The key point adalah penerapan risk management dan GCG dari setiap perusahaan sekuritas harus lebih ditingkatkan, aturannya harus dibuat oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan dilakukan audit secara berkala. Sehingga kalau terjadi penyimpangan akan lebih cepat diketahui. Hal lainnya adalah seperti perusahaan jasa lainnya MKBD harus ditingkatkan. Tapi at least dengan adanya kasus SP ini, secara pribadi saya bisa sedikit lebih tenang. Karena setiap nasabah akan dibukakan sub account di KSEI yang nantinya bisa dipantau sendiri oleh investor bersangkutan tanpa perlu minta bantuan dari sekuritasnya. Kalau masalah taruh dana di sekuritas, memang bukan tempatnya. Kalau untuk simpan dana khan ada Bank yang mempunyai minimal 3 produk (Giro, Tabungan dan Deposito). Logikanya bagaimana mungkin suatu perusahaan sekuritas bisa kasih return yang lebih tinggi dari suku bunga Bank, kalau bukan dananya dipakai untuk invest / trading di saham. Padahal kalau ga salah tujuan dari nasabah taruh dana di sekuritas hanya untuk jaminan. Kalau benar begitu bagaimana boleh dana tersebut digunakan untuk sesuatu yang tidak liquid dan punya resiko penurunan nilai? Moga-moga dimasa depan tidak ada lagi masalah2 yang membuat investor saham jadi takut berinvestasi di BEI.
--- Pada Sab, 10/1/09, jsx_consultant <jsx-consult...@centrin.net.id> menulis: Dari: jsx_consultant <jsx-consult...@centrin.net.id> Topik: [obrolan-bandar] Re: Sarijaya (lagi) dan Pandangan Masyarakat Awam Tentang Investasi Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com Tanggal: Sabtu, 10 Januari, 2009, 1:32 PM Kejadian Sarijaya MIRIP kejadian perbankan tahun 1998: - Dengan adanya Pakto 98, orang berlomba lomba bikin bank, cukup dengan 50 miliar, orang boleh bikin bank. - Dengan punya bank, orang bisa ngumpulin duit dari masyarakat, lalu uang tsb dipinjamkan ama perusahaan afiliasi atau groupnya sendiri. Ketika krisis ekonomi menerjang, perusahaannya bangkrut dan tidak bisa mengembalikan uangnya ke bank. - Saat ini, ITU SUDAH BERLALU, Bank yg meminjamkan uang pada GROUPnya dianggap KRIMINAL dan peraturan PT tentang LIMITED LIABILITY hanya sebatas modal perusahaan ditambah dengan: - Direksi bank bertanggung jawab sampai dengan asset pribadi jika melakukan penyelengan. Balik ke Sarijaya: - Nasabah menyimpan deposit di Sarijaya dengan imbalan bunga. - Artinya Sarijaya harus menginvestasikan uang deposit tsb agar bisa menbayar bunga ke nasabah. - Yang aman tentunya deposit tsb disimpan di bank, tapi sekuritas bisa saja memutarkan uang tsb pada instrument yg lain. Memutarkan uang deposit BUKANLAH penggelapan. Nah sekarang POINTnya apa ?: - Apakah ada peraturan pasar modal yg melarang sekuritas untuk menginvestasikan uang deposit pada instrument lain selain bank. Deposito dibankpun bisa hangus kalo banknya bangkrut, deposito hanya dijamin 1 miliar doang. Uang deposit mencapai 240 miliar. - Apakan ada peraturan yg melarang perusahaan sekuritas meminjam kan uang pada GROUPnya sendiri ? seperti pada perbankan. Apakah Direksi sekuritas diminta pernyataan oleh BEJ untuk menanggung kerugian publik TERMASUK DARI asset pribadi diluar asset sekuritas ?. - Apakah BAPEPAM/BEJ melakukan AUDIT ROUTINE terhadap sekuritas terhadap PRINSIP PRINSIP pengelolaan sekuritas yg BAIK, seperti - Uang deposit harus disimpan pada instrumen keuangan yg AMAN. - Jika dipinjamkan, apakah dicheck POINT2: - Apakah dipinjamkan ama afiliasinya ?. - Apakah ada jaminannya ?, jenis jaminannya apa dan berapa persen coveragenya ?. - Apakah BAPEPAM mengharuskan sekuritas diaudit oleh akuntan publik yg hasilnya bisa diakses oleh publik ?. Banyak point point diatas berupa pertanyaan karena embah engga tahu persisnya. Mohon bantuan dari yg tahu jawabannya. Tapi INTINYA: - Apakah PAYUNG HUKUM dan peraturan pasar modal sudah CUKUP untuk MENCEGAH peristiwa Sarijaya terulang lagi DIMASA DEPAN ?. - Jika tidak ada atau TIDAK mencukupi, BAPEPAM harus membuatnya !!!, jangan cuman menyalahkan HR padahal mungkin saja PERATURAN PASAR MODALnya tidak cukup untuk melindungi INVESTOR.. Tambahan: - Apakah TIDAK ADA peraturan pasar modal yg MELARANG emiten beli asset atau akuisisi JAUH DIATAS harga wajar pada case BUMI ?. - Jika TIDAK ADA, ini SUDAH GILA, karena sebuah emiten bisa DIISAP HABIS assetnya oleh EMITEN NAKAL. Di Amerika, sangsi peraturan pasar modal sangat berat, SEC (bapepam) lebih ditakuti dibanding IRS (pajak). Udah 2 miliarder pasar modal yg bunuh diri. Kejahatan dipasar modal dibayar dengan NYAWA bukan cuman hanya asset pribadi... --- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, "y_dizz" <y_d...@...> wrote: > > Sejak terjadinya musibah Sarijaya, banyak sekali teman & kerabat yang > menyampaikan comment-nya lewat Facebook. Banyak yang bertanya mengapa > hal ini bisa sampai terjadi. Mereka yang paham rata2 menyampaikan > keprihatinannya. Namun ada juga komentar miring dari mereka yang bisa > dibilang awam soal investasi, yang kadang bikin saya geleng2 kepala. > > > Komentar itu antara lain: > > "Kan sudah pernah saya bilang, investasi kaya gitu sudah resikonya > duitnya dibawa kabur orang..." > > "Kaya gitu sih nggak ada bedanya dengan ikut MLM..." > > "Saham itu JUDI tapi LEGAL, duit cepat datangnya cepat juga > ludesnya..." > > "Nggak ada orang kaya dari SAHAM. Kalo mau kaya ya kerja & nabung..." > > dll, yang masih banyak lagi. > > > Kita tentunya sudah tidak asing dengar omongan seperti ini dari > masyarakat umumnya. Yang bikin saya sedih, apakah sebegitu piciknya > pandangan masyarakat Indonesia mengenai investasi. Bukankah selama > ini Pak Erry Firmansyah & Bu Sri Mulyani gencar mengkampanyekan untuk > berinvestasi di pasar modal, demi mengubah culture saving oriented > menjadi investment oriented. Apa begitu banyaknya kasus penipuan > seperti reksadana Bank Century, Antaboga, Signature Capital & baru2 > ini Sarijaya telah membuat masyarakat kita takut untuk berivestasi? > > Setahu saya, di Singapore, Hongkong & Jepang, pasar modal & futures > bukan hal yang asing bagi sebagian besar warganya. Konon, lebih dari > 50% masyarakat disana menanamkan investasinya di saham & derivatif, > baik langsung maupun lewat mutual fund (reksadana). > > Saya hanya teringat pada 1998 lalu, krisis ekonomi akhirnya > berkembang menjadi krisis kepercayaan. Tentu kita tidak ingin pada > krisis kali ini, para investor kehilangan kepercayaannya pada BEI. > Dampaknya tentu sangat buruk. > > Mohon pendapatnya Mbah & warga OB yang lain. > Pamer gaya dengan skin baru yang keren. Coba Yahoo! Messenger 9.0 baru sekarang! http://id.messenger.yahoo.com