[Lantak] JAWABAN

2008-01-12 Terurut Topik Ismail Asso
AGAMA DAN KANEKE   
Terimakasih atas dukungan Tengku Ali Al Asytar, agar saya tetap Istiqomah 
(tetap pada prinsip), sebagaimana sebelumnya, pada prinsip "garis keras", tanpa 
kompromi terhadap semua unsur kolonialisme. Demikian juga sarannya agar saya 
tetap pada prinsip agama Islam (agama anutan mayoritas rakyat Aceh, dimana 
tempat lahir dan pengabdian hidup perjuangan Tengku Ali Al Asytar, dari GAM). 

Karena hematnya, saya "mungkin", dan itu ada benarnya, sudah mulai kendor atau 
moderat bersuara pada penjajah yang kecam yang selalu datang ke negeri kami 
hanya untuk membunuh dan mencuri harta kekayaan kami, bangsa West Papua. 
Malahan menurutnya terma yang tepat pada kolonialis model Indonesia di Papua 
Barat adalah bukan lagi pencuri, tapi malah lebih tepat dikatakan sebagai 
perampok. Karena apa yang dilakukan Indonesia bersama negara kapitalis lainnya 
seperti Amerika Serikat (PT Freeport), Inggris (PT Britis Petrolium) dan 
lainnya, atas kekayaan alam yang memang sangat kaya raya, suatu pencurian atau 
perampokan yang tanpa malu-malu didepan mata kami sendiri, bangsa Papua Barat. 

Atas sarannya ini, maka tulisan ini dipersembahkan sebagai jawaban. Ada satu 
hal lebih penting yang harus saya perhatikan yaitu Iman Islam saya. Memang saya 
akui bahwa saya kadang sering keluar dari iman (kepercayaan agama), dengan 
lebih banyak "memepercayai" serta mendahulukan Adat, anutan lebih banyak 
masyarakat saya, terutama nilai-nilai Adat, di Lembah Balim Wamena Papua. Atas 
sarannya ini saya jawab bahwa sesungguhnya antara adat dan agama harus seiring 
sejalan. Setiap agama yang bertentangan dengan adat secara otomatis ditolak 
oleh adat. Agama yang saya dan sebahagian masyarakat saya anut ada lebih banyak 
persamaan dengan nilai adat (Kaneke), lihat contoh persamaan itu sebagaimana 
bagian akhir tulisan ini. 

Tapi saya akui bahwa sebagai manusia yang selalu dan selamanya lemah sekaligus 
berpotensi benar dan baik, semoga saran dan harapannya ini menambah kuat tali 
kekang iman saya (iman islam), yang kadang mau ta'lepas dari hati ini. Namun 
saran lainnya bahwa saya tetap menempuh jalan lurus, jalan tegas, pada penjajah 
tanpa kompromi akan tetap saya perhatikan. Memang iman menurut Imam AL-Ghozali, 
kadang naik-kadang turun. Tapi soal sikap saya terhadap kolonial, entah 
siapapun dan darimanapun kolonialisme itu, saya tetap bahwa sikap saya tegas, 
garis keras tanpa kompromi, dalam hal idealisme. Bagi saya, sekali lagi, tidak 
ada kompromi sedikitpun pada kolonialisme, apapaun kolonialisme itu. 

Tapi dalam pemikiran saya bisa saja menulis secara sebaliknya. Sebab bagi saya, 
alam pemikiran sebagai bagian dari politice education, terlebih dahulu harus 
dibebaskan terlebih dahulu adalah proyeksi gaya penulisan saya. Dan memang saya 
bisa saja menulis demikian (maksudnya, moderat) untuk proyek latihan pemikiran 
(intelectual exercise). Namun itu tidaklah berarti sikap moderasi, sama sekali 
tidak ! Sebab yang menyemangati saya bersikap demikian adalah semangat Adat 
Budaya Papua dan ajaran agama Islam sekaligus yang saya anut dan ("harus") saya 
imani. 

Kalau saya lebih berpatokan pada Adat Budaya Papua, bukan agama islam yang saya 
anut, menulis soal semangat adat, maka sesungguhnya hal yang demikian tidaklah 
bertentangan dengan Islam. Islam ditarik dari "langit", lebih dekat dan 
akhirnya bagaimana dibumikan di bumi West Papua. Saya mencoba mengambil 
kebaikan nilai agama tapi bukan pada tataran simbol, bentuk, yang formalistik 
belaka, yang akhirnya menjadi kaku dan rigid. Hal demikian sebenarnya bukan hal 
baru, di Amerika Serikat yang di jadikan standar nilai yang termasuk didalamnya 
semangat leberalisme, demokrasi dan HAM adalah semanagat Protestan ethic.

Saya menghadirkan nilai Adat Budaya (kaneke) sebagai standar juga sebenarnya, 
didalamnya juga disetujui agama manapun. Usaha saya adalah mengakrabkan tapi 
tidak dulu dengan simbol tapi nilai kebaikan universal (rahmatan 
lil'alamin)-nya dulu dari agama manapun termasuk khususnya islam. Misalnya 
kalau salah satu agama samawi yang saya coba hadirkan adalah islam substansif, 
bukan formalististik atau juga scripturalistic (kutipan belaka). Dengan 
demikian kita ambil contoh Amerika bahwa yang dijadikan standar nilai adalah 
kebaikan semua agama, bukan konservatisme dan simbol agama yang primordialistik 
dalam kemajemukan masyarakat.

Sebagai akibatnya, diantara kiatnya adalah, demokrasi dan HAM harus didahulukan 
terhadap agama apapun di Papua Barat. Masyarakat tidak boleh diasingkan dari 
budaya mereka oleh dominasi agama. Usaha kontekstualisasi nilai-nilai kebaikan 
agama, agama apapun pada akhirnya tidak asing, demikian juga islam tidak 
disikapi sebagai asing. Dengan demikian orang merasa antara kebaikan agama dan 
Adat budaya lokal tidak ada jarak, tidak asing. 

Demikian juga dengan islam yang memang diantara salah satu tujuan kehadirannya 
di dunia adalah rahmatan'alamin (kasih sayang bagi seluruh alam). Hal ini tidak 
berbeda

[Lantak] Website tentang Aceh dalam berbagai Bahasa

2008-01-12 Terurut Topik Marcopolo
Assalamualaikum wr.wb
   
  keu bandum djinoë kana saboh website tentang informasi aceh dalam berbagai 
bahasa dari phon Indonesia,english,norway,russia,belanda,jerman,spanyol dan 
laen2 bahasa. Untuk leubeuh lanjut djeut neu klikk disinoe untuk kalon Website 
info tentang aceh dalam berbagai bahasa njan. Semoga website njoe beu djeut 
mamfaat keu geutanjoe bandum  
   
   http://www.acehnews.net.tc/ 

   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[Lantak] Mandum djawa njang duëk di Atjèh njan rumoh djih, ka ntô djih, muto djih, njan mandum atra gata atjèh .

2008-01-12 Terurut Topik Acheh Watch
WN: Mandum djawa njang duëk di Atjèh njan rumoh djih, kantô djih, muto djih, 
njan mandum atra gata atjèh. 
http://www.youtube.com/watch?v=sbJsJtdDFE8&feature=related


Tgk Hasan di Tiro: "Ureuëng njang paléng bahaja keu geutajoe nakeuh - djawa 
keumah djipeugot urg atjèh seutotdjih nibak seutot geutanjoe. Mantong na urg 
atjèh njang tém djeuët keu kulidjih, keu sidadudjih, keu gubernurdjih, keu 
bupatidjih, keu tjamatdjih, dll. Mantong na biëk droëteuh njang djak djôk dan 
peusah nanggroe atjèh keu djawa!


  

Looking for last minute shopping deals?  
Find them fast with Yahoo! Search.  
http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping

[Lantak] Vedr. [IACSF] Sofyan Dawood (singkirkan pihak yang tidak terima MoU ??????????????????????)

2008-01-12 Terurut Topik Muhammad al qubra
Hanya ada sedikit tanggapan saja dari saya di Ujung Dunia,
  Pertama, kalau saudara Irwandi berpesan agar semua pihak menahan diri, itu 
adalah pernyataan biasa dan memang benar tapi yang perlu dipahami bahwa wajar 
rakyat atau anak buah Tgk Husaini menghakimi sendiri andaikata polisi tidak 
berlaku transparan dalam kasus kematian Tgk Husaini.  Justru itu kalau saudara 
Irwandi berharap agar pesan tsb dipatuhi, berdaya upayalah agar kasus Tgk 
Husaini tidak dipetieskan sebagaimana kasus pembunuhan terhadap saudara Munir 
(pejuang ham), Jakfar Sadiq warga Amerika Serikat dan pejuang-pejuang kebenaran 
lainnya baik di Acheh - Sumatra maupun di seluruh kepulauan Melanesia.
   
  Kedua mengenai pesan saudara Sofyan Daood Pada semua pihak, TNI/Polri, KPA 
atau mantan GAM, dimana permintaannya agar mampu menahan diri, untuk 
menghindari kejadian yang menjurus pada rusaknya butir-butir MoU, saya kira 
keliru 180 derajat. Bukankah begitu MoU Helsinki ditandatangani, langsung 
dirusak pihak Indonesia?  Bukankah UUPA made in Hindunesia itu membuktikan 
bahwa butir-butir yang dipersetujukan pihak GAM (Gerakan Acheh Mardeka) dan 
Hindunesia total dirusak?  Apakah saudara Sofyan Daood tidak memahami bahwa 
Self Government telah di sulap pihak Hindunesia kepada Otonomi Khusus alias 
Otonomi Pura-pura?  Apakah saudara Sofyan Daud benar-benar tidak mengerti dalam 
hal ini atau memang hendak menipu kami rakyat Acheh - Sumatra demi kesenangan 
yang kalian raih diatas penderitaan kaum dhu'afa Acheh. Masya Allah, begitulah 
mata manusia jadi kabur ketika terperangkap dalam kesenangan Duniawi yang 
bathil.  Saya harap saudara Sofyan, cepat menarik balik atas pernyataan bohong
 saudara itu. Kami bangsa Acheh berhak mencurigai anda telah memihak kepada 
musuh.
   
  Selanjutnya Sofyan daud menambahkan:
". . . . . . .singkirkan pihak yang tidak terima MoU"
   
  Pesan kedua ini boleh-boleh saja tapi saudara Sofyan harus sadar bahwa mereka 
punya alasan kuat untuk menolak MoU, andaikata MoU yang kita tandatangani itu 
tidak berjalan dengan sebenarnya sebagaimana butir-butir yang terkandung dalam 
MoU itu sendiri. Anda ini kok lucu sekali. Pertama anda katakan jangan rusak 
butir-mutir MoU Helsinki, namun ketika ada pihak yang menolak MoU disebabkan 
tidak sesuai dengan butir-butir yang telah disepakati, anda hendak 
menyingkirkan mereka. Sepatutnya anda memuji mereka disebabkan mendukung 
pernyataan anda.  Pesan anda kedua ini juga jelas keliru 180 derajat.  Anda 
memang bekas Jurubicara GAM tapi sepertinya sangat tidak arif ketika membuat 
pernyataan yang tergambar seolah-olah semua TNA berpikiran seperti anda. 
   
  Maafkan saya kalau tidak bermaksud untuk menyakiti anda tapi sesuai kata 
Rasulullah sendiri" Kulli haq walaukana murra"  (Katakan yang benar walau pahit"
   
  Billahi fi sabililhaq
  Muhammad Al Qubra
 di
   Ujung Dunia
   
  

Rambideun Aceh <[EMAIL PROTECTED]> skrev:
  
12/01/2008 09:56 WIB

Pasca Meninggalnya Husaini
Gubernur Jumpai Kapolres

[ rubrik: Serambi | topik: Kriminalitas ]

LHOKSEUMAWE - Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, Jumat
(11/1) menjumpai Kapolres Lhokseumawe, AKBP Zulkifli.
Namun, tak diketahui secara detail isi pertemuan
tertutup yang berlangsung sekitar 30 menit tersebut.
Usai pertemuan itu, Gubernur melihat sejumlah barang
bukti (seperti pistol rakitan-red) yang diambil polisi
dari Husaini, Warga Kecamatan Sawang yang meninggal
dunia pada Kamis (10/1) malam. 

Ketika Dimintai tanggapannya terkait meninggalnya
Husaini, Irwandi menyatakan, meninggalnya seorang
tahanan menjadi urusan polisi untuk melakukan
investigasi lanjutan. Namun, ia berharap penyebab
meninggalnya Husaini nantinya agar dapat diumumkan ke
masyarakat sehingga tidak timbul salah paham di
kalangan masyarakat. 

Menyangkut kondisi keamanan di tengah-tengah
masyarakat, Irwandi berharap tidak ada para pihak yang
bertindak secara berlebihan. Semua pihak harus
mengontrol diri dan tidak bertindak di luar batas.
Masyarakat diharapkan tidak menjadi hakim di luar
pengadilan dan begitu juga aparat tak bertindak
berlebihan. Semua harus sesuai prosedur, harap
Gubernur. 

Dikembalikan 

Sementara itu, pasca meninggalnya Husaini, pihak
Polres Lhokseumawe telah mengambilkan sejumlah barang
bukti milik tersangka kepada pihak keluarga. Barang
bukti yang dikembalikan berupa uang tunai Rp 6 juta
lebih, KTP dan sejumlah barang milik pribadi lainnya.
Sedangkan satu unit mobil Cherooky, senjata tajam,
pistol rakitan dan amunisi masih tetap diamankan di
Mapolres. 

Kapolres Lhokseumawe, AKBP Zulkifli didampingi Kasat
Reskrim, AKP Bambang Eko Subandono menjelaskan
penyebab meninggalnya Husaini. Malah pihak kepolisian
sudah mengantongi surat dari keluarga almarhum yang
menyatakan penyebab meninggalnya Husaini. 

Sofyan Dawood 

Sementara mantan Jurubicara GAM, Sofyan Dawood,
melalui telepon selular menyatakan penyesalannya
terhadap Husaini. Menurutnya, Husaini benar-benar
mantan anggota TNA dan sosok yang mampu meredamkan
situasi di

[Lantak] Vedr. [m] www.okezone.com: Yanti Dipancung di Arab, LSM Kecam Pemerintah

2008-01-12 Terurut Topik Muhammad al qubra
Ini membuktikan bahwa negara Taghut saudi arabia tidak jauh berbeda kejamnya 
dengan negara Taghut Hindunesia, Sesungguhnya negara wahabi itu bukan negara 
Islam.  Andaikata kita tidak mampu memahami Islam secara Kaffah dan Ideologis, 
kita terperangkap dan kerapkali berlaku bias terhadap Islam. 
   
  alqbr 

Jusfiq Hadjar <[EMAIL PROTECTED]> skrev:
  
Tambahan berita tentang TKWI yang dipancung di Arab
Saudi...



News
Yanti Dipancung di Arab, LSM Kecam Pemerintah
Sabtu, 12 Januari 2008 - 21:43 wib
Syukri Rahmatullah - Okezone
BERITA LAINNYA

*
13/01/2008 00:05:31
Yanti Ditembak, Tarik Dubes RI di Arab Saudi
*
12/01/2008 23:11:58
Tak Percaya, Keluarga Visum Ulang Jasad Yeti
*
12/01/2008 22:49:10
Kapolwil Purwakarta Tinjau Kerusakan Polsek
Cimalaya
*
12/01/2008 22:28:28
Jenazah TKI Tewas di Hongkong Tiba di Lampung
*
12/01/2008 22:20:04
PKB Catat Uang Legislasi yang Disumbangkan

JAKARTA - Lembaga Swadaya Masyarakat mengecam hukuman
pancung yang diterima TKI asal Jawa Barat, Yanti
Sukardi. Pemerintah dinilai teledor dalam melindungi
TKI di luar negeri.

"Sampai saat ini tidak diketahui proses persidangan
dan pembelaan terhadap Yanti," kata Direktur Migrant
Care, Anis Hidayah dalam rilisnya kepada okezone di
Jakarta, Sabtu (12/1/2008).

Anis mengaku, pihaknya sudah meminta konfirmasi kepada
KBRI di Riyadh, namun tidak mendapatkan kejelasan
informasi. "Seharusnya pemerintah memprioritaskan
kasus ini," tegasnya.

Menurutnya, eksekusi terhadap Yanti Sukardi ini
semakin mempertegas ketidakadilan yang dilakukan oleh
Pemerintah Saudi Arabia terhadap buruh migran
Indonesia.

Hingga saat ini, katanya, Pemerintah Saudi Arabia
belum melakukan tindakan hukum terhadap majikan
almarhumah Siti Tarwiyah dan almarhumah Susmiyati yang
telah melakukan pembunuhan keji terhadap mereka dan
penyiksaan yang mengakibatkan Tari dan Ruminih luka
parah. Bahkan Tari dan Ruminih malah dipenjara karena
dituduh melakukan sihir.

---
Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo

Allah yang disembah orang Islam tipikal dan yang digambarkan oleh al-Mushaf itu 
dungu, buas, kejam, keji, ganas, zalim lagi biadab hanyalah Allah fiktif.

__
Sent from Yahoo! Mail - a smarter inbox http://uk.mail.yahoo.com



 

   
-

Alt i ett. Få Yahoo! Mail med adressekartotek, kalender og notisblokk.

[Lantak] Vedr. [IACSF] Polisi Harus bertanggung jawab atas meninggalnya Tgk Husaini.

2008-01-12 Terurut Topik Anwar Ali
Kheun Peupatah Acheh: "Rimueng han dibeh kureng"  Maknadjih hanapeue tadjak 
siboe-siboe rimueng pluek, pasti buetdjih rugoe bagi manusia. Hanapeue tadjak 
seumah ureueng peulara burong tudjoh. Meunan umpama pulisi hindunesia. Padup 
ribeege katakalen awaknyan, paken geutanjoe hansagai sadar?  Paken geutanjoe 
lagee ureueng deunge haba mameh awak kampagnje tiep peumilu?  Paken sabe roh 
lam uruek set lagee keuleude?  Mungken geutanjoe tjit saban peurangoe ngen 
pulisi dan teuntra Hendon, makadjih sabe tasiboe hantadjeuet peugah pulisi brok 
peurangoe? Meuteueh geutanjoe get akai hana tjuriga brok keu pulisi?  Njan 
ureueng lugu hai sjedara njeng na seumike. (Hana meu ideology)
   
  

 
  - Original Message 
From: Muhammad al qubra <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Lantak@yahoogroups.com
Sent: Saturday, January 12, 2008 9:57:32 PM
Subject: [Lantak] Vedr. [IACSF] Sofyan Dawood (singkirkan pihak yang tidak 
terima MoU ??)

  Hanya ada sedikit tanggapan saja dari saya di Ujung Dunia,
  Pertama, kalau saudara Irwandi berpesan agar semua pihak menahan diri, itu 
adalah pernyataan biasa dan memang benar tapi yang perlu dipahami bahwa wajar 
rakyat atau anak buah Tgk Husaini menghakimi sendiri andaikata polisi tidak 
berlaku transparan dalam kasus kematian Tgk Husaini.  Justru itu kalau saudara 
Irwandi berharap agar pesan tsb dipatuhi, berdaya upayalah agar kasus Tgk 
Husaini tidak dipetieskan sebagaimana kasus pembunuhan terhadap saudara Munir 
(pejuang ham), Jakfar Sadiq warga Amerika Serikat dan pejuang-pejuang kebenaran 
lainnya baik di Acheh - Sumatra maupun di seluruh kepulauan Melanesia.
   
  Kedua mengenai pesan saudara Sofyan Daood Pada semua pihak, TNI/Polri, KPA 
atau mantan GAM, dimana permintaannya agar mampu menahan diri, untuk 
menghindari kejadian yang menjurus pada rusaknya butir-butir MoU, saya kira 
keliru 180 derajat. Bukankah begitu MoU Helsinki ditandatangani, langsung 
dirusak pihak Indonesia?  Bukankah UUPA made in Hindunesia itu membuktikan 
bahwa butir-butir yang dipersetujukan pihak GAM (Gerakan Acheh Mardeka) dan 
Hindunesia total dirusak?  Apakah saudara Sofyan Daood tidak memahami bahwa 
Self Government telah di sulap pihak Hindunesia kepada Otonomi Khusus alias 
Otonomi Pura-pura?  Apakah saudara Sofyan Daud benar-benar tidak mengerti dalam 
hal ini atau memang hendak menipu kami rakyat Acheh - Sumatra demi kesenangan 
yang kalian raih diatas penderitaan kaum dhu'afa Acheh. Masya Allah, begitulah 
mata manusia jadi kabur ketika terperangkap dalam kesenangan Duniawi yang 
bathil.  Saya harap saudara Sofyan, cepat menarik balik atas pernyataan bohong
 saudara itu. Kami bangsa Acheh berhak mencurigai anda telah memihak kepada 
musuh.
   
  Selanjutnya Sofyan daud menambahkan:
". . . . . . .singkirkan pihak yang tidak terima MoU"
   
  Pesan kedua ini boleh-boleh saja tapi saudara Sofyan harus sadar bahwa mereka 
punya alasan kuat untuk menolak MoU, andaikata MoU yang kita tandatangani itu 
tidak berjalan dengan sebenarnya sebagaimana butir-butir yang terkandung dalam 
MoU itu sendiri. Anda ini kok lucu sekali. Pertama anda katakan jangan rusak 
butir-mutir MoU Helsinki, namun ketika ada pihak yang menolak MoU disebabkan 
tidak sesuai dengan butir-butir yang telah disepakati, anda hendak 
menyingkirkan mereka. Sepatutnya anda memuji mereka disebabkan mendukung 
pernyataan anda.  Pesan anda kedua ini juga jelas keliru 180 derajat.  Anda 
memang bekas Jurubicara GAM tapi sepertinya sangat tidak arif ketika membuat 
pernyataan yang tergambar seolah-olah semua TNA berpikiran seperti anda. 
   
  Maafkan saya kalau tidak bermaksud untuk menyakiti anda tapi sesuai kata 
Rasulullah sendiri" Kulli haq walaukana murra"  (Katakan yang benar walau pahit"
   
  Billahi fi sabililhaq
  Muhammad Al Qubra
 di
   Ujung Dunia
   
  

Rambideun Aceh  skrev:
  
12/01/2008 09:56 WIB

Pasca Meninggalnya Husaini
Gubernur Jumpai Kapolres

[ rubrik: Serambi | topik: Kriminalitas ]

LHOKSEUMAWE - Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, Jumat
(11/1) menjumpai Kapolres Lhokseumawe, AKBP Zulkifli.
Namun, tak diketahui secara detail isi pertemuan
tertutup yang berlangsung sekitar 30 menit tersebut.
Usai pertemuan itu, Gubernur melihat sejumlah barang
bukti (seperti pistol rakitan-red) yang diambil polisi
dari Husaini, Warga Kecamatan Sawang yang meninggal
dunia pada Kamis (10/1) malam. 

Ketika Dimintai tanggapannya terkait meninggalnya
Husaini, Irwandi menyatakan, meninggalnya seorang
tahanan menjadi urusan polisi untuk melakukan
investigasi lanjutan. Namun, ia berharap penyebab
meninggalnya Husaini nantinya agar dapat diumumkan ke
masyarakat sehingga tidak timbul salah paham di
kalangan masyarakat. 

Menyangkut kondisi keamanan di tengah-tengah
masyarakat, Irwandi berharap tidak ada para

[Lantak] Re: [FreeAcheh] Lokalisasi Pelanggaran HAM di Acheh

2008-01-12 Terurut Topik Acheh Watch
KOMITE PERSIAPAN ACHEH MERDEKA DEMOKRATIK
(Preparatory Committee of The Free Acheh Democratic)
Sekretariat:
New York, United States, tel/fax +1 718 3378843
Stockholm, Scandinavia tel + 46 736 987522
E-mail: [EMAIL PROTECTED] .info
Website: http://www.freeache h.info

Siaran Press

LOKALISASI PELANGGARAN HAM DI ACHEH

Bismillahirrahmanir rahim

Ujian dan rintangan memang tak henti hadir dalam perjalanan hidup 
bangsa Acheh. Kesepakatan Helsinki yang diyakini oleh banyak pihak 
sebagai jalan bagi terciptanya sebuah perdamaian abadi, terbukti 
sebagai jalan keluar yang semu dan tidak memiliki fondasi yang kuat. 
Sebaliknya, pernyataan Komite sejak awal proses kesepakatan, bahwa 
Acheh tidak akan pernah damai selama berada dalam sistem hukum 
Indonesia, semakin terbukti kebenarannya. Acheh, sebagai area tempat 
militer dan polisi Indonesia mencari kekayaan dan karier, akan selalu 
menjadi objek kekerasan demi untuk menjarah sumber daya alam. 
Ironisnya, konflik yang sebelumnya meletakkan Indonesia sebagai musuh 
bersama (common enemy) bangsa Acheh, setelah Kesepakatan Helsinki 
berhasil dialihkan oleh kaum Kolonialis Indonesia menjadi konflik 
sesama bangsa Acheh.

Selain itu, Perjanjian Damai Helsinki juga telah menghasilkan 
kegagalan terbesar dalam sejarah bangsa-bangsa dengan mengabaikan dan 
sama sekali tidak menekankan proses hukum terhadap pelaku kejahatan 
kemanusiaan semasa perang Acheh yang umumnya melibatkan militer 
Indonesia. Human Right Watch, dalam laporannya tahun 2007, 
menyebutkan, "Meskipun undang-undang tersebut (Undang Undang 
Pemerintahan Acheh) memberikan dasar bagi pembentukan Pengadilan Hak 
Asasi Manusia di Acheh, namun pengadilan tersebut hanya akan menangani 
kasus-kasus ke depan, dan tidak dapat mengusut kasus kejahatan 
kemanusiaan yang banyak sekali terjadi selama tiga dekade konflik 
bersenjata di Acheh.? Pernyataan tersebut diperkuat pula oleh laporan 
Amnesty International pada tahun yang sama yang melaporkan pernyataan 
serupa. Pengabaian terhadap kejahatan kemanusian ini, tentunya telah 
mengakibatkan pihak Kolonial Indonesia dengan mudah mengulang dan 
melanjutkan praktek kejahatannya di bumi Acheh.

Sejak pemberlakuan MoU, Komite mengamati masih banyak terjadi tindakan 
di luar hukum (data lengkap akan di rilis secara terpisah), seperti 
tindak pembunuhan, perampokan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) 
di Acheh yang meningkat tajam di akhir tahun 2007. Berbagai kejadian 
ini berakhir tanpa pengusutan yang berarti karena pihak Kolonialis 
telah berhasil melakukan lokalisasi konflik dengan mengesankan bahwa 
pembunuhan dan pelbagai kejahatan kemanusian di Acheh sebagai tindak 
kriminal biasa. Bahkan, pelanggaran HAM di Paya Bakong pada tanggal 3 
Juli 2006 yang mengakibatkan tewasnya seorang pejuang Acheh Merdeka, 
dan disaksikan langsung oleh perwakilan Aceh Monitoring Mission (AMM) 
hanya diputuskan sebagai kasus hukum biasa. Putusan tersebut 
disampaikan oleh AMM dalam pernyataannya di Banda Acheh (16/9/ 2006) 
sebagai berikut: ?Berdasarkan hasil autopsi, berkaitan dengan insiden 
Paya Bakong pada tanggal 3 Juli 2006, investigasi kriminal terhadap 
kematian korban akan dilanjutkan dengan prosedur polisi dan hukum 
normal.?

Oleh sebab itu, Komite menilai, praktek lokalisasi konflik yang 
dilakukan Indonesia terhadap konflik Acheh adalah suatu tindak 
kejahatan baru yang mengelabui mata internasional terhadap berbagai 
pelanggaran HAM di Acheh. Praktek ini telah mengalihkan kejahatan 
militer Indonesia yang disengaja menjadi aksi pemberantasan kriminal 
terencana sebagai selubung dalam menguras kekayaan Acheh. Situasi 
serupa pernah pula terjadi di masa Daerah Operasi Militer (DOM) di 
mana pihak Kolonialis berhasil menyembunyikan berbagai kejahatan 
kemanusian di Acheh dengan praktek pelenyapan saksi-saksi dan barang 
bukti, yang kemudian terabaikan dengan adanya Perjanjian Helsinki.

Mengacu pada keterangan di atas, Komite menyikapi situasi kritis ini 
dengan poin-poin sebagai berikut:

1. Kami mengingatkan pihak Kolonialis Indonesia agar segera 
menghentikan semua tindakan terorisme dalam aksi intelijen mereka. 
Dalam hal ini, Bangsa kami tidak akan tinggal diam dan akan tetap 
melakukan perlawanan terhadap aksi kejahatan tersebut, seperti 
perlawanan yang pernah kami lakukan dalam menolak kekuasaan kolonial 
barat di masa lampau.

2. Kami berharap kepada pihak Internasional yang terlibat dalam proses 
penyelesaian konflik Acheh dan masyarakat internasional secara umum, 
agar menunjukkan sikap bijaksana dan netral dalam menyikapi proses 
penyelesaian konflik Acheh secara fundamental. Tekanan internasional 
terhadap pemerintah Kolonial Indonesia perlu ditingkatkan, mengingat 
catatan buruk pelanggaran Hak Asasi Manusia yang mereka lakukan di 
masa lampau terhadap bangsa Acheh, Timor, Maluku, Papua dan bangsa 
lainnya di wilayah koloni.

3. Kami menghimbau bangsa Acheh agar mengambil masa sejenak untuk 
mengingat kembali musuh bangsa Acheh sebenarnya, yang tidak lain