Ini beritanya orang yang mau ngumpulin INCO dan ANTM. Saya percaya teori kontrariannya Sultan
Berita jelek tambah naik Pada tanggal 27/07/08, indra devista <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > > > *INILAH.COM <http://inilah.com/>, Jakarta – Kabut tebal menyelimuti > produsen nikel PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) seiring rencana > pemerintah daerah merasionalisasi konsesi tambangnya. Selama ini saham INCO > sudah terpuruk karena terimbas pelemahan harga nikel. * > > Setidaknya dua riset sekuritas menyoroti rencana melakukan rasionalisasi > konsesi tambang INCO. Jika jadi diberlakukan, jelas saja akan berdampak > buruk pada kinerja INCO yang selama ini tengah berupaya menggenjot > produksinya. > > Trimegah Securities mengungkapkan konsesi INCO di Sulawesi Tenggara bakal > terancam. Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Nur Alam menyatakan INCO > tidak perlu menguasai konsensi sampai puluhan ribu hektar apabila hanya > memanfaatkan 4.000 hektar. > > Selama 39 tahun, INCO hanya memanfaatkan 4.000 hektar dari dari 64.000 > hektar area di Sultra. INCO dan Pemda Sultra sedang membicarakan lebih > intensif lagi terkait dengan keinginan untuk merasionalisasi konsensi INCO > itu dan rencana pembangunan pabrik smelter. > > Pemerintah daerah kecewa akibat INCO tidak merealisasikan pabrik pengolahan > nikel pada 2005, namun hanya menggarap sebagian lahannya untuk mengambil > bijih nikel dan kemudian dijualnya kepada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). > > "Kami belum mendapat penjelasan resmi dari INCO tentang rasionalisasi > konsesi. Hal ini berkaitan dengan kontrak karya antara pemerintah pusat > dengan INCO. Sampai sejauh ini, INCO masih memiliki rencana membangun > smelter namun masih jangka panjang, yang menurut perkiraan kami di atas > 2010," ungkap tim riset Trimegah yang diketuai Deputy Head of Research Arhya > Satyagraha, Jumat (25/7). > > Hal senada juga diungkapkan Samuel Sekuritas yang memaparkan hasil evaluasi > menunjukkan pemanfaatan lahan konsensi INCO masih kecil yakni 4.000 hektar > dibanding luas lahan 64.000 hektar. Sementara di sisi lain masa kontrak > karya perseroan tinggal 20 tahun lagi. > > "Kami masih merekomendasikan *sell* INCO untuk jangka pendek maupun jangka > panjang. Saat ini INCO ditransaksikan pada P/E (price to earning ratio) > 2008-2009 sebesar 7,6 kali dan 9,5 kali," papar Samuel Sekuritas. > > Saham INCO saat ini memang sudah terdiskon cukup besar. Pada perdagangan > Jumat (25/7), saham INCO ditransaksikan di level Rp 4.250 per lembar turun > Rp 100 dibanding sehari sebelumnya. Padahal tiga bulan lalu posisinya masih > di level Rp 6.400 per lembar atau merosot di kisaran 33%. > > Anjloknya saham INCO belakangan ini tak lepas dari harga nikel yang terus > menurun. Hal ini berimbas kepada ekspektasi kinerja INCO ke depan yang > diprediksi bakal ikut tergerus. > > INCO merupakan salah satu produsen nikel utama dunia. Sebagai emiten yang > memiliki fokus produksi komoditi nikel dengan jumlah produksi berlimpah, > penurunan harga nikel membawa harga sahamnya meluncur di lantai bursa. > > Analis sempat mengungkapkan, secara teknikal saham INCO berpotensi * > rebound*. Apalagi melihat melihat indikator *relative strength index*(RSI) > saham INCO sudah berada di bawah level 30 atau berada di area jenuh > jual sehingga berpotensi naik dalam jangka pendek. > > Namun sentimen negatif terkait harga komoditasi nikel masih kuat menekan > saham INCO. Secara P/E saham INCO juga relatif murah bila dibandingkan > dengan emiten lain sejenis misalnya dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Saat > ini INCO memiliki P/E sebesar 2,84 kali atau jauh lebih murah dari ANTM yang > sebesar 5,89 kali. > > Dari segi kinerja produksi nikel perseroan sebenarnya mengalami > peningkatan. Tercatat INCO berhasil meningkatkan produksi nickel mentah dari > 17.980 metrik ton pada kuartal I 2007 menjadi 20.126 metrik ton di periode > sama tahun ini. > > Namun pendapatan terganggu harga jual nikel yang terus merosot jauh dari > tahun lalu di kisaran US$ 51.600 per ton hingga tinggal di kisaran US$ > 20.000-an bahkan terus merosot ke bawah. > > Tak heran jika pada kuartal I 2008 laba bersih INCO anjlok 39% dibandingkan > setahun lalu, menjadi US$ 139,60 juta saja. Tingginya biaya energi juga ikut > menggerus laba perseroan. > > Karenanya kalangan analis saham menyarankan investor untuk meninggalkan > sementara saham INCO dengan melakukan *switching* ke sektor lain seperti > perbankan atau emiten komoditas lain selain nikel. [E1/P1] > > > ------------------------------ > Dapatkan alamat Email baru Anda! > <http://sg.rd.yahoo.com/id/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/> > Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! > > >