Betul juga omongan pak Widhie. Saya sempet memikiran hal yg sama..
Bisa saja sekuritas lain kejadian sama seperti SP. Tinggal gimana
follow up dari regulator berikutnya.........
Susah juga kalau begini, bisa2 investor jadi males,
Apanya pasar modal??!!  PASAR MODAR kalii,
Liat aja duit kita sekarang ambles, modar semua dilariin orang bejat
tanpa merasa bersalah pula. Ngumpulin bertahun2, maksud hati untuk
invest masa depan keluarga...ehh malah dicuri oranglain untuk anak
istrinya.... Kurang ajar..  Hanya karena masalah dgn satu orang saja,
kena imbasnya sampe 8000an orang..
Terus terang saya kesal juga seperti nasabah2 lainnya. Memang ndak
seberapa dana saya, tapi kan bener2 mengganggu... coba dia-nya yang
diposisi seperti kita.... Mau?



Pada tanggal 10/01/09, wid...@gmail.com <wid...@gmail.com> menulis:
> Kasus seperti sarijaya bisa aja menimpa sekuritas lain, tinggal
> integritas dari manajemen yang menentukan. Jika BAPEPAM tidak membuat
> regulasi pengelolaan dana nasabah secara lebih ketat, saya khawatir
> owner / manajemen sekuritas yang lain (bisa sekuritas manapun)
> sekarang sedang memikirkan skema rencana 'peminjaman' dana nasabah
> yang sama.
>
> On 1/10/09, jsx_consultant <jsx-consult...@centrin.net.id> wrote:
>> Kejadian Sarijaya MIRIP kejadian perbankan tahun 1998:
>> - Dengan adanya Pakto 98, orang berlomba lomba bikin bank, cukup
>>   dengan 50 miliar, orang boleh bikin bank.
>> - Dengan punya bank, orang bisa ngumpulin duit dari masyarakat,
>>   lalu uang tsb dipinjamkan ama perusahaan afiliasi atau groupnya
>>   sendiri. Ketika krisis ekonomi menerjang, perusahaannya bangkrut
>>   dan tidak bisa mengembalikan uangnya ke bank.
>> - Saat ini, ITU SUDAH BERLALU, Bank yg meminjamkan uang pada
>>   GROUPnya dianggap KRIMINAL dan peraturan PT tentang LIMITED
>>   LIABILITY hanya sebatas modal perusahaan ditambah dengan:
>>   - Direksi bank bertanggung jawab sampai dengan asset pribadi
>>     jika melakukan penyelengan.
>>
>> Balik ke Sarijaya:
>> - Nasabah menyimpan deposit di Sarijaya dengan imbalan bunga.
>> - Artinya Sarijaya harus menginvestasikan uang deposit tsb agar
>>   bisa menbayar bunga ke nasabah.
>> - Yang aman tentunya deposit tsb disimpan di bank, tapi sekuritas
>>   bisa saja memutarkan uang tsb pada instrument yg lain. Memutarkan
>>   uang deposit BUKANLAH penggelapan.
>>
>> Nah sekarang POINTnya apa ?:
>> - Apakah ada peraturan pasar modal yg melarang sekuritas untuk
>>   menginvestasikan uang deposit pada instrument lain selain bank.
>>   Deposito dibankpun bisa hangus kalo banknya bangkrut, deposito
>>   hanya dijamin 1 miliar doang. Uang deposit mencapai 240 miliar.
>> - Apakan ada peraturan yg melarang perusahaan sekuritas meminjam
>>   kan uang pada GROUPnya sendiri ? seperti pada perbankan. Apakah
>>   Direksi sekuritas diminta pernyataan oleh BEJ untuk menanggung
>>   kerugian publik TERMASUK DARI asset pribadi diluar asset
>>   sekuritas ?.
>> - Apakah BAPEPAM/BEJ melakukan AUDIT ROUTINE terhadap sekuritas
>>   terhadap PRINSIP PRINSIP pengelolaan sekuritas yg BAIK, seperti
>>   - Uang deposit harus disimpan pada instrumen keuangan yg AMAN.
>>   - Jika dipinjamkan, apakah dicheck POINT2:
>>     - Apakah dipinjamkan ama afiliasinya ?.
>>     - Apakah ada jaminannya ?, jenis jaminannya apa dan berapa
>>       persen coveragenya ?.
>> - Apakah BAPEPAM mengharuskan sekuritas diaudit oleh akuntan
>>   publik yg hasilnya bisa diakses oleh publik ?.
>>
>>
>> Banyak point point diatas berupa pertanyaan karena embah
>> engga tahu persisnya. Mohon bantuan dari yg tahu jawabannya.
>>
>> Tapi INTINYA:
>> - Apakah PAYUNG HUKUM dan peraturan pasar modal sudah CUKUP
>>   untuk MENCEGAH peristiwa Sarijaya terulang lagi DIMASA
>>   DEPAN ?.
>> - Jika tidak ada atau TIDAK mencukupi, BAPEPAM harus
>>   membuatnya !!!, jangan cuman menyalahkan HR padahal
>>   mungkin saja PERATURAN PASAR MODALnya tidak cukup untuk
>>   melindungi INVESTOR..
>>
>> Tambahan:
>> - Apakah TIDAK ADA peraturan pasar modal yg MELARANG emiten
>>   beli asset atau akuisisi JAUH DIATAS harga wajar pada
>>   case BUMI ?.
>> - Jika TIDAK ADA, ini SUDAH GILA, karena sebuah emiten
>>   bisa DIISAP HABIS assetnya oleh EMITEN NAKAL.
>>
>> Di Amerika, sangsi peraturan pasar modal sangat berat,
>> SEC (bapepam) lebih ditakuti dibanding IRS (pajak). Udah
>> 2 miliarder pasar modal yg bunuh diri. Kejahatan dipasar
>> modal dibayar dengan NYAWA bukan cuman hanya asset pribadi...
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "y_dizz" <y_d...@...> wrote:
>>>
>>> Sejak terjadinya musibah Sarijaya, banyak sekali teman & kerabat
>> yang
>>> menyampaikan comment-nya lewat Facebook. Banyak yang bertanya
>> mengapa
>>> hal ini bisa sampai terjadi. Mereka yang paham rata2 menyampaikan
>>> keprihatinannya. Namun ada juga komentar miring dari mereka yang
>> bisa
>>> dibilang awam soal investasi, yang kadang bikin saya geleng2 kepala.
>>>
>>>
>>> Komentar itu antara lain:
>>>
>>> "Kan sudah pernah saya bilang, investasi kaya gitu sudah resikonya
>>> duitnya dibawa kabur orang..."
>>>
>>> "Kaya gitu sih nggak ada bedanya dengan ikut MLM..."
>>>
>>> "Saham itu JUDI tapi LEGAL, duit cepat datangnya cepat juga
>>> ludesnya..."
>>>
>>> "Nggak ada orang kaya dari SAHAM. Kalo mau kaya ya kerja &
>> nabung..."
>>>
>>> dll, yang masih banyak lagi.
>>>
>>>
>>> Kita tentunya sudah tidak asing dengar omongan seperti ini dari
>>> masyarakat umumnya. Yang bikin saya sedih, apakah sebegitu piciknya
>>> pandangan masyarakat Indonesia mengenai investasi. Bukankah selama
>>> ini Pak Erry Firmansyah & Bu Sri Mulyani gencar mengkampanyekan
>> untuk
>>> berinvestasi di pasar modal, demi mengubah culture saving oriented
>>> menjadi investment oriented. Apa begitu banyaknya kasus penipuan
>>> seperti reksadana Bank Century, Antaboga, Signature Capital & baru2
>>> ini Sarijaya telah membuat masyarakat kita takut untuk berivestasi?
>>>
>>> Setahu saya, di Singapore, Hongkong & Jepang, pasar modal & futures
>>> bukan hal yang asing bagi sebagian besar warganya. Konon, lebih
>> dari
>>> 50% masyarakat disana menanamkan investasinya di saham & derivatif,
>>> baik langsung maupun lewat mutual fund (reksadana).
>>>
>>> Saya hanya teringat pada 1998 lalu, krisis ekonomi akhirnya
>>> berkembang menjadi krisis kepercayaan. Tentu kita tidak ingin pada
>>> krisis kali ini, para investor kehilangan kepercayaannya pada BEI.
>>> Dampaknya tentu sangat buruk.
>>>
>>> Mohon pendapatnya Mbah & warga OB yang lain.
>>>
>>
>>
>>
>> ------------------------------------
>>
>> + +
>> + + + + +
>> Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus
>> kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas.
>> + + + + +
>> + +Yahoo! Groups Links
>>
>>
>>
>>
>

Kirim email ke