Dulu pemborong/kontraktor pada umumnya dipelintirkan rakyat sebagai pembohong. Hal ini terlalu banyak bukti bahwa mereka membohongi rakyat sebagaimana sepakterjang yang diperlihatkan Kuntoro, dimana sekarang ini sudah merasa aman, kecuali menanti hukuman Allah kelak secara pelan tapi pasti. Merenungkan bagaimana sepak terjang pemborong/kontraktor, melalui koneksi baiknya dengan pemerintah (baca Golkar), mereka pasti diakui pejajat berwenang atas objek kontraknya sungguhpun tidak sesuai dengan akteperjanjian. Pejabat pada umumnyapun menerika sogok yang diambil pihak pemborong dari memanipulasi kondisi objek bangunannya.
Mengingat hal seperti diatas, wajarlah pembangunan di tanah Rencong sewkarang didominasi oleh GAM/KPA yang nota benenya telah berjuang untuk membebaskan kaum duafa, kendatipun belum berhasil. Sekali lagi GAM/KPA lebih patut dibandingkan pemborong statusquo yang sudah "berganti" nama. dengan pembohong. Pastinya orang-orang yang dekat dengan "pembohong" itu berdaya upaya untuk mendiskreditkan GAM/KPA.dengan tuduhan monopoli. Kita harapkan kepada GAM/KPA agar berhati-hati dalam membangun Acheh ke depan baik pembangunan materiel maupun spirituil.Hal ini perlu kita ingatkan agar jangan sampai terjerumus sebagaimana sepakterjang kontraktor-kontraktor dalam system Hindunesia, hingga dipelintir rakyat sebagai pembohong. Justru itu salah satu jalan adalah membuat persentase keuntungan untuk pejuang kelas rumput, dimana mereka pada umumnya sampai hari ini belum merasakan "angin segar" setelah mereka "bermandikan" nyamuk dan peluru di rimba Tuhan. Saya dengar info di Pidie akan membuat meeting dalam bulan ini berkenaan persoalan yang sedang kita sorot diatas untuk kepentingan nanggroe (baca pejuang bawahan) dan juga kaum dhuafa Acheh lainnya. Semoga daerah lainnya juga akan menyusul. Ini termasuk bagian implementasi point-point MoU Helsinki yang belum tuntas sebagaimana disorot oleh Tarmizi Ag Danmark. Kami melakukan sesuai kemampuan kami sendiri, semoga semua kita proaktif terhadap kepedulian Acheh sesuai potensial yang dimiliki masing-masing. (alasytar, Acheh - Sumatra