http://suaramuslimpapua.blogspot.com/?zx=d1d6d9e70e3ab1a5m

Panena geudjak peureumeun kawom dhuafa lageenjan diapakalu Nrdn njan. Peureute 
"bapak-bapak", njan bagah geupeureumeun meusabab teumakot djikritik hana 
peumuliagob dan teumakottjit kadang ek bukah "kanet bu", meunje bratv 
djikeuritik. Djameun djroh apa Nurdinnjan hai Tarmizi tapi djinoe kateutop 
hate, beulaku sang. Allah Neuguntji mate hate ureueng-ureueng njeng ka 
peureunah Neubi peuteunjok tapi meupatahbalek lamgeutiek sangklt. Peue hn ntp 
arti sangklt = blg atawa prt enggeh-enggeh lam system taghut dlm and hpkrt og 
korrupt. Njoe meuseue bungeh keulon neu ubah peurangoe hai Bang Nurdin supaja 
kamoe peumulia. Meuah meunje na naritlon njeng kureueng seuneunoh njeng adap 
pncri 7, haaaaaaaaaaaaaaa, gantoe. . . . .
dari Angku Awe Geutah di Tampok Donja
keu Angku Matang Ladadi Australia




________________________________
From: Fadli Hasan <fadliha...@yahoo.dk>
To: Fadli Hasan <fadliha...@yahoo.dk>; kuta_agal...@yahoo.co.id
Cc: acehwa...@yahoo.com; Atjeh Lon Sajang <atjehlonsaj...@yahoo.com.my>; 
fadlontr...@yahoo.com; kutara...@yahoo.com; h...@teuku.de; warz...@yahoo.com; 
beuran...@hotmail.com; amnikand...@yahoo.com; husaini54d...@yahoo.com; 
muzakkir_ha...@yahoo.com; nazar_s...@yahoo.com; te...@aol.com; 
dj...@streamyx.com; tau...@sirareferendum.org; meurahs...@hotmail.com; JUNISHAR 
Al <aljunis...@iom.int>; bek_munafek...@yahoo.no; yarmen_dinam...@yahoo.com; 
rpi...@yahoo.com; rambideunac...@yahoo.com; bujok_p...@yahoo.com; 
n_nasrud...@lycos.com; universityofwarwickofceulaka <asieu...@yahoo.com>; 
tang...@yahoo.com; abusi...@yahoo.com; abu_dipeureu...@yahoo.com; Ali Al Asytar 
<alasytar_ac...@yahoo.com>; sisinga maharaja <sisingamahar...@yahoo.co.uk>; 
sira_jaringan2...@yahoo.com; tengku_a...@yahoo.com; suhadi_lawe...@yahoo.com; 
muhammad59iq...@yahoo.com; ndin_armadaputra2...@yahoo.com; 
acheh_karb...@yahoo.no; saren...@hotmail.com; universityofwarw...@yahoo.co.uk;
 agambeureu...@yahoo.com; balepan...@yahoo.com.au; Yusra Habib Abd Gani Yusra 
Habib <yusrahabi...@hotmail.com>; nani_mah...@yahoo.com; Niklin Jusuf 
<nikju...@yahoo.com>; i...@acehmail.com; cottr...@yahoo.com; 
reda...@serambinews.com; fai...@brr.go.id; sudir...@brr.go.id; 
seumangat_newslet...@yahoo.com; albir...@gmail.com; atjeh.p...@hotmail.com; 
am_...@yahoo.com; ppn_j...@yahoo.com
Sent: Sun, October 11, 2009 11:33:48 AM
Subject: HO NURDIN ABDURRAHMAN KA?


Njan ho Nurdin Abdoraman ka, bek gadoh su'on keupiah tjap burong geureuda?

Menatap Asa di Atas Sampan
11 October 2009, 10:06 Pase Administrator 
 
Abdul Lansyah bersama anaknya
Abdul
Lansyah (33), bersama anaknya Ramadhan (7) warga Desa Kuala Raja,
Kecamatan Kuala, Bireuen, tengah memperbaiki perahu miliknya yang
rusak. Foto direkam Sabtu (10/10).SERAMBI/FERIZAL HASAN
BIREUEN – Abdul Lansyah (33) adalah sosok pekerja keras yang tak pernah
putus asa meskipun dirinya ditempa berbagai masalah dan musibah. Namun,
ayah dari tiga orang anak ini sangat bangga dengan pekerjaannya sebagai
nelayan tradisional. Perahunya yang sudah compang-camping tak
menyurutkan hatinya untuk berlayar di laut lepas.

Suami dari Fatimah (30) warga Desa Kuala Raja, Kecamatan Kuala Bireuen
ini, kehidupan sehari-harinya bergantung pada ombak di selat malaka.
Dimana selat yang dikenal tempat lalu lalangnya perahu-perahu besar
dari mancanegara, menjadi tumpuan bang Lansyah (begitu sering warga
desanya menyapanya), untuk mencari rezeki dengan perahu dayungnya yang
sudah belasan kali ditempal dengan kayu-kayu bekas akibat bocor
diterjang keganasan ombak.

Namun, ayah dari Ramadhan (7), Melly (2,5) dan Muhammad (1) tak gentar
melawan arus besar di saat menerjang perahunya. Demi sesuap nasi dan
untuk menghidupi keluarganya, Lansyah bertarung di laut lepas demi
mendapatkan ikan sebagai rezeki yang halal untuk membesarkan
anak-anaknya yang masih balita.

Di ‘ateuh jalo’ (perahu dayung/sampan) lah dirinya menatap asa
mempertahankan hidupnya. Dengan sebesit harapan kelak anak-anaknya
dapat bersekolah seperti citi-citanya yang mengharapkan anak-anaknya
kelak menjadi orang yang berguna. “Lon meucita-cita mandum anuek lon
beu jroeh (Saya bercita-cita semua anak saya menjadi orang yang
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain),†ucap A Lansyah. 

Sejak subuh ia sudah mulai merangkuh dayungnya mengikuti arah angin.
Kadang-kadang baru setengah jam mengarungi lautan, ombak yang ditakuti
keburu menghadang. Tidak lebih dari sepuluh menit perahunya
dipermainkan ombak yang menggunung. Tetapi Lansyah tak peduli, hanya
pada Ilahi Rabbi dia berserah diri. Siang harinya angin mulai
menghembus ke daratan, Lansyah pun mengarahkan ‘jalonya’ ke pantai.

Tepat pukul 12.00 WIB siang di tengah panas teriknya matahari yang
berada pas di atas kepalanya, A Lansyah dengan perahu dayungnya tiba di
tepi pantai, yang hanya berjarak 15 meter dari rumahnya. Hari-hari
kehidupan A Lansyah tak pernah lepas dari perahu dayungnya yang sudah
dimakan usia itu. Sangat disayangkan, ketika angin kenjang menerpa Aceh
September lalu, tepatnya bulan puasa tahun ini, rumah A Lansyah turut
dibawa angin kencang tersebut. Sehingga rumahnya yang terbuat dari
kayu, beralaskan pasir dan beratapkan rumbia, roboh yang membuatnya
hilang tempat tinggal.

“Saya sangat sedih di saat tempat saya berlindung dari hujan dan
panasnya matahari, tiba-tiba diterpa angin. Pada malam itu, pertengahan
puasa atau menjelang hari Raya Idul Fitri 1430 Hijriah, istri dan
anak-anak saya menangis sambil berteriak mengucap Allah Akbar, Allah
Akbar, Allah Akbar,†ucap Lansyah saat ditemui Serambi,
Sabtu (10/9) di kediamannya yang sedang memperbaiki perahu dayungnya
yang sudah bocor dihantam obak. Abdul Lansyah sangat berharap ada orang
yang terketuk hatinya untuk membantu menggantikan perahu sampannya,
demi menjaga keselamatan jiwanya di saat melaut dan untuk menjaga
kelangsungan hidup anak istrinya.(ferizal hasan) 

>  
________________________________


Trænger du til at se det store billede? Kelkoo giver dig gode tilbud på LCD TV! 


      

Kirim email ke