Mbah, menurut saya IHSG tahun 2008 masih bisa naik karena ditarik oleh 
saham-saham dari sektor Energi, Pertambangan dan Perkebunan (Dengan asumsi 
harga Minyak, Hard Comodity dan Soft Comodity masih dalam trend naik). 
Mudah-mudahan BUMI masih tetap menjadi Leader dalam mengangkat IHSG, dibantu 
oleh teman-temannya seperti : TINS, INCO, ANTM, PTBA, AALI, LSIP, UNSP, dan 
lain-lainnya. 

jsx_consultant <[EMAIL PROTECTED]> wrote:           --- In 
obrolan-bandar@yahoogroups.com, "Pemain Saham" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> wah bisnis reksadana bisa tutup mbah.......hahaha....
> biarlah tlkm, unvr tanpa gain.....tapi saham lainnya gain....

Coba kita pake Business COMMON SENSE:
- Kalo kita beli saham dengan PER = 10, artinya kita beli saham
dengan harga 10x laba persaham.
- Untuk mempertahankan agar tahun depan PER nya tetap di 10 dan
memperhitungkan Bunga doeit maka perusahaan harus punya
growth minimal 10%. PEG ratio = PER/GROWTH = 10/10 = 1
- Kalo kita beli saham dengan PER = 20 maka kita mengharapkan
emiten punya GROWTH laba sekitar 20.. rite ?.
- Sebaliknya jika ternyata GROWTH laba ternyata NOL maka 
harga saham HARUS turun karena HASILnya NOL sedangkan Cost
of Equity tidak nol yaitu = SBI rate + Risk premium.
- Apalagi kalo GROWTH laba adalah negatif, maka harga saham
akan DISUNAT.

Kita lanjutkan dengan yg lebih komplek:
- Kita beli saham dengan PER 40 dengan harapan perusahan
punya Growth diatas 40 secara terus menerus (forever).
Jika thn depan GROWTH nya bukan 40 tapi 20, maka harga
saham akan turun meskipun GROWTH nya positif 20%.
- Saat ini banyak saham BEI yg PER nya udah tinggi 20, 30, 40
malah ada yg udah 100 (liat Kompas dibagian harga saham).
Mungkin saat nya beli saham di Afrika ngikutin Salim
yg buka pabrik Indomie di Afrika.
- Kalo kita mengharapkan IHSG naik 10% thn depan maka 
kurang lebih emiten di BEJ harus punya Profit Growth rata
rata 10% dibanding thn lalu.

Ditahun 2008, diperkirakan:
- USD akan mencapai 10.000 karena minyak akan naik 
diatas $100.
- Otomatis inflasi 2008 akan tinggi.
- Ancaman resesi dunia makin terlihat
- Ekonomi Indonesia yg relatif STAGNANT sedangkan IHSG naik
TERUS, tentu ada koreksi alamiah DONG.
- Sektor Riel yg JALAN DITEMPAT.
- Persiapan Pemilu.

Jadi apakah BISA thn depan emiten di BEI punya
growth 10% ?.

Untuk sektor tambang/energi, apakah bisa mempertahan TINGKAT
GROWTH yg begitu tinggi mengingat dunia memasuki resesi.

Buat sektor Finance dan property, apakah krisis SM tidak
akan terjadi di Indonesia. Kemarin Australia turun berat
karena turunnya sektor property (CENTRO).

Sektor Financing, WOMF thn ini aja udah RUGI karena
beban bunga yg MEMBENGKAK dan Banyak yg engga bayar angsuran.

Apakah dengan DATA DATA ini, tidak mungkin tahun depan
IHSG dan RETURN REKSADANA NEGATIF ?.

Nah lo...



                         

       
---------------------------------
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

Kirim email ke