apalagi di Indonesia Timur...di Jawa yg dekat dengan ibu kota Provinsi saja 
juga merasakan kekurangan tenaga dr/drg..termasuk tenaga kesehatan lainnya..




________________________________
 From: Billy N. <bi...@mediator.web.id>
To: 
Sent: Monday, July 15, 2013 7:11 PM
Subject: [des-kes] Fwd: Indonesia Alami Maldistribusi Dokter
 


  
http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/07/15/3/168303/Indonesia-Alami-Maldistribusi-Dokter
Indonesia Alami Maldistribusi Dokter

Sejumlah wilayah di Indonesia masih banyak yang kekurangan tenaga
dokter. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2012,
terungkap bahwa dari 9.510 puskesmas yang ada di Indonesia, 14,7% di
antaranya tidak memiliki tenaga dokter.
Selain itu masih terdapat 16,76% puskesmas di negara kita yang tidak
memiliki jumlah tenaga kesehatan (nakes) minimal, yang terdiri dari 1
dokter, 1 perawat dan 1 bidan.
"Kita menghadapi situasi maldistribusi tenaga kesehatan yang merata.
Imbasnya wilayah di kawasan Timur Indonesia banyak yang kekurangan
dokter," sebut Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, usai rapat koordinasi
tingkat menteri tentang "Pengembangan Tenaga Kesehatan Menjelang
Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan", di Jakarta, Senin (15/7).
Timpangnya rasio dokter antarwilayah, menurut Nafsiah, tergambar dari
grafik rasio dokter yang disusun Kemenkes. Dia mengatakan rata-rata
nasional rasio dokter di Indonesia adalah 36 dokter per 100 ribu
penduduk. Dari jumlah itu, hanya 9 provinsi yang berada di atas
rata-rata nasional.
Beberapa provinsi itu diantaranya DKI Jakarta (140/100 ribu), Sulawesi
Utara (79,8/100 ribu), Yogyakarta (75,9/100 ribu), Bali (67,3/100
ribu) dan Sumatera Utara (47,5/100 ribu).
Sedangkan rasio terendah dokter kebanyakan memang di wilayah Timur.
Posisi rasio terendah ditempati oleh Sulawesi Barat (8,8/100 ribu),
NTT (10/100 ribu), Maluku (12,5/100 ribu), Maluku Utara (12,6/100
ribu) dan NTB (13,6/100 ribu).
Nafsiah menambahkan, pemerintah telah menargetkan minimal di setiap
provinsi memiliki rasio 40 dokter per 100 ribu penduduk. Oleh karena
itu telah dibentuk tim lintas sektor bernama Tim Koordinasi dan
Fasilitasi Pengembangan Tenaga Kesehatan (TKF-PTK). Anggotanya terdiri
dari perwakilan Kemenkes, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
dan Kementerian PAN dan RB.
"Pemerataan dokter perlu dilakukan untuk mempersiapkan program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) pada 2014 nanti," tuturnya.
Sampai Juni 2013, melalui program dokter pegawai tidak tetap (PTT),
Kemenkes telah mengirimkan 1.426 dokter di wilayah sangat terpencil
dan 825 dokter di wilayah terpencil. Untuk dokter gigi telah dikirim
510 di wilayah sangat terpencil dan 358 di daerah terpencil.
Namun program PTT ini, diakui Nafsiah belum bisa menjadi solusi yang
tepat untuk mengatasi kelangkaan dokter di wilayah terpencil. Pasalnya
begitu masa PTT selesai, mereka kembali lagi ke daerah asalnya.
Untuk itu, pada tahun ini, pemerintah merekrut 3 ribu dokter/dokter
gigi untuk dijadikan PNS yang ditugaskan di wilayah terpencil dan
sangat terpencil. Nafsiah mengatakan mayoritas tenaga yang dikirim
akan ditempatkan di wilayah Timur. Paling cepat, sambungnya, pada
September 2013 proses penempatan sudah bisa dilakukan.
Rendahnya jumlah dan belum meratanya dokter di Indonesia juga
diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung
Laksono. Mengutip data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Agung menyatakan
bahwa Indonesia termasuk dalam negera yang tingkat kekurangan tenaga
kesehatannya sudah serius.
Pasalnya Indonesia merupakan salah satu negara yang rasio tenaga
kesehatannya kurang dari 23 per 10 ribu penduduk. Selain negara kita,
negara lain dengan kondisi serupa adalah Bangladesh, Bhutan dan India.
"Diperlukan waktu untuk mencetak dan mendistribusikan tenaga kesehatan
ke sejumlah wilayah agar merata," tutur Agung.

 

Kirim email ke