Ya baiklah pak.

Memang untuk hal seperti ini percaya-tidak percaya. Hanya saja apa yang saya
jelaskan belum pak muklis tangkap. Ruang lingkup pembicaraan kita belum sama
pak.

Ketahanan tubuh seseorang terhadap kanker tereletak pada level genetik, dan
cukup hanya genetik. Seberapa jauh ketahanan gen ini terhadap radikal bebas,
menjadi acuan. Sementara Enzimatis, hormonal dan metabolisme tubuh bergantung
kepada susunan genetik seseorang.

Kemudian, radiasi yang digunakan untuk trangenik memang kecil. Besar juga boleh.
Karena radiasi yang dihantamkan ke gen bakal bibit dilakukan di tempat yang
terisolasi. Yang perlu diwaspadai itu adalah HASIL dari gen yang sudah berobah
ini, yang kemudian jadi tumbuhan, yang kemudian kita makan.


Kalau pemicu kanker bukan hal ini  saja, jawabannya adalah ya. Tapi hal ini
memicu kanker, maka biologi molekuler nya seperti di atas. Sedangkan paparan pak
Muklis tidak berbicara pada level molekuler. Jadi kita bicara pada ruang lingkup
yang berbeda.

Saya sudah menyampaikan hal ini. Silakan bagi yang masih tidak percaya untuk
memakan produk transgenik. Tidak ada paksaan.

Armen

========> ********** <========
JASA PERANTARA AGROMANIA
Jaminan Kepastian & Keamanan Bertransaksi
Isi Formulir di http://tiny.cc/bursa
SMS INFO: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9
========> ********** <========
GABUNG DI MILIS: http://tiny.cc/milis





________________________________
From: aw.muklis <aw.muk...@yahoo.com>
To: agromania@yahoogroups.com
Sent: Sat, August 21, 2010 8:41:01 PM
Subject: [agromania] Re: Sekali lagi tentang transgenik


Salam hangat,
terimakasih jg pak atas penjelasannya.
saya berpendapat tanaman hasil transgenic belum bisa dikategorikan sebagai
penyebab utama kanker, krn perlu penjelasan yg mendalam dan apakah kanker di
Indonesia yg katanya berasal dari produk transgenik sdh pasti?

kecuali kl dlm kasus rokok, dmn kemungkinannya besar sebagai pemicu kanker.

dimunkinkan saja gen yg tdpt dlm tanaman hasil rekayasa tsb msk kedalam tubuh
manusia bermutasi dan mengaktivasi sel kanker maupun menjadi racun (imunogen)
namun betul spt bapak sampaikan bahwa setiap manusia mempunyai mekanisme yg
berbeda2 dalam memunculkan tingkat resistensi tubuh mrk terhadap kanker
(genetik, enzimatis, hormonal dan metabolisme tubuh).


saya ingin sdkt menambahkan bahwa radiasi nuklir yg digunakan dalam transgenic
ini radiasinya rendah mohon jgn terlalu didramatisir krn nanti ditakutkan adanya
dipikiran pembaca bhw kejadiannya akan seperti bom atom ato radiasi bocornya
reaktor di chernobyl.
juga mengenai pembentukan varietas baru tetaplah tidak sesingkat dan semudah itu
ada rangkaian pengujian dan proses yg dilakukan oleh badan sertifikasi benih
sebelum benih2 itu beredar secara luas.

Kesimpulan dari saya adalah terlalu dini untuk memutuskan bahwa produk
transgenik itu menjadi faktor utama triger/ pemicu sel kanker/ karsinogen, masih
diperlukan riset-kajian yg panjang dan mendalam.

Semua masih dalam kemungkinan dan blm ada kepastian,
jd saya berharap agar para petani atau siapa saja pengguna bibit produk
transgenik asalkan bibit/ benih tsb mempunyai sertifikasi yg jelas dari badan
sertifikasi benih tidak perlu terlalu khawatir dan sy berharap dpt lebih bijak
dalam menyikapi produk2 transgenik.

demikian dari saya mohon maaf apabila ada kesalahan.

Wass.

Muklis

Kirim email ke