[ Sabtu, 27 September 2008 ] Kasus Ngagel Ditutup Karena Pelaku Tunggal Bunuh Diri
SURABAYA - Penyidik Satreskrim Polres Surabaya Timur memastikan bahwa kasus pembunuhan yang diakhiri bunuh diri pelakunya di Jalan Ngagel Jaya 82 sudah selesai. Kendati hasil laboratorium forensik belum keluar, penyidik yakin tidak ada tersangka lain dalam kasus tersebut. ''Kami yakin bahwa Yanuar adalah satu-satunya pelaku pembunuhan dua anak dan istrinya. Setelah itu, dia bunuh diri,'' kata Kasatreskrim Polres Surabaya Timur AKP Hartoyo. Kesimpulan tidak adanya tersangka lain tersebut didasarkan fakta yang ditemukan di tempat kejadian. Misalnya, gerendel dan pintu rumah dikunci dari dalam serta tidak ada tanda-tanda perusakan. ''Tidak mungkin ada yang bisa masuk dalam kondisi serapi itu, kecuali ilusionis atau David Copperfield,'' ujarnya setengah bercanda. Meski demikian, polisi belum bisa menjawab motif yang melatarbelakangi tindakan sadis Yanuar tersebut. Hartoyo menyatakan, polisi sudah memeriksa sejumlah kerabat pelaku maupun korban. Namun, tidak banyak yang diketahui soal jati diri Yanuar. Apalagi, Yanuar adalah anak tunggal yang telah lama ditinggal mati orang tuanya. Polisi juga sudah meminta keterangan dari teman-teman Yanuar. Hasilnya pun hanya berupa data kasar bahwa Yanuar adalah seorang introvert, pekerja IT di Pabrik Kopi Kapal Api, Sepanjang. ''Menurut penuturan karyawan-karyawannya, Yanuar memang dikenal sangat pendiam,'' ungkapnya. Sebenarnya, polisi masih mempunyai petunjuk terkait dengan latar belakang Yanuar menghabisi keluarganya dan bunuh diri. Petunjuk itu berupa sebuah laptop Acer Aspire 4520 yang bagian LCD-nya jebol ditembus pisau. Menurut seorang sumber di kepolisian, bercak darah paling banyak ditemukan di sisi dalam laptop. Sementara di bagian luar laptop yang berwarna hitam itu terdapat bercak empat jari korban. ''Itu bercak tangan saat membuka laptop tersebut,'' jelas anggota kepolisian yang meminta namanya tidak dikorankan itu. Di sisi dalam laptop berwarna putih itu juga banyak didapati tetesan darah. Tetesan darah tersebut tampak tidak teratur. Bukan hanya itu, pada tombol-tombol tertentu terdapat bercak darah dengan tanda jari. Di antaranya di tombol enter. Namun, tombol on, tombol untuk menyalakan laptop, tampak bersih. Tidak terdapat bekas jari menempel di situ. Di kaca LCD, terdapat sayatan benda tajam tepat di tengah layar. Kaca LCD retak dan gambar di layar hanya bisa terlihat seperempatnya, yakni di layar sebelah kiri. Menurut sumber itu, diduga sebelum Yanuar membunuh, komputer jinjing tersebut sedang menyala. ''Setelah melakukan aktivitas dengan laptop itu, Yanuar membunuh keluarganya. Itu bisa dilihat dari tombol on yang tidak terkena bercak darah,'' ujarnya. Tentang bercak darah di sebagian tombol, polisi menduga Yanuar kembali mengetik atau menggunakan laptop setelah membunuh. Namun, kegiatan dilakukan dalam kondisi depresi. Yanuar kemudian memukul layar laptop dengan pisau yang juga digunakan untuk mengeksekusi tiga anggota keluarganya. Saking kerasnya pukulan tersebut, goresan benda tajam itu tembus hingga sisi luar laptop. Setidaknya, kulit luar laptop tersebut boncel sepanjang satu sentimeter. Tim identifikasi Polres Surabaya Timur kemarin sempat membuka laptop itu. Namun, tak banyak ditemukan petunjuk. Sebab, layar tak mampu menunjukkan gambar dengan sempurna. Saat folder-folder dibuka melalui program Explorer, terlihat beberapa folder di My Document. Yakni, folder Saham dan Resep Sari Roti. Sementara di folder program yang bisa dilihat Program Files, ditemukan sebuah folder program e-trading. Itulah yang kemudian memunculkan spekulasi soal adanya kekalahan dalam permainan valas (valuta asing). Namun, AKP Hartoyo menyatakan pihaknya masih belum bisa memastikan. ''Semua kemungkinan masih bisa terjadi,'' ungkapnya. Dia bahkan menyatakan sejumlah spekulasi lain ikut muncul. Di antaranya, soal kesenjangan pendapatan yang njomplang (istri sangat sukses, sedangkan suami biasa-biasa saja). ''Namun, semua belum bisa kami pastikan karena belum ada bukti penunjang yang kuat,'' tegasnya. Hartoyo kembali menandaskan, kesimpulan polisi saat ini mengarah pada Yanuar pelaku tunggal, kemudian bunuh diri. ''Itu yang terpenting bagi kami sekarang,'' tuturnya. Sebagaimana diberitakan, warga Surabaya dikejutkan oleh penemuan keluarga yang tewas dibantai di rumah Jalan Ngagel Jaya 82. Mereka adalah pasutri Yanuar Stevanus, 37, dan Seniwati, 36, serta dua anaknya, Yonathan Jansen Sutanto, 5, dan Christopher Kevin Sutanto (bukan Christephen sebagaimana diberitakan kemarin). (aga/ano/fat) http://www.jawapos.com/ Jadi bukan karena kalah main forex, tapi karena saham. Orang awam memang sering menyamakan saham dengan valas, tapi kalo kita2 kan tahu e-Trading itu jelas stock brokerage. Kelihatannya pelaku ini punya BUMI harga 8900 atau ANTM harga 5150. <Just kidding..> So.... Harus tunggu jatuh berapa korban lagi Bozz...???