelanggan sehingga bisa meraih target 50 persen
pangsa pasar.

Dia menambahkan, pembentukan divisi Flexi
diharapkan rampung pada akhir kuartal II-2009. Divisi tersebut
merupakan upaya perseroan dalam mengembangkan bisnis code division multiple 
access (CDMA) Flexi, sehingga Flexi bisa mandiri.

"Kami berharap pangsa pasar Flexi tahun ini mencapai 59 persen," katanya.



  

[ob] ENRG: Siapkan Capex Rp 3 Triliun di 2009

2009-05-28 Terurut Topik Data Saham
Minyak naik mestinya jadi sentimen positif ke ENRG...

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mengalokasikan dana sebesar Rp 3 triliun 
untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun 2009. Dana tersebut 
lebih besar dari capex perseroan tahun lalu yang sebesar Rp 1,3 triliun.

Menurut Direktur Utama EMGR Imam P Agustino, dana tersebut akan diambil dari 
gabungan kas internal dan fasilitas pinjaman yang didapat dari mitra strategis 
bernama Mitsubishi Japex.

Namun sayang, ia enggan menyebutkan komposisi antara dana internal dan 
eksternalnya.

"Capex tahun ini kami alokasikan untuk pengembangan produksi," katanya di sela 
paparan kinerja 2008 di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis 
(28/5/2009).

Ia mengatakan, pengembangan usaha yang akan dilakukan perseroan antara lain 
dengan cara mengakuisisi blok yang sekiranya cocok dengan bisnis inti emiten 
berkode EMGR tersebut.

"Akuisisi terus kita lakukan. Kita cari blok yang fit ke portfolio, baik di 
dalam dan luar negeri," ujarnya.

Menurutnya, cara lain yang bisa dilakukan perseroan dalam melakukan akuisisi 
adalah dengan menjalin kerjasama dengan mitra strategis.

Ia juga mengatakan, saat ini perseroan sedang melakukan finalisasi harga jual 
gas dengan PT Energy CNG terkait dengan ditemukannya sumber gas baru di Blok 
Gelam, Jambi.

Pada RUPS hari ini juga disetujui perombakan direksi perseroan. Jajaran direksi 
yang baru antara lain: 

Direktur Utama Imam P Agustino 
Direktur Didit A Ratam
Direktur Amir Balfos

Jajaran direksi sebelumnya:
Direktur Utama Christian V Ponto
Direktur Imam P Agustino 
Direktur Yuli Soedaryo

Direksi perseroan yang baru saja diangkat saat ini menargetkan pertumbuhan 
produksi sebanyak 20 persen dari total produksi tahun lalu. Mengenai target 
pendapatan, jajaran direksi perseroan masih melakukan penghitungan terkait 
dengan harga minyak dunia yang masih fluktuatif.

"Proyeksi kita bisa dapat profit tahun ini, tapi jumlahnya masih dalam 
penilaian. Blok Kangyan kan sudah mulai produksi, jadi kita harapkan bisa 
menyumbang profit," imbuhnya.



  

[ob] Kenapa TRUB Naik?

2009-05-28 Terurut Topik Data Saham
semoga besok TRUB lanjut  ke 200...

 Perusahaan minyak dan gas (migas) ternama domestik kabarnya sedang
memburu kepemilikan saham PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk
(TRUB).

Sumber VIVAnews menuturkan, hal itu terdorong
rencana perusahaan migas tersebut yang ingin melebarkan usahanya di
dalam negeri sebelum membentuk koalisi dengan PT Pertamina (Persero).
"Perusahaan migas itu juga tercatat di BEI (Bursa Efek Indonesia)," ujarnya di 
Jakarta, Senin sore, 25 Mei 2008.
Sekretaris perusahaan Truba Gamala Virasa Kattopo saat dimintai
konfirmasinya mengakui, perseroan belum mendapatkan informasi resmi
dari pemegang saham. "Sampai saat ini kami belum mengetahui adanya
rencana tersebut," ujarnya kepada VIVAnews di Jakarta, Selasa, 26 Mei 2009.

Namun,
dia mengatakan bila ada informasi akan segera memberitahukannya kepada
publik. "Jadi, sampai saat ini belum ada aksi korporasi apapun dari
Truba," tutur Gamala.

Per 30 April 2008, Indo Infrastructure
Group PTE memiliki saham berkode TRUB sebesar 14,95 persen, PT Alam
Manunggal 10,38 persen, dan PT Mandal Kapital mencapai 28,42 persen.
Sedangkan sisanya dimiliki publik.

Pada perdagangan Senin, 25
Mei 2009, TRUB menguat Rp 1 (10,60 persen) di level Rp 165. Broker PT
Asjaya Indosurya Securities dengan kode IP tercatat sebagai salah satu
broker yang paling banyak mengoleksi saham Truba.

Menurut
pengamat pasar modal Ukie Jaya Mahendra, jika saham yang diminati oleh
perusahaan migas cukup besar, misalnya di atas 10 persen dipastikan
akan terjadi penawaran dengan harga premium terhadap harga TRUB. "Jadi,
layak beli saham Truba untuk jangka pendek maupun menengah," ujarnya.

Pada
kuartal III-2008, perseroan membukukan laba bersih Rp 219,86 miliar
atau naik 188,4% dibandingkan periode sama 2007 sebesar Rp 76,25 miliar.



  

[ob] Stress Test BI: Perbankan Sehat !

2009-05-28 Terurut Topik Data Saham
syukurlah banking kita pada sehat-sehat, semoga banking juga bisa rally  trus 
IHSG ke 2.000 lagi hehehe


JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memastikan hasil stress test yang
dilakukan terhadap perbankan nasional menghasilkan keyakinan bahwa
perbankan Indonesia sehat dan baik dibandingkan negara tetangga.

"Stress test yang
kita lakukan menghasilkan keyakinan perbankan Indonesia jauh lebih
sehat dengan negara lain," kata Deputi Senior Gubernur BI Miranda
Goeltom yang juga sebagai pelaksana tugas gubernur BI, dalam
penjelasannya di raker komisi XI DPR, di Gedung DPR Senayan, Jakarta,
Kamis (28/5/2009).

Dijelaskannya stress test yang dilakukan BI pun melalui pendekatan top down dan 
bottom up, di mana stress test yang dilakukan memasukkan risiko suku bunga, 
nilai tukar, dan likuiditas.

Selain itu dia juga menyinggung tingginya cost of fund yang
bersumber dari dana-dana mahal harus segera diperbaiki. Pasalnya
dana-dana mahal tersebut sangat mempengaruhi pengendalian pertumbuhan
kredit di perbankan.

Dia juga mengkritik dana-dana yang disimpan
perbankan di Indonesia bukanlah investasi jangka panjang tapi untuk
jangka pendek sehingga bila pihak perbankan memberikan pinjaman dana
tersebut untuk jangka panjang harus memasukkan komponen biaya lainnya
sehingga mennjadi mahal.

Sebagai informasi, BI sampai Desember
2008-April 2009 suku bunga yang sudah diturunkan BI sudah mencapai 171
basis poin atau 171 persen untuk deposito. 
(ade)





  

[ob] Dow semoga ke break out 8.700->IHSG ke 2.000 !

2009-05-28 Terurut Topik Data Saham
dah bosen nih liat Dow bolak-balik 8.200 - 8.600 semoga minggu depan bisa break 
ke 8.700 biar IHSG melesat ke 2.000 :)

IHSG sementara buat minggu depan mampir dulu ke 1.945 untuk memperingati hari 
Kemerdekaan,MERDEKA !
Buat investor jangan profit taking dulu karena kalo IHSG sudah ke 2.000 pasti 
tidak berani masuk lagi karena merasa sudah ketinggian, buat Buy Back akan 
susah lagi dapet harga lebih murah.hari ini beli tahun depan profit taking 
pasti untungnya berlipat-lipat !

minggu depan ada data inflasi->suku bunga makin turun-->deposito akan pindah ke 
bursa-->IHSG ke 2.000 :)

Invest ..invest ...invest 

=
 Bursa Wall Street membaik seiring membaiknya pasar obligasi. Sementara harga 
minyak mentah dunia melonjak menembus US$ 65 per barel. 

Saham-saham di Wall Street bergerak membaik setelah imbal hasil atau yield 
obligasi yang sebelumnya sempat membubung tinggi akhirnya turun. Lonjakan yield 
obligasi pemerintah AS sebelumnya membuat investor khawatir akan membuat biaya 
penerbitan surat utang menjadi mahal sehingga memicu aksi jual di Wall Street.

Lonjakan harga minyak juga membuat saham-saham sektor energi bergairah sehingga 
membawa indeks saham di Wall Street menguat cukup signifikan.

Pada perdagangan Kamis (28/5/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) 
ditutup naik 103,78 poin (1,25%) ke level 8.403,80. Indeks Standard & Poor's 
500 juga menguat 13,77 poin (1,54% ke level 906,83 dan Nasdaq menguat 20,71 
poin (1,20%) ke level 1751,79. 

Saham-saham sektor energi menguat seperti Chevron yang naik 1,9% dan Exxxon 
naik 1,4%. saham energi menguat tajam setelah harga minyak naik menembus level 
tertingginya dalam 6 bulan.

Kontrak utama minyak light pengiriman Juli kemarin sempat melonjak hingga US$ 
65,35 per barel sebelum akhirnya ditutup naik 1,63 dolar ke level US$ 65,08 per 
barel. Sementara minyak Brent naik 1,89 dolar ke level US$ 64,39 per barel.

"Kita menghadapi pertemuan OPEC hari ini, plus ada data cadangan, dan keduanya 
sangat menguntungkan untuk minyak. Itulah yang membantu semua sektor," ujar 
Owen Fitzpatrick, kepala Grup Ekuitas Deutsche Bank Private Wealth Management 
seperti dikutip dari Reuters, Jumat (29/5/2009).

Saham-saham sektor finansial juga membaik, seperti saham JPMorgan Chase & Co 
yang naik hingga 5,7%. Sementara saham General Motors (GM) yang kini semakin 
mendekati kebangkrutan turun 2,6%.

Perdagangan berjalan cukup moderat, di New York Stock Exchange mencapai 1,37 
miliar, di bawah rata-rata tahun lalu yang mencapai 1,49 miliar. Sementara di 
Nasdaq, transaksi mencapai 2,24 miliar, di bawah rata-rata tahun lalu yang 
sebanyak 2,28 miliar.




  

[ob] BUMI : Negosiasi Kontrak Batubara 8 Juta Ton ke China

2009-06-01 Terurut Topik Data Saham
Perlu dicari tahu nih apakah Good news buat BUMI?.klo iya artinya BUMI bisa 
ke 3.000 dong hehehe...so klo deal bakal positif bagi DEWA krn ada tambahan  
order trus  DEWA bisa juga ke  400 :))
apalagi  trend minyak ke US$ 70/barelBUMI naik mestinya BNBR juga naik :)



Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sedang melakukan negosiasi kontrak 
penjualan batubara sebanyak 8 juta ton ke China. BUMI tawarkan harga US$ 60 per 
ton.

"Masih negosiasi. Angkanya masih bisa berubah dari 8 juta ton," ungkap Presiden 
Direktur BUMI, Ari Saptari Hudaya saat dihubungi detikFinance, Senin (1/6/2009).

Ari belum dapat memastikan kapan finalisasi negosiasi dapat dicapai dua belah 
pihak. "Kalau dari kami ya maunya secepatnya. Tapi kita lihat nanti hasilnya," 
ujar Ari.

Sayangnya, Ari enggan menyebutkan nama perusahaan yang sedang melakukan 
negosiasi dengan perseroan. Ia hanya menyebutkan kalau harga yang ditawarkan 
BUMI sebesar US$ 60 per ton.

"Harga yang kami tawarkan sekitar US$ 60 per ton. Tapi kan masih negosiasi, 
masih bisa berubah-ubah," ujarnya.

Kendati demikian, Ari mengatakan upaya negosiasi diarahkan agar kerjasama ini 
menjadi kerjasama jangka panjang, bukan sekedar sekali kontrak. "Kita maunya 
bisa jangka panjang," ujarnya.

Sementara Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava mengakui bahwa batubara 
itu merupakan pesanan dari sejumlah pembangkit China.

"Jumlahnya benar (8 juta ton), langsung dari sejumlah utilitas pembangkit 
China, terutama untuk batubara jenis medium," ujar Dillep yang menolak merinci 
harganya.



  

[ob] Re: Dow semoga ke break out 8.700->IHSG ke 2.000 !

2009-06-01 Terurut Topik Data Saham

 
alhamdulilah, kesampaian juga akhirnya...MERDEKA  ! !
I TOLD YOU hehehe..
 
 

--- On Thu, 5/28/09, Data Saham  wrote:


From: Data Saham 
Subject: Dow semoga ke break out 8.700->IHSG ke 2.000 !
To: junior_tra...@yahoogroups.com
Date: Thursday, May 28, 2009, 7:40 PM






dah bosen nih liat Dow bolak-balik 8.200 - 8.600 semoga minggu depan bisa break 
ke 8.700 biar IHSG melesat ke 2.000 :)

IHSG sementara buat minggu depan mampir dulu ke 1.945 untuk memperingati hari 
Kemerdekaan,MERDEKA !
Buat investor jangan profit taking dulu karena kalo IHSG sudah ke 2.000 pasti 
tidak berani masuk lagi karena merasa sudah ketinggian, buat Buy Back akan 
susah lagi dapet harga lebih murah.hari ini beli tahun depan profit taking 
pasti untungnya berlipat-lipat !

minggu depan ada data inflasi->suku bunga makin turun-->deposito akan pindah ke 
bursa-->IHSG ke 2.000 :)

Invest ..invest ...invest 

=








  

[ob] ELSA: Pertamina Ajukan Penawaran 5 Juni

2009-06-02 Terurut Topik Data Saham
Semoga harga yg di tawarkan premium karena banyaknya peminat...


PT Pertamina (persero) berencana mengajukan penawaran pembelian saham PT Elnusa 
(Persero) Tbk milik Tri Daya Esta pada 5 Juni mendatang. 
 
"Penawarannya akan kita masukan pada tanggal 5 nanti ," ujar Direktur Utama 
Pertamina Karen Agustiawan sebelum rapat kerja dengan Komisi VII DPR, di Gedung 
DPR, jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (2/6/2009). 
 
Sementara itu, Pengacara Tri Daya Esta yaitu Sudiotomo Kartohadiprodjo 
Noorcahyo menyatakan pembeli saham PT Elnusa Tbk (ELSA) milik Tri Daya Esta 
(TDE) akan diketahui pada pertengahan bulan Juni. 
 
Pria yang akrab dipanggil Dudi ini mengaku peminat pembeli saham TDE di Elnusa 
berjumlah lebih dari satu. Namun sayangnya, Dudi tidak mau menyebutkan 
perusahaan-perusahaan mana  saja yang berminat dan berapa harga yang diinginkan 
TDE.  
 
"Lebih dari satu calon pembeli. Yang jelas kami akan mencari pembeli yang 
terbaik. Tidak hanya untuk TDE tapi juga bagi Elnusa," jelasnya. 
 
Dudi menjelaskan saat ini pihaknya sedang melakukan negosiasi  dengan para 
calon pembeli. "Masih dalam taraf negeosiasi. Rencananya minggu ini mereka akan 
mengajukan final proposal," ungkap Dudi. 
 
Dudi menambahkan, rencana penjualan ini merupakan bagian dari restrukturisasi 
internal Tri Daya. Dalam proses penawaran sahamnya, TDE juga menawarkan opsi 
partnership untuk mengembangkan usaha TDE. 
 
"Jadi bukan hanya  opsi lelang saham saja. Kalau ada yang tawarkan untuk 
menjadi partner bisnis untuk mengembangkan usaha TDE, itu juga yang dicari TDE. 
Jadi kami tidak serta merta langsung menjualnya," ungkapnya.



  

[ob] ELSA: Dapat Rp 598 miliar dari Telkom

2009-06-02 Terurut Topik Data Saham
kita yang pegang sahamnya dapat enggak ya hehehe...jika jadi di beli sama 
Pertamina maka makin banyak proyek tentunya...

JAKARTA: PT Elnusa Tbk meraup Rp 598 miliar dari penjualan 49%
sahamnya di PT Infomedia Nusantara ke anak perusahaan PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk yaitu PT Multimedia Nusantara (Metra).




VP Corporate Secretary Elnusa Agus Gunawan menjelaskan dana Rp598
miliar dialokasikan sekitar 35% untuk memperkuat kompetensi inti.
Selanjutnya, 50% dana untuk investasi ke blok migas maupun aset lainnya.




"Sekitar 10% untuk peningkatan modal kerja bagi pendanaan aktivitas
bisnis jangka pendek dan menengah. Sebanyak 5% sisanya untuk memperkuat
anak perusahaan," paparnya kemarin. (Bisnis/mmh)




  

[ob] BNBR: Utang Berkurang 2/3 Trading Buy TP 96

2009-06-02 Terurut Topik Data Saham
Trading BUY dengan Target 96..:)


JAKARTA - Utang PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dalam dua kuartal terakhir, 
telah berkurang hingga dua per tiga. Namun jumlah kepemilikan saham di anak 
usaha terdilusi besar, contohnya kepemilikan di PT Bumi Resources Tbk (BUMI) 
dari 35 persen menjadi 16,3 persen.

Menurut President Director PT CIMB-GK Securities Indonesia Bernard Thien, utang 
telah berkurang dari USD1,3 miliar menjadi Rp4,3 triliun dan USD47 juta. 
"Sangat menakjubkan ditengah kondisi pasar yang kurang kondusif ini," ujarnya, 
dalam buletin CIMB iTrader yang diterima okezone, di Jakarta, Rabu (3/6/2009).

Dengan mayoritas utang saat ini jangka panjang, perseroan ingin menambah porsi 
di divisi batu bara dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO). Diperkirakan, 
perseroan membayar utang yang telah direstrukturisasi membutuhkan refinancing 
atau divestasi aset. "Kemungkinan, funding akan datang dari restrukturisasi, 
injeksi modal baru, atau membatalkan rencana ini," katanya.

Perusahaan sekuritas asing ini, merekomendasikan untuk mempertahankan rating 
trading buy untuk saham dengan kode BNBR dengan target harga Rp96 per lembarnya 
dari sebelumnya Rp70 per lembarnya, dengan metode revised NAV.

"Rencana Grup Bakrie menciptakan lokomotif investasi saat massive rights issue 
pada April 2008 meleset dari rencana awal, karena market underappreciate value 
dari perusahaan holding," ungkapnya.

Timing yang salah juga menjadi salah satu faktor, jelasnya, karena proses 
reverse konglomerasi membutuhkan leverage, tepat di saat likuiditas mengering. 
Meksipun risk appetite saat ini mulai pulih, kemampuan gearing BNBR sudah 
terbatas, sementara discount gap to NAV mulai menyempit, sehingga BUMI menjadi 
pilihan yang lebih menarik dibandingkan membeli BNBR.

Saat okezone mengkonfirmasikan kepada Direktur Keuangan BNBR Yuanita Rohali 
melalui pesan singkat, belum ada jawaban.

Pada perdagangan IHSG sesi pertama, harga saham dengan kode emiten BNBR 
bergerak naik Rp2 atau setara 2,25 persen ke posisi Rp91 per lembar sahamnya. 
(css) (rhs)




  

[ob] Indeks Saham Jajal Level 1.600

2009-04-15 Terurut Topik Data Saham

Jakarta - Rally tiga hari berturut-turut di lantai bursa masih bisa berlanjut 
jika tak dihantam aksi ambil untung. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini 
menjajal level 1.600 yang jika berjalan mulus hanya tinggal lompat selangkah 
lagi.  

Dana asing yang terus mengalir menjadi dorongan IHSG untuk bertahan di teritori 
positif pada perdagangan saham Kamis (16/4/2009). 

Tak hanya saham unggulan, saham lapis dua dan tiga pun kini jadi incaran 
terutama oleh investor ritel yang mulai percaya diri masuk ke pasar saham.

Posisi IHSG pada Rabu kemarin sempat menyentuh 1.600 dan melewati 1.603 namun 
level tersebut hanya mampir sebentar. Kini meski level 1.600 sudah di depan 
mata, dikhawatirkan malah akan menjauh karena aksi ambil untung.

Sementara bursa saham Nikkei Jepang pada Kamis pagi ini dibuka menguat 2,53% 
mengikuti Wall Street yang positif. Indeks saham Dow Jones mulai memiliki 
kekuatan setelah di awal pekan tertekan tapi sebaliknya Nasdaq berjalan sangat 
lambat karena kejatuhan saham Intel. 

Pada penutupan perdagangan saham Rabu waktu AS (15/4/2009) indeks Dow Jones 
Industrial Average (DJIA) melonjak 109,44 poin (1,38%) menjadi 8.029,62. The 
Standard & Poor's 500 Index menguat 10,56 poin (1,25%) menjadi 852,06 dan 
Nasdaq Composite Index naik tipis 1,08 poin (0,07%) menjadi 1.626,80.   
 
Sedangkan IHSG pada penutupan perdagangan saham Rabu kemarin (15/4/2009) naik 
23,402 poin (1,49%) menjadi 1.593,663. 

Berikut rekomendasi saham dari perusahaan sekuritas.

Optima Securities

Indeks masih menguat 23 poin (1,5%) ke posisi 1.593 dan sempat menembus 1.600 
dengan transaksi regular Rp 4,6 triliun yang merupakan level tertinggi 
sepanjang 2009. Walaupun beberapa saham bluechip diwarnai profit taking namun 
aliran dana asing masih terus masuk ke bursa ditandai oleh rupiah yang terus 
menguat. 

Saham lapis dua dan tiga juga sangat atraktif menandakan investor ritel kembali 
aktif bertransaksi. Saat ini kondisi overbought sudah terlihat sehingga ada 
peluang koreksi bakal terjadi bila aliran dana ke bursa sudah mencapai 
puncaknya. Pergerakan indeks masih menguat di level 1.570-1.630 dengan pilihan 
saham: ELSA, TLKM, DEWA, LSIP, dan BDMN.



  

[ob] Telkom Incar Perusahaan ICT Lokal

2009-04-15 Terurut Topik Data Saham
Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengincar salah satu 
perusahaan teknologi informasi dan komunikasi alias Information and 
Communication Technologi (ICT) dalam negeri.

Rencana akuisisi tersebut dilakukan oleh perusahaan plat merah tersebut untuk 
melengkapi kegiatan operasional bisnisnya.

Demikian dikemukakan oleh Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah di Kantor 
Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Gedung Garuda, Jalan Medan 
Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (15/4/2009).

"Ada yang sedang diproses, bukan operator telekomunikasi. Pokoknya yang 
berhubungan dengan ICT, untuk melengkapi bisnis Telkom," ujarnya.

Namun sayang, ia menolak untuk mengungkapkan identitas perusahaan yang akan 
diakuisisinya tersebut. Ia hanya mengatakan, rencananya BUMN telekomunikasi 
tersebut akan menjadi pemegang saham minoritas pasca akuisisi itu.

Ia menambahkan, perseroan juga sudah menyiapkan sejumlah dana dalam aksi 
korporasi tersebut. Pihaknya mentargetkan, rencana akuisisi tersebut sudah bisa 
rampung di sebelum semester pertama 2009 berakhir.

"Rencana realisasi, kalau bisa sebelum Juni 2009," katanya.

Satelit Telkom III

Sementara itu, mengenai pembangunan Satelit Telkom 3, Direktur Network & 
Solution Telkom Ermady Dahlan mengatakan, tandatangan antara perseroan dengan 
Retchesnev dari Rusia sudah dilakukan beberapa saat yang lalu.

"Insya Allah akhir bulan akan bertemu di Rusia. Kita akan istilahnya official 
meeting, kita akan membahas masalah detil tentang teknis dan peluncuran," 
imbuhnya.

Setelah itu, perusahaan plat merah tersebut akan memulai pembangunan di tahun 
ini dan diharapkan bisa diluncurkan di tahun 2011.

Nilai investasi satelit itu sekitar US$ 175-200 juta, dengan technical lifetime 
15 tahun sejak diluncurkan. Telkom membangun satelit baru agar memperkuat 
keterjangkauan telekomunikasi dan ketersediaan bandwith di pelosok tanah air.



  

[ob] BNBR Break OUT

2009-04-15 Terurut Topik Data Saham

BNBR bangun dari kubur...baru hari pertama naik...serbuuu



  

[ob] IHSG Uji Kesaktian di Akhir Pekan

2009-04-16 Terurut Topik Data Saham

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah menunjukkan kehebatannya 
selama empat hari berturut-turut. IHSG masih masih harus menguji kesaktiannya 
apakah masih bisa menguat di akhir pekan ini.

Aliran dana asing yang masuk menjadi andalan kenaikan IHSG dalam perdagangan 
Jumat (17/4/2009). Namun kenaikan yang terus menerus dikhawatirkan memicu aksi 
profit taking.

Rombongan dana asing yang masuk ini karena investor mengapresiasi hasil pemilu 
legislatif yang berjalan aman. Selain itu juga ada tren investor asing 
menempatkan dananya di negara yang memiliki suku bunga tinggi seperti Indonesia.

Sementara indeks Nikkei Jepang pada Jumat pagi ini dibuka menguat 99,07% 
(1,13%) menjadi 8.854,33. Nikkei mengikuti penguatan di Wall Street karena 
respons positif atas JPMorgan yang berhasil mencetak laba melebihi 
ekspektasi.    

Pada penutupan perdagangan Kamis waktu AS (15/4/2009), indeks Dow Jones 
tercatat menguat 95,81 poin (1,19%) ke level 8.125.43. Indeks Standard & Poor's 
500 juga menguat 13,24 poin (1,55%0 ke level 865,30 dan Nasdaq melompat 43,64 
poin (2,68%) ke level 1.670,44.

Sedangkan IHSG pada penutupan perdagangan saham Kamis kemarin (16/4/2009) 
menguat 31,424 poin (1,97%) menjadi 1.625,087.

Berikut rekomendasi saham dari perusahaan sekuritas.

Panin Sekuritas

IHSG kemarin mengalami kenaikan sebesar +1,97% ditutup pada 1.625,087. Kenaikan 
kemarin merupakan untuk ke-4 hari berturut-turut. Penguatan dalam sepanjang 
pekan ini juga didukung oleh menguatnya nilai perdagangan yang mengindikasikan 
investor kembali masuk ke Indonesia. Situasi politik yang relatif stabil dan 
kondusif pasca pemilu, serta harapan akan membaiknya pasar finansial dunia 
mendorong indeks terus bergerak naik. Secara teknikal trend bullish memang 
sudah dimulai sejak awal Maret lalu. Meski demikian perlu diwaspadai beberapa 
indikator menunjukkan indeks memasuki area overbought sebagai sinyal akan 
terjadinya profit taking. Beberapa saham unggulan terlihat telah terlebih 
dahulu mengalami profit taking kemarin. Kami perkirakan IHSG hari ini akan 
bergerak dalam kisaran support-resistance 1.598-1.637.

Optima Securities

Indeks terus naik 31 poin ke posisi 1.625 di tengah bursa Asia yang relatif 
melemah dengan transaksi di atas Rp 5 triliun yang merupakan rekor tertinggi 
selama 2009. Investor asing terus akumulasi sehingga tercatat net buy Rp 530 
miliar sedangkan rupiah relatif stabil di kisaran Rp 10.700. Saham lapis dua 
dan tiga kembali atraktif  menandakan investor ritel bergairah bertransaksi. 
Beberapa saham blue chip sudah overbought sehingga terimbas profit taking yang 
wajar. Pergerakan indeks masih menguat di level 1.590-1.670 dengan pilihan 
saham:  BNBR,  BBRI, PGAS, INTP, dan BUMI.




  

[ob] Wall Street Kembali Naik ke 8.125

2009-04-16 Terurut Topik Data Saham

JPMorgan berhasil mencetak laba yang melebihi ekspektasi. Sentimen itu membawa 
saham-saham Wall Street bergerak ke level yang positif. 

Reaksi positif pasar terjadi setelah JPMorgan Chase mengumumkan laba US$ 2,1 
miliar para kuartal pertama 2009. Saham JPMorgan tercatat menguat hingga 2,1%, 
sementara Citigroup yang juga akan segera mengumumkan laporan keuangannya naik 
1,01%.

Saham-saham teknologi juga berkat menguat menjelang pengumuman laporan keuangan 
Google. Harapan positif investor terhadap sektor teknologi yang diharap segera 
membaik membuat saham Google naik hingga 2,4%. Sementara saham teknologi lain 
yang menguat adalah Hewlett Packard naik hingga 5%, IBM naik 2,6%, Apple naik 
3,2%.

"Orang-orang mulai merasa bahwa mungkin ada sedikit kesempatan bahwa ini bukan 
hanya sekedar rally di pasar sementara. Orang-orang mulai mengantisipasi 
angka-angka yang bagus dari Google," ujar John O'Brien, senior vice president 
dari MKM Partners seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16/4/2009).

Pada perdagangan Kamis (15/4/2009), indeks Dow Jones tercatat menguat 95,81 
poin (1,19%) ke level 8.125.43. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 13,24 
poin (1,55%0 ke level 865,30 dan Nasdaq melompat 43,64 poin (2,68%) ke level 
1.670,44.

Wall Street juga disemangati oleh munculnya emiten baru yakni Rosetta Stone 
Inc, di tengah risiko yang masih tinggi. Saham Rosetta Stone tercatat menguat 
hingga 40% pada debut pertamanya di New York Stock Exchange. 

Sentimen positif lainnya adalah data dari Departemen Tenaga Kerja AS yang 
menyebutkan bahwa klaim PHK turun hingga 8% menjadi 610.000 pada pekan 
terakhir. Ini adalah penurunan berturut-turut dalam klaim PHK, sekaligus 
menandai upaya perbaikan ekonomi.

Perdagangan berjalan cukup aktif, di New York Stock Exchange mencapai 1,61 
miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang mencapai 1,49 miliar. Sementara di 
Nasdaq, transaksi mencapai 2,37 miliar, sedikit di atas rata-rata tahun lalu 
yang sebanyak 2,28 miliar.



  

[ob] Telkom raih kredit vendor US$1 miliar

2009-04-19 Terurut Topik Data Saham
buy TLKM?
Pembiayaan dari Sumitomo dijajaki

Cetak



JAKARTA: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) meraih fasilitas
pendanaan vendor (vendor financing) senilai US$100 juta dari Huawei
untuk menunjang pengembangan bisnis CDMA dan broadband.




Direktur Keuangan Telkom Sudiro Asno mengatakan perseroan telah
menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan asal China itu.
Rencananya, pada awal bulan depan, manajemen Telkom akan menggelar
pembicaraan dengan Huawei untuk membahas tingkat suku bunga pembiayaan
vendor.




"Yang jelas suku bunga vendor financing akan lebih rendah dari direct
loan. Apabila direct loan di kisaran 8,5%-9% per tahun, vendor
financing bisa di bawah itu," katanya di Kantor Kementerian BUMN
kemarin.




Menurut Sudiro, Huawei telah berkomitmen memberi pembiayaan vendor
hingga US$1 miliar. Namun, lanjutnya, pada tahap pertama perseroan
hanya akan mengambil US$100 juta.




Vendor financing dari Huawei merupakan salah satu sumber pendanaan yang
dijajaki oelh Telkom. Selain itu, perseroan juga menjajaki pinjaman
dari vendor lainnya, terutama yang berasal dari Jepang.




"Seperti halnya dari Sumitomo, itu akan kami jajaki. Namun, kemungkinan
tidak akan kami tarik dalam jangka waktu dekat ini," tutur Sudiro.




Tahun ini Telkom mengalokasikan belanja modal sebesar US$2,5 miliar.
Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan itu, perseroan juga menjajaki
sekitar 21 bank untuk memperoleh kredit.





Hingga awal Maret, sudah ada 15 bank yang berkomitmen memberikan pinjaman ke 
Telkom dengan nilai Rp5 triliun.




Selain akan dipakai untuk mengembangkan bisnis, Telkom menggunakan dana
yang diperoleh itu untuk mengakuisisi perusahaan, yaitu mencapai Rp3
triliun.




Terkait dengan akuisisi ini, Telkom menargetkan pada pertengahan tahun
ini bisa merampungkan akuisisi satu perusahaan lokal. Selain perusahaan
lokal, perseroan juga akan mengakuisisi perusahaan telekomunikasi Iran,
Telecommunication Company of Iran.




Di samping untuk membiayai merger dan akuisisi, Telkom juga akan
menggunakan Rp3,2 triliun dari dana pinjaman itu untuk memenuhi belanja
modal, terutama untuk Satelit Telkom-3 dan proyek Jakaladema (Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Denpasar, Mataram).




Analis Citigroup Global Markets Anand Ramachandran menilai pelaku pasar
saat ini mengekspektasikan pertumbuhan pendapatan 2009 yang lebih besar
dari acuan perseroan sebesar 5%-9%.




"Kami menilai kenaikan saham Telkom maupun Indosat merefleksikan
ekspektasi yang lebih besar daripada realitas," tuturnya dalam laporan
riset per 7 April.




Dia menetapkan harga wajar saham Telkom senilai Rp6.855 dengan asumsi
Rp2.751 di antaranya berasal dari bisnis jaringan telepon rumah dan
Rp4.283 berasal dari Telkomsel, yang 65% sahamnya dimiliki Telkom.




Risiko yang membayangi saham perseroan adalah kompetisi bisnis seluler
maupun jaringan rumah, potensi pemisaham Telkomsel, dan kemungkinan
Telkomflexi memangsa pasar Telkomsel.




Sebaliknya peluang yang bisa memperkuat saham Telkom di antaranya
adalah pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dari ekspektasi karena
pemulihan ekonomi, konsolidasi industri yang berujung pada pengurangan
jumlah pemain bisnis seluler, dan kontribusi bisnis data broadband yang
lebih tinggi dari ekspektasi.




Citigroup menjaga perhatian yang lebih waspada terhadap sektor
telekomunikasi. Harga saham Telkom ditargetkan pada level Rp7.050.




Harga saham emiten berkode TLKM kemarin ditutup melemah1,27% menjadi
Rp7.750, dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya Rp7.850.




Apabila mengacu pada harga tersebut kapitalisasi pasar perseroan
mencapai Rp156,24 triliun, dan price to earning ratio (P/E)12,86 kali.
(bambang.jatmiko@ bisnis.co.id/arif.guna...@bisnis.co.id)




  

[ob] Telkom raih kredit vendor US$1 miliar

2009-04-19 Terurut Topik Data Saham
buy TLKM?
Pembiayaan dari Sumitomo dijajaki

Cetak



JAKARTA: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) meraih fasilitas
pendanaan vendor (vendor financing) senilai US$100 juta dari Huawei
untuk menunjang pengembangan bisnis CDMA dan broadband.




Direktur Keuangan Telkom Sudiro Asno mengatakan perseroan telah
menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan asal China itu.
Rencananya, pada awal bulan depan, manajemen Telkom akan menggelar
pembicaraan dengan Huawei untuk membahas tingkat suku bunga pembiayaan
vendor.




"Yang jelas suku bunga vendor financing akan lebih rendah dari direct
loan. Apabila direct loan di kisaran 8,5%-9% per tahun, vendor
financing bisa di bawah itu," katanya di Kantor Kementerian BUMN
kemarin.




Menurut Sudiro, Huawei telah berkomitmen memberi pembiayaan vendor
hingga US$1 miliar. Namun, lanjutnya, pada tahap pertama perseroan
hanya akan mengambil US$100 juta.




Vendor financing dari Huawei merupakan salah satu sumber pendanaan yang
dijajaki oelh Telkom. Selain itu, perseroan juga menjajaki pinjaman
dari vendor lainnya, terutama yang berasal dari Jepang.




"Seperti halnya dari Sumitomo, itu akan kami jajaki. Namun, kemungkinan
tidak akan kami tarik dalam jangka waktu dekat ini," tutur Sudiro.




Tahun ini Telkom mengalokasikan belanja modal sebesar US$2,5 miliar.
Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan itu, perseroan juga menjajaki
sekitar 21 bank untuk memperoleh kredit.





Hingga awal Maret, sudah ada 15 bank yang berkomitmen memberikan pinjaman ke 
Telkom dengan nilai Rp5 triliun.




Selain akan dipakai untuk mengembangkan bisnis, Telkom menggunakan dana
yang diperoleh itu untuk mengakuisisi perusahaan, yaitu mencapai Rp3
triliun.




Terkait dengan akuisisi ini, Telkom menargetkan pada pertengahan tahun
ini bisa merampungkan akuisisi satu perusahaan lokal. Selain perusahaan
lokal, perseroan juga akan mengakuisisi perusahaan telekomunikasi Iran,
Telecommunication Company of Iran.




Di samping untuk membiayai merger dan akuisisi, Telkom juga akan
menggunakan Rp3,2 triliun dari dana pinjaman itu untuk memenuhi belanja
modal, terutama untuk Satelit Telkom-3 dan proyek Jakaladema (Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Denpasar, Mataram).




Analis Citigroup Global Markets Anand Ramachandran menilai pelaku pasar
saat ini mengekspektasikan pertumbuhan pendapatan 2009 yang lebih besar
dari acuan perseroan sebesar 5%-9%.




"Kami menilai kenaikan saham Telkom maupun Indosat merefleksikan
ekspektasi yang lebih besar daripada realitas," tuturnya dalam laporan
riset per 7 April.




Dia menetapkan harga wajar saham Telkom senilai Rp6.855 dengan asumsi
Rp2.751 di antaranya berasal dari bisnis jaringan telepon rumah dan
Rp4.283 berasal dari Telkomsel, yang 65% sahamnya dimiliki Telkom.




Risiko yang membayangi saham perseroan adalah kompetisi bisnis seluler
maupun jaringan rumah, potensi pemisaham Telkomsel, dan kemungkinan
Telkomflexi memangsa pasar Telkomsel.




Sebaliknya peluang yang bisa memperkuat saham Telkom di antaranya
adalah pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dari ekspektasi karena
pemulihan ekonomi, konsolidasi industri yang berujung pada pengurangan
jumlah pemain bisnis seluler, dan kontribusi bisnis data broadband yang
lebih tinggi dari ekspektasi.




Citigroup menjaga perhatian yang lebih waspada terhadap sektor
telekomunikasi. Harga saham Telkom ditargetkan pada level Rp7.050.




Harga saham emiten berkode TLKM kemarin ditutup melemah1,27% menjadi
Rp7.750, dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya Rp7.850.




Apabila mengacu pada harga tersebut kapitalisasi pasar perseroan
mencapai Rp156,24 triliun, dan price to earning ratio (P/E)12,86 kali.
(bambang.jatmiko@ bisnis.co.id/arif.guna...@bisnis.co.id)




  

[ob] Bakrie kuasai 25% transaksi saham

2009-04-19 Terurut Topik Data Saham

Sinarmas menjadi broker beli bersih terbesar saham Bakrie & Brothers

Cetak



JAKARTA: Transaksi tujuh saham yang tergabung dalam Grup Bakrie
sepanjang pekan lalu menembus Rp6,23 triliun, atau 25% dari nilai total
transaksi saham di bursa Rp24,56 triliun.




Berdasarkan statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), seluruh saham Grup
Bakrie menembus jajaran 10 besar saham dengan volume transaksi terbesar
pada sepanjang pekan lalu. Dari segi nilai transaksi, hanya saham Bumi
yang masuk 10 besar yang menduduki peringkat pertama karena nilai
transaksinya mencapai Rp3,42 triliun, mengalahkan saham PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk Rp1,63 triliun.




Saham PT Bakrie & Brothers Tbk mencetak peringkat pertama volume
transaksi terbesar setelah pada pekan lalu sebanyak 7,16 miliar saham
diperdagangkan.




Anak perusahaan Bakrie & Brothers lainnya seperti PT Bakrie Telecom
Tbk dan PT Darma Henwa Tbk berada di peringkat ketiga dan keempat
dengan volume transaksi 5,89 miliar dan 5,44 miliar saham.




Saham PT Bakrieland Development Tbk di posisi ketiga dengan volume 4,11
miliar saham, PT Bumi Resources Tbk 3,07 miliar, dan PT Bakrie Sumatera
Plantations Tbk 1,75 miliar. Saham PT Energi Mega Persada Tbk berada di
urutan kesembilan dengan volume 1,25 miliar saham.




Secara total, sebanyak 28,67 miliar saham Grup Bakrie ini
diperdagangkan pada pekan lalu senilai Rp6,23 triliun. Jika
dibandingkan dengan total transaksi saham di BEI yang mencapai Rp24,56
triliun, ketujuh saham Grup Bakrie menguasai lebih dari 25% nilai
transaksi.




Direktur Bakrie & Brothers Dileep Srivastava mengatakan fundamental
saham Bumi dan laju bisnis perseroan menjadi poin terkuat yang
mendorong pergerakan saham Grup Bakrie. Laju saham itu terjadi seiring
dengan penilaian beberapa pihak bahwa harga saham Bumi masih di bawah
parameter valuasi.




"Saya sedang berada di Tokyo untuk non-deal roadshow dalam pertemuan
antara pemegang saham dan investor. Kami melihat bahwa faktor itu yang
meningkatkan kepercayaan investor terhadap saham Grup Bakrie, termasuk
Bumi," ujar Dileep.




Direktur Utama BEI Erry Firmansyah mengatakan sejak dulu saham grup itu
memang paling likuid. "Sekarang saat kondisi pasar membaik, sahamnya
diburu pemodal lagi."




Perburuan pemodal itu sempat membangunkan saham Bakrie & Brothers
dari stagnasinya di level Rp50, level terendah di pasar, yang telah
berlangsung sejak 2 Desember 2008. Pada Kamis pekan lalu, secara
tiba-tiba harga sahamnya melonjak 36% atau Rp18 ke level Rp68 dengan
total transaksi senilai Rp217,81 miliar. Sebelumnya meski stagnan di
level Rp50, saham Bakrie & Brothers selalu diperdagangkan terutama
di pasar negosiasi.




Setelah saham holding Bakrie ini bangkit kembali, harga saham anak
usahanya kini semakin menggeliat. Data transaksi pekan lalu menunjukkan
saham Bakrie Telecom, Energi Mega, dan Darma Henwa juga ikut melonjak
24%, 16%, dan 13%.




Analis Bhakti Securities Budi Ruseno mengatakan kenaikan harga saham
Bakrie & Brothers relatif tertinggal dibandingkan dengan harga
saham lain yang lebih dulu naik pada beberapa pekan terakhir.




"Saham unggulan yang naik lebih dulu kini menyeret saham lini kedua
ikut naik. Penguatan rupiah hingga di bawah Rp11.000 menguatkan
sentimen positif bagi pasar," ujarnya.


  

[ob] Penurunan BI Rate Bisa Berlanjut Sampai 7%

2009-04-19 Terurut Topik Data Saham
market bakal makin bullish deh...IHSG back to 1.800 

Bandung - Penurunan BI Rate diperkirakan masih akan terus berlanjut, dan di 
akhir tahun 2009 bisa berada di level 7%.
 
Demikian hal itu dikemukakan oleh Senior Economist PT Bank Negara Indonesia Tbk 
(BNI) Ryan Kiryanto di sela pelatihan dasar wartawan perbankan di Hotel Savoy 
Homann, Bandung, Sabtu (18/4/2009).
 
"Prediksi tersebut berdasarkan basis expected inflation di 5-7% tahun 2009, 
paling tidak BI Rate harus berada sekitar 100-200 bps di atas itu," katanya.
 
Ia mengatakan, BI rate harus berada di atas perkiraan inflasi agar bisa 
memberikan insentif atau sweetener bagi orang atau lembaga yang akan 
berinvestasi di SBI. Menurutnya, kalau inflasi lebih tinggi dari BI Rate, maka 
tidak akan ada investor tertarik untuk menempatkan dananya.
 
"SBI bisa menjadi sebuah second chance bagi bank yang memiliki kelebihan 
likuiditas. Daripada bingung mau taruh dimana, paling secure ya di SBI," 
ujarnya.
 
Awal tahun kemarin, dalam situasi yang tidak normal dan dipengaruhi faktor 
negatif eksternal, inflasi tidak bisa dikendalikan. Ia mengatakan, seiring 
waktu inflasi tersebut sudah bisa dikendalikan pemerintah sehingga banyak 
faktor yang mendukung untuk penurunan kembali BI Rate.
 
"Sekarang demand barang pokok sudah tidak ada persoalan. Sembako tidak langka, 
bahkan pemerintah berencana ekspor beras. Dengan begitu harganya turun sehingga 
cost of inflation juga turun," imbuhnya.
 
Ia juga mengharapkan inflasi bisa terus ditekan jika tidak ada bencana alam. Di 
Indonesia, bencana alam bisa menjadi salah satu faktor yang membuat inflasi 
melambung.
 
Contohnya, jika tiba-tiba terjadi banjir yang melumpuhkan logistik. Maka biaya 
pengiriman bisa lebih mahal otomatis harga jual menjadi lebih mahal membuat 
inflasi tinggi.
 
"Kombinasi harga minyak yang rendah, supply and demand yang stabil, panen raya, 
tidak ada bencana alam ini bisa menekan tingginya inflasi," jelasnya.
 
Meski begitu, ia memperkirakan harga minyak dunia di penghujung tahun akan 
berada di level US$ 50 per barel. Pasalnya, permintaan minyak dunia masih 
terbatas akibat banyaknya negara yang sudah mulai menggunakan energi alternatif.



  

[ob] Sonangol Jadi Katalis Penguatan BUMI

2009-04-19 Terurut Topik Data Saham

INILAH.COM, Jakarta - Saham PT Bumi Resources (BUMI) kembali
terdongkrak menyusul kabar perusahaan minyak dan gas di Hong Kong,
China Senangol International Holding Ltd tertarik membeli sahamnya.
Senangol ditenggarai sebagai katalis penguatan BUMI hari ini. 
Adrianus Bias Prasuryo, analis e-Trading Securities mengatakan
penguatan BUMI hari ini merupakan pengecualian di tengah sektor tambang
yang sempat berguguran di zona merah dan aksi profit taking yang sempat
melanda bursa. Menurut Bias, kenaikan BUMI terjadi akibat adanya kabar
bahwa investor China akan membeli saham BUMI. 
Bias mengaku tidak mengetahui apakah hal itu sebatas rumor atau
fakta. Pasalnya, media pun menulisnya, ‘dikabarkan’. Karena itu,
menurut Bias, belum ada fakta yang terkait pembelian itu. 
“Namun, berita itu menjadi katalis untuk investor-investor ritel dan
jangka pendek. Investor memanfaatkan informasi itu untuk membeli BUMI,”
katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (20/4).
Pada sesi pertama perdagangan, saham BUMI ditransaksikan menguat 160
poin (6,72%) ke level 1.350 dibandingkan penutupan perdagangan kemarin
di Rp 1.190 per lembar. 
Sebelumnya, Senior Vice President Investor Relations BUMI, Dileep
Srivastava mengatakan sejumlah manajer investasi Jepang berminat
memborong saham BUMI. Menurutnya, ketertarikan investor Jepang ini
disebabkan optimisme mereka terhadap saham BUMI yang memiliki
fundamental dan kinerja keuangan yang cukup kuat.
Berdasarkan hasil roadshow yang dilakukan perseroan pekan lalu ke
Jepang, tiga manajer investasi baru ingin membeli saham BUMI. Namun,
Dileep belum bersedia mengutarakan nama para manajer investasi
tersebut. "Yang jelas, investor asing dari Amerika, London, Hong Kong,
dan Singapura mulai melirik saham-saham Bakrie," imbuhnya.
Selain Jepang, China juga dikabarkan akan memborong saham BUMI.
Kabar teranyar menyebutkan perusahaan minyak dan gas yang terletak di
Hong Kong, China Senangol International Holding Ltd, tertarik membeli
US$ 2,3 miliar saham BUMI. 
Kabar ini sudah terdengar di kalangan pelaku pasar. Sementara itu,
Dileep Srivastava mengaku tidak mengetahui perihal ketertarikan
investor Sonangol. “Semua investor dari Jepang, Eropa, Amerika, Korea,
termasuk China meminati BUMI,” tandas Dileep
Lebih lanjut Bias mengatakan, penguatan saham BUMI masih akan
berlangsung hingga sore nanti. Penguatan saham BUMI menurut Bias masih
memiliki cukup momentum bahkan untuk sepekan ke depan. 
Seharusnya, Senin (20/4) ini terjadi aksi profit taking namun karena
ada berita pembelian saham BUMI oleh investor China, momentum beli
malah menyeruak kembali. “Level Rp 1.300, merupakan target price
fundamental. Namun secara teknikal, 1.300 merupakan level penting untuk
hari ini,” pungkasnya. [E1]



  

[ob] Produksi ANTM Triwulan I-2009 Sesuai Target

2009-04-20 Terurut Topik Data Saham

Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah memproduksi feronikel dan emas 
sesuai target pada triwulan I-2009. Hanya bauksit saja yang produksi kurang 
dari target.  

Pada kuartal pertama 2009, Antam telah memproduksi 3.700 - 3.800 ton feronikel. 
Target produksi feronikel tahun ini sekitar 12 ribu ton. 
 
Hal ini disampaikan Direktur Utama PT Antam Tbk Alwin Syah Loebis di sela-sela 
Energy And Mineral Resources Bussiness Gathering and Gala Dinner With Minister 
of Energy and Mineral Resource, di Hotel Ritz Carlton Pasicif Place, Jakarta, 
Senin (20/4/2009). 
 
"Untuk volume feronikel masih sesuai targetlah. Sebesar 25 persen dari target 
tahun ini yaitu 12 ribu ton, sekitar 3.700 sampai 3.800 ton," ujar Alwin. 
  
Begitupun dengan emas, lanjut Alwin, 25 persen dari target produksi tahun ini 
sekitar 2,8 ton telah tercapai. "Pada kuartal pertama produksi emas telah 
mencapai 700 ribu kilo. Jadi untuk emas sudah  sesuai target," kata Alwin. 
 
Menurut Alwin, hanya produksi bauksit saja yang tidak mencapai target. "Cuma 
bauksit yang kurang, tidak sampai 25 persen. Dari target sekitar 1 juta ton, 
ini belum sampai 250 ribu ton produksinya," katanya. 
 
Meskipun produksinya telah mencapai target yang ditetapkan untuk kuartal 
pertama tahun ini, Namun Alwin mengaku angka produksi kuartal pertama tahun ini 
lebih rendah dari produksi PT Antam pada periode yang sama tahun lalu. 

"Saya lupa angka, tapi produksi kuartal pertama  tahun lalu lebih tinggi 
dibanding tahun ini," ucap Alwin. 
 
Alwin menyatakan tahun ini pihaknya memang menurunkan target  produksinya. 
Misalnya untuk volume produksi feronikel turun 30 persen dari realisasi tahun 
2008 sekitar 17 ribu ton menjadi 12 ribu ton.  

"Dengan kondisi sekarang kita memang menurunkan produksi tahun ini karena lagi 
krisis jadi permintaan menurun. Selain harga turun, permintaan juga turun. 
jelas pendapatan nantinya akan maka lebih rendah dari tahun lalu." 
 
Alwin juga belum bisa memperkirakan kapan permintaan nikel dunia akan kembali 
bangkit. "Kita belum bisa prediksi. Namun saat ini  harganya sudah mulai baik 
dari Rp 10.000 per ton menjadi Rp 12.000 per ton. Lagipula stok nikel di dunia 
masih tinggi jadi belum bisa diprediksi," ungkapnya.



  

[ob] BTEL: Penjualan Menara Tuntas

2009-04-21 Terurut Topik Data Saham
Buy BTEL yuuuk...


Jakarta - Penyelesaian proses tender penjualan 543 menara telekomunikasi milik 
PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) seharga Rp 450 miliar akhirnya tuntas. PT Solusi 
Tunas Pratama sebagai pembeli telah menyepakati kesepakatan jual beli pada 15 
April 2009. 

Kini prosesnya dilanjutkan dengan penyelesaian dokumen penjualan, yaitu Sales & 
Purchase Agreement (SPA) dan Master Lease Agreement (MLA). Diharapkan pada 
akhir bulan ini, kedua dokumen tersebut sudah bisa ditandangani.

"Dari total nilai transaksi sebesar Rp 450 miliar, Bakrie Telecom akan 
mendapatkan dana bersih dari pembeli senilai Rp 390 miliar. Sedangkan sisanya 
Rp 60 miliar akan diretensi oleh pembeli sebagai dana cadangan untuk 
perpanjangan masa sewa tanah/gedung yang ditempati oleh menara telekomunikasi 
tersebut, menjadi 10 tahun, sesuai periode lease-back atau sewa-kembali menara 
telekomunikasi tersebut," kata Rakhmat Junaidi, Direktur Corporate Services PT 
Bakrie Telecom Tbk dalam siaran pers, Selasa (21/4/2009).

Harga penjualan tersebut lebih tinggi dibanding target awal penjualan menara 
yang dipatok pada harga Rp 380,22 miliar sebagaimana yang telah disetujui dalam 
RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) perusahaan pada bulan Desember tahun 2008. 

Dana penjualan menara akan digunakan perseroan untuk belanja modal (capital 
expenditure) 2008-2010 yang nilai keseluruhannya mencapai US$ 600 juta.  

Keseluruhan pembayaran oleh Solusi Tunas Pratama akan dilaksanakan dalam 
beberapa tahap, yang akan dimulai pada akhir bulan ini.




  

[ob] SMGR: Efisiensi Naikkan Laba 10%

2009-04-21 Terurut Topik Data Saham
BUY SMGR...

Laba bersih PT Semen Gresik Tbk pada triwulan I/2009 tumbuh 10% menjadi
Rp566,43 miliar dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang
sebesar Rp514,94 miliar.





Kenaikan laba bersih BUMN penghasil semen tersebut karena optimalisasi 
efisiensi biaya produksi.




Meski pertumbuhannya tipis, Semen Gresik menargetkan kenaikan
pendapatan 30% pada akhir tahun ini menjadi Rp15,87 triliun
dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu Rp12,21 triliun.




"Pertumbuhan pendapatan Semen Gresik hanya naik tipis di tengah
anjloknya pertumbuhan pasar nasional hingga 6%. Namun, laba bersih kami
pada triwulan I/2009 naik 10% dibandingkan dengan periode yang sama
pada tahun lalu," ujar Direktur Utama Semen Gresik Dwi Soetjipto kepada
Bisnis, kemarin.




Dia tidak bersedia menyebutkan pendapatan pada triwulan I tahun ini.
Penghasil semen itu pada triwulan I tahun lalu membukukan pendapatan
Rp2,56 triliun.




Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia, volume penjualan BUMN semen
itu dari Januari hingga Maret 2009 justru menurun 2,1% dari 4,07 juta
ton pada periode yang sama tahun lalu menjadi 3,99 juta ton.




Pertumbuhan pendapatan Semen Gresik pada 2008 melonjak 27,2% menjadi
Rp12,21 triliun dibandingkan dengan posisi akhir 2007 sebesar Rp9,6
triliun. Seiring dengan kenaikan pendapatan, laba bersihnya juga
meroket 42,1% menjadi Rp2,52 triliun dibandingkan dengan laba bersih
2007 sebesar Rp1,78 triliun.




Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (earning before
interest, tax, depreciation, amortization/EBITDA), ujarnya, mencapai
Rp3,87 triliun tumbuh 35,7% dibandingkan dengan EBITDA 2007 sebesar
Rp2,85 triliun. Posisi kas internal perseroan mencapai Rp2,68 triliun.




Pertumbuhan penjualan dan laba bersih selama 2008 terutama didorong
oleh permintaan semen dari pasar domestik. Semen Gresik meraih pangsa
pasar 43,7% pada 2008.




Sementara itu, Semen Gresik masih mengkaji penerbitan sukuk dan
obligasi dolar untuk membiayai kebutuhan pendanaan terhadap peningkatan
kapasitas produksi perseroan melalui akuisisi pabrik semen di Asia
Tenggara.





Dwi menjelaskan rencana akuisisi itu untuk memperbesar kapasitas produksi ke 
depan menjadi 25 juta ton pada 2012.




"Kami melihat peluang untuk emisi sukuk dan obligasi dolar yang mulai
terbuka. Namun, kami belum menentukan nilainya. Kami masih mengkaji
sesuai dengan kebutuhan pendanaan dalam rangka akuisisi yang akan
dilaksanakan pada pertengahan tahun ini," katanya.





Posisi kas internal perseroan per 31 Desember 2008 senilai Rp3 triliun dinilai 
mencukupi guna langkah aksi korporasi perseroan.





6 Perusahaan




Wakil Direktur Utama Semen Gresik Heru S. Adhiningrat menjelaskan, saat
ini ada enam perusahaan semen yang sedang dijajaki perseroan dan Credit
Suisse selaku penasihat. Perusahaan-perusahaan itu ada di Malaysia,
Filipina, Vietnam, dan Thailand.




"Akuisisi di luar negeri itu untuk mengurangi ketergantungan Semen
Gresik terhadap pasar domestik. Mudah-mudahan kami bisa mendapat porsi
saham sekitar 30%-40%," ujarnya.




Dwi menambahkan manajemen Semen Gresik masih menghitung ulang total
kebutuhan belanja modal tahun ini yang semula dipatok US$1,3 miliar
terkait dengan pendanaan akuisisi. Perseroan, lanjutnya, telah
mengantongi dana senilai Rp6,2 triliun dari Bank Mandiri.




Analis saham PT Mandiri Sekuritas Alif Sasetyo menuturkan kekuatan
pertumbuhan Semen Gresik terletak pada pangsa pasar di luar Jawa yang
dikuasai perseroan, sehingga turut mendorong volume penjualan perseroan.




"Apabila dibandingkan dengan pesaing lainnya yang juga bermain di
sektor semen, volume penjualan Semen Gresik memang yang tertinggi,"
katanya.




Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham emiten berkode SMGR ini
ditutup turun 3,53% ke level Rp4.100 dibandingkan dengan posisi
penutupan perdagangan 20 April 2009 yaitu Rp4.250. Apabila mengacu pada
harga saham itu, kapitalisasi pasar BUMN semen itu Rp24,31 triliun.



  

[ob] Wall Street Mendekati 8.000 Lagi

2009-04-21 Terurut Topik Data Saham

Pernyataan Menkeu AS Timothy Geithner membawa sedikit ketenangan di pasar. 
Saham-saham di Wall Street rebound, yang dipimpin oleh saham-saham perbankan.

Investor mulai sedikit nyaman setelah Menkeu Geithner menyatakan bahwa 
perbankan memiliki cadangan yang cukup untuk melindungi mereka dari kemungkinan 
rugi. 

Saham-saham perbankan yang kemarin terkapar langsung membaik. Saham JPMorgan & 
Chase tercatat naik hingga 9%, Wells Fargo & Co juga naik 10,7%, Citigroup naik 
hingga 10,2%, Bank of America naik 9,23%.

"Ada kekhawatiran bahwa stress test mungkin mengindikasikan bahwa banyak bank 
yang memerlukan tambahan suntikan dana, namun Menkeu menyatakan bahwa mayoritas 
bank memiliki modal yang cukup," ujar Bucky Hellwig, senior vice president 
Morgan Asset Management seperti dikutip dari Reuters, Rabu (22/4/2009).

Pada perdagangan Selasa (21/4/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) 
ditutup naik hingga 127,83 poin (1,63%) ke level 7.969,56. Indeks Standard & 
Poor's 500 juga menguat 17,69 poin (2,13%) ke level 850,08 dan Nasdaq menguat 
35,64 poin (2,22%) ke level 1.643,85.

Namun dua saham unggulan yakni Merck & Co dan Coca Cola menjadi pengganjal 
rebound lebih besar. Saham kedua perusahaan itu turun setelah menyatakan bahwa 
penjualan mereka terkena dampak dari pelemahan ekonomi global. Saham Merck 
tercatat turun 6,7% dan Coke turun 2,8%.

Perdagangan berjalan cukup aktif, di New York Stock Exchange mencapai 1,67 
miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang mencapai 1,49 miliar. Sementara di 
Nasdaq, transaksi mencapai 2,45 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang 
mencapai 2,28 miliar.



  

[ob] BNBR: Perpanjang Masa Pembayaran Utang ke Kreditor

2009-04-21 Terurut Topik Data Saham
SerbU BNBR dan BNBR-W nya...


PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) merestrukturisasi utang senilai Rp 4,26 triliun 
dengan cara memperpanjang masa jatuh temponya. 

Sisa Utang BNBR itu adalah utang ke Oddickson Finance SA yang telah diambilalih 
oleh Piper, Price & Company Limited.

Piper adalah suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik 
Seychelles berkedudukan di Oliaji Trade Center 1st Floor, Victoria, Mahe 
Seychelles. Piper ini mewakili konsorsium yang dikoordinir dan dipimpin oleh 
Northsatr Pacific Limited.

"Utang BNBR ke Piper itu sebenarnya jatuh tempo pada 21 April 2009 namun 
perseroan melakukan restrukturisasi utang dengan menandatangani Debt 
Restructuring Agreement dengan Piper pada 17 April 2009," kata Direktur dan 
Corporate Secretary RA Sri Dharmayanti dalam laporan ke BEI, Rabu 
(22/4/2009).    
  
Restrukturisasi utang BNBR dibagi dalam dua bagian (tranche). Tranche A dengan 
pokok pinjaman Rp 1,160 triliun jatuh tempo pada 20 Januari 2012 dengan 15% per 
tahun (flat) yang akan dibayarkan seluruhnya pada tanggal jatuh tempo.

BNBR memiliki opsi untuk membayar utang Tranche A tersebut dalam bentuk kas 
maupun dengan saham baru yang dikeluarkan oleh perseroan.

Tranche B dengan pokok pinjaman Rp 3,1 triliun akan diselesaikan dengan 
menerbitkan surat utang (notes) yang terdiri dari:

Notes seri A senilai Rp 31 miliar jatuh tempo pada 30 April 2009. Notes seri B 
senilai Rp 279 miliar yang jatuh tempo 25 September 2009. Notes C senilai Rp 
2,790 triliun dengan bunga 19% per tahun (flat) yang akan dibayarkan seluruhnya 
pada tanggal jatuh tempo pada 20 Januari 2012.

Dalam Debt Restructurin Agreement disepakati juga bahwa Notes seri B dan Notes 
seri C bersifat sementara dan akan digantikan dengan instrumen utang lain 
dengan besaran:


Instrumen utang dengan pokok pinjaman sebesar Rp 3,069 triliun bila perseroan 
menerbitkan instrumen utang tersebut sebelum 25 September 2009 atau
Instrumen utang dengan pokok pinjaman sebesar sisa notes yang belum dibayarkan 
bila perseroan menerbitkan instrumen utang setelah 25 September 2009.

Dharmayanti mengatakan transaksi tersebut tidak dikategorikan sebagai transaksi 
material dan juga tidak dikategorikan sebagai transaksi afiliasi yang memiliki 
benturan kepentingan.  



  

[ob] BNBR: Tanda tangani DRA dengan Northstar

2009-04-21 Terurut Topik Data Saham

Buy BNBR/BNBR-W...

Jakarta - PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) telah melakukan penandatanganan 
debt restructuring agreement (DRA) terkait utang jatuh tempo perseroan kepada 
Oddickson Finance S.A. 

Penandatanganan DRA dilakukan dengan pihak Piper, Price, &
Company Limited (PPC) yang mewakili konsorsium Northstar Pacific Group
(NPG), pada tanggal 17 April lalu. "Dengan telah ditandatanganinya
kesepakatan tersebut maka sisa utang perseroan kepada Oddickson telah
beralih ke PPC," ungkap Sekretaris PErusahaan BNBR, Sri Dharmayanti,
dalam keterangan tertulisnya kepada otoritas bursa, kemarin.

Adapun besar utang perseroan kepada Oddickson adalah sebesar Rp 4,26
triliun yang jatuh tempo per tanggal 21 April kemarin. Dalam DRA
tersebut telah disepakati restrukrisasi utang BNBR dalam dua bagian (tranche),
yaitu tranche A dengan pokok pinjaman sebesar Rp 1,16 triliun yang akan
jatuh tempo tanggal 20 Januari 2012 dengan bunga 15% per tahun flat dan
dibayarkan seluruhnya pada tanggal jatuh tempo baik dalam bentuk kas
maupun saham baru. 

Sementara tranche B dengan pokok pinjaman sebesar Rp 3,1 triliun
dengan menerbitkan surat utang (notes), yang terdiri dari notes seri A
senilai Rp 31 miliar dengan jatuh tempo 30 April 2009, notes seri B
senilai Rp 279 miliar dengan jartuh tempo tanggal 25 September 2009,
dan seri C senilai Rp 2,79 triliun dengan bunga 19% per tahun flat yang
akan dibayar seluruhnya pada tanggal jatuh tempo 20 Januari 2012.

Namun untuk notes seri B dan notes seri C bersifat sementara dan
akan digantikan dengan instrumen utang lainnya, yaitu instrumen utang
dengan pokok pinjaman sebesar Rp 3,07 triliun bila perseroan
menerbitkan instrumen utang sebelum 25 September 2009 atauinstrumen
utang dengan pokok pinjaman sebesar sisa notes yang belum dibayarkan
bila perseroan menerbitkan instrumen utang setelah 25 September 2009. 

"Transaksi tersebut tidak termasuk kategori transaksi material
terkait peraturan No.IX.E.2 lampiran keputusan ketua Bapepam
No.Kep-02/PM/2001 tanggal 21 Februari," ungkap Sri. [cms]


  

[ob] Aliran Modal Asing US$ 2 Miliar Kembali Masuk Indonesia

2009-04-21 Terurut Topik Data Saham
pantesan aja indeks naik...moga2 aja makin banyak capital inflow 


Sepanjang kuartal I-2009, arus modal asing senilai US$ 2 miliar sudah kembali 
masuk ke Indonesia. Hal ini menandakan kepercayaan investor terhadap Indonesia 
mulai pulih.
 
Demikian disampaikan oleh Menteri Keuangan sekaligus Menko Perekonomian Sri 
Mulyani dalam acara seminar perancanangan RKP (Rancangan Kerja Pemerintah) 2010 
bertemakan "Pemulihan Perekonomian Nasional dan Pemeliharaan Kesejahteraan 
Rakyat" di Kantor Bappenas, Menteng, Jakarta, Rabu (22/4/2009).
 
"Kita lihat saat ini rupiah mulai menguat, indeks saham naik, sepanjang kuartal 
I-2009, pemerintah mencatat US$ 2 billion lebih capital inflow yang masuk. 
Karena itu pemerintah akan terus menjaga persepsi perekonomian Indonesia," 
tuturnya.
 
Pada saat krisis ekonomi global yang melanda saat ini, Sri Mulyani mengatakan 
dana-dana di negara berkembang kembali ke asalnya sehingga arus modal di negara 
berkembang mengering.
 
"Arus modal ke negara berkembang saat ini turun dari biasanya mencapai US$ 800 
miliar menjadi hanya US$ 170 miliar, jadi drop-nya hampir US$ 600 miliar, dan 
ini pun masih diperebutkan oleh banyak negara, sehingga muncul kesulitan 
mendapatkan modal," katanya.
 
Namun saat ini, Indonesia masih dianggap lebih stabil perekonomiannya 
dibandingkan negara-negara lain di dunia karena proyeksi pertumbuhan ekonominya 
di 2009 masih positif di kisaran 4%-4,5%.
 
"Karena itu kita akan dilihat positif oleh investor karena teruji 
perekonomiannya di tengah krisis ekonomi global yang menerpa," tukasnya.




  

Re: URGENT dari EMBAH Re: [ob] To pak JT -- BNBR - PGAS

2009-04-22 Terurut Topik Data Saham

Mbah, saya juga posting beberapa kali lewat web juga ga muncul...coba rekan2 
lain coba apa bisa gaklo ga bisa juga artinya yahoo-nya yang lagi hang..





  

[ob] TLKM: Dapat Insentif Pajak

2009-04-23 Terurut Topik Data Saham

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) memperoleh insentif berupa potongan 
pajak penghasilan (PPh) badan sebesar 5% dari laba sebelum pajak 2008. Nilai 
potongan itu mencapai Rp 250 miliar.
 
Telkom memenuhi UU No 36/2008 tentang Pajak Penghasilan. Dalam Pasal 17 
disebutkan, tarif pajak bagi perusahaan terbuka nasional yang memiliki saham 
publik minimal 40% dan memenuhi persyaratan lainnya, seperti tersebar lebih 
dari 300 pihak, memperoleh keringanan PPh badan.
 
Saat ini, kepemilikan saham publik Telkom mencapai 47,53%, sedangkan pemerintah 
menguasai 52,47%. “Dari komposisi kepemilikan tersebut, kami hanya bayar PPh 
25% dari laba sebelum pajak 2008, karena mendapat potongan 5%,” kata Direktur 
Keuangan Telkom Sudiro Asno, saat kunjungan direksi perseroan ke Investor Daily 
di Jakarta, belum lama ini.
 
Menurut dia, nilai potongan pajak 2008 seharusnya bisa lebih besar jika 
memperhitungkan laba sebelum pajak anak usahanya, PT Telkomsel. “Jadi, potongan 
pajak sebesar Rp 250 miliar itu hanya dari Telkom. Jika mengikutsertakan 
Telkomsel, total potongan pajak Grup Telkom bisa mencapai Rp 700 miliar,” jelas 
Sudiro.
 
Pada 2008, Telkomsel mengontribusi 65% terhadap laba Grup Telkom. Namun, Sudiro 
mengaku belum bisa menyebutkan perolehan laba konsolidasi Telkom, karena masih 
diaudit. Rencananya, laporan keuangan 2008 dipublikasikan paling lambat Mei 
2009. Dia hanya memastikan bahwa laba perseroan tahun lalu turun.
 
Selain Telkom, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga memperoleh potongan PPh 
badan sebesar 5% dari laba kotor 2008. Wakil Presiden Direktur BCA Jahja 
Setiaatmadja mengatakan, kepemilikan saham publik BCA saat ini sekitar 48%.
 
Pemotongan PPh 5%, menurut dia, sangat signifikan bagi BCA. Perseroan dapat 
menghemat hingga Rp 385 miliar, sehingga meningkatkan perolehan laba bersih. 
Tahun lalu, laba bersih BCA mencapai Rp 5,8 triliun, tumbuh 28,7% dibandingkan 
2007 sebesar Rp 4,5 triliun.
 
Pertumbuhan laba bersih BCA terutama ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga 
bersih sekitar 29% menjadi Rp 12,4 triliun dan fee based income yang tumbuh 
36,5% menjadi Rp 3,9 triliun.
 
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Gunawan 
Tjokro mengatakan, adanya kebijakan pemerintah memberi potongan PPh sebesar 5% 
terhadap emiten dengan kepemilikan saham publik lebih dari 40%, cukup membantu 
perusahaan dalam meningkatkan laba bersihnya.
 
“Saat ini, ada 79 emiten yang dinilai berhak mendapatkan potongan PPh sebesar 
5% untuk tahun buku 2008. Kapitalisasi saham emiten-emiten itu besar. Kami 
hanya memfasilitasinya saja,” jelas Gunawan.
 
Namun, dia mengakui, lima emiten yang paling besar menikmati insentif PPh 
tersebut di antaranya Telkom, BRI, BCA, PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT 
Bakrie & Brothers Tbk (BNBR).
 
Berdasarkan catatan Investor Daily, setoran PPh emiten berkapitalisasi saham 
terbesar pada 2008 sekitar Rp 31,7 triliun. PPh bersih tersebut naik 6,47% 
dibandingkan 2007 sebesar Rp 29,79 triliun.
 
Hal itu terungkap dalam laporan keuangan 2008 yang dipublikasikan 38 emiten 
LQ45, termasuk PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Sedangkan PT Telkom Tbk (TLKM) dan 
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) tidak diikutsertakan, karena belum 
menyampaikan laporan keuangan.
 
PT Astra International Tbk (ASII) tercatat sebagai wajib pajak terbesar dengan 
PPh 2008 mencapai Rp 4,06 triliun, naik 52,6% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 
2,66 triliun.  

Sumber : INVESTORINDONESIA




  

[ob] BUMI Berpeluang ‘Technical Rebound’

2009-04-23 Terurut Topik Data Saham

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan saham PT Bumi Resources (BUMI) Jumat (24/4) 
diprediksi mengalami technical rebound. Investor lebih rasional setelah 
transaksi dua hari lalu didominasi panic selling menyusul pecah kongsi Partai 
Golkar-Demokrat. 
Ikhsan Binarto, analis Optima Investama mengatakan, jika investor
masih merespon keputusan Partai Golkar untuk tidak berkoalisi dengan
Partai Demokrat dengan melakukan panic selling, tentu saja pergerakan BUMI hari 
ini akan melemah. 
“Namun, jika pasar rasional seharusnya BUMI rebound menyusul tertekannya saham 
produsen batubara ini selama dua hari terakhir,” papar Ikhsan, kepada 
INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (23/4) malam. 
Pemilik BUMI merupakan salah satu petinggi Golkar sehingga kemudian
muncul kekhawatiran berlebihan dari pelaku pasar. Padahal, sebenarnya
jika salah satu petinggi Golkar itu tidak memiliki posisi di
pemerintahan tentu tidak seharusnya disusul dengan anjloknya saham
BUMI. “BUMI sebenarnya ada potensi technical rebound,” imbuhnya.
Pada penutupan perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup melemah 30
poin ke level Rp 1.200 dibandingkan penutupan perdagangan hari
sebelumnya pada posisi Rp 1.230. Harga terendah BUMI menyentuh level Rp
1.100 dan harga tertinggi Rp 1.240 per unit. 
Ikhsan memprediksikan saham BUMI hari ini akan berada pada kisaran harga Rp 
1.160 hingga Rp 1.220. ”Saya merekomendasikan buy on weakness untuk saham 
BUMI,” imbuhnya. 
Ikhsan menyarankan investor tidak bertindak irrasional sehingga melakukan panic 
selling
atas BUMI. Ia mengakui tidak sependapat dengan pemahaman bahwa jika
tidak ada petinggi Golkar di pemerintahan akan mengganggu bisnis BUMI
“Kalau perseroan dikelola secara profesional saya kira BUMI tetap
akan berjalan seperti biasa mekipun pemiliknya tidak lagi menduduki
jabatan di pemerintahan,” paparnya.
Panic selling, lanjut Ikhsan, hanya merupakan ketakutan yang berlebihan dan 
tidak semestinya terjadi. Karena itu, hari ini BUMI berpotensi technical 
rebound.
“Pada perdagangan hari ini mungkin investor akan lebih rasional. Akan
ada titik balik dari pelemahan dua hari sebelumnya,” harapnya.
Ia juga menyayangkan terjadinya kerusakan teknis pada perdagangan di
Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin. Hal itu menurutnya, menambah
negatif pergerakan saham. Sejatinya, jika tidak ada ganggun di sesi
satu dan dua, seharusnya investor BUMI sudah bersikap rasional sejak
kemarin. 




  

[ob] PLN Segera Lelang 3 Juta Ton Batubara

2009-04-24 Terurut Topik Data Saham
BUY PTBA, BUMI, ITMG, ADRO...

Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero akan melakukan tender 
batubara sebanyak tiga juta ton per tahun di semester pertama 2009. Ini 
dilakukan untuk memenuhi sisa kebutuhan batubara untuk proyek 10.000 MW. 
 
Menurut Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar, kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga 
Uap (PLTU) dalam proyek 10 ribu Megawatt (MW) tahap I baru 90 persennya yang 
dipenuhi.  
 
"Sisanya harus ditenderkan lagi. Saya kira dalam semester satu ini," jelas 
Fahmi usai penandatanganan perjanjian pengadaan kredit dengan 23 Bank 
Pembangunan Daerah (BPD), di Gedung Menko Perekonomian, Lapangan Banteng, 
Jakarta, Jumat (24/4/2009). 
 
Fahmi  menyatakan jumlah kebutuhan batubara sebesar 33 juta ton per tahun 
sehingga yang akan ditenderkan sekitar 3 juta ton per tahun.

"Karena dari total kebutuhan 33 juta per tahun, 90 persennya kan sudah 
dipenuhi, berarti yang ditenderkan 3 juta ton per tahun," ungkapnya.



  

[ob] ADRO: Goldman jual minimal Rp1.200/saham

2009-04-26 Terurut Topik Data Saham

jangan jual ADRO di bawah 1.200...


JAKARTA: Konsorsium Goldman Sachs, Farallon, Citi, dan konglomerat
Robert Kuok berencana menjual 17% saham atau 5,44 miliar saham
perusahaan tambang batu bara PT Adaro Energy Tbk pada harga minimal
Rp1.200 per saham.




Seorang manajer investasi yang mengetahui proses penjualan saham itu
(placement) mengatakan proses penjualan saham perusahaan tambang batu
bara terbesar kedua tersebut di Indonesia itu tengah berlangsung.
Apabila dikalkulasi, total penjualan 17% saham Adaro tersebut mencapai
Rp6,53 triliun.




"Penjualan saham Adaro diperkirakan rampung pada awal bulan depan.
Konsorsium penjual meminta harga minimal Rp1.200 per saham," ujarnya
kepada Bisnis pada akhir pekan lalu.




Beberapa calon pembeli dari China, India, Jepang, Korea, dan Eropa
menyatakan berminat membeli saham perusahaan tambang batu bara
tersebut. "San Miguel juga dikabarkan berminat membeli saham Adaro."




Robert Kuok, konglomerat Malaysia yang menduduki peringkat ke-97 orang
terkaya dunia versi majalah Forbes tahun lalu, diperkirakan memiliki
saham Adaro melalui Atticus Investments Pte Ltd.





Sekretaris Perusahaan Adaro Andre Mamuaya mengaku mendengar dari media mengenai 
penunjukan Goldman dalam penjualan saham itu.




Indonesia Country Manager Goldman Sachs (Singapore) Pte Charles Gunawan
menolak berkomentar. "Wah saya tidak bisa komentar. Hubungi saja
komunikasi perusahaan kami di Hong Kong," tuturnya.





Premium 20%




Jika mengacu pada harga minimal Rp1.200, berarti konsorsium penjual
meminta harga premium 20% dibandingkan dengan harga penutupan saham
Adaro pada Jumat pekan lalu di posisi Rp1.000 per saham. Dengan harga
penutupan itu, kapitalisasi pasar Adaro mencapai Rp31,98 triliun.




Analis PT Optima Securities Ikhsan Binarto mengatakan harga penjualan
di atas Rp1.200 berarti premium atau lebih tinggi dari harga perdana
saat Adaro mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia Rp1.100.





Harga jual hanya sedikit lebih tinggi dari harga perdana karena harga pasar 
juga masih lebih rendah.




"Kalau pasar kondusif bisa saja harga saham Adaro naik ke level Rp1.200
pada bulan depan [saat proses penjualan ini diharapkan tuntas]."




Berdasarkan data Bloomberg, rasio harga saham dibandingkan dengan laba
bersih per saham (price to earning ratio/PER) Adaro kini mencapai 18,37
kali, paling mahal dibandingkan dengan PER saham perusahaan tambang
batu bara lainnya.




PER PT Bumi Resources Tbk, yang berkapitalisasi pasar Rp25,03 triliun,
pada Jumat pekan lalu hanya 3,59 kali, termurah dibandingkan dengan PER
emiten batu bara lainnya.




Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk, yang berkapitalisasi pasar Rp15,82
triliun, pada akhir pekan lalu diperdagangkan dengan PER 6,39 kali,
sedangkan PER saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk mencapai 11,60
kali.




  

[ob] Dow Jones Kembali Break Level 8.000

2009-04-26 Terurut Topik Data Saham

Data penjualan rumah AS di bulan Maret yang berkurang pelemahanya membuat Wall 
Street sedikit terhibur. Masa-masa krisis dinilai sudah menyentuh posisi 
terdalam tinggal berjalan ke jalur pemulihan..

Departemen Perdagangan AS seperti dilansir dari AFP, Sabtu (25/4/2009) 
mengumumkan data penjualan rumah di bulan Maret cuma turun 0,6% yang dinilai 
pelaku pasar lebih baik dari perkiraan sebelumnya. Permintaan barang-barang 
manufaktur cuma turun 0,8% lebih baik dari perkiraan sebelumnya yang turun 
1,5%. 
   
Data-data tersebut sedikit melegakan pelaku pasar yang juga tengah menanti 
hasil stress test perbankan AS. Hasil stress test itu akan menunjukkan seberapa 
kuatnya perbankan AS menghadapi krisis saat ini.
 
Pelaku pasar juga melihat kerugian pabrikan otomotif Ford di triwulan I-2009 
sebesar US$ 1,4 miliar tidak terlalu buruk karena perusahaan sama sekali tidak 
mendapat dana talangan dari pemerintah. Ford diprediksi akan kembali membaik 
pada 2011 setelah proses restrukturisasi perseroan usai.    

Pada penutupan perdagangan saham Jumat waktu AS (24/4/2009) indeks Dow Jones 
Industrial Average (DJIA) naik 117,95 poin (1,48%) menjadi 8.075,01.

Nasdaq juga naik 42,08 poin (2,55%) menjadi 1.694,29 dan Standard & Poor's 500 
naik 13,84 poin (1,62%) ke level 865,76.






  

[ob] BUMI ke 1.390, ‘Cut Loss’ di 1.200

2009-04-26 Terurut Topik Data Saham

Pergerakan saham PT Bumi Resources (BUMI), Senin (27/4) awal
pekan ini diprediksi menguat. Pasalnya, aksi beli dan akumulasi yang
kuat pekan lalu tidak akan memancing profit taking akibat volume
perdagangan yang masih kecil.  
Widhi Indratmo Nugroho, analis Asia Kapitalindo Securities mengatakan jika 
melihat pola candlestick BUMI, saham produsen batubara thermal ini berpeluang 
rebound. 
Menurutnya, sejak Kamis (16/4), pola pergerakan BUMI hampir membentuk candle 
hammer. Pada Jumat (23/4), potensi beli dan akumulasi BUMI lebih kuat namun 
volume perdagangannya masih kecil.
Karena itu, potensi target price BUMI yang kuat berada pada level Rp
1.390. Sedangkan posisi support-nya berada pada Rp 1.200 serta Rp 1.320
sebagai angka resistant. “Target harga BUMI berikutnya, mungkin ke
posisi Rp 1.510,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (26/4).
Pada perdagangan Jumat (24/4) pekan lalu, saham BUMI ditutup menguat
90 poin (7,5%) pada level Rp 1.290 dibandingkan penutupan hari
sebelumnya di Rp 1.200. Harga tertinggi BUMI mencapai Rp 1.320 dan
terendah Rp 1.200. Sedangkan volume transkasi mencapai 594,9 juta unit
senilai Rp 753,9 miliar dan 10.140 frekuensi. 
Sayangnya, jika dilihat secara teknikal, BUMI juga berpeluang
koreksi. Menurutnya, BUMI berpeluang melemah ke level Rp 1.200 sebagai
level stop loss. Investor harus melakukan cut loss, jika BUMI tembus ke bawah 
level Rp 1.200. “Jadi, kalau dilihat dari momentum indikatornya, BUMI masih 
bearish, masih melemah,” ujarnya.
Dari sisi momentum, secara teknikal peluang BUMI rebound sebenarnya
terjadi pada Kamis (16/4) silam. Namun, momentum bearish ini, bisa
tertolong optimisme BUMI yang akan menguasai 12% pangsa pasar batubara
dunia pada 2012. 
Menurut Widhi, berita ini bisa memberikan pengaruh positif bagi
pergerakan BUMI. “Bisa! Bisa!” tandasnya. Optimisme itu bisa menjadi
motor pergerakan saham BUMI, jika pihak manajemen benar-benar
merealisasikannya.
Pasalnya, lanjut Widhi, BUMI sebagai emiten sektor batubara,
memiliki market kapitalisasi yang besar dan penjualannya yang fokus
pada ekspor dengan kualitas yang tidak bisa diragukan lagi. “Beda
dengan PTBA (PT Bukit Asam) yang lebih banyak bergerak di pasar lokal
dan dari sisi kadar batubara lebih bagus BUMI,” imbuhnya.
Meski target itu baru akan direalisasikan pada 2012, namun sentimen
positif terhadap harga sahamnya akan mewarnai BUMI hari ini.
“Sebenarnya secara akuntansi kalau ternyata terealisasi pada 2012, maka
pembukuannya pada 2012,” ucapnya.
Namun, Widhi menggarisbawahi, yang namanya pergerakan pasar lebih
dimotori sesama aksi investor. Jika berita itu membuat investor lebih
agresif, BUMI akan lebih cepat bergerak menguat. ”Jadi, kalau memang
berita itu benar, maka akan langsung terefleksi pada harga sahamnya,”
tuturnya.
Sebelumnya, Senior Vice President Investor Relations BUMI, Dileep Srivastava 
kepada INILAH.COM
menyatakan optimis perusahaannya menguasai 12% pangsa pasar batubara
global pada 2012. Hal ini terkait dengan rencana BUMI menaikkan 10%
target produksi dan penjualannya dari tahun sebelumnya sebesar 60 juta
ton.
Harga jual rata-rata batubara kuartal I 2009 BUMI tercatat lebih
tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. BUMI juga telah
mengkonsolidasikan dua akusisi terakhirnya dalam laporan triwulan satu
yang rencananya akan disampaikan akhir Mei mendatang. 
Dengan kenaikan pada harga jual rata-rata batubara tersebut, sudah
dipastikan akan memberikan dampak pada neraca keuangan perseroan dan
diprediksi memberikan sentimen positif bagi pergerakan sahamnya di
pasar.
Sebelumnya, pada kuartal I 2008 harga jual rata-rata batubara
perseroan mencapai US$ 58,3 per ton. Sementara manajemen BUMI
menyatakan, dengan akuisisi terhadap tiga perusahaan diharapkan mampu
mengangkat produksi batubara perseroan hingga 111 juta ton per tahun
pada 2012 nanti. 
“Jadi bisa saja mempengaruhi pergerakan BUMI hari ini,” tegas Widhi Indratmo. 
Widhi merekomendasikan spekulatif buy untuk saham sejuta umat ini dan cut loss 
jika harganya turun ke level di bawah Rp 1.200.



  

[ob] Vietnam minati batu bara Indonesia

2009-04-27 Terurut Topik Data Saham
Buy PTBA, ADRO, BUMI, BYAN...

HO CHI MINH CITY: Indonesia dan Vietnam pekan lalu menandatangani dua
kesepakatan penting, yakni Agreed Minutes of The Fifth Joint Commission
Meeting on Economic, Scientific, and Technical Cooperation dan
Memorandum of Understanding (MOU) on Rice Trade.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kesepakatan tersebut, Bisnis
mewawancarai Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Berikut petikannya:





Apa saja poin penting yang dihasilkan dari Joint Meeting Commission (JMC) ke-5 
tersebut?




Kami telah menyelesaikan secara tuntas JMC ke-5 antara Indonesia dan
Vietnam. Beberapa hal telah dibahas dan kedua negara sepakat
menandatangani kesepakatan yakni Agreed Minutes dan MOU Perdagangan
Beras.




Untuk MOU Perdagangan Beras, memang selalu diperbarui setiap 2 tahun.
Intinya, bilamana kita membutuhkan cadangan beras dari luar, sudah ada
komitmen dari Pemerintah Vietnam. Tentunya ini tidak berarti kita akan
mengimpor beras, tetapi ini hanyalah untuk berjaga-jaga bila suatu saat
diperlukan.




Adapun mengenai Agreed Minutes, kita telah membahas peluang kerja sama
di berbagai bidang, mulai dari pertanian, transportasi, kesehatan,
pariwisata dan budaya, perikanan, perbankan, edukasi dan pelatihan,
energi, petroleum dan pertambangan batu bara.




Yang paling penting dari pembahasan tersebut adalah potensi kerja sama
di bidang migas dan batu bara. Memang sudah ada kerja sama eksplorasi
dan eksploitasi tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Vietnam
untuk menggarap blok bersama.




Semua sudah berjalan. Ketiga negara sudah menemukan minyak di blok
bersama di Vietnam dan Malaysia, sementara di Indonesia sedang dalam
tahap eksplorasi. Di bidang batu bara, Vietnam sangat memerlukan pasok
batu bara untuk pembangkit listrik dan saya rasa kita bisa memenuhi
kebutuhan mereka akan batu bara tersebut.





Kerja sama di bidang apa lagi yang masih potensial dikembangkan?




Banyak kerja sama yang bisa kita kembangkan, sektor pertanian,
misalnya. Kedua negara merupakan dua pasar besar untuk komoditas
pertanian. Selama ini kerja sama di bidang pertanian memang masih
terbatas, sehingga ke depan kami sepakat untuk menyelesaikan MOU on
Agricultural Commodities.




Kedua negara juga sepakat bekerja sama dan bertukar informasi terkait
produksi, pascapanen, hingga pemasaran hasil-hasil pertanian. Salah
satu hal yang juga muncul adalah pariwisata.




Kedua negara telah menyepakati agar ada kerja sama di bidang
pariwisata, terutama terkait perencanaan pulau destinasi dan destinasi
pariwisata kelas dunia.




Selama ini Thailand mendapat tumpahan wisatawan yang berkunjung ke
Vietnam. Hemat saya, kita juga bisa mengambil peluang ini. Selain itu,
di bidang manufaktur, industri pendukung dari negara tersebut belum
cukup maju, sehingga terbuka peluang bagi kita untuk menjajaki kerja
sama tersebut.





Bagaimana prospek perdagangan Indonesia dan Vietnam?




Kami memang sudah mendengar masukan dari kalangan pengusaha yang sudah
masuk ke pasar ini. Intinya, memang tidak terlalu sulit untuk masuk ke
pasar Vietnam.




Potensi negara ini seharusnya besar, karena pasar untuk consumer goods
memang besar mengingat masih banyak produk yang belum diproduksi di
dalam negeri.




Memang kita akui, hambatan untuk masuk ke pasar Vietnam pasti ada.
Umumnya hambatan yang muncul tersebut berupa implementasi peraturan
yang tidak begitu jelas dan kecenderungan memberikan preference
terhadap industri dalam negerinya.




Dalam hal ini, pemerintah akan berjuang dan memfasilitasi dunia usaha,
sehingga hambatan tersebut dapat diminimalkan. Seperti yang sudah
disepakati, kedua negara akan memperkuat kerja sama untuk melayani
pasar regional maupun pasar global.




Terkait ini, kedua belah pihak akan mendorong dunia swasta dari
masing-masing negara untuk menjajaki potensi yang riil dalam bidang
bisnis dan pemerintah akan bertindak sebagai fasilitator.



  

[ob] [OOT] Mohon Dukungan ==> Buku MQL Metatrader Edisi Bahasa Indonesia

2009-04-27 Terurut Topik Data Saham
Salam Trader,
 
Rekan - rekan tradersaat ini saya sedang menulis buku mengenai
pemrograman MQL pada Metatrader untuk otomatisasi strategi trading
dengan Expert Advisor. Rencananya buku akan terbit Dan terdistribusi ke
seluruh toko buku besar yang berpotensi di Indonesia (GramediaGunung
Agungdll) melalui distributor buku terkemuka paling lambat akhir tahun
2009. Buku akan dicetak pertama kali sebanyak 6000 eksemplar dengan
cover exlusive Dan tebal 360 halaman ukuran 23cm x 16 cm (panjang x
lebar). Informasi lengkap dapat dilihat di website saya http://www.fx- 
platinum. com 
 
Di
dalam buku ini saya juga menawarkan pemasangan iklan bagi perorangan
ataupun badan usaha ( brokerIBagenkonsult anlembaga pendidikandll yang
berhubungan dengan Metatrader) untuk mempromosikan produk atau jasanya
dalam sisipan buku saya. Informasi lengkap dapat dilihat di website
saya http://www.fx- platinum. com 
 
Bagi pihak - pihak yang ingin menjadi sponsor iklan dalam buku saya silahkan 
kunjungi website saya http://www.fx- platinum. com untuk me-request proposal.
 
Bagi
rekan-rekan yang membutuhkan untuk segera diterbitkannya buku ini mohon
dukungannya dengan mengisi "Polls" di website saya sehingga sponsor
saya nanti semakin yakin bahwa buku ini banyak diminati masyarakat
Indonesia.
 
Terima kasih atas kesempatan yang diberikan ini.
 
Eriandi Susanto,ST




  

[ob] Re: [OOT] Mohon Dukungan ==> Buku MQL Metatrader Edisi Bahasa Indonesia

2009-04-28 Terurut Topik Data Saham
btw. saya bukan pak Eriandi :)...saya cmn membantu memforward email beliau krn 
sy pandang  sangat bagus usahanya dalam memajukan dunia trading khususnya di 
forex 
utk saham saat ini di Indonesia sptnya blm bisa pake EA krn blm ada broker  yg 
"compatible" dengan Metastock atau Amibroker...klo di USA sptnya dah bisa 
trading saham pakai EA.

kelebihan pakai EA/robot yang jelas kita tidak perlu melototin monitor selama 
24 jam nonstop krn market forex sendiri buka 24 jam nonstop dr senin 
-jumatkekurangan pakai EA krn dia robot jadi dia akan trading sesuai 
parameter yang telah di set sebelumnya ga peduli market bergerak liar ketika 
ada news yg high impact...belakangan orang mengembangan EA yang berbasis 
Artificial Intelegence (Kecerdasan Buatan) yang bisa "berfikir" spt manusia jd 
bisa beradaptasi dgn market yg super dinamis..mis bisa "membaca"  news/data 
fundamental ekonomi 

silahkan pak Eri menjawab pertanyaan yg di ajukan.






--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, sAThya®  wrote:
>
> Pak Eriandi,
> 
> Ide yang bagus pak utk membuka pemahaman tentang programing for trading in 
> forex.
> 
> saya harap buku anda bener2 beda dari MQL4 Course yg terdapat di foum tsd.
> mungkin dasar penjelsaan C++ nya sama tetapi case2 nya harus beda dong yah. 
> dan tentunya isi nya dpt di terima dari newbie sampe ke oldbie :-))
> 
> semoga buku slanjutnya untuk AFL programing in stockmarket 
> 
> 
> Good Luck Bro
> Sathya
> 
> 
> 
> 
> 
> From: jsx_consultant 
> To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
> Sent: Tuesday, April 28, 2009 12:37:13 PM
> Subject: [ob] Re: [OOT] Mohon Dukungan ==> Buku MQL Metatrader Edisi Bahasa 
> Indonesia
> 
> 
> 
> 
> 
> Supaya mendapatkan dukungan yg optimal, sebaiknya anda
> menggambarkan:
> - Apa itu MQL, Metatrader dan Expert Advisor ?.
> - Keuntungan/kelebiha n dan biayanya ?.
> - Keberhasilan dan kendalanya.
> 
> Embah kira akan banyak yg mendukung anda jika buku anda
> memberikan Nilai Tambah bagi para trader.
> 
> Semoga berhasil...



  

[ob] PTBA Beli ADRO

2009-04-28 Terurut Topik Data Saham
JAKARTA: PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) menjajaki peluang
membeli 17% saham PT Adaro Energy Tbk yang akan dilepas oleh konsorsium
Goldman Sachs, Farallon, Citi, dan konglomerat Robert Kuok.




Direktur Utama Bukit Asam Sukrisno mengatakan penjajakan itu merupakan
salah satu alternatif untuk menambah jumlah cadangan batu bara yang
bisa dihasilkan, terutama yang berada di Kalimantan.





"Kami juga sedang uji tuntas dua perusahaan batu bara lainnya untuk 
diakuisisi," ujarnya kepada Bisnis kemarin.





Menurut dia, perseroan mempunyai kas yang cukup untuk membiayai akuisisi 
perusahaan batu bara lain.




"Kalau kurang, kami masih bisa mengambil pinjaman di bank, karena saat
ini kami tidak memiliki utang dan DER [debt to equity ratio] masih
rendah," tuturnya.




Hingga 31 Maret lalu, jumlah kas Bukit Asam mencapai Rp3,58 triliun,
atau naik 70% dibandingkan dengan posisi pada kuartal I/ 2008.





Konsorsium Goldman Sachs dalam proses penjualan 17% saham atau 5,44 miliar 
saham Adaro.




Penjualan saham itu meminta harga minimal Rp1.200 per saham. Bila
mengacu pada harga itu, nilai penjualan bisa mencapai Rp6,52 triliun.




Selain Bukit Asam, beberapa calon pembeli dari China, India, Jepang,
Korea Selatan, dan Eropa menyatakan berminat membeli saham Adaro.





San Miguel bahkan disebut-sebut melihat kemungkinan akuisisi tersebut.




Robert Kuok, konglomerat Malaysia yang menduduki peringkat ke-97 orang
terkaya dunia versi majalah Forbes tahun lalu, diperkirakan memiliki
saham Adaro melalui Atticus Investments Pte Ltd.




Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 31 Maret 2009, Goldman
memiliki 9,94% saham Adaro, sedangkan UBS AG Singapura S/A Atticus
Investments Pte Ltd memegang 5,74% saham.




Sesuai dengan laporan biro administrasi efek Ficomindo Buana Registrar,
Goldman per 16-21 April meningkatkan kepemilikan saham pada Adaro
menjadi 9,96%.




BUMN tambang batu bara itu membukukan lonjakan laba bersih 221% menjadi
Rp920,60 miliar pada kuartal I/2009 dibandingkan dengan Rp286,39 miliar
periode sama pada tahun lalu.




Kenaikan laba bersih itu didorong oleh harga jual yang lebih tinggi dan
peningkatan volume penjualan batu bara akibat penambahan kapasitas
angkut kereta api.




"Harga jual rata-rata selama kuartal I mencapai US$90 per ton, dan
jumlah ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya. Kami
tahun ini menargetkan bisa mencatat pertumbuhan sebesar 20% dari tahun
lalu," ujar Sukrisno.




Pendapatan BUMN penghasil batu bara itu naik 89% menjadi Rp2,33 triliun
pada kuartal I tahun ini dibandingkan dengan Rp1,23 triliun pada
periode sama tahun lalu.




"Volume produksi pada tahun ini kemungkinan ada tambahan produksi,
seiring dengan beroperasinya Indonesia Prima Coal yang menyumbang
500.000 ton."





Harga saham Bukit Asam kemarin ditutup stagnan di level Rp8.700, sedangkan 
harga Adaro turun 1,96% ke posisi Rp1.000.



  

[ob] IHSG Abaikan Sentimen Flu Babi

2009-04-28 Terurut Topik Data Saham
Jakarta - Maraknya penyebaran flu babi yang melanda banyak negara belum 
memberikan pukulan terhadap pasar saham dalam negeri. Kembalinya investor asing 
ke pasar saham akan membuat sentimen flu babi terpinggirkan sejenak.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham Rabu (29/4/2009) 
diprediksi masih akan bertahan di zona positif dengan mencoba lagi masuk level 
1.600.

Pasar saham Indonesia dinilai masih aman yang membuat investor asing kembali 
datang di tengah tekanan yang terjadi bursa global dan regional.

Meski akan ada pengaruh dari regional, bisa jadi IHSG naik lagi sendirian 
karena tren positif IHSG masih akan terjadi di jangka pendek.

Investor juga tengah menunggu rapat the Fed pada 30 April, pengumuman inflasi 1 
Mei, dan perkembangan koalisi partai politik menjelang pengajuan nama capres 
dan cawapres.   

Sementara indeks Nikkei Jepang pada Rabu ini tutup karena libur nasional. 
Sedangkan saham-saham perbankan di Wall Street mendapat tekanan setelah ada 
bocoran dari stress test bahwa Citigroup dan Bank of America harus menambah 
modalnya.

Pada penutupan perdagangan Selasa waktu AS (28/4/2009), indeks Dow Jones 
Industrial Average ditutup melemah tipis 8.05 poin (0,10%) ke level 8.016,95. 
Indeks Standard & Poor's 500 juga turun tipis 2,35 poin (0,27%) ke level 855,16 
dan Nasdaq turun 5,60 poin (0,33%) ke level 1.673,81.

Pada perdagangan saham Selasa (28/4/2009) IHSG menguat 19,834 poin (1,26%) 
menjadi 1.595,915.

Berikut rekomendasi saham dari perusahaan sekuritas.

Optima Securities

Kembalinya dana asing di tengah sentimen negatif bursa regional dan wabah flu 
babi mampu menopang indeks sehingga menguat 19 poin ke posisi 1.595. Investor 
asing terutama masuk di sektor infrastruktur dan keuangan sehingga menguat di 
atas 2%.

Antisipasi laporan keuangan kuartal I-2009 dari perbankan bakal menjadi 
sentimen selain faktor masuknya dana asing. Pergerakan indeks berpeluang 
rebound di level 1.550-1.640 dengan pilihan saham:TLKM, BBRI, ENRG, dan ISAT.

Panin Sekuritas

IHSG kemarin bergerak fluktuatif sebelum akhirnya ditutup menguat +1,26% pada 
1.595,915. Menguatnya IHSG terjadi di tengah anjloknya bursa regional menyusul 
wabah flu babi di Amerika Utara. Wabah tersebut dikhawatirkan akan berdampak 
terhadap lambat pulihnya perekonomian global.

Selain wabah flu babi, investor global juga masih menanti hasil kinerja 
korporasi 1Q-09 serta stress test terhadap perbankan di AS. Kami perkirakan 
hari ini IHSG akan kembali menguji level psikologis 1.600, jika gagal 
kemungkinan dalam jangka pendek IHSG akan cenderung bergerak sideways. Kisaran 
support-resistance 1.581-1.605.

eTrading Securities

Data EPFR untuk minggu ketiga April masih menunjukan inflow ke equity fund 
negara berkembang sejalan dengan rally di harga komoditas dan demand import 
dari china meningkat. Inflow pada Asia ex-Japan dan GEM Equity Fund mencatat 
net inflow US$ 1,86 miliar dan pada emerging market bond funds sebesar net US$ 
2,4 miliar. 

Dow Jones: Kekhawatiran akan bank-bank yang membutuhkan modal tambahan dan flu 
babi yang sedang merebak dapat merintangi pemulihan ekonomi sehubungan dengan 
tingkat kepercayaan konsumen.

Bank of America Corp. dan CitiGroup Inc. turun sedikitnya 5.9% ketika Wall 
Street Journal melaporkan bahwa stress test yang dilakukan pemerintah 
kemungkinan akan menunjukkan peminjam membutuhkan lebih banyak dana tunai untuk 
menopang neraca saldonya. Delta Airlines Inc. -9.9% akibat kekhawatiran flu 
babi akan menyebabkan penurunan pada industri travel, General Motor Corp. -11% 
setelah para pemegang obligasi menyatakan bahwa rencana untuk mengubah $27 
miliar utang menjadi equity merupakan hal yang tidak masuk akal. Indeks S&P 500 
-0.3% menjadi 855,16.

Regional pagi ini: S&P/ASX 200 (-0,3%) 3.697,30 dengan pelemahan dipimpin oleh 
Australia & New Zealand Banking Group -5%. Namun Kospi (+0,7%) 1.309,23, dengan 
penguatan yang dipimpin oleh STX Offshore & Shipbuilding +4,2%. Nikkei 225 hari 
ini tidak diperdagangkan karena libur nasional di Jepang.

Commodity: CPO (-0.2%) 2.554 RMY, Gold (-0.51%) US$ 889/oz, Light Crude Oil 
(-1%) US$ 49.40/barrel, Natural Gas (-0.4%) $3.42/mmbtu, Nickel (-1.86%) US$ 
10.800/ton, Tin(-2.4%) US$ 12.100/ton.(ir/ir)





  

[ob] Aset dan Laba BBRI Terbaik di Kuartal I-2009

2009-04-28 Terurut Topik Data Saham
buy BBRI yuuk...

Jakarta - Kinerja bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang paling baik di 
kuartal pertama tahun 2009 dipegang PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Aset dan 
laba BRI pada kuartal I-2009 menjadi yang terbagus dibanding bank-bank BUMN 
lainnya.
 
Demikian hal itu dikemukakan oleh Deputi Kementerian Negara BUMN Bidang 
Perbankan dan Jasa Keuangan Parikesit Suprapto di Kantor Pusat PT Perusahaan 
Listrik Negara (PLN), Jalan Trunojoyo, Jakarta, Rabu (29/4/2009).
 
"Laba dan aset BRI paling bagus di kuartal pertama di antara bank BUMN," 
katanya.
 
Namun sayangnya ia menolak untuk membeberkan angka pastinya karena harus 
disampaikan melalui rapat umum pemegang saham (RUPS).
 
Menurutnya, kendati kinerja BRI semakin baik namun modal bank plat merah 
tersebut semakin tergerus. Pasalnya, capital adequacy ratio (CAR) perseroan 
masih berada di tingkat 15-16 persen.
 
"Secara umum, kinerja bank BUMN masih bagus. NPL (non performing loan/kredit 
macet) masih di bawah 5 persen," ujarnya.
 
Penurunan Dividen
 
Secara terpisah, Sekretaris Kementerian Negara BUMN M Said Didu mengatakan, 
pemerintah sudah menyetujui dan menentukan besaran penurunan dividen bagi 
perbankan plat merah.
 
"Semua diturunkan, angkanya sudah ada tapi belum bisa saya sebutkan," jelasnya.
 
Ia mengatakan, kendati diturunkan setorannya, pemerintah sudah memiliki skema 
perhitungan hingga akhir tahun. Jika nanti ada kekurangan, maka bisa dilakukan 
penarikan dividen interim di tahun berikutnya.
 
"Kita lihat dulu sampai akhir tahun ini, kalau memang perlu ambil ya ambil 
lagi," katanya.
 
Skema penghitungan dividen interim tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi 
bila terjadi krisis ekonomi global seperti yang terjadi di akhir tahun lalu.
 
"Tapi krisis ini sudah menunjukan tanda-tanda membaik," imbuhnya.



  

[ob] aba UNTR Triwulan I-2009 Naik 57%

2009-04-29 Terurut Topik Data Saham

Jakarta - PT United Tractors Tbk (UNTR) mengalami peningkatan laba bersih di 
triwulan I-2009 dari Rp 517 miliar menjadi Rp 812 miliar atau meningkat 57% 
dibanding periode yang sama tahun lalu.

Untuk jangka waktu tiga bulan pertama tahun 2009, UNTR telah membukukan 
pendapatan bersih sebesar Rp 6,97 triliun, atau mengalami peningkatan 20% 
dibandingkan pendapatan bersih pada triwulan pertama tahun 2008.

"Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan produksi batubara dan 
volume pemindahan tanah (overburden removal) dari unit usaha Kontraktor 
Penambangan (Mining Contracting) yang memberikan kontribusi pendapatan bersih 
sebesar 47% terhadap total pendapatan bersih perseroan di tahun ini," bunyi 
penjelasan UNTR, Rabu (29/4/2009).

Sementara itu pendapatan bersih dari penjualan alat-alat berat di unit usaha 
Mesin Kontruksi (Construction Machinery) sedikit mengalami penurunan dan 
memberikan kontribusi sebesar 40% terhadap total pendapatan bersih Perseroan di 
tahun ini. Sisanya sebesar 13% disumbangkan oleh unit usaha Pertambangan 
(Mining). 

Sejalan dengan peningkatan pendapatan bersih, laba kotor perseroan juga 
meningkat sebesar 61% dari Rp 1,03 triliun menjadi Rp 1,65 triliun pada tahun 
ini. Demikian juga dengan laba usaha perseroan mengalami peningkatan dari Rp 
780 miliar menjadi Rp 1,33 triliun. 

Total aset UNTR per triwulan I-2009 mencapai Rp 22,771 triliun naik 
dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 14,964 triliun.




  

[ob] Dow Jones Mendekati 8.200 !

2009-04-29 Terurut Topik Data Saham

Saham-saham di Wall Street melonjak setelah keluarnya data yang menunjukkan 
resesi di AS tak lagi mengganas. Pernyataan dari Bank Sentral AS (Federal 
Reserve) turut memberi sentimen positif.

Data yang dirilis Departemen Perdagangan AS, Gros Domestic Product (GDP) memang 
turun hingga 6,1% secara year on year pada kuartal I-2009. 

Namun data belanja konsumen menunjukkan kenaikan tajam hingga 2,2%. Dan data 
inilah yang menjadi sentimen positif mengingat belanja konsumen menyumbang dua 
pertiga dari aktivitas ekonomi AS. Pada kuartal IV-2008, belanja konsumen 
anjlok hingga 4,3%.

The Fed menambah sentimen positif setelah memberikan komentar sejuk bagi pasar. 
The Fed menyatakan bahwa proyeksi perekonomian sudah membaik secara perlahan 
dibandingkan pada pertemuan terakhir mereka pada Maret. 

"Ini adalah bacaan yang baik pada perekonomian, dan ini baik untuk 
saham-saham," ujar Rick Campagna, manajer portofolio dari Provident Investment 
Council seperti dikutip dari Reuters, Kamis (30/4/2009).

"Investor mendapatkan pelipur lara dari konsumsi masyarakat yang melonjak 
melebihi ekspektasi di tengah laporan GDP yang merosot melebihi ekspektasi," 
ujar analisis dari Charles Schwab  Co seperti dikutip dari AFP.

Pada perdagangan Rabu (29/4/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) 
ditutup menguat hingga 168,78 poin (2,11%0 ke level 8.185,73. Indeks Standard & 
Poor's 500 juga menguat 18,48 poin (2,16%) ke level 873,64 dan Nasdaq menguat 
38,13 poin (2,28%) ke level 1.711,94.

Sepanjang perdagangan, Wal-Mart menjadi pemimpin penguatan Dow Jones. Saham 
peritel terbesar AS itu tercatat menguat hingga 4,1%.

Saham-saham sektor energi juga mendapatkan dukungan dari naiknya lagi harga 
minyak mentah dunia hingga di atas US$ 50 per barel. Saham Exxon Mobil naik 
hingga 2%, Chevron naik 2,4%.

Perdagangan berjalan cukup moderat, di New York Stock Exchange mencapai 1,48 
miliar, sedikit di atas rata-rata tahun lalu yang sebanyak 1,49 miliar. 
Sementara di Nasdaq, transaksi mencapai 2,40 miliar, di atas rata-rata tahun 
lalu yang sebanyak 2,28 miliar.




  

[ob] Laba BBRI Naik 22% di Triwulan I-2009

2009-04-29 Terurut Topik Data Saham
Buy BBRI yuuk..

Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) membukukan laba bersih sebesar Rp 
1,718 triliun pada triwulan pertama 2009 atau naik 22 persen dari periode yang 
sama di 2008.

Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan Kamis (30/4/2009), laba didorong 
oleh pendapatan bunga yang naik signifikan dari Rp 6,418 triliun di triwulan 
I-2008 menjadi Rp 8,276 di triwulan I-2009.

Hal ini membuat laba bersih per saham dasar naik dari Rp 117,51 menjadi Rp 
143,39 atau laba bersih per saham dilusi naik daro Rp 115,36 menjadi Rp 142,73.

Sementara untuk LDR naik dari 74,19 persen di triwulan I-2009 menjadi 81,35 
persen di triwulan I-2009. Untuk CAR dengan memperhitungan risiko kredit dan 
risiko pasar turun dari 16,52 persen di triwulan pertama 2009 menjadi 14,91 
persen di periode kali ini.

NPL gross turun tipis menjadi 3,24 persen di triwulan pertama 2009 dari 
sebelumnya 3,83 persen di periode yang sama tahun lalu. NPL net pun seirama 
turun sedikit dati 1,04 persen menjadi 1,02 persen. RoA perusahaan juga turun 
tipis dari 4,17 persen menjadi 3,92 persen di triwulan pertama 2008. 
Sebaliknya, RoE mengalami kenaikan dari 31,71 persen di triwulan I-2008 menjadi 
33,74 persen pada periode kali ini.

Total aktiva Bank BRI juga mengalami pertumbuhan signifikan dari Rp 200,458 
triliun pada triwulan I-2008 menjadi Rp  250,141 triliun pada periode kali ini.



  

[ob] BUMI Siap Menuju Level Tinggi Baru

2009-04-29 Terurut Topik Data Saham


 Jakarta - Pergerakan saham PT Bumi Resources (BUMI) Kamis (30/4) kembali 
diramalkan rebound. Market memang sedang berpihak sementara valuasinya masih 
murah dan tidak ada katalis sentimen negatif Group Bakrie. 

Analis Ciptadana Asset Management Muhammad Karim mengatakan, jika dibandingkan 
harga saham BUMI dengan saham lain di sektornya secara keseluruhan valuasinya 
masih murah. 

Karim membandingkan dengan valuasi PT Bukit Asam (PTBA) dan PT Indo Tambangraya 
Megah (ITMG). Selain itu, laporan keuangan kuartal pertama BUMI diprediksi 
masih bagus. 

“Jika dilihat dari sisi fundamental, BUMI masih positif. Karena itu, potensi 
upside-nya masih sangat besar,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu 
(29/4). Menurut Karim, dalam minggu-minggu ini, laporan keuangan BUMI akan 
dirilis. 

Pada perdagangan Rabu (29/4) saham BUMI ditutup menguat 90 poin ke level Rp 
1.380 per lembar saham dengan harga terendah Rp 1.310 dan harga tertinggi Rp 
1.380. Sedangkan volume transaksi mencapai 344,5 juta unit dengan nilai Rp 
463,1 miliar dan 6.780 frekuensi.

Untuk jangka panjang, lanjut Karim, pergerakan harga BUMI bisa mencapai level 
Rp 2 ribu. Sedangkan pada hari ini, BUMI dipenuhi sentimen positif dari market 
yang masih bullish. Selain itu, katalis negatif dari grup Bakrie sudah tidak 
ada lagi. “Kecenderungan sentimennya masih sangat positif. Terutama marketnya 
masih bullish,” paparnya.

Hal itu ditopang dengan kinerja laporan keuangan kuartal pertama 2009 yang 
bagus. Karim memprediksikan pertumbuhan laba perseroan akan signifikan. “Pasti 
pertumbuhannya lumayan bahkan jauh di atas ekspektasi,” tuturnya. 

Sedangkan untuk day trading, Karim memberikan ancang-ancang harga saham BUMI 
jika melampaui Rp 1.400 per lembar, bisa menyentuh level tinggi baru sepanjang 
tahun ini.

Harga tertinggi BUMI dari awal tahun hingga saat ini adalah level Rp 1.480. 
Karena itu, BUMI hari ini bisa menembus harga tertinggi sejak awal 2009. ”Saya 
kira level Rp 1.480 akan tercapai. Saya masih merekomendasikan beli untuk 
BUMI,” tandasnya.

Di sisi lain, faktor market berpengaruh signifikan terhadap BUMI. Pasalnya, 
beta BUMI berada di atas satu kali market. Beta merupakan sensitivitas saham 
terhadap pergerakan indeks. ”Jadi, karena beta BUMI di atas satu, kenaikan 
harga sahamnya biasanya lebih tinggi dari pada kenaikan indeks,” terangnya. 

Saat dihubungi terpisah, analis BNI Securities Muhammad Alfatih mengungkapkan, 
indeks berpeluang melanjutkan penguatan setelah dua hari lalu rebound dari 
support di sekitar 1.550 hingga 1.560. ”Penguatannya berpotensi ke level 1.660 
hingga 1.680,” terangnya.

Bahkan untuk jangka menengah, indeks akan menyentuh level Rp 1.720. Namun 
sayang, penguatan ini bisa batal jika turun hingga di bawah level Rp 1.620. 
Alfatih mengatakan, penopang penguatan indeks adalah laporang keuangan beberapa 
emiten yang menunjukkan hasil cukup baik, suku bunga yang kemungkinan turun, 
dan diprediksi terjadi deflasi.



  

[ob] BNBR: Mulai Cicil Hutang

2009-04-29 Terurut Topik Data Saham
semoga huitangya makin TURUN  tapi sahamnya NAIK...
Buy  BNBR/W

JAKARTA. Kemarin, PT Bakrie & Brothers (BNBR) mulai membayar cicilan utang 
kepada Piper, Price & Company (PPC), yang merupakan kepanjangan tangan 
Northstar Pacific. Pembayaran ini merupakan pelaksanaan kesepakatan 
restrukturisasi utang BNBR dengan Northstar.

Kali ini, BNBR cuma membayar sebesar Rp 31 miliar kepada PPC untuk melunasi 
surat utang Seri A yang jatuh tempo 30 April 2009. Penerbitan surat utang itu 
merupakan bagian skema restrukturisasi utang BNBR. "Kami akan melunasi sesuai 
rencana," tegas Dileep Srivastava, Direktur BNBR kepada KONTAN, kemarin (29/4).

Selain Seri A, ada lagi surat utang Seri B yang jatuh tempo 25 September 2009. 
Total nilainya Rp 279 miliar. Tapi untuk membayar surat utang ini, BNBR 
memiliki opsi untuk membayar dengan surat utang yang baru.

Jika BNBR kelak memilih menerbitkan surat utang pengganti, praktis tahun ini 
induk usaha Grup Bakrie ini hanya perlu mengeluarkan duit Rp 31 miliar untuk 
membayar utang ke PPC. Sebab, sebagian besar utang yang telah direstrukturisasi 
itu baru jatuh tempo 20 Januari 2012.

Yuwono Triatmodjo KONTAN




  

[ob] BNBR: Lunasi Repo Ke PNM

2009-04-30 Terurut Topik Data Saham
FA BNBR makin clingayo BUY BNBR/W

PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) sudah melunasi utang reponya kepada PT 
Permodalan Nasional Madani (PNM) Investment Management. 

Menurut Direktur Utama PNM Parman Nataadmadja dengan dibayarnya utang sebesar 
Rp 203 miliar tersebut. Sementara yang tersisa adalah utang milik PT Bakrie 
Capital Indonesia ke PNM yang mencapai Rp 1,2 triliun.

"Kalau BNBR per hari ini sudah lunas dibayarkan sekitar Rp 200 miliar. Kalau 
untuk Bakrie Capital sudah mulai current," katanya.

Parman menyampaikan hal itu usai menghadiri perjanjian kerjasama antara Komisi 
Pemberantasan Korupsi dengan Kementerian Negara BUMN Tentang Pengelolaan Data 
Wajib LHKPN, di Kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, 
Kamis (30/4/2009).

Ia mengatakan, Bakrie Capital diberi waktu untuk melunasi utangnya maksimal 
selama dua tahun terhitung dari bulan ini. 

"Sesuai kesepakatan dengan kejaksaan, kami menggunakan skema pembayaran baru 
dalam pelunasan utang tersebut," jelasnya.

Menurutnya, pihaknya tidak terlalu khawatir dengan jumlah utang yang cukup 
besar tersebut akan membuat pembayarannya terus macet. Ia optimis perusahaan 
swasta bisa melunasi utangnya mengingat harga sahamnya sudah cukup bagus.

"Kami tidak khawatir karena harga saham Bakrie sudah bagus," imbuhnya.

Jumlah sisa repo Bakre ke PNM Investment Management sebesar Rp 203,484 miliar 
terdiri dari dua fasilitas repo. Kedua fasilitas repo tersebut jatuh tempo pada 
19 Januari dan 9 Februari 2009. BNBR sebelumnya telah meminta perpanjangan 
waktu penyelesaian repo ke PNM paling lambat Mei 2009 setelah gagal membayar 
pada saat jatuh tempo.

Sementara utang repo Bakrie Capital telah disepakati untuk dicicil selama 24 
bulan, sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.




  

[ob] BNBR: lunasi repo Rp203 miliar ke PNM Investment

2009-04-30 Terurut Topik Data Saham
Repo makin beres BNBR makin naikBuy BNBR yuuk


JAKARTA: PT Bakrie & Brothers Tbk melunasi kewajiban repurchase agreement 
(repo) Rp203 miliar kepada PT PNM Investment Management kemarin.

Direktur PNM Investment Management Tjatur Heri Priyono menuturkan melalui 
pelunasan itu, BNBR tidak lagi memiliki repo ke PNM.

"Per hari ini [kemarin] Bakrie & Brothers melunasi repo Rp203 miliar. Kendati 
demikian, pelunasan repo dari Bakrie Capital Indonesia [BCI] masih berjalan," 
katanya kemarin.

Sebelumnya, repo Bakrie & Brothers ke PNM Investment mencapai Rp231,81 miliar. 
Namun, jumlah itu berkurang menjadi Rp203,81 miliar karena sebagian telah 
dibayar.

"Hari ini, kami membayar repo perseroan kepada PNM senilai Rp203 miliar," kata 
Direktur Keuangan Bakrie & Brothers Yuanita Rohali, kemarin.

Dengan demikian, lanjutnya, restrukturisasi repo perseroan tinggal menyisakan 
Rp55 miliar, yaitu kepada PT Recapital Securities.

Berdasarkan catatan Bisnis, perusahaan induk milik Grup Bakrie itu pada Januari 
gagal bayar kewajiban repo senilai Rp83 miliar kepada PNM Investment.

Namun, perusahaan itu menyatakan akan melunasi seluruh reponya paling lambat 
pada Mei tahun ini.

Terkait dengan repo BCI ke PNM Investment, dia menuturkan bahwa perusahaan 
investasi milik Grup Bakrie itu membayar secara bertahap pada belakangan ini



  

[obrolan-bandar] Wall Street Cemerlang di Pekan Ini

2009-03-15 Terurut Topik Data Saham

Wall Street membalikkan kondisi pekan lalu dengan pencapaian yang cemerlang di 
akhir pekan ini. Jika pekan lalu indeks Dow Jones dan Standard & Poor's 500 
turun ke titik terendahnya dalam 12 tahun, maka dalam satu pekan ini Wall 
Street membukukan kenaikan yang signifikan.

Dalam perdagangan sepekan ini indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 
hingga 9%, Standard & Poors 500 melejit 10,7% dan Nasdaq lompat 10,6%.

Wall Street pada pekan ini hanya sempat merah pada Senin (9/3/2009). Namun 
setelah itu sejak 10-13 Maret 2009 Wall Street membukukan kenaikan yang terus 
menerus yang didukung sektor keuangan. Kenaikan saham sektor keuangan ini 
menjadi yang terbaik sejak November 2008.

Meski secara keseluruhan Wall Street cemerlang di pekan ini, namun kenaikan di 
akhir pekan Jumat waktu AS (13/3/2009) mulai tertahan. Indeks Dow Jones pada 
Jumat hanya naik 53,92 poin (0,8%) menjadi 7.223,98, S&P naik 5,81 poin (0,8%) 
menjadi 765,55 dan Nasdaq naik 5,40 poin (0,4%) menjadi 1.431,50.

Pelaku pasar melihat prospek yang positif dari sektor perbankan seperti 
Citigroup yang mulai mencatat keuntungan di dua bulan pertama 2009, yang 
memberikan tanda-tanda pulihnya sedikit ekonomi pasar.

"Kami yakin krisis ekonomi telah berada di puncaknya dan saatnya untuk berbalik 
moderat," kata Al Goldman, dari Wachovia Securities seperti dilansir dari AFP, 
Sabtu (14/3/2009).

Meski begitu tetap saja pelaku pasar diminta tetap hati-hati karena tingkat 
volatlitas di pasar yang sangat tinggi, sehingga kenaikan yang tajam pada pekan 
ini ditakutkan akan diikuti koreksi yang tajam pula.

"Untuk saat ini kami melihat pasar masih volatil, rally yang tajam akan diikuti 
oleh koreksi," kata Fred Dickson dari DA Davidson & Co. 

Rally yang terjadi Wall Street masih menjadi pertanyaan karena ancaman depresi 
ekonomi global belum hilang.



  

[obrolan-bandar] PGAS incar pendapatan tumbuh 60%

2009-03-15 Terurut Topik Data Saham

JAKARTA: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memproyeksikan pendapatan selama 
2008 tumbuh sebesar 50%-60% dari tahun sebelumnya.




Saat ini, PGN sedang mengajukan izin ke Departemen Keuangan untuk
menggunakan dolar AS dalam laporan keuangan perusahaan, dari selama ini
menggunakan rupiah.




Direktur Utama PGN Hendi P. Santoso mengatakan kinerja perseroan hingga
akhir kuartal IV/ 2008 cukup baik. Namun, PGN mengalami rugi kurs
akibat penggunaan mata uang rupiah dalam laporan keuangan.




"Ini merupakan rugi translasi dan terjadi hanya di atas kertas akibat
laporan keuangan kami menggunakan rupiah. Padahal PGN memperoleh
pendapatan dalam dolar AS," tuturnya saat berkunjung ke redaksi Bisnis
Indonesia, akhir pekan lalu.




Menurutnya, kerugian translasi itu bisa memengaruhi jumlah dividen yang
diberikan, ataupun pajak yang harus disetor ke pemerintah. Dia menilai
laporan keuangan menggunakan mata uang dolar AS lebih menguntungkan
karena mencerminkan nilai sebenarnya.




Mengacu pada laporan keuangan per 31 Desember 2007, PGN membukukan
pendapatan sebesar Rp8,80 triliun. Apabila mengacu pada laporan
keuangan itu, pendapatan PGN selama 2008 berada di kisaran Rp13,20
triliun hingga Rp14,08 triliun.





Hingga akhir kuartal III/2008 pendapatan PGN mencapai Rp9,02 triliun, dengan 
laba bersih sebesar Rp2,04 triliun.




Hendi mengakui PGN sebelumnya sudah mengajukan permintaan ke Departemen
Keuangan untuk menggunakan mata uang dolar AS dalam laporan keuangan,
tetapi permintaan itu ditolak.




Terkait dengan pengembangan bisnis, PGN segera merampungkan pembahasan
pembangunan terminal terapung LNG. Sebagai pemimpin konsorsium, PGN
mengincar saham mayoritas dalam proyek yang melibatkan PLN serta
Pertamina itu.




"Belum diputuskan share masing-masing perusahaan yang terlibat dalam
konsorsium ini, demikian pula biaya yang dibutuhkan untuk
pengembangannya."




Salah satu opsi yang dijajaki PGN untuk pembangunan terminal terapung
LNG ini adalah menggunakan mekanisme leasing jangka panjang.




Analis bursa Franco Sutedjowidjojo menilai wajar proyeksi pertumbuhan
pendapatan PGN selama 2008 karena terdapat kenaikan harga gas dan
peningkatan volume penjualan.




"Namun, pada tahun ini kemungkinan pertumbuhan bisnis PGN tidak sebesar
tahun sebelumnya, meskipun level pendapatan bisa dipertahankan seperti
2008."





Menurut dia, pembangkit listrik belum bisa diharapkan menjadi konsumen besar 
PGN, karena sebagian besar menggunakan batu bara.




Harga saham emiten berkode PGAS pada akhir pekan lalu ditutup menguat
2,11% menjadi Rp1.940 per saham dibandingkan dengan penutupan hari
sebelumnya sebesar Rp1.900 per saham.




Dengan mengacu pada harga itu, kapitalisasi pasar perseroan mencapai
Rp44,55 triliun, dan price to earning ratio (P/E) sebesar 31,57 kali.



  

[obrolan-bandar] Menengok prospek PTBA

2009-03-15 Terurut Topik Data Saham

Baru-baru ini, PT CIMB-GK Securities Indonesia mengajak manajemen PT
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) menemui investor Amerika Serikat
(AS).





Para pemodal tersebut baru ngeh BUMN ini tak kalah menjanjikan dari PT Bumi 
Resources Tbk (BUMI).




Perusahaan sekuritas asing itu mengajak PTBA bertemu dengan 10 investor
institusi New York dan Boston untuk menunjukkan keunggulan posisi dan
skala bisnis mereka, yang selama ini cenderung tidak diperhatikan.




"Kebanyakan investor AS lebih familier terhadap BUMI dibandingkan
dengan PTBA. Namun, ada ketertarikan positif dari investor terkait
dengan tingginya potensi pertumbuhan produksi PTBA," tutur analis
CIMB-GK Rania Rahmundita dalam laporan riset per 12 Maret.




Skala dan posisi PTBA di dalam negeri, lanjutnya, menempatkan sahamnya
sebagai favorit CIMB-GK di jagat pertambangan batu bara Indonesia,
karena kualitasnya yang lebih defensif dengan ruang pertumbuhan besar.




PTBA memiliki keunggulan daya tahan permintaan domestik dan harga. PT
Perusahaan Listrik Negara selama ini menjadi pelanggan jangka panjang
terbesar, yang membutuhkan pasokan batu bara mengikuti pertumbuhan
kebutuhan listrik Indonesia.




PTBA membukukan neraca keuangan bebas utang dan kas melimpah ruah, yang
cukup untuk membayar setidaknya 50% dividen dan belanja modal tahun ini
senilai Rp1,5 triliun.




Berdasarkan kondisi tersebut, CIMB-GK mempertahankan predikat
outperform saham PTBA, yang mengindikasikan keuntungan saham perusahaan
pelat merah tersebut bisa tumbuh 5% atau lebih, setahun ke depan.




"Kami percaya permintaan domestik batu bara akan lebih baik
dibandingkan dengan pasar internasional pada 2009-2011. PTBA seharusnya
mendapat keuntungan dari sini, didukung lancarnya transportasi."




Bisnis mencatat PTBA memproduksi 10 juta ton batu bara termal per
tahun, yang 75% di antaranya dijual ke pasar domestik dan hanya
mengekspor 25% sisanya. Manajemen yakin harga batu bara termal berkisar
US$60-90 per ton sepanjang tahun ini.





Investor AS





Rania menyebutkan investor AS umumnya memilih memegang kas dan memonitor pasar 
negara berkembang secara cermat.




"Di antara negara-negara anggota Asean, kami mencatat Indonesia duduk
di peringkat pertama dalam radar investor, karena mereka mulai
memandang negatif investasi di Singapura dan masih belum tertarik
dengan Malaysia," ujar Rania.




CIMB-GK mencatat dua sektor utama yang paling menarik bagi investor
adalah saham energi dan saham perbankan. Saham energi diyakini pulih
lebih cepat dibandingkan dengan perekonomian global, sedangkan saham
perbankan menjanjikan potensi pertumbuhan tinggi dengan risiko relatif
rendah.




"Saat ini, kebanyakan investor mengambil posisi investasi di bursa
global, China, dan saham energi dunia dengan sedikit eksposur pada
saham Indonesia. Kami mencium gelagat investor AS ingin menambah
eksposur di Indonesia," papar Rania.




Perseroan menargetkan kapasitas pengangkutan bisa meningkat dari 10,3
juta ton per tahun menjadi 20 juta ton, dengan risiko bisnis yang
rendah karena menggandeng PT Kereta Api Indonesia (KAI).




Terkait perkembangan itu, CIMB-GK menilai tanpa kerja sama dengan KAI
atau fasilitas pembiayaan, PTBA bisa dengan mudah menaikkan kapasitas
pengangkutan jadi 15 juta ton per tahun.


  

[obrolan-bandar] Laba LSIP 2008 Naik 64%

2009-03-15 Terurut Topik Data Saham

Jakarta - Perusahaan perkebunan sawit, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 
(LSIP) meraup laba bersih sepanjang tahun 2008 sebesar Rp 927,555 miliar atau 
naik 64,4% dibanding tahun 2007 yang sebesar Rp 564,034 miliar.

Kenaikan laba bersih ini didukung oleh meroketnya penjualan di tahun 2008 yang 
sebesar Rp 3,846 triliun atau naik 31,3% dibanding tahun 2007 yang sebesar Rp 
2,929 triliun.

Demikian laporan keuangan Lonsum 2009 yang diaudit kantor akuntan publik 
Purwantono, Sarwoko, & Sandjaja yang dipublikasikan, Sabtu (14/3/2009).

Laba usaha yang diperoleh tahun 2008 sebesar Rp 1,314 triliun atau naik 32,7% 
dibanding tahun 2007 yang sebesar Rp 990,900 miliar.

Di saat banyak perusahaan mengalami rugi kurs di 2008 karena fluktuasi rupiah, 
Lonsum justru membukukan laba kurs Rp 29,960 miliar dibanding tahun 2007 yang 
rugi kurs sebesar Rp 17,391 miliar.

Total aset perusahaan per 31 Desember 2008 mencapai Rp 4,921 triliun atau naik 
25% dibanding tahun 2007 yang sebesar Rp 3,938 triliun.

Komposisi pemegang saham Lonsum per 28 Februari 2009 adalah PT Salim Ivomas 
Pratama 32,21%, Credit Suisse Singapore Trust yang memiliki dua bagian 
masing-masing sebesar 8,03% dan 24,19%. 



  

[obrolan-bandar] CPO Terkerek permintaan-->Buy Plantation?

2009-03-17 Terurut Topik Data Saham
BUY  TBLA, LSIP, AALI, UNSP, SGRO ???


JAKARTA: Tren kenaikan permintaan minyak sawit mentah dari China dan
India mulai mendongkrak harga komoditas itu di bursa Malaysia, meskipun
perekonomian global masih disibukkan krisis kredit dan keuangan.




Impor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dari China pada bulan
lalu naik 54% menjadi 410.000 ton dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya. Sementara itu, permintaan dari India naik 34%.




China dan India merupakan pasar terbesar CPO. Sementara itu, ekspor
minyak sawit Malaysia naik 16% menjadi 591.567 ton dalam 15 hari
pertama pada Maret ini dibandingkan dengan jumlah ekspor pada periode
yang sama bulan lalu.




Harga minyak sawit untuk pengiriman Juni naik RM33 atau 1,7% menjadi
RM1.935 atau setara dengan US$527 per ton. Rabobank International dalam
proyeksi bulanannya juga mencatat permintaan impor minyak sawit dari
India terus menguat, sedangkan China relatif stagnan.




China dan India yang mengerek harga komoditas itu pada 2007-2008, tulis
bank asal Belanda itu, tengah terpengaruh oleh krisis ekonomi dunia.




Sepanjang tahun lalu, impor minyak sawit India mencatat pertumbuhan
62%. Permintaan impor minyak sawit dari India melonjak dalam 3 bulan
terakhir pada 2008. Impor CPO India mencapai 6,22 juta ton atau sekitar
85% dari volume belanja minyak konsumsi (edible oils).




Rabobank melaporkan permintaan CPO India meningkat akibat penurunan
tarif impor dan perubahan minat konsumen ke minyak dengan harga lebih
murah karena memburuknya resesi.




Seperti diketahui, pengambil kebijakan di India mengurangi tarif bea
masuk untuk seluruh minyak konsumsi pada April 2008 setelah volume
impor meningkat pesat.




Kussujanarko, VP Head of Credit and Collateral Management PT Rabobank
International Indonesia, mengatakan harga komoditas, termasuk CPO,
mulai pulih mendekati level US$600 per ton.




"Krisis ekonomi yang melanda dunia mendorong terjadinya penundaan
pengiriman, renegosiasi harga, dan pembatalan kontrak komoditas,"
katanya di Jakarta, belum lama ini.




Pembatalan kontrak pembelian minyak sawit oleh India pernah dialami
Indonesia sekitar akhir tahun lalu, sehingga mengakibatkan harga
komoditas itu anjlok.





Lepaskan diri




CPO juga mulai bisa melepaskan dari pergerakan harga minyak dunia.
Harga minyak yang beberapa waktu lalu mengalami penurunan, tidak
diikuti penurunan harga CPO (lihat grafik). Bahkan minyak sawit sempat
menembus RM2.000 per ton pada beberapa pekan lalu. 




Sejak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan
volume produksinya dan International Energy Agency memperkirakan
permintaan minyak turun, harga emas hitam itu terus melemah.




Pada perdagangan kemarin, harga minyak pengirian April turun 82 sen
atau 1,7% menjadi US$46,53 per barel di New York Mercantile Exchange.





Namun, Rabobank memperkirakan harga CPO masih akan terpengaruh ketidakpastian 
permintaan dari China dan India.




Menteri Pertanian Anton Apriyantono beberapa waktu lalu
mengonfirmasikan harga komoditas ekspor, termasuk CPO yang mencatat
penurunan harga secara tajam dibandingkan dengan pertengahan tahun
lalu, mulai membaik.




Dia menuturkan Indonesia dan Malaysia sudah mengikatkan diri untuk
memperbaiki harga CPO itu meliputi upaya peremajaan tanaman, penjagaan
stok agar suplai tidak berlebihan, dan peningkatan penggunaan dalam
pembuatan bahan bakar nabati.




  

[obrolan-bandar] Penurunan BI Rate Bisa Berlanjut

2009-03-17 Terurut Topik Data Saham


Jakarta - Penurunan BI Rate masih bisa berlanjut sebagai salah satu bentuk BI 
merespons dampak krisis global. BI sejauh ini telah menurunkan BI Rate hingga 
ke level 7,75%.

Hal ini dikatakan oleh Deputi Gubernur Senior BI Miranda S. Goeltom ketika 
ditemui
di kantor Menteri Keuangan, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Selasa malam 
(17/3/2009).

"Kita masih punya room untuk menurunkan suku bunga (BI Rate) selama itu
berhati-hati. Di komunike G20 juga dikatakan kebijakan moneter yang 
konvensional itu
bisa dilakukan selama tidak mengganggu price stabilility," tuturnya. 

Hasil pertemuan G20 di London belum lama ini memang menyepakati agar bank 
sentral negara anggota G20 terus melakukan pelonggaran kebijakan moneternya 
seperti penurunan suku bunga acuan sebagai stimulus moneter.

Namun Miranda mengakui, penurunan suku bunga ini tidak efektif untuk mendorong 
kredit, sebab suku bunga kredit perbankan saat ini masih sangat tinggi. 

"Suku bunga di negara-negara tertentu sudah mendekati nol persen, nah di negara 
seperti Indonesia dan beberapa anggota G20 lainnya tentu masih banyak room 
untuk menurunkan suku bunga. Tapi efektivitasnya untuk memberikan lending, 
sementara ketidakpercayaan dan ketidapastian tinggi tentu tidak sebagus kalau 
situasi normal ya," paparnya. 

Karena itu negara-negara di dunia dalam pertemuan G20 juga dianjurkan mengkaji 
untuk
menerapkan kebijakan moneter yang tidak konvensional karena penurunan suku 
bunga acuan saja tidak cukup.

"Sebetulnya justru stimulus moneter berupa penurunan suku bunga itu tidak cukup 
untuk menstimulus ekonomi. Harus ada bentuk yang tidak konvensional, makanya 
seperti AS yang membeli toxic assets perbankan dan lembaga keuangannya," 
katanya. 

BI sendiri, dijelaskan Miranda, telah melakukan berbagai cara untuk mendorong 
perbankan giat mengucurkan kreditnya.

"Kita sudah berbicara dengan bankir, lalu kita juga sudah memperlonggar aturan 
yang
berhubungan dengan kredit ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko," pungkasnya.



  

[obrolan-bandar] KPC Menang Tender Batubara PLTU Tanjung Jati B

2009-03-17 Terurut Topik Data Saham
nah beritanya baru keluar.BUY BUMI?


Jakarta - Kaltim Prima Coal (KPC) memenangkan tender batubara untuk pasokan 
PLTU Tanjung Jati B. Volume batubara yang akan dipasok adalah sebesar 1 juta 
ton per tahun selama 5 tahun.

"Keputusan itu sudah positif. Tinggal mengurus administrasi dan akan diumumkan 
dalam waktu dekat," kata seorang sumber PLN kepada wartawan di Jakarta, Rabu 
(18/3/2009).

KPC memenangkan tender tersebut setelah mengalahkan empat perusahaan lainnya 
seperti Berau Coal dan Indominco. Harga yang disepakati adalah Rp 740 ribu per 
ton dan pengiriman dimulai Juli 2009.

"Tapi itu masih harga tahun lalu," katanya.

Tender BBM

Seiring harga minyak yang turun drastis dari tahun lalu, PLN pun mengevaluasi 
kembali tender BBM untuk pembangkitnya.

"Dulu waktu harga BBM tinggi kita ada rencana tender, tapi karena sekarang 
harganya murah sekali kita pertimbangkan lagi apakah kita gunakan MFO atau 
tidak," katanya.

PLN sebelumnya memang berniat menggelar tender pengadaan BBM untuk mencari 
harga yang termurah. Jenis BBM yang harganya lebih murah adalah Marine Fuel Oil 
(MFO). 

Namun karena harga minyak kini sangat rendah, maka diperkirakan selisih harga 
dengan pemasok selama ini yaitu Pertamina akan sangat kecil.

"Karena sekarang harganya rendah sekali. Kalau ditenderkan, selisih dengan 
Pertamina kecil," katanya.

Meski begitu, ia menegaskan rencana tender pengadaan BBM untuk pembangkit PLN 
tetap ada.

Sementara untuk proses gasifikasi, PLN memperkirakan penghematan yang 
dihasilkan tahun ini tidak sama dengan tahun lalu. Hal ini karena harga minyak 
yang menurun membuat selisih harga mengecil.

"Tahun ini di Muara Tawar yang pembangkit tambahan, Kramasan di Sumsel, 
tambahan ke Cilegon, Grati. Grati 110 mmscfd dari Santos. Untuk pengehematan 
kita belum hitung semua, tapi harga BBM dan gas tidak jauh, jadi penghematannya 
beda dengan tahun lalu," katanya.




  

[obrolan-bandar] Neng MIRA: akuisisi tambang senilai US$ 40 juta

2009-03-18 Terurut Topik Data Saham
Ayo tarik lagi Neng...

JAKARTA: PT Apexindo Pratama Duta Tbk menjajaki emisi obligasi senilai
Rp1 triliun guna memenuhi belanja modal bagi ekspansi perusahaan minyak
dan gas itu.




"Kami sedang mengkaji rencana penerbitan obligasi bagi ekspansi
Apexindo ke depan," ujar Wakil Presiden Direktur Apexindo Tito
Sulistio, kepada Bisnis, kemarin.




Selanjutnya, Presiden Direktur Apexindo Hertriono Kartowisastro
mengatakan setelah mencermati kondisi pasar modal saat ini, perseroan
mengkaji opsi untuk menerbitkan obligasi senilai Rp1 triliun.




"Berdasarkan gambaran kebutuhan dan kondisi pasar modal saat ini, kami
berencana menerbitkan obligasi sekitar Rp1 triliun. Namun, nilai itu
sifatnya masih fleksibel, bergantung pada kondisi pasar," ujarnya.





Hertriono menuturkan dana tersebut akan digunakan perseroan untuk ekspansi dan 
memenuhi kewajiban pembayaran utang.




Saat ini, Apexindo memiliki kewajiban untuk melunasi dua jenis obligasi
bernilai total Rp750 miliar yang jatuh tempo pada 4 Agustus 2010 dengan
imbal hasil 12,25%.




Hertriono menjelaskan pada 5 Maret 2009 rapat umum pemegang saham
Apexindo menyetujui rencana penghapusan pencatatan saham (delisting)
perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI).




Langkah itu terkait dengan Mitra Rajasa yang melalui Mira International
Holdings Pte Ltd mengambil alih kepemilikan mayoritas saham Apexindo
dan melakukan penawaran tender. Sehingga, kepemilikan oleh Mitra Rajasa
mencapai 98,14% dari total saham Apexindo.





Berdasarkan pandangan BEI, Mitra Rajasa termasuk dalam kondisi chain listing 
dan menganjurkan salah satu emiten untuk delisting.




Selanjutnya, Apexindo siap delisting dan membeli 0,7% saham publik
Apexindo dengan harga Rp2.875 per saham atau lebih tinggi dari harga
saham tertinggi dalam 2 tahun terakhir, yaitu Rp2.750. PT e-Capital
Securities bertindak sebagai pembeli siaga.





Kontrak jangka panjang





Apexindo saat ini tercatat memiliki sisa kontrak jangka panjang 2009-2013 
senilai US$594 juta.





Perinciannya, pada tahun ini perseroan memiliki kontrak US$279 juta. Tahun 
depan, kontrak perseroan US$201 juta.





Selanjutnya, pada 2011 senilai US$71 juta, 2012 mencapai US$37 juta dan pada 
2013 sebesar US$6 juta.




Mitra Rajasa menyatakan telah menandatangani kesepakatan bersama dengan
pemilik PT Realita Jaya Mandiri (RJM) dan PT Masindo Artha Resources
(MAR) terkait dengan rencana akuisisi RJM dan MAR senilai US$40 juta.




"Dalam MoU itu, Mitra Rajasa bermaksud mengambil alih 100% kepemilikan
dalam RJM dan MAR. Harga transaksi mencapai US$40 juta dan selanjutnya
Mitra Rajasa akan menunjuk penilai independen," ujar Sekretaris
Perusahaan Mitra Rajasa Immaculata Watimena.





Mitra Rajasa, lanjutnya, akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa 
untuk meminta persetujuan atas akuisisi.





RJM adalah sebuah perusahaan di bidang usaha pertambangan batu bara seluas 
1.598 hektare di Musi, Banyuasin, Sumatra Selatan.




MAR adalah pemegang kuasa pertambangan untuk lahan seluas 5.600 hektare
dan 4.400 hektare di Musi Banyuasin. Cadangan batu bara di tiga lahan
ini diperkirakan lebih dari 100 juta ton.




  

[obrolan-bandar] BUMI Roadshow Bidik Investor Asing

2009-03-19 Terurut Topik Data Saham
BUY BUMI sebelum dibeli  Asing

Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sedang menggelar serangkaian pertemuan 
dengan forum investor di negara-negara barat guna membidik investor asing 
kembali masuk borong saham BUMI di pasar sekunder.

"BUMI telah menemui lebih dari 20 investment fund di London dalam acara 
Macquarie’s Asean Conference antara 16 hingga 17 Maret 2009," ujar SVP Investor 
Relations BUMI, Dileep Srivastava saat dihubungi detikFinance, Kamis 
(19/3/2009) malam.

Dileep mengatakan, strategi bisnis perseroan yang dipresentasikan dalam 
pertemuan tersebut mendapat minat besar dari para peserta konferensi. Dileep 
optimitis, irasionalitas pasar akan segera pulih dan kembali mendorong
investor-investor asing memborong saham BUMI.

"Kami sangat yakin irasionalitas pasar akan segera pulih dan investor akan 
kembali melihat pada kinerja fundamental BUMI yang kokoh," ujar Dileep.

Selain di London, BUMI juga sedang mengadakan pertemuan dengan 27 investor asal 
New York, Amerika Serikat guna melakukan presentasi strategi bisnis fundamental 
perseroan. Konferensi di New York yang berlangsung mulai 19 hingga 20 Maret 
2009 ini juga digelar oleh Macquarie.

"Kami juga menemui 27 investor di New York. Secara umum mereka mulai melihat 
secara lebih jernih terhadap kinerja fundamental BUMI," tutur Dileep.

Dileep mengatakan, pekan depan perseroan juga akan menggelar pertemuan dengan 
sejumlah investor di Hong Kong yang digalang oleh Credit Suisse. Melalui 
serangkaian aksi roadshow ini, perseroan berharap dapat mendorong investor 
kembali melihat kinerja fundamental BUMI ketimbang isu-isu seputar BUMI yang 
hingga saat ini sering dibicarakan.

Dileep tidak mengatakan secara pasti mengenai adanya komitmen dari 
investor-investor yang telah ditemuinya itu untuk melakukan pembelian masif 
terhadap saham BUMI. Namun ia menyiratkan, sejumlah investor bakal siap 
menanamkan investasnya di saham BUMI, sebagaimana yang dilakukan oleh CLSA 
beberapa waktu lalu.

Pada 9 Januari 2009, manajemen BUMI menggelar pertemuan dengan sejumlah 
investor di Las Vegas, AS. Pertemuan yang digelar oleh CLSA ini sukses membawa 
investor melakukan pembelian masif atas saham BUMI.

Pada 19 Februari 2009, sejumlah investor melakukan pembelian secara masif 
sebanyak 81,8 juta saham BUMI di pasar sekunder. Pembelian masif ini dilakukan 
melalui broker PT CLSA Indonesia (KZ).

Selama dua pekan terakhir, harga saham BUMI memang cenderung menurun. Pada 
perdagangan Kamis (19/3/2009), BUMI ditutup di level Rp 720. Padahal dua pekan 
lalu harga saham BUMI masih di level Rp 800.

Sebagaimana diungkapkan Dileep, tren penurunan saham BUMI lebih disebabkan oleh 
reaksi pasar atas berbagai isu yang beredar dalam kondisi pasar yang sedang 
irasional, buka disebabkan oleh menurunnya kinerja fundamental BUMI.

Sejumlah analis sekuritas asing seperti David Chang dari UOB KayHian, Andreas 
BokkenHeuser dari UBS, dan Kenny Sujatman dari Royal Bank of Scotland (RBS) 
memberikan rekomendasi positif atas saham BUMI, terutama mengingat kinerja 
fundamental BUMI yang masih sangat kuat.

Kenny memasang target harga yang wajar untuk BUMI di level Rp 1.000. David 
memasang target sedikit lebih tinggi di level Rp 1.010. Andreas memasang target 
lebih berani, di level Rp 1.600.

Menurut ketiga analis tersebut, opini yang berkembang seputar BUMI seharusnya 
tidak dijadikan acuan. Mereka pun melihat bahwa investor sudah mulai kembali 
melihat kinerja fundamental BUMI, ketimbang menunggu hasil keputusan regulasi 
soal rumor negatif seputar BUMI.

"Kami percaya bahwa menerapkan asumsi yang lebih konservatif misalnya mengkaji 
peningkatkan capex dan beban hutang akan lebih obyektif bagi investor 
dibandingkan dengan menerapkan premi risiko sekedarnya berdasarkan sentimen 
pasar yang sudah terlanjur negatif," kata Andreas.

Sedangkan David Chang dari UOB menyatakan bahwa sampai saat ini Badan Pengawas 
Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) tidak mengindikasikan pelanggaran 
hukum dalam akuisisi BUMI atas tiga perusahaan tersebut. David juga mengatakan 
bahwa diskonto yang diterapkan dalam valuasi terhadap saham BUMI sudah terlalu 
berlebihan.

"BUMI adalah saham yang paling murah di Asia Pacific setelah harga sahamnya 
jatuh lebih dari 90 persen. Price to Earning (PE) ratio BUMI hanya 1,1 kali, 
jauh di bawah rata-rata valuasi saham batu bara di Asia Pacific yang mencapai 
8,7 kali atau 4,7 kali di Indonesia. Padahal BUMI adalah eksportir batubara 
thermal terbesar di dunia," kata David.

Hampir senada, Kenny mengatakan walaupun 3 akuisisi yang diumumkan BUMI telah 
menimbulkan kontroversi, hal itu tidak meningkatkan premi risiko atas BUMI. 
Kenny menyimpulkan bahwa pasar terlalu fokus kepada sentimen negatif.

"Laporan yang muncul belakangan ini soal akuisisi BUMI cenderung didasarkan 
pada sentimen emosional ketimbang analisis fundamental," ujarnya.

Bicara soal fundamental BUMI, David memprediksi perolehan pendapatan BUMI tahun 
2008 akan mencapai 3,483 milia

[ob] Investor asing bidik properti RI

2009-03-22 Terurut Topik Data Saham
Buy ELTY..??

http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/sup-properti/1id109561.html

JAKARTA: Sejumlah investor asing mulai membidik pasar properti
Indonesia dengan bergabung bersama developer nasional untuk
mengembangkan proyek baru.




Anton Sitorus, Kepala Riset PT Jones Lang LaSalle Indonesia, perusahaan
konsultan properti, mengatakan potensi pasar properti Indonesia yang
masih terbuka menjadi daya tarik investor asing, yang biasa menggarap
properti di kawasan Asia.




Pasar properti di beberapa kota di Asia, seperti Singapura, Kuala
Lumpur, dan Hong Kong, yang tengah lesu juga mendorong investor asing
masuk ke pasar Indonesia dengan bergabung bersama developer nasional.




"Bagi investor asing, [pasar properti] Indonesia masih menggiurkan.
Pasarnya terbuka, apalagi tingkat pengembalian investasi di Indonesia
masih tinggi," katanya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.




Menurut dia, sikap hati-hati dan konsolidasi pengembang nasional saat
ini telah dimanfaatkan oleh beberapa developer nasional untuk segera
meluncurkan proyek baru dengan menggandeng investor asing.





Bentuk investasi dilakukan dalam beberapa cara misalnya membentuk perusahaan 
patungan atau masuk sebagai kontraktor.




Anton mengatakan hal itu ketika dimintai komentarnya soal beberapa
developer nasional dengan nama baru yang masuk pasar properti Indonesia
selama kuartal I/2009.





Sejumlah pengembang baru menyatakan niatnya menggarap proyek, pada saat 
pengembang lain tengah melakukan konsolidasi internal.




PT Puri Jepun Lestari, pengembang asal Bali, berencana membangun
kondotel di Nusa Dua dengan dana investasi awal sebesar Rp150 miliar.




PT Grand Uway Development juga akan memulai konstruksi proyek superblok
di Batam senilai US$120 juta dalam waktu dekat. Grand Uway sudah
menggandeng kontraktor asal Singapura yakni Dragages Singapore Pte Ltd,
untuk menjamin pembiayaan dan kelancaran proses konstruksi.




Presiden Direktur Grand Uway Ansyar Heryadi mengatakan pihaknya
diundang langsung oleh Dragages untuk mempresentasikan rencana
pembangunan proyek superblok itu.





"Mereka yang mengundang kami, setelah tahu ada proyek di Batam," katanya akhir 
pekan lalu.





Konsolidasi internal




Dia mengatakan selama 3 bulan pertama tahun ini, pengembang lokal
sebenarnya masih berkutat dengan kesulitan pendanaan akibat pengetatan
likuiditas dan tingginya suku bunga pinjaman.




"Pengembang umumnya masih mencermati perubahan suhu politik di
Indonesia. Saya kira konsolidasi internal pengembang lokal akan
berlanjut hingga hasil pemilu diketahui," katanya.




Ketua DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) F. Teguh
Satria mengatakan ekspansi oleh beberapa pengembang nasional akan
dilakukan pada semester kedua tahun ini.





Saat ini, pengembang masih menunggu momentum penurunan suku bunga pinjaman 
untuk segera merealisasikan rencana proyek baru.




Erwin Kallo, pengamat hukum properti yang juga Direktur Eksekutif
Lembaga Advokasi Konsumen Properti Indonesia, mengatakan pengembang
yang mengandalkan sumber biaya dari penjualan properti kepada konsumen,
berisiko tinggi.




"Jadi wajar jika pengembang mencari alternatif pendanaan, termasuk dari
investor luar. Sekarang bukan saatnya lagi mengandalkan dana dari
konsumen untuk membangun proyek," ujarnya. (20)


  

[ob] BUMI Bagi Deviden 30%

2009-03-22 Terurut Topik Data Saham

JAKARTA. Ini mungkin kabar baik pertama dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI) di 
tahun 2009. Anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) itu bakal membagikan 
dividen sekitar 30% dari laba 2008.

Manajemen BUMI akan meminta izin pembagian dividen ini kepada pemegang saham 
pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Juni 2009.

Sampai saat ini, BUMI belum selesai menyusun laporan keuangan 2008, karena 
masih dalam proses audit. "Kemungkinan laporan keuangan terbit pada 31 Maret 
2009," kata Senior Vice President Hubungan Investor BUMI Dileep Srivastava 
kepada KONTAN, kemarin (22/3).

Toh, BUMI memberi ancar-ancar porsi pembagian laba bersih 2008. Dileep 
menyebutkan, laba bersih BUMI tahun lalu kira-kira dua kali lipat dari laba 
bersih inti (core net income) tahun 2007 yang senilai US$ 317 juta.

Jika ancar-ancar dari Dileep memang benar, berarti laba bersih 2008 perusahaan 
tambang batubara terbesar di Indonesia itu sekitar US$ 634 juta. Angka tersebut 
setara Rp 7,6 triliun dengan kurs rupiah Rp 12.000 per dolar Amerika Serikat 
(AS).

Jadi, seandainya tahun ini BUMI akan membagikan dividen sebesar 30%, berarti 
kira-kira jumlahnya mencapai US$ 190,2 juta atau sekitar Rp 2,3 triliun. Adapun 
jatah dividen kira-kira senilai Rp 117,5 per saham, dengan asumsi kurs Rp 
12.000 per dolar AS.

Dileep membandingkan, tahun lalu BUMI membagikan dividen 2007 sebesar Rp 111 
per saham. Dari total dividen tersebut, porsi dividen senilai Rp 66 per saham 
berasal dari laba khusus (extra ordinary). Keuntungan ekstra ini merupakan 
bonus karena BUMI berhasil menjual 30% saham PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT 
Arutmin Indonesia kepada Tata Power.

Adapun porsi dividen sebesar Rp 55 per saham berasal dari laba bersih inti BUMI 
tahun 2007. Waktu itu, laba bersih BUMI US$ 317 juta. "Tahun ini tidak ada 
perubahan kebijakan dividen BUMI, tetap 30%," kata Dileep.

Bisa jadi tahun ini BNBR selaku induk usaha BUMI tak bakal menikmati dividen 
tinggi seperti 2007. Soalnya BNBR banyak menjaminkan saham BUMI miliknya ke 
investor lain untuk jaminan utang.

Khomarul Hidayat KONTAN


Sumber : KONTAN.CO.ID



  

[ob] BNBR: Pipa Kalija Mulai Dibangun Bertahap

2009-03-22 Terurut Topik Data Saham
semoga BNBR bangun dari tidurnya

Jakarta - Pipanisasi Kalimantan-Jawa (Kalija) akhirnya mulai dibangun tahun 
ini. Pemerintah akhirnya mengizinkan Bakrie and Brothers (BNBR), sebagai 
pemegang hak pembangunan pipa untuk membangunnya secara bertahap.

Hal ini disampaikan Kepala BPH Migas Tubagus Haryono di sela-sela
penandatanganan nota kesepahaman pasokan gas bumi untuk rumah tangga di Kota 
Palembang dan Surabaya, di Gedung Departemen (ESDM), Jalan Medan Merdeka, 
Jakarta, Senin (23/3/2009).

"Kami sepakati boleh bangun bertahap. Untuk tahap pertama akan dibangun 200 km 
dari lapangan Kepodang (Petronas) ke Tambak Lorok. Adapun gas yang dialirkan 
sebesar 120-200 mmscfd," ujar Tubagus. Tubagus berharap pada April 2011 gas 
sudah mengalir dari lapangan Kepodang ke PLTGU Tambak Lorok. 

"Pokoknya April 2011, itu sudah mengalir gasnya. Dari pipa itu saya berharap 
lapangan-lapangan marginal-marginal yang dilalui akan berkembang. Sedangkan 
untuk toll fee-nya tetap karena kami tidak mungkin melakukan perubahan," 
ungkapnya. Menurut Tubagus, seluruh pembiayaan dari pembangunan pipa gas ini 
tidak dibebankan sebagai cost recovery sehingga Petronas sebagai pemilik 
lapangan gas Kepodang akan kehilangan pergantian cost recovery sebesar US$ 
150-170 juta. 

"Justru pemerintah bisa mendapatkan iuran yang besarnya cukup lumayan," 
ungkapnya.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo 
Yusgiantoro menyatakan tidak dimasukannya biaya pembangunan pipa kedalam cost 
recovery bertujuan untuk menekan pengeluaran cost recovery oleh pemerintah. 

"Berdasarkan UU APBN, kami merubah berbagai section yang tadinya di cost 
recovery tidak masuk ke cost recovery supaya tidak membebani APBN. Untuk itu, 
kami tidak memasukan pembangunan pipa Kalija dari Kepodang ke Tambak Lorok ke 
dalam cost recovery," tandasnya.




  

[ob] BNBR: Kalija dibangun bertahap

2009-03-23 Terurut Topik Data Saham
ayo BNBR kamu bisa :)


JAKARTA: Proyek pipanisasi Kalimantan-Jawa (Kalija) akhirnya
dipastikan dibangun tahun ini dengan skema pembangunan bertahap. Tahap
pertama, Bakrie Brother sebagai pemenang jaringan transmisi gas itu
diminta membangun sepanjang 200 km.




Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas Tubagus Haryono mengatakan
lembaga itu tetap meminta anak perusahaan Kelompok Bakrie menyelesaikan
jaringan pipa transmisi pada April 2011.




"Kedua proyek itu berkaitan. Tetapi semuanya tergantung pada PLN kapan
siapnya. Gas dan proyek pipa mengikuti target PLN. Kalau PLN tidak
[maju], ya tidak jadi juga [proyek pipa dan gas]," ujarnya kemarin.




Jaringan transmisi pipa gas Kalija merupakan bagian dari tiga ruas yang
telah ditetapkan pemenangnya. Pertama, ruas Semarang-Gresik dimenangkan
Pertamina, Rekayasa Industri (Semarang-Cirebon) dan Bakrie Brother
(Kalija). Ketiga proyek itu tertunda beberapa waktu sejak ditetapkan
2006.




Ketiga pemenang itu akhir mendapatkan perpanjangan izin hak khususnya.
Akhirnya, ketiga perusahaan itu bersepakat untuk melakukan
sinkronisasi, yang artinya proyek harus dituntaskan secara bersama pada
2010 sehingga bisa beroperasi pada 2011.





Namun, BPH Migas kini memberikan toleransi lagi dengan memberikan Bakrie untuk 
membangun proyek Kalija secara bertahap.




"Pokoknya April 2011, itu sudah mengalir gasnya. Dari pipa itu saya
berharap lapangan-lapangan marginal yang dilalui akan berkembang.
Sedangkan untuk toll fee-nya tetap karena kami tidak mungkin melakukan
perubahan," ungkap Tubagus.




Menurut dia, seluruh pembiayaan dari pembangunan pipa gas ini tidak
dibebankan sebagai cost recovery sehingga Petronas sebagai pemilik
lapangan gas Kepodang akan kehilangan pergantian cost recovery sebesar
US$150-US$170 juta. "Justru pemerintah bisa mendapatkan iuran yang
besarnya cukup lumayan."




Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo
Yusgiantoro menyatakan tidak dimasukannya biaya pembangunan pipa ke
dalam cost recovery bertujuan menekan pengeluaran cost recovery oleh
pemerintah.




"Berdasarkan UU APBN, kami mengubah berbagai section yang tadinya di
cost recovery tidak dimasukan lagi agar tidak membebani APBN. Kami
tidak memasukkan pembangunan pipa Kalija dari Kepodang ke Tambak Lorok
ke dalam cost recovery," tandasnya. 




  

[ob] PGAS: Kenaikan toll fee Grissik disetujui

2009-03-23 Terurut Topik Data Saham
JAKARTA: Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas mengisyaratkan untuk
mengabulkan permintaan kenaikan toll fee atau biaya angkut gas pada
jaringan pipa transmisi Grissik-Singapura yang dikelola oleh PT
Transportasi Gas Indonesia.




Kepala BPH Migas Tubagus Haryono mengatakan permintaan kenaikan toll
fee bisa diterima karena adanya tambahan investasi yang dilakukan
perusahaan.




Investasi itu terkait dengan perbaikan pipa yang mengalami buckle atau
tekuk sepanjang 23 km di km 110-133 ruas Kuala Tungkal-Panaran senilai
US$75 juta.





Transgasindo telah menetapkan Global Industries Asia Pacific Pte Ltd sebagai 
pelaksana proyek perbaikan pipa transmisi.





Perusahaan itu dijadwalkan menuntaskan pekerjaan perbaikan buckle pada akhir 
Maret atau paling lambat April.




Investasi itu bertambah setelah perusahaan merencanakan pembangunan
kompresor di Jabung pascapenyelesaian proyek perbaikan tersebut. Nilai
investasi dari proyek pembangunan kompresor itu diperkirakan mencapai
US$55 juta.




"Sehingga total investasi yang akan digelontorkan Transgasindo mencapai
US$130 juta. Karena investasi bertambah, berdasarkan aturan main toll
fee bisa dilihat kembali. Toh kalau toll fee naik, bagus juga untuk
negara kan," katanyanya.




Namun, Tubagus mengatakan pihaknya harus memverifikasi jumlah riil dana
yang diinvestasikan oleh anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara
(persero) Tbk. itu.





"Transgasindo juga menggunakan loan sehingga mesti diperhitungkan biaya modal 
dan juga internal rate of return [IRR]-nya." 


  

[ob] PTBA: Indonesia Power Butuh Tambahan Batubara 6 Juta Ton di 2010

2009-03-23 Terurut Topik Data Saham

Jakarta - Kebutuhan batubara untuk pembangkit yang dikelola PT Indonesia Power 
akan meningkat hingga 6 juta ton pada tahun 2010. Kebutuhan batubara Indonesia 
Power yang tahun ini sekitar 13 juta ton akan naik jadi 19 juta ton.

Hal ini disampaikan General Manager (GM) PT Indonesia Power Tony Agus di 
sela-sela seminar sehari 'On National Energy Policy' di Hotel Ritz Carlton, 
Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (24/3/2009)

"Konsumsi batubara per hari di kisaran 35 sampai 40.000 sehingga kebutuhan 
batubara tahun ini 13 juta ton," ungkapnya.

Tony menyatakan angka konsumsi ini akan meningkat hingga 19 juta ton pada 2010 
karena tahun depan akan ada tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang 
mulai beroperasi. 

Ketiga pembangkit tersebut yaitu PLTU Labuan dengan kapasitas 2x300 MW, PLTU 
Pelabuhan Ratu 2x300 MW dan PLTU Suralaya 8 dengan kapasitas 1x600 MW. Tiga 
PLTU ini merupakan bagian dari proyek 10.000 MW tahap pertama.

"Setiap peningkatan kapasitas per 1.000 MW akan meningkatkan konsumsi batubara 
sekitar tiga juta ton. Jadi untuk tahun depan kami membutuhkan 6 juta ton," 
ungkapnya.

Tonny menambahkan untuk tahun ini pihaknya akan fokus pada kegiatan operasional 
dan maintenance. 

Saat ditanya mengenai rencana PT Indonesia Power untuk melakukan Initial Public 
Offering (IPO), Tony enggan berkomentar. 

"Belum, jangan ngomong IPO dulu. Kalau IPO jangan tanya saya tapi tanya Pak 
Fahmi sebagai pemegang saham," tandasnya.



  

[ob] MIRA: Obligasi APEX Capai Rp 750-900 Miliar

2009-03-24 Terurut Topik Data Saham
Ayoo tarik lagi neng MIRA 

Jakarta - Nilai obligasi yang akan diterbitkan PT Apexindo Pratama Duta Tbk 
(APEX) mencapai sekitar Rp 750-900 miliar atau mendekati Rp 1 triliun.

Demikian hal itu dikemukakan oleh Direktur APEX sekaligus Komisaris Utama PT 
Mitra Rajasa Tbk (MIRA) Tito Sulistio di sela media gathering di Pacific Place, 
SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa (24/3/2009).

"Nilai obligasinya sekitar Rp 750-900 miliar, atau mendekati Rp 1 triliun," 
ujarnya.

Ia mengharapkan, surat utang tersebut bisa diterbitkan di bulan Mei 2009 
mendatang. Saat ini, permohonan penerbitan obligasi tersebut sudah diserahkan 
kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diteruskan kepada Badan Pengawas Pasar 
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pekan depan.

Dalam hajatan tersebut, perseroan sudah menunjuk tiga pelaksana penjamin emisi 
alias underwriter, yaitu PT Mandiri Sekuritas, PT CIMB-GK dan DBS Securities.

Dana hasil obligasi tersebut rencananya akan digunakan perseroan untuk melunasi 
akuisisi FPSO yang sebelumnya sudah dipesan perseroan.



  

[ob] MIRA: Obligasi APEX Capai Rp 750-900 Miliar

2009-03-24 Terurut Topik Data Saham
Ayoo tarik lagi neng MIRA 

Jakarta - Nilai obligasi yang akan diterbitkan PT Apexindo Pratama Duta Tbk 
(APEX) mencapai sekitar Rp 750-900 miliar atau mendekati Rp 1 triliun.

Demikian hal itu dikemukakan oleh Direktur APEX sekaligus Komisaris Utama PT 
Mitra Rajasa Tbk (MIRA) Tito Sulistio di sela media gathering di Pacific Place, 
SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa (24/3/2009).

"Nilai obligasinya sekitar Rp 750-900 miliar, atau mendekati Rp 1 triliun," 
ujarnya.

Ia mengharapkan, surat utang tersebut bisa diterbitkan di bulan Mei 2009 
mendatang. Saat ini, permohonan penerbitan obligasi tersebut sudah diserahkan 
kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diteruskan kepada Badan Pengawas Pasar 
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pekan depan.

Dalam hajatan tersebut, perseroan sudah menunjuk tiga pelaksana penjamin emisi 
alias underwriter, yaitu PT Mandiri Sekuritas, PT CIMB-GK dan DBS Securities.

Dana hasil obligasi tersebut rencananya akan digunakan perseroan untuk melunasi 
akuisisi FPSO yang sebelumnya sudah dipesan perseroan.



  

[ob] neng MIRA gandeng UNTR?

2009-03-24 Terurut Topik Data Saham

Jakarta - PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) serta anak usahanya, PT Apexindo Pratama 
Duta Tbk (APEX) berencana melunasi utangnya yang jatuh tempo tahun ini 
masing-masing sebesar US$ 20 juta dan US$ 70 juta.

Demikian hal itu dikemukakan oleh Direktur APEX sekaligus Komisaris Utama PT 
Mitra Rajasa Tbk (MIRA) Tito Sulistio di sela media gathering di Pacific Place, 
SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa (24/3/2009).

"Utang MIRA yang jatuh tempo tahun ini sebesar US$ 20 juta, sedangkan APEX US$ 
70 juta ini akan kita lunasi," ujarnya.

Menurutnya, total utang MIRA mencapai US$ 30-40 hasil dari akuisisi tambang 
batubara di Sumatera Selatan. Mekanisme pembayarannya dilakukan secara mencicil 
dari hasil penjualan batubara tambang tersebut.

"Cicilan sekitar US$ 5 juta per tiga bulan," ujarnya.

Sedangkan total jumlah utang APEX sendiri sebenarnya US$ 135 juta, tahun ini 
yang akan dilunasi sebesar US$ 70 juta, sedangkan sisanya sebanyak US$ 65 juta 
dibayar tahun depan dengan berbagai opsi salah satunya menerbitkan obligasi.

Mekanisme pembayarannya akan menggunakan kas internal dan refinancing dengan 
komposisi 25:75 persen.

"Sudah banyak bank yang nawarin untuk refinancing, baik bank lokal dan asing. 
Jumlahnya saya tidak hafal karena banyak sekali," jelasnya.

Delisting APEX

Sementara itu, mengenai rencana delisting APEX dari lantai bursa Indonesia, ia 
mengatakan saat ini rencana tersebut sudah dilayangkan ke PT Bursa Efek 
Indonesia dan  tinggal menunggu keputusan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan 
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

Perseroan akan melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS) mengenai aksi 
korporasi tersebut 45 hari dari sekarang. "Tender offer sudah, hanya tinggal 
membeli sekitar 600.000 saham yang belum dijual di pasar," ucapnya.

Jajaki Kerja Sama

PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) dikabarkan sedang menjajaki perjanjian kerjasama 
dengan salah satu anak usaha PT United Tractor Tbk (UNTR), yaitu PT Pamapersada 
Nusantara (PAMA). 

Dari kabar yang beredar di pasar, emiten berkode MIRA tersebut berencana 
menggandeng PAMA dalam rangka mengembangkan produksi tambang batubaranya di 
Sumatera Selatan.

Komisaris Utama MIRA Tito Sulistio mengatakan, perseroan memang sedang 
melakukan penjajakan dengan salah satu kontraktor batubara terbesar di 
Indonesia untuk meningkatkan produksinya hingga 100.000 ton per bulan.

"Kita memang sedang ada penjajakan, tapi kalau nama belum bisa saya sebutkan 
karena semuanya masih dalam proses," ujarnya.

Saat ini, kedua tambang yang sebelumnya dimiliki PT Realita Jaya Mandiri (RJM) 
dan PT Masindo Artha Resources (MAR) tersebut baru memproduksi 30.000-40.000 
ton per bulan. Itu semua dilakukan dalam rangka percobaan awal terhadap lahan 
tambang seluas 100 hektar. Sedangkan total luas pertambangan tersebut mencapai 
11.600 hektar.

Perusahaan yang rencananya akan berganti nama menjadi PT Mitra International 
Resources Tbk itu baru akan melakukan penjualan jika produksinya sudah mencapai 
100.000 ton per bulan.




  

[ob] TLKM: Incar Rp 2 Triliun dari Kerjasama Jaringan Internasional

2009-03-24 Terurut Topik Data Saham

TLKM bakal balik lagi ke 10.000??

Jakarta - Telkom dan Telekom Malaysia menjalin kerjasama bisnis yang meliputi 
penggunaan infrastruktur jaringan bersama lewat Dumai Melaka Cable System 
(DMCS), serta pengembangan layanan berupa data, suara, dan co-location data 
center.

Kerjasama ini dituangkan melalui nota perjanjian yang ditandatangani Direktur 
Utama Telkom Rinaldi Firmansyah dan Group COO Telekom Malaysia Bhd, Dato' Adnan 
Rofiee di gedung Telkom Grha Citra Caraka, Jakarta, Rabu (25/3/2009).

"Nilai bisnis dari kerjasama DMCS, joint marketing, join marketing services, 
dan penggunaan sarana co-location, menurut riset internal kami, bisa mencapai 
Rp 2 triliun dalam lima tahun ke depan," ungkap Rinaldi.

DMCS merupakan hub koneksi jaringan internasional milik kedua perusahaan 
telekomunikasi ini yang menjangkau beberapa negara di Asia selain Indonesia dan 
Malaysia, seperti Hong Kong dan Singapura.

Menurut Rinaldi, Telkom dan Telekom Malaysia akan mengalokasikan masing-masing 
10GB dari kapasitas jaringan yang dimiliki dari jaringan serat optik DMCS 
tersebut.

DMCS terdiri dari 4 core serat optik yang memiliki kecepatan akses maksimal 
1,92 Terabit per detik. Menurut Dato Adnan Rofiee, Telekom Malaysia belum 
maksimal menggunakannya.

"Kami hanya pakai 2 core. Jadi, sekitar 60 persen masih available," kata dia. 
"Kami harap dengan kerjasama saling swap, saling leasing, dan saling protect 
market ini bisa saling menguntungkan," Adnan Rofiee menandaskan.

 



  

  1   2   3   4   5   6   7   >