buat hidonis : saya pribadi sih gak ada masalah kok. silakan posting aja. 
kecuali kalo dilarang ama negara dan ada undang-undangnya.

kalau memang ada yang tersinggung, kan bisa didiskusikan secara pribadi. santai 
aja


--- On Tue, 11/18/08, Ariyo Bisawarno <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Ariyo Bisawarno <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [smu2jombang] Pasca Eksekusi Mati Amrozi Dkk: Terorisme Akan 
Berhenti?
To: smu2jombang@yahoogroups.co.uk
Date: Tuesday, November 18, 2008, 3:38 PM










    
            

setuju



--- On Tue, 11/18/08, kafi hidonis <hidonis_joe@ yahoo.com> wrote:

From: kafi hidonis <hidonis_joe@ yahoo.com>

Subject: [smu2jombang] Pasca Eksekusi Mati Amrozi Dkk: Terorisme Akan Berhenti?

To: smu2jombang@ yahoogroups. co.uk

Date: Tuesday, November 18, 2008, 1:14 PM



Pasca Eksekusi Mati Amrozi Dkk: Terorisme Akan Berhenti?



Akhirnya Amrozi, Imam Samudra dan Mukhlas



benar-benar dieksekusi pada tengah malam 9 November lalu di Nusakambangan. Inna



lillahi wa inna ilayhi rajiuun. 



Eksekusi tersebut tidaklah menghapus



pertanyaan penting benarkah Amrozi cs adalah pelaku utama bom Bali 1? Memang, 
mereka mengakui telah menyiapkan bom, tapi benarkah bom sangat besar



yang meledak di jalan Legian, yang oleh para ahli bom dinilai masuk dalam



kualifikasi micronuke, adalah benar-benar bom yang dibuat oleh Amrozi



dan kawan-kawan? Keraguan semacam ini akan terus ada mengingat banyak sekali



fakta-fakta yang sangat gamblang yang menunjukkan tentang kemungkinan adanya



bom yang sengaja ditumpangkan oleh pihak lain. 



Karenanya, pemerintah dan masyarakat harus



tetap waspada terhadap kemungkinan akan adanya bom berikutnya. Mengapa?



Sesungguhnya terorisme yang selama ini terjadi adalah fabricated terrorism atau 
terorisme yang diciptakan. Bila digunakan analisis hubungan antara



motivasi dan aksi, maka semua bom yang meledak sejak dari bom Bali 1 hingga bom 
Bali 2 sangatlah aneh. Bila itu semua dibuat dalam rangka apa yang sering 
dikatakan sebagai



perang atau perlawanan melawan AS, mengapa tak satupun instalasi penting AS di 
Indonesia yang



terkena? Disinyalir telah terjadi operasi (intelijen) yang melakukan



langkah-langkah5i, yakni inflitrasi (terhadap kelompok Islam



yang memiliki semangat perlawanan), radikalisasi (dipompa untuk lebih



bersemangat melawan), provokasi (didorong untuk melakukan tindakan), aksi 
(digerakkan



melakukan tindakan kongkrit berupa pengeboman di sejumlah sasaran) dan



stigmatisasi (sehingga tercipta stigma bahwa Indonesia adalah sarang teroris,



pelakunya kelompok fundamentalis dari kalangan pesantren). Dan stigma semacam



itu sekarang telah terjadi. Karenanya, untuk kepentingan tetap terpeliharanya



stigma buruk tersebut dan dalam rangka memelihara momentum kampanye war on



terrorism, maka diduga kuat mastermind atau otak dibalik kasus



terorisme di Indonesia masih akan terus bekerja untuk menciptakan peristiwa 
terorisme baru. 



Pemerintah Indonesia tidak boleh terjebak pada



apa yang disebut kampanye war on terrrorism yang didengungkan AS



karena kampanye ini hanyalah kedok (mask) untuk menutupi maksud



sesungguhnya, yakni war on Islam. Mengapa? Bila benar AS dan



negara-negara sekutunya sungguh-sungguh berperang melawan terorisme, dan



terorisme itu diartikan sebagai setiap orang atau kelompok orang yang dalam



mencapai tujuannya menggunakan kekerasan, maka mestinya orang-orang seperti



presiden Bush, Tony Blair, John Howard dan tokoh lainya seperti Ariel Sharon,



dan negara seperti AS, Inggris dan Australia juga negara lain yang jelas-jelas



telah menghancurkan Irak dan Afghanistan serta Palestina, juga harus dianggap



teroris. Tapi kenyataannya, yang disebut teroris hanyalah orang atau kelompok



Islam yang sesungguhnya bertindak sebagai perlawanan terhadap kedzaliman



terhadap dunia Islam, sementara negara dan orang-orang yang jelas-jelas



memerintahkan melakukan kedzaliman itu justru tidak pernah dipersoalkan. 



Oleh karena itu, pihak berwajib harus berusaha



sungguh-sungguh untuk mengungkap siapa pelaku utama atau master mind dari 
rangkaian bom yang terjadi di Indonesia. Hanya dengan cara itu,



kegiatan yang disebut terorisme bisa dihentikan. Eksekusi Amrozi cs tidak boleh



mengalihkan pandangan bahwa seolah merekalah pelaku utama dan sekaligus menutup



terungkapnya sang master mind yang pasti terkait dengan program war



on terrorism yang digerakkan oleh AS dan sekutunya tadi.



[Non-text portions of this message have been removed]



        

         

        

        



        



        

        



[Non-text portions of this message have been removed]




      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke