*Sebelumnya mohon maaf nih mbah...* *Bukannya saya bilang salah, bukan juga saya nggak percaya dengan analisa ML, tapi kondisi market sekarang tidak seperti yang diestimasikan. Metode yang digunakan saya yakin cukup bagus, karena sudah standard digunakan rata-rata FM. Mengenai EPS, semua orang-orang finance pun sudah bisa melakukan estimasi.* *Yang seharusnya didiskusikan adalah bagaimana menentukan PER yang cukup sesuai dengan kondisi market seperti ini, biasanya pelaku pasar pada umumnya akan memberikan discount factor berdasarkan kondisi market saat ini, bukan hanya melihat PER industry average. * ** *Bisa menggunakan CAPM (Capital Asset Pricing Model) dengan memasukkan expected return yang disesuaikan dengan penurunan kondisi bursa global market. Nilai beta bisa menggunakan data 1-2 tahun terakhir, atau apabuila kesulitan bisa saja langsung ambil asumsi yang digunakan Reuters. Tapi expected return harus disesuaikan dengan kondisi pasar global saat ini dengan berbagai asumsi. Saya yakin sudah banyak yang paham masalah ini. Asumsi yang digunakan pun dengan memasukkan faktor Global Index expected return, domestic & global inflation, asumsi unrealized loss para hedge fund besar yang akan dengan sangat mudah tarik dana investasinya di BEI (seperti yang sedang terjadi saat ini), world economic growth serta beberapa kriteria macroeconomic. Asumsi2 ini dimasukkan ke menggunakan valuasi regresi, dan diperoleh Expected market return. Dari sini plus menggunakan data beta serta risk-free rate baru akan lebih real terlihat intrinsic valuenya. Jadi menurut saya kuncinya ada di expected market return yang menggunakan beberapa asumsi tadi.* ** *Mohon maaf apabila tulisan saya sebelumnya kurang berkenan, dan mohon maaf pula bagi yang sedang hold BUMI, karena memang managementnya tidak secantik Astra atau Banpu (shareholder ITMG) contohnya, terutama dalam melakukan financial engineering. Mereka terlalu bermain dengan tingkat resiko yang tinggi* ** ** *T.o.m*
On 10/9/08, jsx_consultant <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com <obrolan-bandar%40yahoogroups.com>, > "hendrik_lwww" > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > MUNGKIN (MUNGKIN LHO YA) ada yang salah tapi karena pada pegang > BUMI > > jadi diem2 aja,he3...kalau saya sihh ngga tau mana yang > salah,he3... > > ngga tau ML analisanya gimana.. > > > > Metoda valuasi yg digunakan adalah STANDARD VALUATION method yg > dipakai dibidang pasar modal diseluruh dunia. Karena metodanya > standard, hasil analisanya juga bisa langsung bisa digunakan > oleh orang pasar modal diseluruh dunia secara LANGSUNG. Cukup > dicheck asumsi asumsi yg dipakai. > > Memang metoda ini agak nyelimet tapi defacto adalah standard untuk > profesional pasar modal. Kemaren kemaren pak Johan juga menyarankan > pake metoda ML ini ketika embah memberikan metoda valuasi cara > sederhana pake commodity historical price, cara Simple Valuation > metoda pak Tirta yang mengambil data Average industry PER dan > Average Estimate EPS yg ada di reuter. > > Atau mungkin pak Oentoeng bisa pake Valuasi metoda pentoeng > buat BUMI dari persepsi BD. > > Sebenarnya menurut Buffett, keuntungan investor kurang lebih > sama dengan selisih Harga valuasi si ML (kalo bener) dikurangi > harga valuasi metoda pentoeng. > > Jadi beli saham saat di pentung dan dijual saat bursa sudah > normal dimana harga saham mendekati harga wajar sesuai valuasi. > > >