Benar lho kontrariannya Sultan. Berita jelek tambah naik. INGAT LHO 1 juli 6100, berita muncul 4000 sekarang baru 4600. Masih 1600 perak. ampir 25% dibanding awal bulan
Hajar kanan katanya 2008/7/28, vale sutomo <[EMAIL PROTECTED]>: > > Ini beritanya orang yang mau ngumpulin INCO dan ANTM. > > Saya percaya teori kontrariannya Sultan > > Berita jelek tambah naik > > > > Pada tanggal 27/07/08, indra devista <[EMAIL PROTECTED]> menulis: >> >> >> *INILAH.COM <http://inilah.com/>, Jakarta – Kabut tebal menyelimuti >> produsen nikel PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) seiring rencana >> pemerintah daerah merasionalisasi konsesi tambangnya. Selama ini saham INCO >> sudah terpuruk karena terimbas pelemahan harga nikel. * >> >> Setidaknya dua riset sekuritas menyoroti rencana melakukan rasionalisasi >> konsesi tambang INCO. Jika jadi diberlakukan, jelas saja akan berdampak >> buruk pada kinerja INCO yang selama ini tengah berupaya menggenjot >> produksinya. >> >> Trimegah Securities mengungkapkan konsesi INCO di Sulawesi Tenggara bakal >> terancam. Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Nur Alam menyatakan INCO >> tidak perlu menguasai konsensi sampai puluhan ribu hektar apabila hanya >> memanfaatkan 4.000 hektar. >> >> Selama 39 tahun, INCO hanya memanfaatkan 4.000 hektar dari dari 64.000 >> hektar area di Sultra. INCO dan Pemda Sultra sedang membicarakan lebih >> intensif lagi terkait dengan keinginan untuk merasionalisasi konsensi INCO >> itu dan rencana pembangunan pabrik smelter. >> >> Pemerintah daerah kecewa akibat INCO tidak merealisasikan pabrik >> pengolahan nikel pada 2005, namun hanya menggarap sebagian lahannya untuk >> mengambil bijih nikel dan kemudian dijualnya kepada PT Aneka Tambang Tbk >> (ANTM). >> >> "Kami belum mendapat penjelasan resmi dari INCO tentang rasionalisasi >> konsesi. Hal ini berkaitan dengan kontrak karya antara pemerintah pusat >> dengan INCO. Sampai sejauh ini, INCO masih memiliki rencana membangun >> smelter namun masih jangka panjang, yang menurut perkiraan kami di atas >> 2010," ungkap tim riset Trimegah yang diketuai Deputy Head of Research Arhya >> Satyagraha, Jumat (25/7). >> >> Hal senada juga diungkapkan Samuel Sekuritas yang memaparkan hasil >> evaluasi menunjukkan pemanfaatan lahan konsensi INCO masih kecil yakni 4.000 >> hektar dibanding luas lahan 64.000 hektar. Sementara di sisi lain masa >> kontrak karya perseroan tinggal 20 tahun lagi. >> >> "Kami masih merekomendasikan *sell* INCO untuk jangka pendek maupun >> jangka panjang. Saat ini INCO ditransaksikan pada P/E (price to earning >> ratio) 2008-2009 sebesar 7,6 kali dan 9,5 kali," papar Samuel Sekuritas. >> >> Saham INCO saat ini memang sudah terdiskon cukup besar. Pada perdagangan >> Jumat (25/7), saham INCO ditransaksikan di level Rp 4.250 per lembar turun >> Rp 100 dibanding sehari sebelumnya. Padahal tiga bulan lalu posisinya masih >> di level Rp 6.400 per lembar atau merosot di kisaran 33%. >> >> Anjloknya saham INCO belakangan ini tak lepas dari harga nikel yang terus >> menurun. Hal ini berimbas kepada ekspektasi kinerja INCO ke depan yang >> diprediksi bakal ikut tergerus. >> >> INCO merupakan salah satu produsen nikel utama dunia. Sebagai emiten yang >> memiliki fokus produksi komoditi nikel dengan jumlah produksi berlimpah, >> penurunan harga nikel membawa harga sahamnya meluncur di lantai bursa. >> >> Analis sempat mengungkapkan, secara teknikal saham INCO berpotensi * >> rebound*. Apalagi melihat melihat indikator *relative strength index*(RSI) >> saham INCO sudah berada di bawah level 30 atau berada di area jenuh >> jual sehingga berpotensi naik dalam jangka pendek. >> >> Namun sentimen negatif terkait harga komoditasi nikel masih kuat menekan >> saham INCO. Secara P/E saham INCO juga relatif murah bila dibandingkan >> dengan emiten lain sejenis misalnya dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Saat >> ini INCO memiliki P/E sebesar 2,84 kali atau jauh lebih murah dari ANTM yang >> sebesar 5,89 kali. >> >> Dari segi kinerja produksi nikel perseroan sebenarnya mengalami >> peningkatan. Tercatat INCO berhasil meningkatkan produksi nickel mentah dari >> 17.980 metrik ton pada kuartal I 2007 menjadi 20.126 metrik ton di periode >> sama tahun ini. >> >> Namun pendapatan terganggu harga jual nikel yang terus merosot jauh dari >> tahun lalu di kisaran US$ 51.600 per ton hingga tinggal di kisaran US$ >> 20.000-an bahkan terus merosot ke bawah. >> >> Tak heran jika pada kuartal I 2008 laba bersih INCO anjlok 39% >> dibandingkan setahun lalu, menjadi US$ 139,60 juta saja. Tingginya biaya >> energi juga ikut menggerus laba perseroan. >> >> Karenanya kalangan analis saham menyarankan investor untuk meninggalkan >> sementara saham INCO dengan melakukan *switching* ke sektor lain seperti >> perbankan atau emiten komoditas lain selain nikel. [E1/P1] >> >> >> ------------------------------ >> Dapatkan alamat Email baru Anda! >> <http://sg.rd.yahoo.com/id/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/> >> Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! >> >> >> > >