Apa yang terjadi di Vietnam sudah terjadi di Indonesia & masuk media
massa. Jangan sampai ini terjadi di JKN, IDI & BPJS harus melakukan
tindakan pencegahan agar hal semacam ini nggak terjadi.
---

http://www.kupastuntas.co.id/?page=berita&&no=2776
Oknum Dokter Diduga Peras Pasien Jamkesmas

Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM) kembali tercoreng. Kali ini
akibat sikap salah satu oknum dokter spesialis yang terindikasi
melakukan praktek komersial dengan meminta bayaran kepada pasien
Jamkesmas.
Tamsil salah satu keluarga pasien mengatakan, saat itu dirinya
mengantarkan kerabatnya, Romzi (50), untuk berobat. Singkat cerita,
warga Jalan Kebon Jahe, Gang Kamboja, Kelurahan Enggal, Kecamatan
Enggal, itu ditemui dr. Adrian Ginting yang kemudian meminta dana
sebesar Rp17 juta, jika pasien ingin segera dioperasi.
"Dari hasil endoscopy di RSUAM, Romzi memang menderita tumor di
lambung. Saat konsultasi dengan dr. Adrian Ginting, kami diminta Rp17
juta kalau mau operasinya dipercepat," kata Tamsil.
Tamsil menjelaskan, sempat terjadi tawar-menawar harga saat itu. "Kami
sempat menawar Rp10 juta, tapi dokter itu tidak mau. Kami pasrah saja.
Sekarang tiba-tiba Romzi langsung dirujuk ke Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, dengan alasan dokter RSUAM tidak sanggup
menanganinya. Padahal sebelumnya dr. Adrian bilang sanggup asal
menyiapkan dana Rp17 juta," bebernya.
Sebelum dirujuk ke RSCM, sambung dia, pasien sempat masuk ke ruang
operasi RSUAM karena sudah dijadwalkan. Namun tidak jadi dioperasi
dengan alasan yang tidak jelas. Bahkan selama 2 bulan dirawat di
RSUAM, kondisi pasien semakin memburuk.
"Saat ini pasien sudah dibawa ke RSCM, diantarkan ambulan dari RSUAM.
Tapi sayangnya, sampai di RSCM pasien tidak dapat rawat inap, tapi
harus rawat jalan. Sedangkan pasien selama ini hidup bergantung dengan
infus," ungkapnya.
Maka dari ini, Tamsil meminta kepada RSUAM untuk bertanggung jawab
dengan pasien yang sudah dirujuk ke RSCM tersebut. Karena saat ini
pasien tidur di ruang tunggu RSCM lantaran tidak terdaftar sebagai
pasien rawat inap.
Tamsil mengatakan pihaknya tidak akan tinggal diam, kalau terjadi
sesuatu dengan keluarganya. Pihaknya juga meminta Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) Lampung memberikan sanksi kepada dr. Adrian Ginting
yang telah meminta sejumlah dana.
Hingga berita ini dilansir, wartawan velum berhasil mendapatkan
penjelasan dari dr. Adrian Ginting. Pesan singkat yang dikirimkan ke
ponselnya pun tidak mendapat tanggapan.


------------------------------------

Archives terdapat di http://www.yahoogroups.com/group/desentralisasi-kesehatan
Situs web terkait http://www.desentralisasi-kesehatan.net


Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/desentralisasi-kesehatan/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/desentralisasi-kesehatan/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    desentralisasi-kesehatan-dig...@yahoogroups.com 
    desentralisasi-kesehatan-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    desentralisasi-kesehatan-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke