Sabtu, 6 Desember 2008 | 07:58 WIB

Laporan wartawan Kompas Kornelis Kewa Ama

Budidaya Jatropha di NTT Gagal Total

KUPANG, SABTU- Budiaya tanaman jatropha atau jarak pagar di Nusa Tenggara
Timur gagal total. Padahal, pemerintah sudah mengalokasikan dana ratusan
miliar rupiah pada tahun 2006/2007 untuk program tersebut. Instansi teknis
yang menangani proyek ini tidak memiliki kemampaun dan komitmen membangun
masyarakat.

Anggota DPR Nusa Tenggara Timur (NTT) Marthenus Bili di Kupang, Sabtu (6/12)
mengatakan, NTT memiliki lahan kering sampai dua juta hektar yang dapat
dimanfaatkan untuk budidaya jatropha. Pemerintah pusat sudah mengalokasikan
dana miliaran rupiah pada tahun 2006/2007 untuk program itu.

"Kuota budidaya jatropha untuk NTT 600.000 hektar lebih pada tahun 2006,
tetapi realisasi hampir tidak ada. Hanya ada sedikit kegiatan di Kabupaten
Belu dengan mengadakan anakan jatropha sekitar 500.000 tetapi terealisasi
hanya 50.000. Itu pun tidak ditanami, sehingga proyek itu benar benar
gagal,"kata Bili.

Ketika masyarakat, DPRD, dan LSM mempersoalkan masalah itu, Kepala Dinas
Perkebunan NTT bersama jajarannya mencari alasan untuk menunjukkan bahwa
proyek itu sudah terealisasi 100 persen tetapi tidak kelihatan. Pasalnya,
jatropha selalu menggugurkan daun pada musim kemarau.

"Mereka pergi memotret jatropha yang tumbuh secara liar di hutan-hutan
kemudian mengklaim bahwa proyek itu sukses. Jatropha memang tidak butuh
penanganan serius sehingga dapat tumbuh di hutan hutan," katanya.

Tetapi dinas perkebunan selalu mengklaim proyek jatropha sukses di NTT,
sehingga Departemen Perindustrian melalui Dinas Perinudtrian dan Perdagangan
NTT membangun empat unit pabrik pengolahan jatropha di Kota dan Kabupaten
Kupang.

Tiga pabrik di Kabupaten Kupang berfungsi sebagai pemeras buah dan biji
jarak menjadi minyak jarak, dan satu unit pabrik di Bolok Kota Kupang
sebagai pemroses minyak jarak menjadi minyak diesel atau minyak siap pakai.

Ternyata, keempat bangunan itu tidak dapat beroperasi karena tidak ada bahan
baku biji jatropha. Sampai hari ini, keempat pabrik itu tampak tak terawat
dan menjadi tempat singgahan sapi dan kambing berteduh saat hujan dan panas.

KOR 

 

 

Regards,

RA

******************************
Pelaku dan Indeks Komoditi Direktori Agromania Business Club (ABC): penjual dan 
pembeli madu sumbawa warna merah, penjual dan pembeli madu tanaman, penjual dan 
pembeli madu wongso, penjual dan pembeli magneticus, penjual dan pembeli 
mahkota dewa, penjual dan pembeli mahoni, penjual dan pembeli mahoni log.
DIREKTORI: http://www.direktoriabc.co.cc
FORMULIR: http://www.formulirabc.co.cc
INFORMASI: http://www.agromania.co.cc
MAILING LIST: http://www.milisabc.co.cc
INFO SMS: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9 (SMS ONLY)
******************************

Kirim email ke