Saya setuju, tapi tidak akan menjelaskan kenapa saya setuju... hehe..

Kalau boleh kasih komen, untuk rejeki saya serahkan pada YMK, tetapi saat
ikhtiar, saya serahkan pada MACD, Williams%R, Fibonacci dan Frequency
Analyzer. :D Kalau belum cuan tidak usah sedih, kalau cuan jangan ujub
(songong). Biasa aja lah.

*Kalau nyangkut berat gimana DE?
*
Dilema seorang investor ketika sahamnya turun adalah: *Hold yang lama*, atau
* cut loss?*. Mana pilihan yang terbaik itu tergantung dari hal sbb:

   1. *Fundamental perusahaan*
   Saya selalu menekankan bahwa sesakti2nya bandar, dia tidak akan mau
   melawan fundamental. Cek lagi apakah saham yang nyangkut itu punya
   fundamental yang baik? Cek trend long term. Cek earning. Cek EPS growth. Cek
   ev/ebitda. Cek Free Cashflow. Baca riset dari sekuritas besar (sebagai
   wacana loh). Cek prospek 5 tahun kedepan. Jika semuanya positif, *HOLD*.
   (Contoh: AN*M, BBR*, I*CO,B*MI, PTB*)

   Hindari saham emiten yang merugi (PER negatif), nggak ada untungnya
   investasi di perusahaan rugi. yah mungkin nanti ruginya di
   restrukturisasi/dijadiin penyertaan modal/convertible bonds/right issue dan
   istilah/trik lainnya, tapi tetap saja rugi.

   2. *Indikator teknikal
   *Ini udah jelas ya.

   3. *Timeframe investasi
   *Ini yang sering makan korban. Seorang trader kadang sangat mudah merubah
   timeframe sesuai pergerakan harga. Short term trader mendadak jadi investor
   karena sahamnya nyangkut (jargonnya "investor kacilakaan"). Jika anda memang
   ingin short term, maka cut loss ketat (misal harga turun 5% dari modal)
   adalah pilihan yang terbaik. Dan take profit bila untung +10% dari modal.

   Untuk short term trader, fundamental urusan nomor dua, short term trader
   fokus ke TA, volume (likuiditas) dan momentum. Disini kebanyakan pakai
   metode buy high sell higher seperti pak Budi Suryono

   Karena* by nature* short term trader resikonya sangat tinggi, maka limit
   cut loss/profit taking harus DISIPLIN dan KETAT.

   Jika anda ingin investasi long term, belilah saat orang lain takut.
   Belilah saham berfundamental kuat, cashflow sehat, utang sedikit, prospek
   cerah, major shareholder bonafid. Jangan terkecoh dengan daily volatility.
   Jika memang perusahaan mencatat peningkatan kinerja dari tahun ke tahun,
   nanti juga bandar nyerah.

Jadi tetap kuncinya adalah self-control, dan sabar. Untuk para investor
BETULAN, silahkan duduk manis, buka www.ft.com dan mulailah "berburu".

Regards,
DE

Pada 5 Juli 2008 09:35, edwinkdr <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

*--save bandwidth*

Kirim email ke