Rasulullah mengatakan bahwa untuk mencegah kemungkaran itu pertama kita lakukan 
dengan tangan (power), kalau tidak mampu (seperti orang yang hanya punya 
kemampuan menulis), kita lakukan dengan mulut (menegur dengan lisan atau 
ucapan), kalau yang kedua ini juga tidak mampu, ya terpaksa kita lakukan dengan 
hati (terpaksa kita benci kezaliman tersebut dalam hati orang-orang yang tidak 
mampu berbuat apa-apa) namun yang terakhir ini termasuk dalam golongan 
orang-orang yang selemah-lemah iman.  
   
  Nah, kezaliman yang dilakukan Kuntoro cs nampaknya tidak ada pihak di Acheh 
yang memiliki power untuk menghentiukannya. Justru itu alternatifnya adalah 
mencegah kemungkaran itu dengan mulut (dengan lisan atau tulisan). Alternatif 
ini sudah berulangkali kita lakukan dengan baik serta mayoritas orang Acheh 
memprotesnya dengan cara yang masih bersahabat. Realitanya Kuntoro cs 
sepertinya menganggap protes secara bersahabat itu mereka anggap bagaikan 
anjing menggonggong samentara mereka sendiri mengira bukan anjing tapi kafilah 
yang sedang berlalu di Acheh - Sumatra.(anjing menggonggong kafilah berlalu)
   
  Justru itu perlu kita pertanyakan kepada Hendra Budian, apakah belum pantas 
kita menghujat mereka yang demikian menyebalkan?  Bukankah kita telah berbicara 
secara baik-baik sebelum menghujatnya?  Coba anda perhatikan hadist Rasulullah 
kecuali anda bukan orang Islam, kenapa kita disuruh benci dalam hati ketika 
kita memang tidak mampu samasekali?  Menghujat itu memang tidak baik dan lebih 
tidak baik lagi membunuh, namun ada illanya (ada kecualinya). Nampaknya anda 
tidak mempelajari hal yang kecuali, justru itulah anda keliru dalam melihat 
kemungkaran itu hingga terkesan anda termasuk tipe pembela kemungkaran. Di 
Acheh masih ada orang yang mampu berpikir untuk menolong kaum dhu'afa sebagai 
tujuang utama manusia diperintahkan Allah untuk berperang. Namun mereka tidak 
memiliki power ketika Kuntoro cs mencengkram Acheh dengan "kuku besinya". 
   
  Coba anda renungkan bagaimana dr Panji Utama sampai menggores tangannya agar 
Kuntoro cs dapat berhenti dari sepakterjang yang merugikan kaum dhu'afa tapi 
tetap saja Kuntoro cs menganggap Panji Utama sebagai nyamuk diluar kelambu. 
Apakah belum cukup syarat untuk kita hujat Kuntoro cs?  Andaikan kita punya 
power bukan setingkat kita hujat tapi halal darah untuk kita bunuh.  Perhatikan 
sekali lagi Hadist Rasulullah tersebut, kecuali anda minimal masuk perangkap 
sekuler.
   
  Billahi fi sabililhaq
  Muhammad Al Qubra
  [EMAIL PROTECTED]
  Sandnes, Norwegia
   
   
  

hendra budian <[EMAIL PROTECTED]> skrev:
              
  Ka bereh that nyan teungku banta.... nyoe kiban tjara ta bangun teuma atjeh 
tanyoe deungen usulan-usulan konkret, keun dengen hujatan-hujatan konkret.
   
  nyang hana pah ta peu pah teuma, nyang hana lahee ta peu lahee... peu nyang 
ka tsusah....
 
  --------------------------------- 
Hendra Budian 
Chairman
  Aceh Judicial Monitoring Institute (AJMI) 
Jalan Ateuk Jawo No. 27 - Kampong Ateuk Dayah Tanoh
Banda Aceh - Aceh 

Mobile: +62812 697 472 4
  Telephone: 62-651-27432
  Fax : 62-651-27432
  Email : [EMAIL PROTECTED] , [EMAIL PROTECTED]
  

  ----- Original Message ----
From: Banta Syahrizal <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, May 22, 2007 3:04:26 PM
Subject: Re: [IACSF] Re: SEHARUSNYA SAUDARA "GUBERNUR ACHEH" IRWANDI YUSUF YANG 
MENJADI PELAKSANA BRR BUKAN KUNTORO MANGKUSUBROTO

      Rekan semua,
   
  Secara prinsip saya sepakat, bahwa Proyek BRR mulai saat ini sudah harus 
dialihkan ke PEMDA Aceh. Namun, bukan juga hanya pada orientasi untuk memegang 
tumpuk kekuasaan. Banyak hal yang bisa jadi alasan, misal salah satunya argumen 
politik ahmad sudirman, bahkan bisa saja masuk dalam argumentasi buku induk 
rehab-rekons bahwa pemda sudah lebih siap dan mapan, dan berbagai alasan lain. 
   
  Namun yang saya herankan, persoalan tidak sepakat dengan BRR, bubarkan BRR 
dan restrukturisasi BRR ini hanya baru dimilist dan warung kopi semenjak awal 
2006 yang lalu. tidak ada yang mau serius menekuni dan melakukan tekanan, baik 
politik, hukum dll. 
   
  Bagi saya, yang paling tepat BRR direkonstruksi dulu sebelum melanjutkan 
proyek rekonstruksinya. bukan hanya orang-orang yang mengelola BRR, namun 
sistem implementasi proyek di BRR yang harus di rekonstruksi.
   
  saya sepakat agar seluruh proyek BRR dikelola penuh oleh pemerintah Aceh. 
tapi bukan hanya mengganti kuntoro dengan irwandi. 
   
  jika kita coba telusuri dari seluruh tenaga pelaksana langsung proyek 
(satker) BRR, sekitar 80% adalah tenaga dari dinas2 reguler di Aceh, dari 
kasatker sampai dengan Panitia Lelang. Nah, tidak ada alasan lagikan BRR 
berdiri sendiri. ada baiknya, pelaksana proyeknya langsung saja ke dinas-dinas 
reguler.  
   
  Lalu seperti apa BRR itu nantinya. Menurut saya ada baiknya yang tinggal di 
BRR itu adalah orang-orang yang punya kapasitas mendampingi dan mengupgrade 
dinas. mereka harus punya kemampuan menjadi Technical Advisor dan Technical 
Asisten untuk proses implimentasi di dinas dapat berlangsung dengan baik dan 
bersih KKN, mereka harus punya kemampuan mengtransper pengetahuan proyek dan 
program kepada dinas. dan mereka-mereka yang punya kemampuan dalam desain 
perencanaan yang baik untuk mendongkrak Aceh dari keterpurukan di berbagai 
bidang. dan mereka harus ditempatkan didinas-dinas yang menjadi dampingannya. 
   
  Struktur yang ada di BRR nantinya, hanya Sekretariat yang dipegang langsung 
oleh kepala badan (siapapun nantinya), bidang kelembagaan dan Pengembangan SDM, 
serta Perencanaan dan Keuangan (karna berkaitan dengan pos anggaran non reguler 
untuk daerah).  
   
  dan ini, harus segera... tidak bisa perlahan-lahan, karna BRR sudah setengah 
umur.
   
  Tabik:
  orang yang pernah 8 bln bekerja di BRR
  hehe. sebelum dicaci

 
  Pada tanggal 21/05/07, falevi kirani <falevi_acheh@ yahoo.com > menulis:      
         Bung Nasir yang terhormat... 
  bisahkan anda lebih meliaht secara objektif tentan pemerintahan Acheh 
sekarang.. 
  saya pikir irwandi- nazar itu sebagi sibol bagi bagi Acheh untuk menciptakan 
perubahan di Acheh, apabila kita di sama- sama merobah maka itu tidak akan 
terwujut, bung nasir jangan hanya ngomong doang, tapi apa yang bisa anda bisa 
lakukan untuk perobahan di Acheh saat ini... 
  kalo boleh saya tau anda sekaran di mana ? 
   
  Saleum 
  FLV   

korbankonflick korbankonflick <[EMAIL PROTECTED] .sg> wrote:

        

Nasir Usman <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:       

Nasir Usman <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:     Baru bangun ya 
Bung??????,makanya mulai sekarang anda itu jangan bergabung lagi dgn orang 
orang yang berkianat untuk Aceh.
  Dan yang perlu anda ketahui MuO itu tidak akan membuat perobahan menyuluruh 
untuk Bangsa Aceh,MuO itu hanya membuat dan mengembungkan perut perut orang 
tertentu saja,buktinya coba anda lihat sekarang di Aceh,yang mana Anak yatim 
dan janda janda sampai saat ini masih hidup seperti dalam waktu Konflik. 
   
  Irwandi Yusuf yang sekarang,tidak sama lagi dengan Irwandi Yusuf yang 
dulu,sebab sekarang dia sudah berkerja di bawah bendera Merah Putih jadi dia 
itu sekarang saya umpama kan hanya sebuah Televisi,sedangkan Remod nya ada di 
tangan Indonesia. 
   
  Pemerintahan Aceh sekarang tak ubah seperti sandiwara yang di ciptakan oleh 
Jakarta,cuma pemaian pemaian nya saja yang  di ambil dari Group Seudati 
Aceh.jadi jangan heran kalau Promotor nya Bapak Kuntoro.
   
   
  Wassalam dari
   
   
  Rakyat yang tertindas
  

Ahmad Sudirman <[EMAIL PROTECTED] se> wrote:
    http://www.dataphon e.se/~ahmad
[EMAIL PROTECTED] se
   
  Stockholm, 20 Mei 2007
 
Bismillaahirrahmaan irrahiim.
Assalamu'alaikum wr wbr.
 
   
  
SEHARUSNYA SAUDARA "GUBERNUR ACHEH" IRWANDI YUSUF YANG MENJADI PELAKSANA BRR 
BUKAN KUNTORO MANGKUSUBROTO
Ahmad Sudirman
Stockholm - SWEDIA.
 
   
  
SEKARANG SEHARUSNYA PELAKSANA BRR ACHEH DIPEGANG OLEH SAUDARA "GUBERNUR ACHEH" 
IRWANDI YUSUF SEDANGKAN BRR NIAS DISERAHKAN KEPADA PEMERINTAH DAERAH SUMATERA 
UTARA
   
  Kelihatan jelas sampai detik sekarang ini yang memegang pelaksanaan 
Pemerintahan Acheh adalah Kuntoro Mangkusubroto yang dikatrol oleh Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyono melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang 
Nomor 2 Tahun 2005, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2005, dan Keputusan Presiden 
Nomor 63 Tahun 2005 bukan dipegang oleh saudara "Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf  
yang dipilih langsung oleh rakyat Acheh melalui dasar hukum MoU Helsinki 15 
Agustus 2005 yang melahirkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 yang masih belum 
sempurna. 
   
  Kalau Ahmad Sudirman melihat dan mendalami apa yang terjadi di Acheh dari 
sudut pelaksanaan pembangunan Acheh adalah bukan saudara "Gubernur Acheh" 
Irwandi Yusuf  melainkan Kuntoro Mangkusubroto Kepala Badan Pelaksana BRR Acheh 
dan Nias yang dikatrol oleh mbah Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keputusan 
Presiden Nomor 63 Tahun 2005. 
   
  Jadi di Acheh sekarang ada dua Kepala Pemerintah yaitu pertama Kepala 
Pemerintah Acheh dipegang oleh saudara "Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf  dengan 
senjata MoU Helsinki digabung dengan UU Nomor 11 Tahun 2006 dan kedua Kepala 
Pemerintah Acheh dipegang oleh Kuntoro Mangkusubroto dengan memegang senjata 
buatan mbah Susilo Bambang Yudhoyono yang diberi nama senjata Perpu Nomor 2 
Tahun 2005, UU Nomor 10 Tahun 2005, dan Kepres Nomor 63 Tahun 2005. 
   
  Saudara "Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf  memiliki pengikut kelompok independen 
yang didukung oleh kelompok SIRA, sedangkan Kuntoro Mangkusubroto didukung oleh 
para stafnya yang berkumpul dibawah payung Badan Pelaksana BRR Acheh dan Nias 
seperti Teuku Kamaruzzaman, Ramli Ibrahim, Amin Subekti, T. Safir Iskandar 
Wijaya, Said Faisal, Andy Siswanto, Eddy Purwanto, Cut Cayarani Bitai, Bastian 
S. Sihombing, Sudirman Said dan ditambah dengan kelompok yang mencari harta dan 
kekayaan melalui kucuran gajih bulanan yang puluhan juta rupiah. 
   
  Nah, karena Kuntoro Mangkusubroto cs memiliki kekuataan eksekutif yang 
langsung bertanggung jawab kepada mbah Susilo Bambang Yudhoyono, begitu juga 
Saudara "Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf yang langsung bertanggung jawab kepada 
mbah Susilo Bambang Yudhoyono, maka dua orang ini secara hukum memiliki 
kekuatan sama yang bersifat eksekutif untuk mengelola Acheh dalam bidang 
pembangunan. 
   
  Keadaan hukum yang demikian memang disengaja oleh mbah Susilo Bambang 
Yudhoyono, karena kalau BRR dibubarkan dan  Perpu Nomor 2 Tahun 2005, UU Nomor 
10 Tahun 2005, serta Kepres Nomor 63 Tahun 2005 ditarik kembali, maka di Acheh 
hanya akan ada satu penguasa yaitu saudara "Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf yang 
secara tidak langsung dibayangi oleh GAM. Atau dengan kata lain GAM adalah 
pemerintah bayangan di Acheh dibalik tubuh saudara "Gubernur Acheh" Irwandi 
Yusuf. 
   
  Selama BRR berkuasa di Acheh sampai bulan April 2009, maka selama itu saudara 
"Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf hanya memiliki setengah kekuasan eksekutif di 
Acheh. Karena kekuasaan untuk membangun Acheh masih dipegang oleh mas Kuntoro 
Mangkusubroto cs. 
   
  Jadi, kalau ada suara-suara yang mengarah kepada usaha pembubaran BRR di 
Acheh, maka para pendukung dan pengikut pemerintahan Kuntoro Mangkusubroto cs 
akan menentangnya, termasuk mbah Susilo Bambang Yudhoyono.
   
  Sekarang negara-negara donor yang membantu Acheh tidak berhubungan bisnis 
dengan pihak Pemerintah Acheh yang baru yang dipegang oleh saudara "Gubernur 
Acheh" Irwandi Yusuf, melainkan pihak negara-negara donor itu akan berhubungan 
dengan mas Kuntoro Mangkusubroto sebagai kepala penguasa Acheh dibalik selimut 
BRR untuk melakukan bisnis-nya di Acheh. Dimana mas Kuntoro Mangkusubroto 
mengkampanyekan misi BRR-nya di Acheh dan Nias dalam bentuk slogan: "Membangun 
kembali masyarakat Acheh dan Nias, baik kehidupan individu maupun sosialnya. 
Membangunkembali infrastruktur fisik dan infrastruktur kelembagaan. Membangun 
kembali perekonomiannya sehingga dapat berusaha sebagaimana sebelumnya. 
Membangun kembali pemerintahan sebagai sarana pelayanan masyarakat." 
   
  Padahal slogan made in BRR tersebut sebenarnya sudah menjadi slogan dan 
kewajiban dari Kepala Pemerintah Acheh yang baru saudara "Gubernur Acheh" 
Irwandi Yusuf. Tetapi tentu saja, pihak mas Kuntoro Mangkusubroto tidak mau 
melepaskan dan memberikan slogan made in BRR tersebut kepada pihak saudara 
"Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf. 
   
  Nah sekarang, sampai bulan April 2009 seluruh bangsa dan rakyat Acheh akan 
dipimpin oleh dua orang, yaitu pertama oleh  mas Kuntoro Mangkusubroto dan 
kedua oleh saudara "Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf. Adapun GAM adalah merupakan 
pemerintahan bayangan Acheh yang bergerak di Acheh dan diluar Acheh. GAM masih 
memiliki kekuatan politik dan hukum baik di Acheh ataupun diluar Acheh, 
khususnya dalam hal dialog dengan pihak Pemerintah RI dan Pemerintah 
Negara-Negara donor yang mendukung MoU Helsinki 15 Agustus 2005. 
   
  Terakhir,  saudara "Gubernur Acheh" Irwandi Yusuf yang berjanji akan membawa 
Acheh kearah yang lebih baik tidak akan berhasil selama mas Kuntoro 
Mangkusubroto dengan para pengikutnya memegang kendali Pemerintahan Acheh 
dengan senjata  Perpu Nomor 2 Tahun 2005, UU Nomor 10 Tahun 2005, serta Kepres 
Nomor 63 Tahun 2005. 
   
  Inilah hasil kerja politis dan hukum yang dikembangkan dan dijalankan oleh 
mbah Susilo Bambang Yudhoyono untuk terus mengikat Acheh agar tidak lepas 
melalui jalur MoU Helsinki 15 Agustus 2005.
   
  Bagi yang ada minat untuk menanggapi silahkan tujukan atau cc kan kepada 
[EMAIL PROTECTED] se agar supaya sampai kepada saya dan bagi yang ada waktu 
untuk membaca tulisan-tulisan saya yang telah lalu yang menyinggung tentang 
Khilafah Islam dan Undang Undang Madinah silahkan lihat di kumpulan artikel di 
HP http://www.dataphon e.se/~ahmad
   
  Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada Allah kita 
memohon petunjuk, amin *.*
 
Wassalam.
 
Ahmad Sudirman
 
http://www.dataphon e.se/~ahmad
[EMAIL PROTECTED] se
----------
 

    
---------------------------------
  Boardwalk for $500? In 2007? Ha! 
Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games.

    
---------------------------------
  Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, 
news, photos more.   




    
---------------------------------
  
Real people. Real questions. Real answers. Share what you know.   





    
---------------------------------
  Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV.  
 
  
  
  










-- 
Banta Syahrizal
Achehnese Civil Society Task Force 
(ACSTF)
Jl. Merak No. 46 D, Neusu Aceh, Banda Aceh 23244
Telp. +62-651-635010
Fax. +62-651-635010
Email: [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED] com

Http://www.acstf. org 





  
---------------------------------
  Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.   

         



              
---------------------------------

Klaustrofobisk innboks? Få deg en Yahoo! Mail med 250 MB gratis lagringsplass 
http://no.mail.yahoo.com

Kirim email ke