Kalau pakai pemikiran sederhana, APBN-P 2008 mayoritas pemasukan dari TAX 
(angka pastinya ndak tahu, 70%?) .... tidak dari minyak, so ... masih bisa buat 
bayar subsidi minyak dll :)

Impor minyak rugi? Tidak juga, karena produk turunan refinery seperti olefin, 
aromatics memberikan value-added yang lumayan, that's why pertamina is still 
surviving.

Mafia dst hehe, itu masuk di production/operation cost deh :)



t_bumi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                             --- In 
obrolan-bandar@yahoogroups.com, Kabu Nusi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 >
 > 
 > Ya ndak segampang gitu itungannya, GoI emang impor 1jt bopd tapi juga 
 produksi 1jt bopd, jadi ada perimbangan in-out walaupun oil.price 
 volatile. Lalu harga jual crude.oil kita selalu lebih tinggi dari harga 
 beli, karena kualitas yang jauh lebih bagus walaupun tidak sekeren 
 Brent.oil.
 > 
 > Wartawan kok bisa ngitung pake model sendiri hari ginih ... sigh
 > 
 > 
 > SIP : tbumi
 Bila tak percaya, anggap saja news lelucon saja.
 Ini namanya ada sarang mafia minyak di pertamina agar minyak
 masih terus di import. Subsidi yg membuat para pejabat tambah
 gemuk saja karena ada uang subsidi bisa disunat juga.
 Bisa tahan berapa lama subsidi minyak bertahan dimana minyak
 international naik terus. Berpikir dgn akal sehat sajalah dan
 tak usah repot pakai analisa macam macam yg bikin pusing.
 Walaupun banyak ladang minyak di tanah air, tapi ladang minyak 
 tsb dimiliki oleh asing juga dan tentu harga jual akan ikuti
 harga international juga, hasil jual uang minyak tsb akan masuk ke
 kantong asing kembali dan bukanlah pemerintah.
 
 
     
                                       

       
---------------------------------
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

Kirim email ke