Sinarmas menjadi broker beli bersih terbesar saham Bakrie & Brothers

Cetak



JAKARTA: Transaksi tujuh saham yang tergabung dalam Grup Bakrie
sepanjang pekan lalu menembus Rp6,23 triliun, atau 25% dari nilai total
transaksi saham di bursa Rp24,56 triliun.




Berdasarkan statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), seluruh saham Grup
Bakrie menembus jajaran 10 besar saham dengan volume transaksi terbesar
pada sepanjang pekan lalu. Dari segi nilai transaksi, hanya saham Bumi
yang masuk 10 besar yang menduduki peringkat pertama karena nilai
transaksinya mencapai Rp3,42 triliun, mengalahkan saham PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk Rp1,63 triliun.




Saham PT Bakrie & Brothers Tbk mencetak peringkat pertama volume
transaksi terbesar setelah pada pekan lalu sebanyak 7,16 miliar saham
diperdagangkan.




Anak perusahaan Bakrie & Brothers lainnya seperti PT Bakrie Telecom
Tbk dan PT Darma Henwa Tbk berada di peringkat ketiga dan keempat
dengan volume transaksi 5,89 miliar dan 5,44 miliar saham.




Saham PT Bakrieland Development Tbk di posisi ketiga dengan volume 4,11
miliar saham, PT Bumi Resources Tbk 3,07 miliar, dan PT Bakrie Sumatera
Plantations Tbk 1,75 miliar. Saham PT Energi Mega Persada Tbk berada di
urutan kesembilan dengan volume 1,25 miliar saham.




Secara total, sebanyak 28,67 miliar saham Grup Bakrie ini
diperdagangkan pada pekan lalu senilai Rp6,23 triliun. Jika
dibandingkan dengan total transaksi saham di BEI yang mencapai Rp24,56
triliun, ketujuh saham Grup Bakrie menguasai lebih dari 25% nilai
transaksi.




Direktur Bakrie & Brothers Dileep Srivastava mengatakan fundamental
saham Bumi dan laju bisnis perseroan menjadi poin terkuat yang
mendorong pergerakan saham Grup Bakrie. Laju saham itu terjadi seiring
dengan penilaian beberapa pihak bahwa harga saham Bumi masih di bawah
parameter valuasi.




"Saya sedang berada di Tokyo untuk non-deal roadshow dalam pertemuan
antara pemegang saham dan investor. Kami melihat bahwa faktor itu yang
meningkatkan kepercayaan investor terhadap saham Grup Bakrie, termasuk
Bumi," ujar Dileep.




Direktur Utama BEI Erry Firmansyah mengatakan sejak dulu saham grup itu
memang paling likuid. "Sekarang saat kondisi pasar membaik, sahamnya
diburu pemodal lagi."




Perburuan pemodal itu sempat membangunkan saham Bakrie & Brothers
dari stagnasinya di level Rp50, level terendah di pasar, yang telah
berlangsung sejak 2 Desember 2008. Pada Kamis pekan lalu, secara
tiba-tiba harga sahamnya melonjak 36% atau Rp18 ke level Rp68 dengan
total transaksi senilai Rp217,81 miliar. Sebelumnya meski stagnan di
level Rp50, saham Bakrie & Brothers selalu diperdagangkan terutama
di pasar negosiasi.




Setelah saham holding Bakrie ini bangkit kembali, harga saham anak
usahanya kini semakin menggeliat. Data transaksi pekan lalu menunjukkan
saham Bakrie Telecom, Energi Mega, dan Darma Henwa juga ikut melonjak
24%, 16%, dan 13%.




Analis Bhakti Securities Budi Ruseno mengatakan kenaikan harga saham
Bakrie & Brothers relatif tertinggal dibandingkan dengan harga
saham lain yang lebih dulu naik pada beberapa pekan terakhir.




"Saham unggulan yang naik lebih dulu kini menyeret saham lini kedua
ikut naik. Penguatan rupiah hingga di bawah Rp11.000 menguatkan
sentimen positif bagi pasar," ujarnya.


      

Kirim email ke