Kesuksesan dan kegagalan ada di profesi apapun Kegagalan dan kesuksesan dialamai oleh orang yang ber-IQ pas-pasan maupun ber-IQ tob Orang gagal dan orang sukses ada di komunitas orang2 ber EQ tinggi maupun yang ber-EQ sedang2 aja. Orang2 sukses maupun orang2 gagal juga dapat ditemui pada kalangan berspiritual maupun kalangan atheis
Gak perlu terbawa oleh propaganda2 yang suka memotret keadaan secara tidak seimbang hanya untuk memperlihatkan bahwa tesisnya benar adanya. Capek dehhhhhh On Dec 2, 2007 11:25 AM, Odink <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > ini judulnya bicara fiksi dan ilmiah. > > malem minggu kemarin saya ada ngobrol dengan anak sekolahan yg baru ambil > pelajaran filosofi pendidikan, kesimpulan dia bahwa ternyata batasan > antara fiksi dan ilmiah itu hanya beda tipis aja. orang ilmiah kan kl > bertindak berdasar data, namanya data tentu berdasar kejadian yg _sudah_ > terjadi.. baru deh dia mengkhayal dan ngimpi bikin proyeksi. > > pindah ke fiksi, pernah liat pilem2 steven spielberg kan.. sains fiksi.. > itu ceritanya ngarang semua yg diilmiah2in.. hehee > atau nonton davinci code, yg berdasar kejadian yg lewat tapi tetep aja > fiksi yg diilmiah2in. > > yg satu berdasar data dulu.. baru ngarang, dan yg satunya lagi > berimajinasi dulu baru dibikin data. > > lalu apa hubungannya dengan ekonom pemenang hadiah nobel yg bangkrut di > saham? meneketehe.. ya hubung2in aja ndiri, ngapain saya capek2 > ngehubung2in krn saya jelas2 gak punya hubungan dengan ekonom pemenang > nobel. kenal juga kagak. > > yg saya tau disini banyak finance manager, ekonom, bos2 perusahaan.. apa > mereka semua sukses di saham? tanyakan ndiri ke orangnya, yg jelas mereka > gak akan posting disini kayak orang kurang kerjaan ke' saya.. heheee > > > On Sun, 02 Dec 2007 09:47:11 +0700, Gandhi Hadiwitanto > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Bener kata orang, bahwa kalau menyangkut duit, orang jadi emosional. > > Newton ini kan ilmuwan ber IQ tinggi yang mestinya selalu mendahulukan > > rasio daripada emosi. Rasionya masih jalan ketika dia jual saham South > > Sea Company dengan cuan 100% pada saat harganya "bullish" tidak > > terkendali. Tapi ketika harganya naik terus, dia jadi emosional (greedy) > > dan buy back di harga tinggi. Kemudian harga terjerembab dan dia rugi > > hampir tiga kali lipat dari keuntungan yang diperolehnya. Graham juga > > cerita tentang kasus ambruknya hedge fund Long Term Capital Managemen > > L.P. yang dikelola sepasukan ahli matematika, ilmuwan komputer dan dua > > ekonom PEMENANG HADIAH NOBEL yang bikin pasar keuangan global sempat > > muntah darah di tahun 1998. Ini cerita favorit saya yang menunjukkan > > bahwa smart money sometimes is not really smart. Mungkin EQ tinggi lebih > > berperan daripada IQ tinggi dalam trading saham?