Tambahan: BC itu hasil merger dari 3 bank, salah satu bank tsb banyak main Surat Berharga.
Anda kan tahu, pada saat puncak krisis SM, surat2 berharga itu hampir tidak ada harganya lagi, banyaknya DEFAULT. Sebagai pembanding: BUMI saja dari 8000 tinggal 385. Tapi sesudah krisis lewat BUMI bisa ke 3000 lagi. Komposisi Surat Berharga sangat besar dan sudah diperingatkan oleh BI. Tapi seperti embah bilang: Nasi udah jadi bubur borok, jadi terserah DPR saja mau apa. Tapi seorang pemimpin harus MEMUTUSKAN, dia tidak bisa memilih opsi DIAM. Keputusan Melikwidasi dan Mengambil alih , dua duanya keputusan JELEK, apapun yg dipilih akan BERAKHIR ke DPR karena urusan Borok2 tsb.. --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "jsx_consultant" <jsx-consult...@...> wrote: > > Masalah BOROK BC memang sudah lama, jauh hari dari sebelum krisis... > > Laporan BPK tentang BOROK yg seabrek abrek ini sih SUDAH terlambat, > Nasi udah jasi bubur borok... > > BC harusnya sudah terjual kepada investor baru sebelum krisis datang tapi > GAGAL. > > Sri Mulyani HANYA punya dua pilihan pada saat GENTING GENTINGnya krisis SM: > - Melikwidasi atau Mengambil alih > > Kedua duanya MENYAKITKAN dan MERUGIKAN, TAPI harus DIPUTUSKAN !!! > > Dan saat itu diputuskan Mengambil alih, keputusan ini adalah LOGIS karena > keadaan ekonomi sedang genting. Jika BC diambil alih pada keadaan ekonomi > normal, maka keputusan ini GOBLOK dan CORRUPT. > > Note: > - Jika saat itu diputuskan Melikwidasi BC, laporan BPK isinya akan sama > dengan keputusan Mengambil alih karena itu adalah akibat/konsekwensi > BOROK LAMA yg tidak terselesaikan sampai akhir krisis SM datang. > > > > > > _____ > > From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:obrolan-ban...@yahoogroups.com] > On Behalf Of Parama Nandana > Sent: Friday, December 11, 2009 12:40 AM > To: obrolan-bandar@yahoogroups.com > Subject: Re: [ob] Sri Mulyani: Aburizal Bakrie Tidak Senang pada Saya > > > > > > > Salah atau tidak salahnya pejabat negara dalam mengambil keputusan dan > menjalankan kebijakannya, tinggal di backtest aja Mbah, khususnya terhadap > peraturan dan UU yang berlaku. > > Hasil audit BPK jelas menunjukkan pelanggaran yang dilakukan BI dan KSSK > terhadap berbagai peraturan dan UU mulai dari proses merger bank Pikko, BCIC > dan bank Danpac, ketidak telitian BI dalam mengawasi bank Century, sampai > dengan pelanggaran UU no 24 thn 2004 tentang LPS. > > Agar para OBers dapat mencerna dan menyimpulkan sendiri dengan lebih > obyektif, dapat download detail hasil investigasi bank Century oleh BPK > dalam link dibawah ini: > > http://media. > <http://media.vivanews.com/documents/2009/11/24/431_Audit%20Investigasi%20BP > K%20Atas%20Bank%20Century.pdf> > vivanews.com/documents/2009/11/24/431_Audit%20Investigasi%20BPK%20Atas%20Ban > k%20Century.pdf > > > > > _____ > > From: Bandar Bola <bandarr.b...@...> > To: obrolan-bandar@yahoogroups.com > Sent: Thu, December 10, 2009 2:21:55 PM > Subject: Re: [ob] Sri Mulyani: Aburizal Bakrie Tidak Senang pada Saya > > > > > Betul Mbah, ada dua issue besar yang Mbah katakan, ditambah dua issue lain: > 1. Proses pengambilan keputusan KSSK yang diketuai Bu Sri Mulyani > 2. Proses pengambil-alihan management Bank Century post-bailout > 3. Aliran dana dari deposan besar / afiliasi pemilik lama > 4. Diskriminasi BI terhadap Bank Century, yang seharusnya sudah ditutup dari > dulu-dulu > > Point nomor satu: menurut saya tidak ada masalah karena discretionary > decision itu hak dari pejabat yang berwenang, dalam hal ini Ketua KSSK. > Keputusan kemarin tidak bisa dinilai salah kalau sudah ketahuan hasilnya > (ini kayak Prof. JT yang bilang bahwa TA itu tidak error-proof 100%, kalau > tahu SUMI naik besok, hari ini kita gadein rumah mertua sekalian, he he...), > yang penting semua aspek sudah dipertimbangkan. > > Paling-paling kalau mau dipertanyakan adalah besarnya biaya bailout sebagai > dasar pengambilan keputusan yang katanya cuma 600-an milyar tapi ternyata > jadi membengkak. Selain itu ada dugaan, katanya Ketua KKSK pada awalnya > tidak setuju bailout, dan lebih prefer untuk dilikuidasi, tapi ternyata > beliau akhirnya berubah pikiran, ada yang berspekulasi ada "strong hand" > yang menekan beliau untuk menyetujui bailout tsb. > > > Point kedua: ini masalah besar, seharusnya begitu diputuskan bailout, maka > semua management lama langsung inactive, dan kalau perlu ditahan sementara, > supaya tidak ada dana besar yang bisa ditarik oleh mereka / afiliasi pemilik > lama. Kalau melihat kasus BLBI, bobolnya khan di sini. Duit dikucurkan, tapi > malah ditarik oleh perusahaan2 afiliasi pemilik lama. Dan kesalahan lama > kayaknya terulang lagi di sini, nggak heran katanya ada pemindahan dana > tunai di bukan hari kantor. Kalo ini jelas tanggung jawab LPS dan BI. Yang > urusan tunai itu bisa di-handle oleh LPS sebagai management baru Century, > terus untuk penarikan besar2 secara giral harusnya ketahuan ama BI. Saya > curiga masalah terbesar ada di point ini sehingga biaya bailout jadi bengkak > dari perkiraan sebelumnya yang hanya 600-an milyar menjadi 6 trilyun. Yang > perlu diselidi, apakah mismanagement itu "karena bodoh / tidak > pengalamannya" LPS, atau "on-purpose" / disengaja atas tekanan > "strong-hand". > > > Point ketiga: Sebagai "balas budi" karena Century tidak jadi dilikuidasi, > artinya ada orang-orang yang mengalirkan sebagian duitnya ke orang-orang > partai / pejabat. Logika pasar tanah Abang saya bilang ini sangat "common > sense", daripada hilang duit semuanya, ya mending hilang duit sebagian aja > bagi2 ke oknum2 pejabat. Logika berpikir yang sama yang dulu juga ada di > kepala Rudy Ramli waktu kasus Cessie EGP Bank Bali. Ini sih kalau mau > dibongkar, gampang banget, kalau mau! Tinggal dilacak aja semua transfer2 > besar dari Century post-bailout. Yang susah itu, bagaimana caranya supaya > jadi "mau". > > > Point keempat: Kenapa BI sangat getol memperjuangkan Century untuk tidak > ditutup bahkan sejak beberapa tahun yang lalu, sampai2 mereka mengizinkan > Bank CIC yang sudah sakit waktu itu untuk dikawinkan dengan bank-bank yang > katanya juga sakit: Pikko dan Danpac, dan menjadi Bank Centrury. Ada aturan2 > kesehatan bank yang berlaku untuk semua bank, tapi tidak dikenakan kepada > CIC / Century, tanya kenapa? > > Lucunya lagi, seharusnya pemegang saham lama om Robert Tantular sudah tidak > boleh jadi pejabat lagi di bank post-merger, tapi koq masih diizinkan ya. > Track record beliau itu spesialis bikin sakit bank, dulu pernah juga punya > bank BCD. Dan beliau lah yang bikin gara2 dengan bikin Antaboga mega-scandal > itu. Nah kalau ngemeng2 Antaboga, ada orang sakti di Bapepam LK, yang tidak > tersentuh sama sekali dalam kasus ini, maupun dalam kasus Sarijaya. You know > lah... > > > Menurut saya pribadi, Bu Sri Mulyani orangnya nggak macem2 lah, kecuali > melakukan pembiaran di Bapepam LK (mungkin sungkan ama sesama alumni UI kali > ya). > Yang agak aneh itu Pak Boed, menurut saya beliau itu clean, tapi untuk kasus > ini, koq getol banget belain Century, mungkin karena "esprit de corps" BI, > jadi demi institusi BI yang memang dari dulu rada2 runyam, beliau terpaksa > rela pasang badan jadi orang yang kontroversial dalam kasus ini. > > > Hanya sumbang pendapat, tidak bermaksud menyudutkan siapapun juga, biar kita > bisa melihat kasus ini dengan lebih jernih. > > Regards, > Bandar Bola > > > > > 2009/12/10 jsx_consultant <jsx-consultant@ centrin.net. > <mailto:jsx-consult...@...> id> > > > > > Embah pikir, kalo Bank Century saat itu tidak ditolong oleh > pemerintah, maka didalam benak deposan akan timbul kecurigaan > bahwa bank lainpun TIDAK akan ditolong jika diRush... > > Embah ingat saat itu, banyak deposan yg sudah was was apalagi > batas yg dijamin cuman 200 juta. Ketika negara2 tetangga seperti > Australia menaikan jaminan terpaksa pemerintah menaikan > jaminan pinjaman menjadi 2 miliar agar deposan tidak menarik > uangnya dari bank. > > Dan hal itu mungkin yg membuat deposan yg 'NASIONALIS ?' seperti > Sampoerna tetap menabung dibank Nasional, tapi dia berakhir SIAL. > > Jika pemerintah tidak menjamin Bank Century, maka AKAN ada > gelombang pemindahan uang keluar negri, karena memindahkan > uang keluar negri sangat mudah, buat apa ambil resiko > nyimpan uang di bank dalam negri kalo diluar negri dijamin. > Tinggal transfer keluar negri, ngapain pusing pusing saban > hari karena takut engga dijamin. > > Jadi yg dilakukan Sri Mulyani adalah benar secara Makro > yaitu melindungi ekonomi Indonesia , dan terbukti keadaan > ekonomi Indonesia JAUH lebih baik dibanding indikator ekonomi > negara tetangga . > > Nah kalo soal lainnya, biar dibahas DPR, TAPI kalo soal > KEBIJAKAN EKONOMI, Sri Mulyani adalah JAMINAN MUTU... > > Jadi disini ada isue: > - KEBIJAKAN EKONOMI dan > - Pelaksaan kebijakan. > > Embah tidak meragukan kebijakan ekonomi Sri Mulyani, tapi > soal Pelaksanaan kebijakan, biar dibicarakan secara terbuka > di DPR.. biar transparan.. . gitu loh... >