[Lantak] JAWABAN
AGAMA DAN KANEKE Terimakasih atas dukungan Tengku Ali Al Asytar, agar saya tetap Istiqomah (tetap pada prinsip), sebagaimana sebelumnya, pada prinsip "garis keras", tanpa kompromi terhadap semua unsur kolonialisme. Demikian juga sarannya agar saya tetap pada prinsip agama Islam (agama anutan mayoritas rakyat Aceh, dimana tempat lahir dan pengabdian hidup perjuangan Tengku Ali Al Asytar, dari GAM). Karena hematnya, saya "mungkin", dan itu ada benarnya, sudah mulai kendor atau moderat bersuara pada penjajah yang kecam yang selalu datang ke negeri kami hanya untuk membunuh dan mencuri harta kekayaan kami, bangsa West Papua. Malahan menurutnya terma yang tepat pada kolonialis model Indonesia di Papua Barat adalah bukan lagi pencuri, tapi malah lebih tepat dikatakan sebagai perampok. Karena apa yang dilakukan Indonesia bersama negara kapitalis lainnya seperti Amerika Serikat (PT Freeport), Inggris (PT Britis Petrolium) dan lainnya, atas kekayaan alam yang memang sangat kaya raya, suatu pencurian atau perampokan yang tanpa malu-malu didepan mata kami sendiri, bangsa Papua Barat. Atas sarannya ini, maka tulisan ini dipersembahkan sebagai jawaban. Ada satu hal lebih penting yang harus saya perhatikan yaitu Iman Islam saya. Memang saya akui bahwa saya kadang sering keluar dari iman (kepercayaan agama), dengan lebih banyak "memepercayai" serta mendahulukan Adat, anutan lebih banyak masyarakat saya, terutama nilai-nilai Adat, di Lembah Balim Wamena Papua. Atas sarannya ini saya jawab bahwa sesungguhnya antara adat dan agama harus seiring sejalan. Setiap agama yang bertentangan dengan adat secara otomatis ditolak oleh adat. Agama yang saya dan sebahagian masyarakat saya anut ada lebih banyak persamaan dengan nilai adat (Kaneke), lihat contoh persamaan itu sebagaimana bagian akhir tulisan ini. Tapi saya akui bahwa sebagai manusia yang selalu dan selamanya lemah sekaligus berpotensi benar dan baik, semoga saran dan harapannya ini menambah kuat tali kekang iman saya (iman islam), yang kadang mau ta'lepas dari hati ini. Namun saran lainnya bahwa saya tetap menempuh jalan lurus, jalan tegas, pada penjajah tanpa kompromi akan tetap saya perhatikan. Memang iman menurut Imam AL-Ghozali, kadang naik-kadang turun. Tapi soal sikap saya terhadap kolonial, entah siapapun dan darimanapun kolonialisme itu, saya tetap bahwa sikap saya tegas, garis keras tanpa kompromi, dalam hal idealisme. Bagi saya, sekali lagi, tidak ada kompromi sedikitpun pada kolonialisme, apapaun kolonialisme itu. Tapi dalam pemikiran saya bisa saja menulis secara sebaliknya. Sebab bagi saya, alam pemikiran sebagai bagian dari politice education, terlebih dahulu harus dibebaskan terlebih dahulu adalah proyeksi gaya penulisan saya. Dan memang saya bisa saja menulis demikian (maksudnya, moderat) untuk proyek latihan pemikiran (intelectual exercise). Namun itu tidaklah berarti sikap moderasi, sama sekali tidak ! Sebab yang menyemangati saya bersikap demikian adalah semangat Adat Budaya Papua dan ajaran agama Islam sekaligus yang saya anut dan ("harus") saya imani. Kalau saya lebih berpatokan pada Adat Budaya Papua, bukan agama islam yang saya anut, menulis soal semangat adat, maka sesungguhnya hal yang demikian tidaklah bertentangan dengan Islam. Islam ditarik dari "langit", lebih dekat dan akhirnya bagaimana dibumikan di bumi West Papua. Saya mencoba mengambil kebaikan nilai agama tapi bukan pada tataran simbol, bentuk, yang formalistik belaka, yang akhirnya menjadi kaku dan rigid. Hal demikian sebenarnya bukan hal baru, di Amerika Serikat yang di jadikan standar nilai yang termasuk didalamnya semangat leberalisme, demokrasi dan HAM adalah semanagat Protestan ethic. Saya menghadirkan nilai Adat Budaya (kaneke) sebagai standar juga sebenarnya, didalamnya juga disetujui agama manapun. Usaha saya adalah mengakrabkan tapi tidak dulu dengan simbol tapi nilai kebaikan universal (rahmatan lil'alamin)-nya dulu dari agama manapun termasuk khususnya islam. Misalnya kalau salah satu agama samawi yang saya coba hadirkan adalah islam substansif, bukan formalististik atau juga scripturalistic (kutipan belaka). Dengan demikian kita ambil contoh Amerika bahwa yang dijadikan standar nilai adalah kebaikan semua agama, bukan konservatisme dan simbol agama yang primordialistik dalam kemajemukan masyarakat. Sebagai akibatnya, diantara kiatnya adalah, demokrasi dan HAM harus didahulukan terhadap agama apapun di Papua Barat. Masyarakat tidak boleh diasingkan dari budaya mereka oleh dominasi agama. Usaha kontekstualisasi nilai-nilai kebaikan agama, agama apapun pada akhirnya tidak asing, demikian juga islam tidak disikapi sebagai asing. Dengan demikian orang merasa antara kebaikan agama dan Adat budaya lokal tidak ada jarak, tidak asing. Demikian juga dengan islam yang memang diantara salah satu tujuan kehadirannya di dunia adalah rahmatan'alamin (kasih sayang bagi seluruh alam). Hal ini tidak berbeda
[Lantak] Website tentang Aceh dalam berbagai Bahasa
Assalamualaikum wr.wb keu bandum djinoë kana saboh website tentang informasi aceh dalam berbagai bahasa dari phon Indonesia,english,norway,russia,belanda,jerman,spanyol dan laen2 bahasa. Untuk leubeuh lanjut djeut neu klikk disinoe untuk kalon Website info tentang aceh dalam berbagai bahasa njan. Semoga website njoe beu djeut mamfaat keu geutanjoe bandum http://www.acehnews.net.tc/ - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.
[Lantak] Mandum djawa njang duëk di Atjèh njan rumoh djih, ka ntô djih, muto djih, njan mandum atra gata atjèh .
WN: Mandum djawa njang duëk di Atjèh njan rumoh djih, kantô djih, muto djih, njan mandum atra gata atjèh. http://www.youtube.com/watch?v=sbJsJtdDFE8&feature=related Tgk Hasan di Tiro: "Ureuëng njang paléng bahaja keu geutajoe nakeuh - djawa keumah djipeugot urg atjèh seutotdjih nibak seutot geutanjoe. Mantong na urg atjèh njang tém djeuët keu kulidjih, keu sidadudjih, keu gubernurdjih, keu bupatidjih, keu tjamatdjih, dll. Mantong na biëk droëteuh njang djak djôk dan peusah nanggroe atjèh keu djawa! Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping
[Lantak] Vedr. [IACSF] Sofyan Dawood (singkirkan pihak yang tidak terima MoU ??????????????????????)
Hanya ada sedikit tanggapan saja dari saya di Ujung Dunia, Pertama, kalau saudara Irwandi berpesan agar semua pihak menahan diri, itu adalah pernyataan biasa dan memang benar tapi yang perlu dipahami bahwa wajar rakyat atau anak buah Tgk Husaini menghakimi sendiri andaikata polisi tidak berlaku transparan dalam kasus kematian Tgk Husaini. Justru itu kalau saudara Irwandi berharap agar pesan tsb dipatuhi, berdaya upayalah agar kasus Tgk Husaini tidak dipetieskan sebagaimana kasus pembunuhan terhadap saudara Munir (pejuang ham), Jakfar Sadiq warga Amerika Serikat dan pejuang-pejuang kebenaran lainnya baik di Acheh - Sumatra maupun di seluruh kepulauan Melanesia. Kedua mengenai pesan saudara Sofyan Daood Pada semua pihak, TNI/Polri, KPA atau mantan GAM, dimana permintaannya agar mampu menahan diri, untuk menghindari kejadian yang menjurus pada rusaknya butir-butir MoU, saya kira keliru 180 derajat. Bukankah begitu MoU Helsinki ditandatangani, langsung dirusak pihak Indonesia? Bukankah UUPA made in Hindunesia itu membuktikan bahwa butir-butir yang dipersetujukan pihak GAM (Gerakan Acheh Mardeka) dan Hindunesia total dirusak? Apakah saudara Sofyan Daood tidak memahami bahwa Self Government telah di sulap pihak Hindunesia kepada Otonomi Khusus alias Otonomi Pura-pura? Apakah saudara Sofyan Daud benar-benar tidak mengerti dalam hal ini atau memang hendak menipu kami rakyat Acheh - Sumatra demi kesenangan yang kalian raih diatas penderitaan kaum dhu'afa Acheh. Masya Allah, begitulah mata manusia jadi kabur ketika terperangkap dalam kesenangan Duniawi yang bathil. Saya harap saudara Sofyan, cepat menarik balik atas pernyataan bohong saudara itu. Kami bangsa Acheh berhak mencurigai anda telah memihak kepada musuh. Selanjutnya Sofyan daud menambahkan: ". . . . . . .singkirkan pihak yang tidak terima MoU" Pesan kedua ini boleh-boleh saja tapi saudara Sofyan harus sadar bahwa mereka punya alasan kuat untuk menolak MoU, andaikata MoU yang kita tandatangani itu tidak berjalan dengan sebenarnya sebagaimana butir-butir yang terkandung dalam MoU itu sendiri. Anda ini kok lucu sekali. Pertama anda katakan jangan rusak butir-mutir MoU Helsinki, namun ketika ada pihak yang menolak MoU disebabkan tidak sesuai dengan butir-butir yang telah disepakati, anda hendak menyingkirkan mereka. Sepatutnya anda memuji mereka disebabkan mendukung pernyataan anda. Pesan anda kedua ini juga jelas keliru 180 derajat. Anda memang bekas Jurubicara GAM tapi sepertinya sangat tidak arif ketika membuat pernyataan yang tergambar seolah-olah semua TNA berpikiran seperti anda. Maafkan saya kalau tidak bermaksud untuk menyakiti anda tapi sesuai kata Rasulullah sendiri" Kulli haq walaukana murra" (Katakan yang benar walau pahit" Billahi fi sabililhaq Muhammad Al Qubra di Ujung Dunia Rambideun Aceh <[EMAIL PROTECTED]> skrev: 12/01/2008 09:56 WIB Pasca Meninggalnya Husaini Gubernur Jumpai Kapolres [ rubrik: Serambi | topik: Kriminalitas ] LHOKSEUMAWE - Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, Jumat (11/1) menjumpai Kapolres Lhokseumawe, AKBP Zulkifli. Namun, tak diketahui secara detail isi pertemuan tertutup yang berlangsung sekitar 30 menit tersebut. Usai pertemuan itu, Gubernur melihat sejumlah barang bukti (seperti pistol rakitan-red) yang diambil polisi dari Husaini, Warga Kecamatan Sawang yang meninggal dunia pada Kamis (10/1) malam. Ketika Dimintai tanggapannya terkait meninggalnya Husaini, Irwandi menyatakan, meninggalnya seorang tahanan menjadi urusan polisi untuk melakukan investigasi lanjutan. Namun, ia berharap penyebab meninggalnya Husaini nantinya agar dapat diumumkan ke masyarakat sehingga tidak timbul salah paham di kalangan masyarakat. Menyangkut kondisi keamanan di tengah-tengah masyarakat, Irwandi berharap tidak ada para pihak yang bertindak secara berlebihan. Semua pihak harus mengontrol diri dan tidak bertindak di luar batas. Masyarakat diharapkan tidak menjadi hakim di luar pengadilan dan begitu juga aparat tak bertindak berlebihan. Semua harus sesuai prosedur, harap Gubernur. Dikembalikan Sementara itu, pasca meninggalnya Husaini, pihak Polres Lhokseumawe telah mengambilkan sejumlah barang bukti milik tersangka kepada pihak keluarga. Barang bukti yang dikembalikan berupa uang tunai Rp 6 juta lebih, KTP dan sejumlah barang milik pribadi lainnya. Sedangkan satu unit mobil Cherooky, senjata tajam, pistol rakitan dan amunisi masih tetap diamankan di Mapolres. Kapolres Lhokseumawe, AKBP Zulkifli didampingi Kasat Reskrim, AKP Bambang Eko Subandono menjelaskan penyebab meninggalnya Husaini. Malah pihak kepolisian sudah mengantongi surat dari keluarga almarhum yang menyatakan penyebab meninggalnya Husaini. Sofyan Dawood Sementara mantan Jurubicara GAM, Sofyan Dawood, melalui telepon selular menyatakan penyesalannya terhadap Husaini. Menurutnya, Husaini benar-benar mantan anggota TNA dan sosok yang mampu meredamkan situasi di
[Lantak] Vedr. [m] www.okezone.com: Yanti Dipancung di Arab, LSM Kecam Pemerintah
Ini membuktikan bahwa negara Taghut saudi arabia tidak jauh berbeda kejamnya dengan negara Taghut Hindunesia, Sesungguhnya negara wahabi itu bukan negara Islam. Andaikata kita tidak mampu memahami Islam secara Kaffah dan Ideologis, kita terperangkap dan kerapkali berlaku bias terhadap Islam. alqbr Jusfiq Hadjar <[EMAIL PROTECTED]> skrev: Tambahan berita tentang TKWI yang dipancung di Arab Saudi... News Yanti Dipancung di Arab, LSM Kecam Pemerintah Sabtu, 12 Januari 2008 - 21:43 wib Syukri Rahmatullah - Okezone BERITA LAINNYA * 13/01/2008 00:05:31 Yanti Ditembak, Tarik Dubes RI di Arab Saudi * 12/01/2008 23:11:58 Tak Percaya, Keluarga Visum Ulang Jasad Yeti * 12/01/2008 22:49:10 Kapolwil Purwakarta Tinjau Kerusakan Polsek Cimalaya * 12/01/2008 22:28:28 Jenazah TKI Tewas di Hongkong Tiba di Lampung * 12/01/2008 22:20:04 PKB Catat Uang Legislasi yang Disumbangkan JAKARTA - Lembaga Swadaya Masyarakat mengecam hukuman pancung yang diterima TKI asal Jawa Barat, Yanti Sukardi. Pemerintah dinilai teledor dalam melindungi TKI di luar negeri. "Sampai saat ini tidak diketahui proses persidangan dan pembelaan terhadap Yanti," kata Direktur Migrant Care, Anis Hidayah dalam rilisnya kepada okezone di Jakarta, Sabtu (12/1/2008). Anis mengaku, pihaknya sudah meminta konfirmasi kepada KBRI di Riyadh, namun tidak mendapatkan kejelasan informasi. "Seharusnya pemerintah memprioritaskan kasus ini," tegasnya. Menurutnya, eksekusi terhadap Yanti Sukardi ini semakin mempertegas ketidakadilan yang dilakukan oleh Pemerintah Saudi Arabia terhadap buruh migran Indonesia. Hingga saat ini, katanya, Pemerintah Saudi Arabia belum melakukan tindakan hukum terhadap majikan almarhumah Siti Tarwiyah dan almarhumah Susmiyati yang telah melakukan pembunuhan keji terhadap mereka dan penyiksaan yang mengakibatkan Tari dan Ruminih luka parah. Bahkan Tari dan Ruminih malah dipenjara karena dituduh melakukan sihir. --- Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo Allah yang disembah orang Islam tipikal dan yang digambarkan oleh al-Mushaf itu dungu, buas, kejam, keji, ganas, zalim lagi biadab hanyalah Allah fiktif. __ Sent from Yahoo! Mail - a smarter inbox http://uk.mail.yahoo.com - Alt i ett. Få Yahoo! Mail med adressekartotek, kalender og notisblokk.
[Lantak] Vedr. [IACSF] Polisi Harus bertanggung jawab atas meninggalnya Tgk Husaini.
Kheun Peupatah Acheh: "Rimueng han dibeh kureng" Maknadjih hanapeue tadjak siboe-siboe rimueng pluek, pasti buetdjih rugoe bagi manusia. Hanapeue tadjak seumah ureueng peulara burong tudjoh. Meunan umpama pulisi hindunesia. Padup ribeege katakalen awaknyan, paken geutanjoe hansagai sadar? Paken geutanjoe lagee ureueng deunge haba mameh awak kampagnje tiep peumilu? Paken sabe roh lam uruek set lagee keuleude? Mungken geutanjoe tjit saban peurangoe ngen pulisi dan teuntra Hendon, makadjih sabe tasiboe hantadjeuet peugah pulisi brok peurangoe? Meuteueh geutanjoe get akai hana tjuriga brok keu pulisi? Njan ureueng lugu hai sjedara njeng na seumike. (Hana meu ideology) - Original Message From: Muhammad al qubra <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Lantak@yahoogroups.com Sent: Saturday, January 12, 2008 9:57:32 PM Subject: [Lantak] Vedr. [IACSF] Sofyan Dawood (singkirkan pihak yang tidak terima MoU ??) Hanya ada sedikit tanggapan saja dari saya di Ujung Dunia, Pertama, kalau saudara Irwandi berpesan agar semua pihak menahan diri, itu adalah pernyataan biasa dan memang benar tapi yang perlu dipahami bahwa wajar rakyat atau anak buah Tgk Husaini menghakimi sendiri andaikata polisi tidak berlaku transparan dalam kasus kematian Tgk Husaini. Justru itu kalau saudara Irwandi berharap agar pesan tsb dipatuhi, berdaya upayalah agar kasus Tgk Husaini tidak dipetieskan sebagaimana kasus pembunuhan terhadap saudara Munir (pejuang ham), Jakfar Sadiq warga Amerika Serikat dan pejuang-pejuang kebenaran lainnya baik di Acheh - Sumatra maupun di seluruh kepulauan Melanesia. Kedua mengenai pesan saudara Sofyan Daood Pada semua pihak, TNI/Polri, KPA atau mantan GAM, dimana permintaannya agar mampu menahan diri, untuk menghindari kejadian yang menjurus pada rusaknya butir-butir MoU, saya kira keliru 180 derajat. Bukankah begitu MoU Helsinki ditandatangani, langsung dirusak pihak Indonesia? Bukankah UUPA made in Hindunesia itu membuktikan bahwa butir-butir yang dipersetujukan pihak GAM (Gerakan Acheh Mardeka) dan Hindunesia total dirusak? Apakah saudara Sofyan Daood tidak memahami bahwa Self Government telah di sulap pihak Hindunesia kepada Otonomi Khusus alias Otonomi Pura-pura? Apakah saudara Sofyan Daud benar-benar tidak mengerti dalam hal ini atau memang hendak menipu kami rakyat Acheh - Sumatra demi kesenangan yang kalian raih diatas penderitaan kaum dhu'afa Acheh. Masya Allah, begitulah mata manusia jadi kabur ketika terperangkap dalam kesenangan Duniawi yang bathil. Saya harap saudara Sofyan, cepat menarik balik atas pernyataan bohong saudara itu. Kami bangsa Acheh berhak mencurigai anda telah memihak kepada musuh. Selanjutnya Sofyan daud menambahkan: ". . . . . . .singkirkan pihak yang tidak terima MoU" Pesan kedua ini boleh-boleh saja tapi saudara Sofyan harus sadar bahwa mereka punya alasan kuat untuk menolak MoU, andaikata MoU yang kita tandatangani itu tidak berjalan dengan sebenarnya sebagaimana butir-butir yang terkandung dalam MoU itu sendiri. Anda ini kok lucu sekali. Pertama anda katakan jangan rusak butir-mutir MoU Helsinki, namun ketika ada pihak yang menolak MoU disebabkan tidak sesuai dengan butir-butir yang telah disepakati, anda hendak menyingkirkan mereka. Sepatutnya anda memuji mereka disebabkan mendukung pernyataan anda. Pesan anda kedua ini juga jelas keliru 180 derajat. Anda memang bekas Jurubicara GAM tapi sepertinya sangat tidak arif ketika membuat pernyataan yang tergambar seolah-olah semua TNA berpikiran seperti anda. Maafkan saya kalau tidak bermaksud untuk menyakiti anda tapi sesuai kata Rasulullah sendiri" Kulli haq walaukana murra" (Katakan yang benar walau pahit" Billahi fi sabililhaq Muhammad Al Qubra di Ujung Dunia Rambideun Aceh skrev: 12/01/2008 09:56 WIB Pasca Meninggalnya Husaini Gubernur Jumpai Kapolres [ rubrik: Serambi | topik: Kriminalitas ] LHOKSEUMAWE - Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, Jumat (11/1) menjumpai Kapolres Lhokseumawe, AKBP Zulkifli. Namun, tak diketahui secara detail isi pertemuan tertutup yang berlangsung sekitar 30 menit tersebut. Usai pertemuan itu, Gubernur melihat sejumlah barang bukti (seperti pistol rakitan-red) yang diambil polisi dari Husaini, Warga Kecamatan Sawang yang meninggal dunia pada Kamis (10/1) malam. Ketika Dimintai tanggapannya terkait meninggalnya Husaini, Irwandi menyatakan, meninggalnya seorang tahanan menjadi urusan polisi untuk melakukan investigasi lanjutan. Namun, ia berharap penyebab meninggalnya Husaini nantinya agar dapat diumumkan ke masyarakat sehingga tidak timbul salah paham di kalangan masyarakat. Menyangkut kondisi keamanan di tengah-tengah masyarakat, Irwandi berharap tidak ada para
[Lantak] Re: [FreeAcheh] Lokalisasi Pelanggaran HAM di Acheh
KOMITE PERSIAPAN ACHEH MERDEKA DEMOKRATIK (Preparatory Committee of The Free Acheh Democratic) Sekretariat: New York, United States, tel/fax +1 718 3378843 Stockholm, Scandinavia tel + 46 736 987522 E-mail: [EMAIL PROTECTED] .info Website: http://www.freeache h.info Siaran Press LOKALISASI PELANGGARAN HAM DI ACHEH Bismillahirrahmanir rahim Ujian dan rintangan memang tak henti hadir dalam perjalanan hidup bangsa Acheh. Kesepakatan Helsinki yang diyakini oleh banyak pihak sebagai jalan bagi terciptanya sebuah perdamaian abadi, terbukti sebagai jalan keluar yang semu dan tidak memiliki fondasi yang kuat. Sebaliknya, pernyataan Komite sejak awal proses kesepakatan, bahwa Acheh tidak akan pernah damai selama berada dalam sistem hukum Indonesia, semakin terbukti kebenarannya. Acheh, sebagai area tempat militer dan polisi Indonesia mencari kekayaan dan karier, akan selalu menjadi objek kekerasan demi untuk menjarah sumber daya alam. Ironisnya, konflik yang sebelumnya meletakkan Indonesia sebagai musuh bersama (common enemy) bangsa Acheh, setelah Kesepakatan Helsinki berhasil dialihkan oleh kaum Kolonialis Indonesia menjadi konflik sesama bangsa Acheh. Selain itu, Perjanjian Damai Helsinki juga telah menghasilkan kegagalan terbesar dalam sejarah bangsa-bangsa dengan mengabaikan dan sama sekali tidak menekankan proses hukum terhadap pelaku kejahatan kemanusiaan semasa perang Acheh yang umumnya melibatkan militer Indonesia. Human Right Watch, dalam laporannya tahun 2007, menyebutkan, "Meskipun undang-undang tersebut (Undang Undang Pemerintahan Acheh) memberikan dasar bagi pembentukan Pengadilan Hak Asasi Manusia di Acheh, namun pengadilan tersebut hanya akan menangani kasus-kasus ke depan, dan tidak dapat mengusut kasus kejahatan kemanusiaan yang banyak sekali terjadi selama tiga dekade konflik bersenjata di Acheh.? Pernyataan tersebut diperkuat pula oleh laporan Amnesty International pada tahun yang sama yang melaporkan pernyataan serupa. Pengabaian terhadap kejahatan kemanusian ini, tentunya telah mengakibatkan pihak Kolonial Indonesia dengan mudah mengulang dan melanjutkan praktek kejahatannya di bumi Acheh. Sejak pemberlakuan MoU, Komite mengamati masih banyak terjadi tindakan di luar hukum (data lengkap akan di rilis secara terpisah), seperti tindak pembunuhan, perampokan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Acheh yang meningkat tajam di akhir tahun 2007. Berbagai kejadian ini berakhir tanpa pengusutan yang berarti karena pihak Kolonialis telah berhasil melakukan lokalisasi konflik dengan mengesankan bahwa pembunuhan dan pelbagai kejahatan kemanusian di Acheh sebagai tindak kriminal biasa. Bahkan, pelanggaran HAM di Paya Bakong pada tanggal 3 Juli 2006 yang mengakibatkan tewasnya seorang pejuang Acheh Merdeka, dan disaksikan langsung oleh perwakilan Aceh Monitoring Mission (AMM) hanya diputuskan sebagai kasus hukum biasa. Putusan tersebut disampaikan oleh AMM dalam pernyataannya di Banda Acheh (16/9/ 2006) sebagai berikut: ?Berdasarkan hasil autopsi, berkaitan dengan insiden Paya Bakong pada tanggal 3 Juli 2006, investigasi kriminal terhadap kematian korban akan dilanjutkan dengan prosedur polisi dan hukum normal.? Oleh sebab itu, Komite menilai, praktek lokalisasi konflik yang dilakukan Indonesia terhadap konflik Acheh adalah suatu tindak kejahatan baru yang mengelabui mata internasional terhadap berbagai pelanggaran HAM di Acheh. Praktek ini telah mengalihkan kejahatan militer Indonesia yang disengaja menjadi aksi pemberantasan kriminal terencana sebagai selubung dalam menguras kekayaan Acheh. Situasi serupa pernah pula terjadi di masa Daerah Operasi Militer (DOM) di mana pihak Kolonialis berhasil menyembunyikan berbagai kejahatan kemanusian di Acheh dengan praktek pelenyapan saksi-saksi dan barang bukti, yang kemudian terabaikan dengan adanya Perjanjian Helsinki. Mengacu pada keterangan di atas, Komite menyikapi situasi kritis ini dengan poin-poin sebagai berikut: 1. Kami mengingatkan pihak Kolonialis Indonesia agar segera menghentikan semua tindakan terorisme dalam aksi intelijen mereka. Dalam hal ini, Bangsa kami tidak akan tinggal diam dan akan tetap melakukan perlawanan terhadap aksi kejahatan tersebut, seperti perlawanan yang pernah kami lakukan dalam menolak kekuasaan kolonial barat di masa lampau. 2. Kami berharap kepada pihak Internasional yang terlibat dalam proses penyelesaian konflik Acheh dan masyarakat internasional secara umum, agar menunjukkan sikap bijaksana dan netral dalam menyikapi proses penyelesaian konflik Acheh secara fundamental. Tekanan internasional terhadap pemerintah Kolonial Indonesia perlu ditingkatkan, mengingat catatan buruk pelanggaran Hak Asasi Manusia yang mereka lakukan di masa lampau terhadap bangsa Acheh, Timor, Maluku, Papua dan bangsa lainnya di wilayah koloni. 3. Kami menghimbau bangsa Acheh agar mengambil masa sejenak untuk mengingat kembali musuh bangsa Acheh sebenarnya, yang tidak lain