Mbak Wiwik yang baik,
  Saya pingin tahu, apa sih porang itu?
  Trims atas penjelasannya.

Dwi Pertiwi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Rekan-rekan sekalian,

Saya sangat setuju dengan rekan Hardi Haryono. Negara
kita ini negara kaya tapi ironisnya masyarakat kita
sangat miskin bahkan banyak anak-anak kita yang
kekurangan gizi dan meniggal. 

Hampir semua yang ditanam di tanah Indonesia bisa jadi
duit, tapi anehnya para petani lebih memilih untuk
jadi buruh pabrik di kota-kota. 

Kapan lagi kita bisa merubah itu? nunggu pemerintah?
nunggu dibantu? ato nunggu sampe banyak rekan-rekan
petani kita kelaparan dan meninggal?

Sudah saatnya kita kerjasama langsung dengan petani.
Mereka yang kerja keras ... mereka yang mencucurkan
keringat ... tapi mereka bukan lah penikmat hasil
kerja keras itu, tapi rangkain agen-agen diantara para
petani dan pembeli.

Kalau kita kerjasama langsung dengan petani, kita bisa
dapat harga yang sangat bersaing di pasar
internasional. Dengan demikian, kita bisa memberikan
harga lebih pantas kepada para petani, dan tetap masih
bisa menjual hasil pertanian tersebut dengan harga
yang bersaing.

Saat ini saya sedang kerjasama dengan LMDH untuk
menanam porang (Amarphopallus Onchopilus). Dengan
memanfaatkan lahan dari perhutani, kami menanam porang
dibawah tegakan jati ato pinus. Saya sudah ada buyer
yang bersedia invest untuk bibit dan pengolahan. Saat
ini kami sudah mulai panen dan sebagian sudah dalam
proses untuk di eksport ke Cina, Jepang dan Malaysia. 

jadi, kalo rekan-rekan bisa menghubungkan petani
dengan pasar internasional ... mari kita perangi
kemiskinan dengan menjadi mitra petani dan berbisnis
dengan nurani.

Regards,
Wiwik

*******************************************
TERIMA KASIH KEPADA ANGGOTA MILIS
Agromania. Milis yang aktif sejak 1 Agustus 2000 ini kini menjadi wadah populer 
para pelaku agrobisnis Indonesia untuk berdiskusi, cari informasi, jual-beli, 
pasang iklan, dsb. Milis ini sangat populer di internet karena dengan hanya 
mengetikkan satu kata yang berhubungan dengan agrobisnis atau agribisnis, Anda 
dengan mudah akan menemukannya. Anda bisa membuktikannya menggunakan mesin 
pencari Google atau Yahoo. Jadi, apapun yang Anda posting di milis ini, akan 
dengan mudah ditemukan orang dengan menggunakan mesin pencari. Tak heran jika 
banyak perusahaan yang ikut bergabung dan aktif di milis ini. Tak hanya 
perusahaan besar, tapi juga perusahaan kecil hingga ke kelas petani. Kami 
menyadari, ini semua terjadi berkat partisipasi Anda sebagai anggota milis ini. 
Terima kasih kami ucapkan. 

AGROMANIA (online sejak 1 Agustus 2000)
SMS: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9, EMAIL: [EMAIL PROTECTED]
MILIS: http://groups.yahoo.com/group/agromania
AKTIVITAS: http://ph.groups.yahoo.com/group/agromania/photos
ALAMAT: Jl.Jambu No.53, Pejaten Barat 2, Jaksel 12510
*******************************************

--- hardi haryono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Rekan2 agromania yth,
> Petani kita dari tahun ke tahun memang hidup serba
> memprihatinkan. Tidak ada yang perduli, walaupun
> disana-sini "katanya" ada asosiasi,koperasi dan
> macam2 lagi organisasi
> yang "katanya" untuk kesejahteraaan
> petani.Buktinya yang miskin bertambah miskin.Rasa
> nya tidak ada keadilan.Cuma banyak omong
> saja.Bagaimana kalau rekan2 agromania bersa
> tu,langsung terjung kelapangan,investasi sampai
> pemasarannya kita atur sendiri.Yang penting semua
> senang,sejahtera dan yang terutama "ADIL".
> Prinsipnya dari kita oleh kita untuk kita. Mungkin
> moderator bisa jadi "koodinator" ? Sistem yang
> sederhana saja, supaya
> petanipun bisa diajak bicara. Trims
> 
> Mugiono Mugiono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Moderator dan rekan agromania Yth,
> 
> Pada akhir-akhir ini bangsa kita telah disibukan
> dengan adanya bencana dimana-mana dan masalah pangan
> yang seakan menjadi topik yang tiada henti. Sawah
> ladang dihantam bencana, tidak panen, ada yang panen
> harganya jatuh. Harga gabah bahkan ada yang mencapai
> hanya Rp 1.600,00/kg kering panen. Kedelai hingga
> kini harganya terus merambat naik. Ironissnya harga
> beras dipasar internasional mencapai $708.00 (kompas
> hal. depan berita hari ini). Harga beras
> dipasar-pasar kota kabupaten diJawa juga telah
> turun. Petani disebagian tempat tidak berani menjual
> gabahnya, akan tetapi bagi mereka dihimpit oleh
> kebutuhan mendesak tiada pilihan lain kecuali
> menjual hasil panennya walaupun harganya rendah.
> Yang menyedihkan beberapa depo logistik (bulog)
> belum bertindak alias masih menunggu bola( kalau
> tidak mau dikatakan masih main mata dengan
> tengkulak).
> 
> Keadaan yang demikian selalu terjadi dan akan
> terjadi terus. Tidakkah kita sebagai bangsa akan
> selalu egois, tidak berani bersatu atau tidak bisa
> bersatu dan membiarkan bangsa ini menjadi obyek
> pasar bangsa-bangsa lain dengan pujian : "Wah pasar
> Indonesia menjajikan atau potensial" Tidakkah kita
> perlu mulai menggalang kelompok-kelompok kecil dan
> dilink-kan untuk menjadi besar dan syukur bisa
> ddijadikan jaringan. Tidakkah kita ingat bahwa
> nenekmoyang kita mewariskan budaya musyawarah yang
> sekarang mulai didtinggalkan dengan rasa egoitis dan
> memilih banyak voting yang serasa menjadi sangat
> liberal dan menjadikan sebagaian dari kita menjadi
> anarkis. 
> Rekan Agromania yang tercinta, kata-kata tersebut
> diatas memang merupakan sebuah emosional saya
> sebagai bangsa, sebagai rakyat yang terkadang
> bingung dengan keadaan kita, keadaan Negara ini.
> Saya yang tidak kurang 10 tahun terakhir ikut
> blusukan(keluar-masuk) didesa-desa dikalangan petani
> atau masyarakat yang termaginalkan terkadang merasa
> heran ternyata banyak sebagian dari bangsa ini yang
> masih hanya memikirkan dirinya sendiri, termasuk
> para pemimpin dan kader partay yang katanya ingin
> memperjuangkan negara. Isu-isu semacam jatuhnya
> harga beras(gabah), melonjaknya harga kedelai masih
> ditangani secara seporadis dan masih menjadi
> komoditas politik belaka. Makin banyak isu
> dimasyarakat seakan menjadikan partay mempunyai
> ajang empuk untuk membuat aksi. Sangat reaktif dan
> tidak kreatif.
> 
> Rekan Agromania, bila kita membuat kelompok-kelompok
> dengan sadar dan dengan yakin kita juga membangun
> sebuah budaya beragrobisniss yang membumi, kita akan
> menjadi bangsa yang Kertoraharjo hidup dinegeri yang
> Gemah Ripah Loh Jinawi. Sekarang kita lagi hidup
> kekurangan dinegeri yang subur loh jinawi, kurang
> bermartabat, sering dipermainkan oleh negeri-negeri
> kecil yang tidak punya sumber daya apapun. Kita
> ibarat gajah yang dimainkan oleh semut. Gajah yang
> bingun karena semut yang telah merubung kepalanya.
> Harga beras internasional yang tinggi seharusnya
> membuat para pengambil keputusan kita langsung
> mengambil sikap yang strategis untuk mencari
> keuntungan ekonomis bagi bangsanya, bagi negaranya,
> bagi rakyatnya. Tapi apa yang terjadi dilapangan
> merka masih lirik-lirikan dengan para tengkulak
> untuk menjatuhkan rakyatnya(petani) supaya tetap mau
> menjual gabahnya, jagungnya dengan harga yang murah.
> 
> 
> Dimasa minyak/energi semakin mahal harganya, terjadi
> diversifikasi energi. Baik dengan bioethanol ataupun
> biosolar. Peluang besar didepan mata kita. Didepan
> bangsa kita. Tapi kenapa prktek-praktek penjajahan
> justru masih diterapkan. Petani suruh nanam
> komoditass tertentu yang hasilnya harus dijual
> kepada mereka. DIberitahu(ditakuti) hasil komoditas
> itu hnya bisa dibuat .... tidak bisa dimakan.
> Contohnya Singkong. Bibitnya diberi, tapi tidak
> gratis. Pupuk diberi tapi juga tidak gratis. Sama
> dengan IMF atau BANK DUNIA yang katanya membantu
> tapi tetap mengembalikan dengan bunga. Sekarang
> petani mau nanam jagung, padi, kedelai dan sekarang
> singkong harus tergantung dengan pabrik(perusahaan).
> Dalam satu periode tertentu tanaman itu disertai
> dengan jenis petisida tertentu, bila sudah ganti
> maka akan disertai jenis petisida yang baru pula.
> Apakah kita tidak merasa pertanian kita telah
> dijajah. Pasar kita sudah hancur, jenis
> komoditi(varietas) kita sudah didekte, tanah kita
> sudah mati, lingkungan sudah rusak(terkontaminasi),
> sebentar lagi umur (harapan hidup)kita menjadi makin
> pendek, dan generasi kita akan menjadi semakin
> bodoh.
> 
> Budaya kita katanya Adiluhung. Kita selalu mendapat
> pujian itu. Kita merasa bangga sekali. Tapi sadarkah
> kita bagaimana mempertahankan budaya yang adiluhung
> itu. Sadarkah kita bagaimana membangun budaya yang
> adiluhung itu. Mudah-mudahan dengan kita bisa
> membangun kelompok-kelompok kecil yang dengan sadar
> dilandasi kepentingan bangsa yang mendasar sesuai
> citra, karsa bangsa yang membumi kita bisa mulai
> di-perhitungkan. Saya dari kota kecil dibagian barat
> dari Jawa Timur sebelah utara sangat berharap
> melalui agromania kita bisa membangun jaringan
> bangsa yang ikut memecahkan permasalahan
> pangansehingga tidak banyak rakyat kelaparan atau
> tidak kuat lagi membeli sembako dinegeri yang subur
> ini. Mari kita bangun Pangan kita dengan ongkos
> produksi yang murah, kwalitas baik, kwantitas
> melimpah dan menjadi pemasok pangan dunia. Amin.
> Amin. Amin.
> 
> mugi.
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> ---------------------------------
> Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 

__________________________________________________________
Looking for last minute shopping deals? 
Find them fast with Yahoo! Search. 
http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping


                           

       
---------------------------------
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke