Yang gagal bukan Jatropha proyeknya, tapi Pelaksana yang mengerjakan
Proyek ini yang tidak melakukan pekerjaan sesuai Standar Operating
Prosedur untuk Budidaya Jatropha, Daun Gugur pada Musim Kemarau tidak
perlu terjadi kalau sudah disiapkan sumber air untuk menyiram tanaman
disaat kemarau, tanaman yang banyak ditemukan dihutan adalah tanaman
asalan yang lahannya tidak dikelola, tanamannya tidak dirawat, disiram,
dipupuk, dipangkas, tidak dibasmi hamanya dan lain-lain perlakuan
seperti layaknya tanaman yang dibudidayakan, Mari kita meninggalkan
pendapat yang mengatakan Tanaman Jatropha sebagai tanaman yang tidak
membutuhkan Perhatian & Pengelolaan yang Serius, karena pendapat seperti
itu akan menyesatkan, Kalau mau mendapatkan Panen & Produktivity yang
berlimpah maka Prinsip2 Budidaya harus dan mutlak dilaksanakan untuk
tanaman Jatropha mulai dari Penggunaan Bibit Unggul hasil rekayasa Bio
Teknologi, Pengelolaan Lahan, Penanaman Bibitnya, Pemeliharaan Tanaman
(Air,Pupuk, Pangkas, Hama), Panen & Pasca Panen sampai ke Pemakaian
Mesin Pemerah Biji yang menghasilkan Rendemen Minyak yang maksimal,
Kalau semua langkah2 ini dilaksanakan dengan baik dan bertanggung jawab
maka Bisnis Jatropha di Indonesia akan mengundang banyak Investor dalam
dan luar negeri , Semoga.

 

Wassalam,

 

Bachtiar Parmus  

-----------------------------------------------------
AGROMANIA BUSINESS CLUB (ABC)
INFORMASI: http://www.agromania.co.cc
FORMULIR: http://www.formulirabc.co.cc
DIREKTORI: http://www.direktoriabc.co.cc
MAILING LIST: http://www.milisabc.co.cc
PUSAT DATA: http://www.agrodata.co.cc
-----------------------------------------------------

 

________________________________

From: agromania@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, December 06, 2008 8:43 AM
To: agromania@yahoogroups.com
Subject: [agromania] Budidaya Jatropha di NTT Gagal Total

 

Sabtu, 6 Desember 2008 | 07:58 WIB

Laporan wartawan Kompas Kornelis Kewa Ama

Budidaya Jatropha di NTT Gagal Total

KUPANG, SABTU- Budiaya tanaman jatropha atau jarak pagar di Nusa
Tenggara
Timur gagal total. Padahal, pemerintah sudah mengalokasikan dana ratusan
miliar rupiah pada tahun 2006/2007 untuk program tersebut. Instansi
teknis
yang menangani proyek ini tidak memiliki kemampaun dan komitmen
membangun
masyarakat.

Anggota DPR Nusa Tenggara Timur (NTT) Marthenus Bili di Kupang, Sabtu
(6/12)
mengatakan, NTT memiliki lahan kering sampai dua juta hektar yang dapat
dimanfaatkan untuk budidaya jatropha. Pemerintah pusat sudah
mengalokasikan
dana miliaran rupiah pada tahun 2006/2007 untuk program itu.

"Kuota budidaya jatropha untuk NTT 600.000 hektar lebih pada tahun 2006,
tetapi realisasi hampir tidak ada. Hanya ada sedikit kegiatan di
Kabupaten
Belu dengan mengadakan anakan jatropha sekitar 500.000 tetapi
terealisasi
hanya 50.000. Itu pun tidak ditanami, sehingga proyek itu benar benar
gagal,"kata Bili.

Ketika masyarakat, DPRD, dan LSM mempersoalkan masalah itu, Kepala Dinas
Perkebunan NTT bersama jajarannya mencari alasan untuk menunjukkan bahwa
proyek itu sudah terealisasi 100 persen tetapi tidak kelihatan.
Pasalnya,
jatropha selalu menggugurkan daun pada musim kemarau.

"Mereka pergi memotret jatropha yang tumbuh secara liar di hutan-hutan
kemudian mengklaim bahwa proyek itu sukses. Jatropha memang tidak butuh
penanganan serius sehingga dapat tumbuh di hutan hutan," katanya.

Tetapi dinas perkebunan selalu mengklaim proyek jatropha sukses di NTT,
sehingga Departemen Perindustrian melalui Dinas Perinudtrian dan
Perdagangan
NTT membangun empat unit pabrik pengolahan jatropha di Kota dan
Kabupaten
Kupang.

Tiga pabrik di Kabupaten Kupang berfungsi sebagai pemeras buah dan biji
jarak menjadi minyak jarak, dan satu unit pabrik di Bolok Kota Kupang
sebagai pemroses minyak jarak menjadi minyak diesel atau minyak siap
pakai.

Ternyata, keempat bangunan itu tidak dapat beroperasi karena tidak ada
bahan
baku biji jatropha. Sampai hari ini, keempat pabrik itu tampak tak
terawat
dan menjadi tempat singgahan sapi dan kambing berteduh saat hujan dan
panas.

KOR 

Regards,

RA

******************************
Pelaku dan Indeks Komoditi Direktori Agromania Business Club (ABC):
penjual dan pembeli madu sumbawa warna merah, penjual dan pembeli madu
tanaman, penjual dan pembeli madu wongso, penjual dan pembeli
magneticus, penjual dan pembeli mahkota dewa, penjual dan pembeli
mahoni, penjual dan pembeli mahoni log.
DIREKTORI: http://www.direktoriabc.co.cc <http://www.direktoriabc.co.cc>

FORMULIR: http://www.formulirabc.co.cc <http://www.formulirabc.co.cc> 
INFORMASI: http://www.agromania.co.cc <http://www.agromania.co.cc> 
MAILING LIST: http://www.milisabc.co.cc <http://www.milisabc.co.cc> 
INFO SMS: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9 (SMS ONLY)
******************************

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke