Tidakkah anda berpikir secara matang sebelum membuat judul seperti itu? Ini adalah dialog ilmiah yang sangat diperlukan bagi orang-orang yang berafala ta'qilun dan afala yatazakkaraun. Andaikata dialog ini berlangsung di Acheh, boleh jadi ribut disebabkan mereka belum terbiasa dengan dialog ilmiah bukan caci-maki. Caci maki muncul ketika munculnya pihak yang fanatikbuta. Dimedan Internet aman-aman saja, konon pula para ahli yang berdialog bukan orang fanatikbuta.
Sudah barang pasti mayoritas dimilis ini pembela ajaran Sunni. Justru itulah kita uji kebenaran dipihak mana agar yang masih terbuka mata hati mampu menangkap kebenaran agama yang redha Allah agar tidak menyesal di Achirat nanti. Anda sepertinya belum memahami hakikat suatu agama. Shalat, puasa zakat dan Haji tidak ada artinya sama sekali kalau anda pemeluk agama diluar dari satu golongan yang benar diantara 22 firqah yang sesat. Justru itulah pentingnya bagi bangsa Acheh untuk menguji mana yang benar diantara Syiah dan Sunnah. Suharto juga shalat,berpuasa, menunaikan zakt dan bahkan naik Haji. Kalau itu yang kamu maksudkan sudah beragama, apa perlunya Acheh merdeka, bergabung saja dengan pelanjut Suharto, betapa lugunya cara anda berpikir. Anda mengatakan: "Orang pada waktu magrib, enak2e, duduk di warung kopi. Katanya negeri syariah tp para ABG di jalanna begitu cuek pake baju ketat dan pelukan erat sama lawan jenis dan muhrim". Itu adalah orang sunni. bukan orang Syiah. Tidakkah anda lihat Gusdur bersenda dengan perempuan non muhrim di kantornya? Itu Ulama Sunni. Bagaimana mungkin melarang anak buahnya di Acheh yang tidak peduli larangan Tuhan sebagaimana keluhan anda? Anda juga mengatakan: "Nah, buat apa berbusa-busa pertentangkan sunni vs syiah?. Mgkn inilah sebabnya Islam di abad 20 ini selalu kalah di bidang ekonomi, politik dan teknologi. Bagaimana tidak, sesama umat aja asyik adu arumentasi cilet2." Tidakkah anda bisa berpikir sebelum menuduh yang bukan-bukan? Ini bukan pertengkaran tapi melaksanakan perintah Allah agar kita tidak beragama tanpa menguji kebenarannya, Ini semacam proses dari tindak lanjut pesan Allah: "Afala ta'qilun?" (apakah kamu tidak b eraqal?) dan . . . afala yatazakkarun? (. . .apakah kamu tidak berfikir? Rasulullah mengatakan tidak beragama bagi orang yang tidak berfikir. Kalau Islam di Mesir, Saudi Arabia, Irak dibawah Saddam Indonesia benar selalu kalah ekonomi, politik dan tekhnologi tapi bukalah matanya lebar-lebar bukankah mereka itu mayoritas Sunni dan dipimpin oleh Sunnin yang hipokrit lagi macam Indonesia menipu Acheh sampai hari ini dan juga menipu rakyatnya sendiri. Tapi . . . . . . .Lihatlah negri Islam yang penduduknya mayoritas Syiah, satu-satunya sekarang Republik Islam Iran. Adakah ekonomi mereka terkalahkan? Adakah politik mereka terkalahkan? Adakah tekhnologi mereka terkalahkan? Andaikata anda berpikir dalam beragama, tidak sepantasnya mengeluarkan pendapat seperti itu. Sebaliknya merenungkan kenapa justru orang Syiah yang maju ekonomi, politik dan tekhnologi. Kepada pengamat, . . . . . . . maafkan saya kalau tidak bermaksud selain yang redha Allah agar kita dapat menganalisa melalui perdebatan ini mana agama yang redha Allah. . . . . . . (Ali al Asytar) ________________________________ From: "murthala_...@yahoo.co.id" <murthala_...@yahoo.co.id> To: ia...@yahoogroups.com Sent: Monday, July 27, 2009 11:51:05 AM Subject: Re: [IACSF] Ribut Syiah vs Sunni Sangat2 setuju pendapat bung Harry.krn sesungguhnya itulah substansi keimanan Powered by Telkomsel BlackBerry® ________________________________ From: Harry Ganusy Date: Mon, 27 Jul 2009 02:46:17 -0700 (PDT) To: <ia...@yahoogroups. com> Subject: [IACSF] Ribut Syiah vs Sunni Mengapa pula milis ini dipenuhi polemik adu argumentasi pembenaran syiah vs Sunni. Logikanya kalau kita perdebatkan satu topik, perlu kita sadari dan fahami dulu substansi, ide-ide, dan sistem nilai yg dikultuskan kelompok tersebut. Baru nyaman kita diskusi. Dari amatan adu argumentasi syiah vs Sunni. Kesan yg sy tangkap sepertinya mayoritas member milis ini pembela panji-panj ajaran Sunni. Sudah barang pasti mayoritas dimilis ini pembela ajaran Sunni. Justru itulah kita uji kebenaran dipihak mana agar yang masih terbuka mata hati mampu menangkap kebenaran agama yang redha Allah agar tidak menyesal di Achirat nanti. Sekarang mari kita jujur saja sudahkan kita di Aceh ini benar-benar dan sungguh-sungguh melaksanakan gagasan ajaran dan pemikiran ulama Sunni?, Rasanya BELUM. inilah problem khas orang Aceh suka sekali debatkan wacana, padahal realisasi wacana tsb msh dibawah 50%. Dg kata lain shalat jarang, sedekah kurang dan puasa kadang2 tp kalau dituding kafir, langsung blingsatan terbakar emosi dan marah-marah tak karuan. Padahal dari perilaku sehari-hari nyata sekali secara kasat mata,: Orang Aceh itu dalam keimanannya juga tidak bisa Anda sepertinya belum memahami hakikat suatu agama. Shalat, puasa zakat dan Haji tidak ada artinya sama sekali kalau anda pemeluk agama diluar dari satu golongan yang benar diantara 22 firqah yang sesat. Justru itulah pentingnya bagi bangsa Acheh untuk menguji mana yang benar diantara Syiah dan Sunnah. dikategorikan murni sunni atawa syiah. Orang pada waktu magrib, enak2e, duduk di warung kopi. Katanya negeri syariah tp para ABG di jalanna begitu cuek pake baju ketat dan pelukan erat sama lawan jenis dan muhrim. Nah, buat apa berbusa-busa pertentangkan sunni vs syiah?. Mgkn inilah sebabnya Islam di abad 20 ini selalu kalah di bidang ekonomi, politik dan teknologi. Bagaimana tidak, sesama umat aja asyik adu arumentasi cilet2. Jadi ngapain ribut2 terus sunni and syiah, kenapa tidak kita tertibkan dulu perilaku keseharian orang Aceh kini yg nyata2 tidak sesuai dengan A Quran dan Al Sunnah.