Di dunia ini boleh saja kita berkilah seribu satu alasan. Tapi ingat suatu 
sa'at pasti akan ada balasannya.  Ketika azab Allah mulai nampak, Fir'aunpun 
yang menganggap diri sebagai tuhan, mengaku Tuhan Musa dan Harun sebagai Tuhan 
yang sebenarnya ketika air laut  mulai menenggelamkannya. Justru itu ingatlah 
wahai manusia bahwa semua kita pasti akan menemui Pemilik Dunia ini kelak untuk 
mempertanggung jawabkan segala perbuatan kita saat di Dunia. Inna lilaahi 
wainna ilaihi raaji'un.

Kamis, 3 Mei 2007, 22:51 WIB
BERITA MEDIA
ICW Temukan Penyimpangan Kegiatan Rehabilitasi Aceh-Nias
Reporter : LKBN Antara

Jakarta, acehkita.com. Indonesia Corruption Watch (ICW) menemukan adanya 
sejumlah penyimpangan dan dugaan praktek KKN dalam kegiatan rehabilitasi serta 
rekonstruksi NAD dan Nias pascatsunami dengan total belanja yang bermasalah 
mencapai Rp436 miliar lebih. 
Kepada pers di Jakarta, Kamis, Wakil Koordinator Badan Pekerja ICW Ridaya 
Laodengkowe mengatakan bahwa pihaknya telah menemukan indikasi pemborosan atau 
tidak sesuai aturan atas belanja barang modal alat dan mesin pada tahun 
anggaran 2006 dan 2007. 
Dikatakannya, dari Rp874 miliar lebih belanja modal alat dan mesin, setidaknya 
sebesar Rp46 miliar lebih berindikasi tidak hemat dan melebihi harga satuan 
umum (HSU). 
Selain itu berdasarkan hasil audit BPK 2006 juga telah ditemukan indikasi 
pemborosan serta kerugian negara melalui kegiatan perumahan, jalan dan 
pengamanan pantai untuk tahun anggaran 2005-2006 senilai Rp235 miliar lebih. 
Indikasi korupsi juga ditemukan dalam kerjasama pencetakkan buku 6 bulan BRR, 1 
tahun tsunami dan 1 tahun BRR yang melibatkan 9 rekanan/perusahaan yang 
tersebar dalam 16 kontrak kerjasama senilai Rp3,6 miliar lebih. 
"Kesimpulannya total belanja yang bermasalah sebanyak Rp432.612.362.630," kata 
Ridaya. 
Pada sektor perumahan, ICW mencatat adanya tiga penyimpangan yang telah 
terjadi, yakni pembangunan rumah yang tidak sesuai dengan spesifikasi kontrak 
yang ditetapkan, adanya manipulasi dalam pelaporan pelaksanaan pembangunan 
perumahan serta penyaluran bantuan rumah yang tidak tepat sasaran. 
Untuk pembangunan rumah yang tidak sesuai spesifikasi, Ridaya mencontohkan, 
terlihat jelas dalam pembangunan 760 unit rumah di Banda Aceh, pembangunan 574 
rumah di Aceh Barat, pembangunan 430 rumah di Kabupaten Aceh Barat Nagan Raya 
dan Aceh Selatan. 
Sedangkan kasus manipulasi pelaporan pembangunan rumah terjadi pada pembangunan 
50 unit rumah di kota Banda Aceh yang menggunakan anggaran 2005 senilai hampir 
Rp2 miliar, dimana kontraktor pelaksananya menelantarkan proyek itu walau 55 
persen anggaran proyek telah dicairkan BRR. 
Sementara untuk sektor infrastruktur, sejumlah penyimpangan yang ditemukan 
antara lain pengerjaan jalan yang tidak didukung perencanaan, semisal paket 
jalan Lamno-Calang dan paket jalan Seulimun-Jantho yang tidak didukung 
perencanaan serta AMDAL yang memadai. 
"Akibatnya beberapa ruas jalan tersebut mengalami kerusakan struktur sehingga 
tidak efektif bagi upaya pengembalian kondisi jalan semula," katanya. 
[antara.co.id] 
 
[Kembali ke indeks]

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke