As expected dari postingan seorang "DE", bravo!!! 
Itulah prinsip yg sampai sekarang saya jalankan. Intinya, jangan mau cepat 
kaya! 

--- On Sat, 7/5/08, Dean Earwicker <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Dean Earwicker <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: mari berpikir jernih
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Saturday, July 5, 2008, 1:20 PM






Saya setuju, tapi tidak akan menjelaskan kenapa saya setuju... hehe..

Kalau boleh kasih komen, untuk rejeki saya serahkan pada YMK, tetapi saat 
ikhtiar, saya serahkan pada MACD, Williams%R, Fibonacci dan Frequency Analyzer. 
:D Kalau belum cuan tidak usah sedih, kalau cuan jangan ujub (songong). Biasa 
aja lah.

Kalau nyangkut berat gimana DE?

Dilema seorang investor ketika sahamnya turun adalah: Hold yang lama, atau cut 
loss?. Mana pilihan yang terbaik itu tergantung dari hal sbb:


Fundamental perusahaan
Saya selalu menekankan bahwa sesakti2nya bandar, dia tidak akan mau melawan 
fundamental. Cek lagi apakah saham yang nyangkut itu punya fundamental yang 
baik? Cek trend long term. Cek earning. Cek EPS growth. Cek ev/ebitda. Cek Free 
Cashflow. Baca riset dari sekuritas besar (sebagai wacana loh). Cek prospek 5 
tahun kedepan. Jika semuanya positif, HOLD. (Contoh: AN*M, BBR*, I*CO,B*MI, 
PTB*)

Hindari saham emiten yang merugi (PER negatif), nggak ada untungnya investasi 
di perusahaan rugi. yah mungkin nanti ruginya di restrukturisasi/ dijadiin 
penyertaan modal/convertible bonds/right issue dan istilah/trik lainnya, tapi 
tetap saja rugi.


Indikator teknikal
Ini udah jelas ya.


Timeframe investasi
Ini yang sering makan korban. Seorang trader kadang sangat mudah merubah 
timeframe sesuai pergerakan harga. Short term trader mendadak jadi investor 
karena sahamnya nyangkut (jargonnya "investor kacilakaan"). Jika anda memang 
ingin short term, maka cut loss ketat (misal harga turun 5% dari modal) adalah 
pilihan yang terbaik. Dan take profit bila untung +10% dari modal.

Untuk short term trader, fundamental urusan nomor dua, short term trader fokus 
ke TA, volume (likuiditas) dan momentum. Disini kebanyakan pakai metode buy 
high sell higher seperti pak Budi Suryono

Karena by nature short term trader resikonya sangat tinggi, maka limit cut 
loss/profit taking harus DISIPLIN dan KETAT.

Jika anda ingin investasi long term, belilah saat orang lain takut. Belilah 
saham berfundamental kuat, cashflow sehat, utang sedikit, prospek cerah, major 
shareholder bonafid. Jangan terkecoh dengan daily volatility. Jika memang 
perusahaan mencatat peningkatan kinerja dari tahun ke tahun, nanti juga bandar 
nyerah.
Jadi tetap kuncinya adalah self-control, dan sabar. Untuk para investor 
BETULAN, silahkan duduk manis, buka www.ft.com dan mulailah "berburu".

Regards,
DE


Pada 5 Juli 2008 09:35, edwinkdr <[EMAIL PROTECTED] com> menulis:

--save bandwidth
 














      

Kirim email ke