Menurut saya, apa yg dilakukan BI sekarang sdh bener, terlepas dari  pro
dan kon-nya. Rupiah dijagain dikisaran 9000 - 9300 an. Ini sdh
dikemukakan dlm apbn. Mbah sdh menjelaskan untung rugi kalo rupiah
terlalu kuat/lemah. Kenapa di'peg' ? karena semua pihak, termasuk
Negara, pengusaha buth 'kepastian'. 

Apakah rupiah terlalu menguat? Tdk juga. Thn 2006, saya beli AUD diharga
Rp 6800/AUD. Sekarang berapa? Sekitar 8 rb-an. Yg salah, menurut saya
adl. USD yg terlalu melemah. BI bener2 saja, konsisten menjaga rupiah
sbgmn amanat APBN.

Kenapa BI rate dinaikkan, walaupun rupiah 'menguat' ? Hold on, rupiah
tdk menguat juga. Masih masuk rangenya BI. Rate naik lebih karena
ancaman inflasi. Kalo Rate terlalu tinggi, bisa mengancam pertumbuhan
ekonomi. Tapi saat ini yg lebih 'mengancam' adl. inflasi, sementara
perlambatan ekonomi 'belum kelihatan'. Ini berdasar data BPS loh, bukan
sekadar pengamatan individu.

Beberapa Negara yg kemarin menaiikan Rate krn ancaman inflasi: Inggris,
Australia, Philipna, China. Kalo sekarang ada yg akan menurunkan Rate,
ini krn ancaman perlambatan lebih besar daripada inflasi.

So, pilhannya : perlambatan ekonomi atau inflasi? Alasan ini yg di pake
Bernanke kenapa hrs menurunkan rate saat USD melemah, dan akan
(kemungkinan) menaikkan rate saat USD sekarang menguat.

Pandangan dari orang awam ttg ekonomi. Mudah2an tdk ada yg merasa
digurui......

 

From: obrolan-bandar@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of jsx_consultant
Sent: Thursday, 28 August 2008 4:33 AM
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [obrolan-bandar] BI Rate

 

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com
<mailto:obrolan-bandar%40yahoogroups.com> , "jos_martino" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Betoel, Mbah
> Cuma tetap saja pembeli akan memilih yang lebih murah.
> Makanya kalo coal Aussie TURUN 10%, maka coal kita akan TURUN 18% 
> (nilai Rupiahnya) supaya harganya tetap BERSAING. Akselerasi 
> penurunan ini kan mengerikan kalo dibiarkan. Tidak heran kan kalo 
> coal turun CUMA 20%, saham BUMI bisa TURUN 40%.
> 

Ketika Rupiah melemah, barang barang export Indonesia murah dan 
menguntungkan exportir. Consumen Indonesia beli barang import pada
mahal.

Sekarang Rupiah menguat, exportir dirugikan tapi consumen
diuntungkan dapat barang murah, GDP dari consumption meningkat,
pengusaha bayar utang luar negri bisa lebih murah, Investor asing 
banyak yang bakal masuk ke BEI karena double gain,
gain dari investasi dan gain dari kenaikan kurs rupiah.

Mungkin BI lagi ngasih giliran 'kaya' ama karyawan+consumen...
hehehe..

Good night....

 

Kirim email ke