Bismillaahirrahmaanirrahiim



SURAH AL MAWADDAH: "KATAKANLAH HAI MUHAMMAD,
"AKU TIDAK MEMINTA APAPUN ATAS RISALAHKU INI KECUALI
KASIH SAYANG KEPADA AHLULBAYTKU"
(QS,  as-Syura : 23) 
Muhammad al Qubra
Acheh - Sumatra



Ayat
Mawaddah merupakan peringatan Allah swt kepada orang - o rang yang
beriman agar mengikuti kepemimpinan Ahlulbaytnya, agar mencurahkan
kasih sayang kepada ahlulbaytnya, agar tidak memben cinya, apalagi
memusuhinya, membunuhnya dan bermacam bentuk kezaliman lainnya
sebagaimana dilakukan oleh orang yang tidak beriman (baca para pembuat
rapat gelap, Muawiyah bin Abi Sufyan, Yazid bin Muawiyah dan prototype
mereka di zaman kita masing-masing). 

Ambisius kepemimpinan mengakibatkan malapetaka terhadap suatu
perjuangan. Setelah Rasulullah saww meresmikan pengangkatan pengganti
kepemimpinannya atas Ummah di Ghadirkhum setelah Haji Wada',sebahagian 
sahabatnya yang ambisius kepemimpinan membuat ra pat gelap
di belakang Ka'bah untuk menjauhkan Imam Ali as dari ja batan yang
telah ditentukan Allah dan RasulNya. Bayangkan betapa pilunya
orang-orang yang benar Imannya di awal sejarah Islam yang dimulai
dengan pengkhianatan sebahagian sahabat terhadap Utusan Allah swt
sebagaimana pilunya hati Nabi Adam dan Hawa dimana a naknya sendiri
(baca Qabil) yang mengkhianati agamanya hingga be rakhir dengan
pembunuhan terhadap anaknya yang lain (baca Habil). Hal itu menjadi
pelajaran buat Ummah Muhammad dikemudian hari bahwa agama itu adalah
ketaatan kepada Allah, RasulNya dan Ulul Amri yang ditunjukkan Allah
dan RasulNya sementara ambisius kepe mimpinan adalah mala petaka buat
suatu perjuangan.

Ketidakambisiusan
kepemimpinan baik sekali diperlihatkan oleh Wali Negara Acheh -
Merdeka, DR Tgk Hasan Muhammad Tiro, dimana beliau mengatakan kepada
Tgk Muhammad Daud Beu reueh pada tahun 1953 agar tidak mendirikan DII
tetapi mendirikan Acheh - Merdeka, namun Tgk di Beureueh tidak mengerti
politik yang tepat untuk Acheh kala itu. Kemudian pada masa konfrontasi
antara Hindunesia dengan Malaysia, DR Hasan Muhammad mengingatkan lagi
agar mendirikan Acheh - Merdeka tapi Tgk di Beureueh masih ti dak
mengerti politik yang tepat untuk Acheh. DR Hasan Muhammad tetap sabar
tidak akan mengambil alih kekuasaan Abu di Beureueh. Bayangkan
bagaimana ketidakambisiusan DR Hasan Muhammad di Tiro, mampu bersabar
sampai 20 tahun lagi tidak ada juga yang men dirikan Acheh - Merdeka,
barulah Beliau mendirikannya: http://www.youtube.com/watch_v=o9jkid85Lio

Akibat ketidaktaatan sebahagian sahabat Rasulullah sendiri terhadap
ketentuan Allah dan RasulNya mengakibatkan pengkhianatan yang lebih
besar lagi setelah priode mereka dilakukan penerus mereka terhadap
ahlulbayt Rasulullah. Realitanya kepemimpinan tidak lestari juga
ditangan para sahabat yang menjauhkan kepemimpinan yang di tunjuki
Rasulullah saww. Alasan mereka mengambil alih kepemim pinan agar
kepemimpinan itu tidak tertumpu hanya pada keluarga Rasulullah saja. 

Tindakan mereka yang zalim, berani melawan ketentuan Allah dan Rasul
Nya begitu mudah dimanfaatkan oleh keturunan Abu Sufyan bin Harb, musuh
be buyutan Islam itu sendiri. Kepe mimpinan dilanjutkan oleh musuh
Islam yang lebih besar lagi (baca Abu Sufyan bin Harb) melalui anaknya
bernama Muawiyah bin Abi Sufyan dimana tidak saja memerangi Imam Ali as
tetapi juga meracuni Imam Hassan, cucu Rasullah yang pertama. Muawiyah
bekerja sama politikus keji, Amr bin Ask (baca anak zina dari Abu
Sufyan sendiri dengan Nabilah). Muawiyah bukan saja melawan Imam Ali,
Kalau sebelumnya belum ada sahabat yang berani mencaci Imam Ali, di
zaman Muawiyah seluruh khatib mesjid mulai mencaci Imam Ali sebagai
'rukun khutbah' atas perintah Muawiyah sepeninggal sang Imam. 

Bayangkan! Masih adakah lagi sisa Muslim dalam system Muawiyah dan
Yazid tersebut? Kalau hal ini mampu kita bayangkan, kita akan mampu
juga membayangkan bahwa tidak adalagi sisa Muslim dalam system
Hindunesia, kendatipun mesjid dibangun bagaikan cendawan tumbuh di
musim hujan. Kalau Muawiyah bin Abi Sofyan mampu mencaci Imam Ali,
meracuni cucu Rasulullah dan berbagai kezaliman lainnya, Anaknya Yazid bin 
Muawiyah mampu membantai keluarga Ra sulullah di Karbala(baca padang pasir di 
Irak). 

Secara syar'i mayoritas orang dalam system Yazid mengaku beraga ma
dengan agama Muhammad (baca Islam) tapi secara Ideology semua mereka
itu munafiq atau hipokrit (QS, 2 : 8). Justeru itu saya serukan kepada
orang Hindunesia yang mengaku beragama Islam agar keluarlah dari system
'Yazid - yazid' modern untuk membangun system 'Hussein". Dengan cara
demikianlah aqidah kita dapat dise lamatkan. Kita tidak perlu sibuk
dengan diskusi Islam plural, JIL, Muhammaddiah dan sebagainya. Diskusi
semacam itu tidak ada arti nya sama sekali kecuali membuat pesertanya
lupa akan tugas utama kita, yaitu pembebasan kaum dhuafa dari belenggu
yang menimpa ku duk - kuduk mereka (Q.S,7:157) 

Kita tutup tulisan ini dengan tempelakan Allah kepada kaum yang
bersatupadu dengan kaum yang menentang Ahlulbayt Rasulullah dalam
system taghut yang zalim, hipokrit dan korrup:

"Bukankah
sudah kuperintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak tunduk
patuh kepada syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagi
kamu. Dan tunduk patuhlah kepada da Ku. Inilah jalan yang
selurus-lurusnya. Sesungguhnya syaithan itu telah menyesatkan
sebahagian besar diantarakamu. Apakah kamu tidak berfikir ? Inilah
Jahannam yang dulu kamu diancam (dengannya). Masuklah kamu kedalamnya
hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya. Pada hari ini Kami
tutup mulut mereka, tangan dan kaki Kami minta kesaksian terhadap apa
yang telah mereka kerjakan dahulu"(QS,36: 60-65)

Betapa jelasnya Ancaman Allah kepada orang orang yang membangkang
perintahNya saat di dunia, namun orang orang yang telah banyak
melakukan kesalahan sudah tertutup hatinya untuk taubat, betapapun
jelasnya dakwah yang dialamatkan kepada mereka, malah mereka menganggap
pendakwah itu telah menghinanya, mencacinya dan sebagainya.



Billahi fisabililhaq
Ali al Asytar
di

Tampuk Dunia 


      

Kirim email ke