Pak/Bu Rhagestie......
 
Sekedar share untuk bisnis persawitan, sebelumnya sudah pernah berkecimpung di 
bisnis sawit di luar Indonesia?
Pengalaman saya, dari salah satu group perusahaan saya yang "mencoba" masuk 
bisnis sawit, ternyata "belajar sawit" itu mahal :), kami sudah mencoba masuk 
lewat beberapa pintu. 
 
Pertama kami berniat membeli lahan sawit yang dijual via berbagai penawaran 
namun sampai sekarang tidak pernah berhasil, permasalahan timbul dari aspek 
legal, yang sulit diperoleh meskipun sudah head to head dengan pemilik kebun. 
Atau ulah para intermediatte yang membatasi informasi. Kesimpulan yang kami 
dapat setelah sekian tahun hunting lahan (lahan konsesi up to 10 ha) mostly 
hampir tidak ada yang benar-benar dijual, karena memiliki lahan sawit dalam 
luasan itu merupakan tambang emas dan tidak sulit untuk memperoleh pendanaan 
dari bank atau pihak ketiga. Kecuali ada beberapa case yang kami temui, pemilik 
lahan sudah tua dan tidak punya penerus, atau memiliki permasalahan dengan bank 
atau lingkungan sosial. 
 
Berbeda ketika saya mencoba untuk invest pribadi, beli tanah saja, seadanya 1-2 
ha, kalau ada tawaran lagi beli lagi, sedikit demi sedikit, meski tidak 
bersebelahan namun berdekatan, lumayan untuk tabungan. Istilahnya petani 
pikulan hehehe....Ditanami sawit, diselingi singkong. kalau panen ikut kolektif 
petani tetangga. Kalau ini bisa dibilang tidak ada masalah sama sekali. Tidak 
ruwet. (intermezo saja...)
 
Back to laptop. Yang akhirnya bisa kita jalani, ketika kita gagal hunting 
lahan, kita bidik bisnis lain, yaitu bangun pabrik, untuk menentukan lokasi 
mana yang strategis , kita harus tahu daerah-daerah mana yang overload TBS yang 
tidak diimbangi oleh pabrik yang kapasitasnya mampu menampung hasil kebun. 
Tahapannya mulai dari pendekatan resmi ke pemda setempat (banyak dinas yang 
nanti berkaitan), sosialisasi ke petani, pemetaan potensi, pembahasan bentuk 
kerja sama, dari sisi perusahaan kami terus terang tidak serta merta semuanya 
siap, dari bagaimana kami nego dengan bank kami untuk pengajuan kredit, 
pengadaan jaminan, share dengan pihak LN (Malaysia), gandeng renteng dengan 
beberapa konsultan untuk design pabrik, banyak meeting, banyak konflik, banyak 
mondar mandir Jakarta-Sumatera, akhirnya starting juga PKS dengan kapasitas 60 
ton/jam, sekarang sudah 90% pekerjaan. Lega? Belum....ternyata banyak faktor 
yang yang tidak kita prediksi dari awal seperti
 faktor sosial, tren ekonomi (seperti kenaikan BBM, pajak import (kami impor 
mesin dari Jerman), biaya ini dan itu yang membuat perhitungan kami meleset, 
jadi defisit budget sampai 15M sampai proses commissioning. (berjibaku 
lagi....perusahaan kami, Malaysia, bank, pemda, mitra petani, meeting2 lagi, 
mondar-mandir lagi) tapi memang seperti itu...asyik kok....
 
Lain lagi dengan propinsi lain ( masih di Sumatera dan Sulawesi ) dari pemda 
sudah menyetujui sistem kerjasama yang kami tawarkan, asal ada kepastian supply 
dari petani bahwa ketika kita bangunkan pabrik, kebutuhan supply kontinyu harus 
ada dan harus stabil untuk efektifitas produksi CPO. Namun, ternyata untuk 
pemetaan potensi petani luar biasa sulit, dari sisi administrasi. Pemda tidak 
bisa diharapkan untuk bantu kita menyiapkan administrasi, harus kita yang 
terjun langsung untuk menyiapkan itu semua. Sampai sekarang (sudah 5 bulan) 
belum selesai, karena kami masih harus konsentrasi di PKS, otomatis tidak bisa 
intens melakukan pendataan. Data sebenarnya ada tapi masih konvensional sekali. 
Dua propinsi tersebut akan menyediakan lahan milik pemda untuk dikelola 
investor, namun luasannya tidak bisa seperti keinginan kita, kami akan 
diberikan konsesi 5000 ha, tidak dalam 1 hamparan. Untuk yang di Sulawesi masih 
bisa. Karena lahan milik pemda seluas itu
 dalam 1 hamparan sudah sulit sekarang. Pemda2 tersebut pernah bilang, 
sebelumnya banyak investor yang berminat mengembangkan usaha agro-sawit di 
sana, namun sulit terwujud karena rata2 minta lahan yang luas dalam satu 
hamparan. 
 
Saran saya :
1. Kalau Anda perusahaan Korea murni, sebaiknya gandeng mitra lokal untuk 
investasi. Karena PMA murni invest di perkebunan sawit masih belum bisa. HGU 
perkebunan diperuntukkan bagi perusahaan lokal.
 
2. Sewa lahan 30.000 ha, kalau dari pemda langsung, saya belum pernah dengar 
bisa atau tidak. Biasanya kita mengajukan konsesi lahan, prosesnya agak panjang 
dan butuh biaya yang cukup besar (bukan sewa). Mungkin Anda bisa kerjasama 
dengan pemilik HGU 30.000 ha yang belum dioptimalkan lahannya. Atau ada 
beberapa perusahaan lokal yang saya tahu sudah memiliki HGU namun masih di BPN 
karena belum bisa membayar biaya HGU nya, Anda bisa bantu untuk mengeluarkan 
HGU nya dan kerjasama pengelolaan lahan.
 
3. Jika ada penawaran lahan sudah tertanam, selidiki history bibitnya, cek 
semua legal di dinas terkait. Jika ada penawaran kerja sama sewa, harus teliti 
di klausul perjanjiannya. Jika mau bangun pabrik, pelajari kondisi di 
Indonesia, studi design pabrik dari Asia sampai Eropa, penerapan zero waste 
dll. Juga jangan lupakan faktor sosial, LSM, ormas dll
 
4. Anda bisa langsung BKPM, minta saran daerah mana yang berpotensi untuk 
tujuan dan mekanisme investasi Anda. Sebaiknya jangan terfokus untuk cari lahan 
yang mau disewa 30.000 ha. Pemetaan potensi dan permasalahan saja dari data 
BKPM, fokus di situ dan adjust bagaimana Anda bisa berinvestasi di point itu.
 
 
Saya mencoba membandingkan sawit di Malaysia dan Indonesia. Perkebunan di 
Malaysia bisa hijauuuuu sejauh mata memandang, barisan pohonnya rapiiiii, ga 
pernah dengar ada demo sawit, kebakaran lahan, suhu yang katanya makin panas 
gara-gara sawit rakus air ( di sana justru dimana-mana teduh )...bukan iri 
lho...tapi ini cambukan buat kita, Indonesia punya semuanya, jadi seharusnya 
bisa lebih baik dari itu.
 
Sementara ini yang bisa saya bagi, jika ada teman-teman lain yang punya 
pengalaman mohon di share juga....
 
Correct me if I was wrong....
 
Ennie-Jakarta
 
----- Original Message ----
From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, May 26, 2008 5:40:05 AM
Subject: [agromania] mohon infonya rekan-rekan sekalian...................!


assalamualaikum. wr.wb
 kami adalah salah satu perusahaan korea yang bergerak di bidang agrobisnis
dan ingin membuka lahan perkebunan di indonesia dengan lahan seluas 30 ribu 
hektar.
yang jadi pertanyaan kami bisakah kami menyewa lahan kepada pemerintah 
indonesia 
( kepada siapakah kami harus mengajukan permohonan tersebut )........... 
......... ?
apakah nantinya jika kami mendaftarkan diri sebagai PMA ( PEMILIK MODAL ASING) 
ke BKPM ,
PIHAK BPKM akan langsung menyediakan lahan tersebut atau bagaimana prosedurnya. 
......?
mohon rekan rekan sekalian akan informasi tersebut ?

############ #### I N F O ############ ######

CD DIREKTORI BISNIS SAWIT (EDISI 2008 - 2009)
Telah Beredar CD Direktori Bisnis Sawit (Eds 2008-2009). Berisi daftar 
permintaan / penawaran & daftar pembeli / penjual: lahan sawit, perkebunan 
sawit, bibit sawit, minyak sawit, cangkang sawit, bungkil sawit, limbah sawit, 
dan berbagai hal yang berhubungan dengan bisnis kelapa sawit. Harga CD Rp 
200.000,- (Edisi Terbatas).Untuk info jelas, silahkan hubungi AGROMANIA.
CONTOH CD: http://ph.groups. yahoo.com/ group/agromania/ photos 

AGROMANIA (online sejak 1 Agustus 2000)
SMS AGROMANIA: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9
EMAIL: [EMAIL PROTECTED] co.id.
MILIS: http://groups. yahoo.com/ group/agromania
AKTIVITAS: http://ph.groups. yahoo.com/ group/agromania/ photos
REFERENSI: http://groups. yahoo.com/ group/agromania/ files/
ALAMAT: Jl.Jambu No.53, Pejaten Barat 2, Jaksel 12510
TELP/FAX: ( 0 2 1 ) 7 1 9 9 6 6 0
BERGABUNG: http://groups. yahoo.com/ subscribe/ agromania

############ #### I N F O ############ ######

 


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke