Refleksi : Kalau daerah Anda tidak ada wakilnya dalam kabinet NKRI seperti apa 
yang dijanjikan, harap sabar, insyaalloh, semoga diberikan kesempatan pada 
abad-abad mendatang. hehehehe:-))

http://www.ambonekspres.com/index.php?act=news&newsid=27018

Jumat, 16 Oct 2009, | 22

Mulai Telepon Calon Menteri
SBY Janjikan Kabinet Wakili Semua Daerah 


Bogor, AE.- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan proses seleksi 
calon menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) periode kedua akan dilakukan 
dengan beberapa cara. Yakni, Presiden meminta usulan nama dari partai politik 
koalisi. Selain itu SBY juga mencari sendiri nama-nama kandidat menteri yang 
mempunyai kompeten, sesuai UU No 39/2008 tentang Kementerian Negara. Presiden 
menjanjikan, komposisi kabinet mendatang mewakili semua daerah.

"Ada pertanyaan dari mana SBY dapat nama-nama calon menteri itu, dari SMS, 
pesan, atau usulan yang datang, tidak seperti itu. Sumber menteri saya dapat 
dari usulan parpol koalisi, di luar itu saya mencari, memilih dan menetapkan 
sendiri nama-nama di luar dari usulan parpol," kata SBY dalam jumpa pers di 
Cikeas, Bogor, Rabu (14/10) malam.

Menurut SBY, parpol mengajukan nama calon menteri sebanyak tiga kali lipat dari 
posisi yang diminta. "Misalnya parpol ini dapat dua posisi menteri, berarti 
parpol itu mengusulkan enam nama. Dalam komunikasi saya dengan parpol yang 
bersangkutan, tentu saya memperhatikan peringkat yang diprioritaskan atau 
diunggulkan parpol, meskipun bisa saja saya menolak, saya ingin yang itu, bukan 
yang diprioritaskan, karena itu hak peroregatif presiden," kata SBY.

Dia juga mengatakan, calon-calon yang diusulkan oleh parpol, belum tentu dia 
tidak termasuk kalangan profesional. "Hati-hati mengaketagorikan seperti itu, 
non profesional atau profesional. Sebab bisa saja parpol usul calon dari 
profesional, bisa saja dari birokrat, ekonom, ahli teknologi, atau bisnismen."

SBY menyatakan, untuk kemajuan KIB periode kedua ini, diperlukan integritas 
yang baik dan keterwakilan dari segi identitas. "Kabinet mendatang tidak boleh 
meninggalkan identitas, dari segi agama, etnis, suku, gender, termasuk yang 
berusia relatif tua, dan berusia relatif muda, semua tentu menjadi 
pertimbangan, tetapi tidak boleh hitam putih, seperti statistik yang ada, tidak 
mungkin semua suku dan etnis di tampung, posisinya tidak cukup.Tapi semua 
daerah akan ada, ada yang dari Sumatera, ada dari Jawa, ada dari Kalimantan, 
ada dari Sulawesi, juga ada dari Papua dan Maluku. Semua itu menggambarkan 
kemajemukan," bebernya. 

Sementara itu Partai Golkar dipastikan bakal masuk dalam koalisi di 
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sehingga, sampai tadi 
malam, ada enam partai politik yang akan mendapatkan jatah menteri di kabinet. 

Selain Golkar yang masuk setelah Pilpres selesai, ada lima parpol mitrakoalisi 
yang dipastikan mendapat jatah di kabinet. Yakni Partai Demokrat, PKS, PAN, 
PPP, dan PKB. "Hingga malam ini, itu ada enam (parpol)," kata SBY dalam 
penjelasan kepada wartawan di Puri Cikeas, Bogor, kemarin (14/10). SBY 
didampingi Wapres terpilih Boediono, Mensesneg Hatta Rajasa, Menkominfo M. Nuh, 
dan Seskab Sudi Silalahi. 

SBY mengatakan, dengan selesainya Munas Golkar di Pekanbaru, ada keinginan 
partai berlambang beringin itu untuk berkoalisi. "Golkar telah menyampaikan, ke 
depan ingin menjadi bagian di pemerintahan dan ingin menggalang kebersamaan di 
parlemen. Ini tentu menjadi bagian koalisi," kata SBY. 

Dia mengatakan, tetap berpegang kepada aturan main dan prinsip keadilan dengan 
mitrakoalisi lainnya. Presiden mengakui, memang sudah ada kontrak politik 
antara parpol koalisi sebelum Pilpres. Namun, kata dia, tidak pernah ada 
kesepakatan di antara parpol koalisi lama, yang menyatakan tidak boleh menerima 
Parpol lain. 

"Misi saya adalah menjalankan amanah rakyat. Bagaimana saya bisa menjalankan 
pemerintahan yang efektif, stabil, dan baik," kata SBY. Presiden mengatakan, 
kekuatan koalisi yang cukup besar di parlemen, tidak akan serta merta 
melemahkan check and balance dalam pemerintahan. 

Dalam kesempatan itu, SBY juga mengatakan, dia menghormati posisi PDIP, Partai 
Gerindra, dan Partai Hanura untuk memilih tidak berkoalisi. "Itu menjadi 
pilihan," kata SBY. 

SBY mengatakan, baik di parlemen maupun di kabinet, sama-sama berjuang untuk 
rakyat. "Tentu saya kira yang di kabinet juga ingin berjuang untuk rakyat. Ibu 
Mega (Megawati Soekarno Putri, ketua umum DPP PDIP) juga pernah jadi Wapres dan 
presiden, semua juga ingin berbuat yang terbaik bagi rakyatnya," katanya. 

Mengenai dukungan Partai Demokrat kepada Taufiq Kiemas (suami Megawati) untuk 
menjadi Ketua MPR, itu memang ada kesepakatan politiknya. "Sampai di situ. Tapi 
di pemerintahan dan DPR belum. Terhenti sampai di MPR," kata SBY. 

SBY menambahkan, mulai malam ini hingga Jumat malam, calon-calon menteri akan 
mulai diberitahu jadwal fit and proper test yang dimulai Sabtu dan Minggu (17 
dan 18 Oktober). Calon menteri yang sudah masuk akan dihubungi via telepon. 

''Pada Jumat malam, presiden akan membuat pesta perpisahan Kabinet Indonesia 
Bersatu (KIB) Kesatu. Pada saat itu lah, proses menghubungi calon menteri via 
telepon selesai. SBY mengatakan, saat ini semua pos dan nama menteri sudah 
hampir selesai disusun. "Tinggal sekitar empat posisi yang masih mismatch," 
kata SBY. 

''SBY?memastikan, komposisi menteri sudah mempertimbangkan keterwakilan parpol 
koalisi, kepakaran profesional, kemajemukan wilayah, serta gender. Di luar 
Kapolri, Kejagung, Kepala BIN, Panglima TNI, dan Seskab, ada 34 pos menteri 
yang akan diisi. SBY meminta maaf kepada semua kalangan yang tidak bisa 
diakomodasi karena jatah kursi menteri yang terbatas. "Slot-nya terbatas, 
seat-nya terbatas, kursinya terbatas," katanya. 

SBY menambahkan, parpol koalisi juga telah menyerahkan semua nama calon 
menteri. Parpol menyerahkan nama sebanyak tiga kali jumlah jatah yang diberikan 
SBY. Jadi, misalkan satu partai mendapat jatah dua kursi, Parpol itu akan 
menyerahkan enam nama. 

SBY mengatakan, dirinya akan memperhatikan prioritas nama menteri yang diajukan 
partai. Meski tidak menutup kemungkinan, dirinya bisa memilih nama menteri yang 
tidak diprioritaskan, namun tetap sesuai dengan nama-nama yang diajukan. (JPNN


http://clickoverall.com/inilah-susunan-kabinet-indonesia-bersatu-periode-2009-2014.html

Susunan Kabinet Indonesia Bersatu periode 2009-2014:

MENTERI KOORDINATOR

1.  Menko Politik Hukum dan Keamanan : Marsekal (Purn) Djoko Suyanto
2.  Menko Perekonomian : Hatta Rajasa
3.  Menko Kesra : R Agung Laksono
4.  Sekretaris Negara : Sudi Silalahi

MENTERI DEPARTEMEN

1.  Menteri Dalam Negeri : Gamawan Fauzi
2.  Menteri Luar Negeri : Marty Natalegawa
3.  Menteri Pertahanan : Purnomo Yusgiantoro
4.  Menteri Hukum dan HAM : Patrialis Akbar
5.  Menteri Keuangan : Sri Mulyani
6.  Menteri ESDM: Darwin Saleh
7.  Menteri Perindustrian : MS Hidayat
8.  Menteri Perdagangan : Mari E. Pangestu
9.  Menteri Pertanian : Suswono
10. Menteri Kehutanan : Zulkifli Hasan
11. Menteri Perhubungan : Freddy Numberi
12. Menteri Kelautan dan Perikanan : Fadel Muhammad
13. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi : Muhaimin Iskandar
14. Menteri Pekerjaan Umum : Djoko Kirmanto
15. Menteri Kesehatan : Endang Rahayu Setianingsih
16. Menteri Pendidikan Nasional : Mohammad Nuh
17. Menteri Sosial : Salim Segaf Al Jufri
18. Menteri Agama : Suryadharma Ali
19. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata : Jero Wacik
20. Menteri Komunikasi dan Informasi : Tifatul Sembiring

MENTERI NEGARA

1.  Menteri Riset dan Teknologi : Suharna Suryapranata
2.  Menteri Koperasi dan UKM : Syarifudin Hasan
3.  Menteri Lingkungan Hidup : Gusti Muhammad Hatta
4.  Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Amalia Sari
5.  Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara : E.E Mangindaan
6.  Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal : Ahmad Helmy Faishal Zaini
7.  Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional : Armida Alisjahbana
8.  Menteri BUMN : Mustafa Abubakar
9.  Menteri Pemuda dan Olahraga : Andi Alfian Mallarangeng
10. Menteri Perumahan Rakyat : Suharso Manoarfa

PEJABAT SETINGKAT MENTERI

1. Kepala BIN: Jenderal (Purn) Sutanto
2. Kepala BKPM: Gita Wirjawan
3. Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan Pengedalian Pembangunan: Kuntoro 
Mangkusubroto

Kirim email ke