Ada posting menarik dari Group KAMI PERCAYA INTEGRITAS SRI MULYANI INDRAWATI ! <http://www.facebook.com/group.php?gid=186403684861> di Facebook. Semoga bermanfaat * Bagian I* Kasus Century ini di rekayasa secara bertahap. Oleh siapa? 1) politisi pdip. Dari orang2 DPR (si arar), sampai KKG yg meletakkan landasan fitnah. 2) politisi2 dpr muda2 yg ingin mencetak nama bagi diri sendiri, walau tidak sejalan dengan fraksi nya. 3) politisi2 tua yg mencoba mengail diair keruh. Ini menyedihkan. Tidak kurang dari GD sampai AR mengatakan hal2 keras ttg B & SM (Boediono & Sri) harus mundur sampai ditangkap. 4) massa bayaran 5) media yg oportunis.
Kerja mereka ini cukup "berhasil". Sampai kini B & SM tercoreng di mata awam. Kenyataan akan menunjukkan diri. *Bagian I*I Kasus Century TIDAK seperti yg diberitakan di kalangan awam, hasil kobokan orang2 #1. B&SM = Boediono & Sri Mulyani Lihat laporan keuangan BC. Total deposito sebelum krisis ada 12T - perkiraan yg <2M atau langsung jadi tanggungan LPS jika pada Nov 2008 diputuskan ditutup sekitar 6M - yg berarti harus dibayar tunai saat penutupan itu, sisanya pasti akan jadi masalah juga bagi LPS. Jadi dana 6.7T itu harus keluar juga seandainya BC tidak diselamatkan. Plus tidak ada Bank Mutiara, pengusutan kriminal tantular dkk jadi sulit. Dan, yg paling parah: ancaman terjadinya bank rush - jika BC ditutup nov 2008, maka bankir singapura pasti akan ber-teriak2:"Indonesian banks collapsing, move your money here..." Dan deposan Indonesia ber-bondong2 menarik dana (deposan Indonesia hanya dijamin s/d 2M oleh LPS, di Singapore, Australia dijamin semua / 100%) Lagipula, uang talangan itu dana LPS - sebuah lembaga spt asuransi yg independen- bukan "uang rakyat". Terakhir, sekarang LPS memiliki saham bank Mutiara tbk (listed di bursa) yang punya nilai jual. Setelah dipegang beberapa tahun, sangat mungkin LPS bisa menjual bank Mutiara dengan harga >7T -- atau mendapat keuntungan. Memang ada kriminal dan pidana dalam kasus BC, paling terutama adalah Tantular dkk (yg sekarang sudah di bui - tetapi belum seluruh kesalahannya di perhitungkan). Bahkan mungkin juga ada kesalahan dalam penelitian nasabah2 BC - paling terutama adalah dana BUMN disana -- hal ini 'wajar' dalam perbankan Indonesia. Seandainya ada ketidak pantasan, jumlahnya terbatas. Menurut audit BPk pun (yg tone nya bias, karena ketua BPK Hadi P adalah ex-dirjen pajak yg dipecat SM tahun 2006) angka2 bias ini max 9238M - dengan catatan yg perlu diteliti 149M. Seandainya ada ketidak pantasan - ini paling banyak karena manajemen lama (Tantular dkk) - maka yg akan terkena getahnya adalah manajemen baru dari tim Mandiri (dirut Maryono dkk) yg perlu ditanya lebih lanjut (menurutku, melihat laporan keuangan BCIC:JK sejak takeover, manajemen Maryono ini berhasil melakukan turnaround). Sama sekali TIDAK TERKAIT pada Boediono dan Sri Mulyani yg tidak menangani hal2 ini secara langsung. Justru - kaum #1 diatas memfitnah dengan menyebar isu seolah 6.7T itu "uang rakyat" yg menjadi tanggungan B&SM. INI FITNAH! Hari ini (Minggu 5 /12) Sby mulai lantang melakukan serangan balik ke pemfitnah sby / PD - jelas dipicu oleh fitnah Bendera itu -- yg notabene akan membantu posisi B & SM juga. Kita akan segera melihat bahwa kaum #1 diatas lah, yg menggunakan fitnah untuk keuntungan politis mereka, dan mencoba menggunakan kepala B & SM sebagai loncatan untuk menyerang SBY. Tidak yakin apakah sby akan melindungi SM -- tetapi apapun yg terjadi jelas bahwa serangan2 pada SM ini adalah fitnah keji. Apa yg dilakukan B & SM pada november 2008 itu bukan hanya tidak salah, tetapi juga sangat penting bagi ekonomi Indonesia. Mengutip ucapan Darmin Nasution: "Ada yg tidak tahu, ada yg tidak mau tahu, ada yg tahu tapi tidak mau berterima kasih -- tetapi jika anda orang Indonesia - maka anda telah menerima keuntungan dari tindakan2 B& SM pada bank century -- yaitu ekonomi Indonesia yg stabil, tidak jatuh selama krisis global" Tepat sekali. Kita akan melihat perkembangan hari2 kedepan yg membuktikan tulisan2 ku ini -- biasanya tukang fitnah itu akan lari serabutan jika pemerintah berani bertindak tegas, hari ini sby mulai tegas (terutama setelah diri & keluarganya ikutan difitnah, waktu baru B & SM yg difitnah tidak).* Bagian III* Salah satu efek paling jelek dari kasus spt ini adalah: orang benar (mis. menteri SM) di-salah2kan -- padahal orang yg tidak mengerjakan apa2 atau malah korupsi tapi tidak nampak (menteri2 lain, terutama menhut yg lalu!) - tidak di apa2kan. Apa pelajarannya? Jangan berbuat apa2! Nyolong aja hati2 .. Ini sangat jelek. Hal ini yg paling membuatku kesal pada kasus ini. Pikirkanlah sendiri secara nalar - jangan emosional -- cek ke mereka2 yg mempunyai ilmu untuk itu (dalam kasus century ini mereka yg tahu makro ekonomi / kebijakan fiskal negara). Kasus century ini sesungguhnya terang benderang. Banyak politikus oportunis yg sekarang merasa bisa 'mencium bau darah' menggoyang sby. Sby sendiri juga politikus ulung - seperti caranya menggembosi demo rabu ini (G 9-12). Ulung, cerdik. Tetap saja, mereka2 yg benar2 bekerja untuk negara ini tidak mendapat penghargaan yg memadai, malah di fitnah2. Posted by : Wardhana Gatot<http://www.facebook.com/profile.php?id=100000468095864> Best Regards, Antonius 2009/12/10 Bandar Bola <bandarr.b...@gmail.com> > > > Betul Mbah, ada dua issue besar yang Mbah katakan, ditambah dua issue lain: > 1. Proses pengambilan keputusan KSSK yang diketuai Bu Sri Mulyani > 2. Proses pengambil-alihan management Bank Century post-bailout > 3. Aliran dana dari deposan besar / afiliasi pemilik lama > 4. Diskriminasi BI terhadap Bank Century, yang seharusnya sudah ditutup > dari dulu-dulu > > Point nomor satu: menurut saya tidak ada masalah karena discretionary > decision itu hak dari pejabat yang berwenang, dalam hal ini Ketua KSSK. > Keputusan kemarin tidak bisa dinilai salah kalau sudah ketahuan hasilnya > (ini kayak Prof. JT yang bilang bahwa TA itu tidak error-proof 100%, kalau > tahu SUMI naik besok, hari ini kita gadein rumah mertua sekalian, he he...), > yang penting semua aspek sudah dipertimbangkan. > > Paling-paling kalau mau dipertanyakan adalah besarnya biaya bailout sebagai > dasar pengambilan keputusan yang katanya cuma 600-an milyar tapi ternyata > jadi membengkak. Selain itu ada dugaan, katanya Ketua KKSK pada awalnya > tidak setuju bailout, dan lebih prefer untuk dilikuidasi, tapi ternyata > beliau akhirnya berubah pikiran, ada yang berspekulasi ada "strong hand" > yang menekan beliau untuk menyetujui bailout tsb. > > > Point kedua: ini masalah besar, seharusnya begitu diputuskan bailout, maka > semua management lama langsung inactive, dan kalau perlu ditahan sementara, > supaya tidak ada dana besar yang bisa ditarik oleh mereka / afiliasi pemilik > lama. Kalau melihat kasus BLBI, bobolnya khan di sini. Duit dikucurkan, tapi > malah ditarik oleh perusahaan2 afiliasi pemilik lama. Dan kesalahan lama > kayaknya terulang lagi di sini, nggak heran katanya ada pemindahan dana > tunai di bukan hari kantor. Kalo ini jelas tanggung jawab LPS dan BI. Yang > urusan tunai itu bisa di-handle oleh LPS sebagai management baru Century, > terus untuk penarikan besar2 secara giral harusnya ketahuan ama BI. Saya > curiga masalah terbesar ada di point ini sehingga biaya bailout jadi bengkak > dari perkiraan sebelumnya yang hanya 600-an milyar menjadi 6 trilyun. Yang > perlu diselidi, apakah mismanagement itu "karena bodoh / tidak > pengalamannya" LPS, atau "on-purpose" / disengaja atas tekanan > "strong-hand". > > > Point ketiga: Sebagai "balas budi" karena Century tidak jadi dilikuidasi, > artinya ada orang-orang yang mengalirkan sebagian duitnya ke orang-orang > partai / pejabat. Logika pasar tanah Abang saya bilang ini sangat "common > sense", daripada hilang duit semuanya, ya mending hilang duit sebagian aja > bagi2 ke oknum2 pejabat. Logika berpikir yang sama yang dulu juga ada di > kepala Rudy Ramli waktu kasus Cessie EGP Bank Bali. Ini sih kalau mau > dibongkar, gampang banget, kalau mau! Tinggal dilacak aja semua transfer2 > besar dari Century post-bailout. Yang susah itu, bagaimana caranya supaya > jadi "mau". > > > Point keempat: Kenapa BI sangat getol memperjuangkan Century untuk tidak > ditutup bahkan sejak beberapa tahun yang lalu, sampai2 mereka > mengizinkan Bank CIC yang sudah sakit waktu itu untuk dikawinkan dengan > bank-bank yang katanya juga sakit: Pikko dan Danpac, dan menjadi Bank > Centrury. Ada aturan2 kesehatan bank yang berlaku untuk semua bank, tapi > tidak dikenakan kepada CIC / Century, tanya kenapa? > > Lucunya lagi, seharusnya pemegang saham lama om Robert Tantular sudah tidak > boleh jadi pejabat lagi di bank post-merger, tapi koq masih diizinkan ya. > Track record beliau itu spesialis bikin sakit bank, dulu pernah juga punya > bank BCD. Dan beliau lah yang bikin gara2 dengan bikin Antaboga mega-scandal > itu. Nah kalau ngemeng2 Antaboga, ada orang sakti di Bapepam LK, yang tidak > tersentuh sama sekali dalam kasus ini, maupun dalam kasus Sarijaya. You know > lah... > > > Menurut saya pribadi, Bu Sri Mulyani orangnya nggak macem2 lah, kecuali > melakukan pembiaran di Bapepam LK (mungkin sungkan ama sesama alumni UI kali > ya). > Yang agak aneh itu Pak Boed, menurut saya beliau itu clean, tapi untuk > kasus ini, koq getol banget belain Century, mungkin karena "esprit de corps" > BI, jadi demi institusi BI yang memang dari dulu rada2 runyam, beliau > terpaksa rela pasang badan jadi orang yang kontroversial dalam kasus ini. > > > Hanya sumbang pendapat, tidak bermaksud menyudutkan siapapun juga, biar > kita bisa melihat kasus ini dengan lebih jernih. > > Regards, > Bandar Bola > > > > 2009/12/10 jsx_consultant <jsx-consult...@centrin.net.id> > > >> >> Embah pikir, kalo Bank Century saat itu tidak ditolong oleh >> pemerintah, maka didalam benak deposan akan timbul kecurigaan >> bahwa bank lainpun TIDAK akan ditolong jika diRush... >> >> Embah ingat saat itu, banyak deposan yg sudah was was apalagi >> batas yg dijamin cuman 200 juta. Ketika negara2 tetangga seperti >> Australia menaikan jaminan terpaksa pemerintah menaikan >> jaminan pinjaman menjadi 2 miliar agar deposan tidak menarik >> uangnya dari bank. >> >> Dan hal itu mungkin yg membuat deposan yg 'NASIONALIS ?' seperti >> Sampoerna tetap menabung dibank Nasional, tapi dia berakhir SIAL. >> >> Jika pemerintah tidak menjamin Bank Century, maka AKAN ada >> gelombang pemindahan uang keluar negri, karena memindahkan >> uang keluar negri sangat mudah, buat apa ambil resiko >> nyimpan uang di bank dalam negri kalo diluar negri dijamin. >> Tinggal transfer keluar negri, ngapain pusing pusing saban >> hari karena takut engga dijamin. >> >> Jadi yg dilakukan Sri Mulyani adalah benar secara Makro >> yaitu melindungi ekonomi Indonesia , dan terbukti keadaan >> ekonomi Indonesia JAUH lebih baik dibanding indikator ekonomi >> negara tetangga . >> >> Nah kalo soal lainnya, biar dibahas DPR, TAPI kalo soal >> KEBIJAKAN EKONOMI, Sri Mulyani adalah JAMINAN MUTU... >> >> Jadi disini ada isue: >> - KEBIJAKAN EKONOMI dan >> - Pelaksaan kebijakan. >> >> Embah tidak meragukan kebijakan ekonomi Sri Mulyani, tapi >> soal Pelaksanaan kebijakan, biar dibicarakan secara terbuka >> di DPR.. biar transparan... gitu loh... >> >> >> > > > > -- Best Regards, Antonius