Setuju. Bayarlah pada Tuhanmu (zakat, infaq, shadaqqah, perpuluhan dll) 
yang menjadi hakNya dan bayarlah pada pemerintah (pajak) yang menjadi 
haknya untuk mengurusi negara dan segenap isinya. Perkara bahwa ada 
b*ngs*t yang menyimpangkan hasil pajak itu, biarlah Yang Mahaadil yang 
akan 'mengurus' mereka !
   
  setuju juga pak day, dan saya kalu boleh memberikan masukan bahwa jangan 
membedakan antara zakat, shadaqah, infaq dengan pajak itu sendiri, karena 
sebenarnya saat kita membayar pajak sebenarnya kita sudah melakukan zakat / 
shadaqah / infaq itu sendiri tergantung diniatkan apa utk bayar pajak tersebut, 
karena pajak memang pada akhirnya digunakan guna kemaslahatan rakyat juga dan 
lebih luas cakupannya sampai ke sendi2 masyarakat paling bawah, jalan-jalan 
siapa yang menikmati? jembatan2 siapa yang menggunakan? semua fasilitas umum 
adalah semua dari pajak.
   
  kalu kita lihat bahwa pajak yang kita keluarkan perbulan sangatlah besar 
pph/ppn = 10%, jadi bisa dianggap bahwa seluruh komponen zakat / shadaqah / 
infaq ataupun sepersepuluhan tsb sudah tercakup di dalamnya.
   
  intinya adalah:
  kalau memang pada saat bayar zakat / shadaqah / infaq saja sering diumumkan 
di masjid dan kita pun memang intens dalam mengawasi penggunaannya, tentunya 
kita harus lebih intens dalam mengawasi setiap penggunaan pajak yang sudah kita 
bayarkan karena di dalamnya terkandung pula komponen zakat / shadaqah / infaq 
yang sudah kita salurkan via pemerintah.
   
  semoga membantu memberikan pandangan baru..
   
  ciao! salam cuan selalu..
  note: topik ini (jangan membedakan antara pajak dan zakat / shadaqah / infaq) 
memang sedang diperjuangkan utk menjadi paradigma yang bisa diterima masyarakat 
nantinya;
   
  
Sharif Dayan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Salam Sejahtera...

Pada Kamis, 29 November 2007, HS menulis:

> sebagai warga negara kita wajib membayar pajak, karena
> uang pajak ini yg digunakan utk menjalankan negara.
> keamanan, ketertiban, kenyamanan, keadilan,
> kedaulatan, infrastruktur, dlsb semua tidak timbul
> sendiri, tapi ada biayanya. kalo pemerintah tdk
> mengurus semua itu, mana mungkin anda bisa menjalankan
> usaha,

Setuju. Bayarlah pada Tuhanmu (zakat, infaq, shadaqqah, perpuluhan dll) 
yang menjadi hakNya dan bayarlah pada pemerintah (pajak) yang menjadi 
haknya untuk mengurusi negara dan segenap isinya. Perkara bahwa ada 
b*ngs*t yang menyimpangkan hasil pajak itu, biarlah Yang Mahaadil yang 
akan 'mengurus' mereka !

Lihatlah berbagai bencana yang ada di tanah ini, dari mana datangnya 
uang untuk meringankan mereka yang menderita ? Lihatlah compang dan 
campingnya prajurit kita, sehingga mereka tidak dengan baik mengawal 
daratan/bahari/dirgantara kita ! Lihatlah para guru terpencil yang 
gajinya dirapel terkadang sampai dengan 6 bulan ! Siapa yang akan 
meringankan beban tanggung jawab mereka kalau bukan dari kita selaku 
wajib pajak ?

> bhw masih banyak kekurangan, kecurangan, korupsi
> disana-sini, wajar! tapi kan pemerintah punya itikat
> baik memperbaiki itu semua. kelihatan koq sekarang
> semua birokrasi doing continuous improvement, termasuk
> di pajak sendiri. kalo sampe diperas aparat pajak,
> laporkan aja feedback lgs ke darmin, pasti sgr
> diresponse positif.

Saya pernah betemu dengan orang KPK di Palembang, sewaktu mereka 
berpameran pada salah satu pusat pertokoan. Kami berbincang cukup 
panjang pada sebuah panggung kosong yang sedang tidak digunakan. Dia 
menyatakan bahwa KPK akan membantu Anda menangkap para b*ngs*t itu.

Repot ? Oh ya, pasti ! Makanya banyak 'tikus' yang bebas berkeliaran, 
karena banyak di antara kita malas untuk repot. Tindakan baik memerlukan 
kegigihan dan keberanian, karenanya hanya sedikit yang mampu melakukan itu !

> sory no ofense.. saya juga pernah di"tekan" oleh
> aparat pajak, tapi kalo kita benar dan punya bukti
> lengkap, kenapa hrs takut? fight aja terus, pasti
> menang... apalagi KUP (Ketentuan Umum Perpajakan) yg
> baru sekarang mengedepankan "kesetaraan antara fiskus
> dan wp", kalo fiskus terbukti bersalah, mrk juga bisa
> kena pidana..

Sependapat.

Mulailah dari yang ringan: KTP. Seberapa persen di antara kita yang 
teguh dan berdisiplin mendapatkannya tanpa melalui sogok ? Dua kali saya 
dipermainkan oleh oknum di kelurahan dan kecamatan, dua kali pula saya 
laporkan ke atasannya, sehingga mereka ditindak. Jangan main-main dengan 
orang yang ingin berlaku benar !

Sharif Dayan
frangas non flectes (terpatahkan tapi tidak terbengkokkan)



                         


 
   
     Ciao! Salam cuan selalu..
  Terry Astradika 
   
   

       
---------------------------------
Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.

Kirim email ke