Buy ELTY..?? http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/sup-properti/1id109561.html
JAKARTA: Sejumlah investor asing mulai membidik pasar properti Indonesia dengan bergabung bersama developer nasional untuk mengembangkan proyek baru. Anton Sitorus, Kepala Riset PT Jones Lang LaSalle Indonesia, perusahaan konsultan properti, mengatakan potensi pasar properti Indonesia yang masih terbuka menjadi daya tarik investor asing, yang biasa menggarap properti di kawasan Asia. Pasar properti di beberapa kota di Asia, seperti Singapura, Kuala Lumpur, dan Hong Kong, yang tengah lesu juga mendorong investor asing masuk ke pasar Indonesia dengan bergabung bersama developer nasional. "Bagi investor asing, [pasar properti] Indonesia masih menggiurkan. Pasarnya terbuka, apalagi tingkat pengembalian investasi di Indonesia masih tinggi," katanya kepada Bisnis, akhir pekan lalu. Menurut dia, sikap hati-hati dan konsolidasi pengembang nasional saat ini telah dimanfaatkan oleh beberapa developer nasional untuk segera meluncurkan proyek baru dengan menggandeng investor asing. Bentuk investasi dilakukan dalam beberapa cara misalnya membentuk perusahaan patungan atau masuk sebagai kontraktor. Anton mengatakan hal itu ketika dimintai komentarnya soal beberapa developer nasional dengan nama baru yang masuk pasar properti Indonesia selama kuartal I/2009. Sejumlah pengembang baru menyatakan niatnya menggarap proyek, pada saat pengembang lain tengah melakukan konsolidasi internal. PT Puri Jepun Lestari, pengembang asal Bali, berencana membangun kondotel di Nusa Dua dengan dana investasi awal sebesar Rp150 miliar. PT Grand Uway Development juga akan memulai konstruksi proyek superblok di Batam senilai US$120 juta dalam waktu dekat. Grand Uway sudah menggandeng kontraktor asal Singapura yakni Dragages Singapore Pte Ltd, untuk menjamin pembiayaan dan kelancaran proses konstruksi. Presiden Direktur Grand Uway Ansyar Heryadi mengatakan pihaknya diundang langsung oleh Dragages untuk mempresentasikan rencana pembangunan proyek superblok itu. "Mereka yang mengundang kami, setelah tahu ada proyek di Batam," katanya akhir pekan lalu. Konsolidasi internal Dia mengatakan selama 3 bulan pertama tahun ini, pengembang lokal sebenarnya masih berkutat dengan kesulitan pendanaan akibat pengetatan likuiditas dan tingginya suku bunga pinjaman. "Pengembang umumnya masih mencermati perubahan suhu politik di Indonesia. Saya kira konsolidasi internal pengembang lokal akan berlanjut hingga hasil pemilu diketahui," katanya. Ketua DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) F. Teguh Satria mengatakan ekspansi oleh beberapa pengembang nasional akan dilakukan pada semester kedua tahun ini. Saat ini, pengembang masih menunggu momentum penurunan suku bunga pinjaman untuk segera merealisasikan rencana proyek baru. Erwin Kallo, pengamat hukum properti yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Advokasi Konsumen Properti Indonesia, mengatakan pengembang yang mengandalkan sumber biaya dari penjualan properti kepada konsumen, berisiko tinggi. "Jadi wajar jika pengembang mencari alternatif pendanaan, termasuk dari investor luar. Sekarang bukan saatnya lagi mengandalkan dana dari konsumen untuk membangun proyek," ujarnya. (20)