Ali al Asytar ini di Norwegia. Sangat pilu mendengar rintihan anda ini. Kalau 
boleh tolong kirim saya nama anda yang tertera di kartu penduduk anda dan nomor 
hp kalau ada untuk saya hubungi, kapan saja saja diberikan kemudahan rizki oleh 
Allah swt, insya Allah.

Selanjutnya saya juga mohon pada penguasa Malaysia agar cepat menolong kaum 
dhuafa ini. Percuma kita banggakan beragama Islam kalau realitanya masih ada 
penduduk Malaysia yang tidak tercapai finansialnya. Di Norway ini semua 
penduduk terjamin finansialnya. Kalau ada yang sakit parah dengan segera dibawa 
ke Rumah Sakit dan semuanya gratis termasuk makan. Kamar penginapanpun sama 
semua serba modern atau lux. Bayangkan betapa senangnya penduduk negara Norway. 
Prediksi saya nomor wahid di Dunia sekarang ini, kecuali RII yang juga belum 
setara Norway disebabkan beberapa hal. Diantaranya RII baru saja merdeka dari 
system dhalim sebelumnya sedangkan Norway sudah lama merdeka. Kedua RII juga 
banjak membutuhkan dana untuk membantu saudaranya di Libanon dan juga Afrika 
pada umumnya. 

Dari itu saya menghimbau kepada Pemerintah Malaysia agar berevolusi dalam 
membantu kaum dhuafa. Kalau tidak penguasa dan setiap orang yang bersatupadu 
dalam system tersebut akan menerima siksaan yang sangat berat kelak, mulai dari 
azab kubur sampai masuk neraka (nauzubillahi min zalik. Untuk lebih jelas 
silakan simak tulisan berikut ini:

NESTAPA KAUM DHUAFA
Di sebuah negara yang tidak muncul pembela kaum dhu'afa, seorang miskin
merintih dalam hidupnya di gubuk derita. Ketika dia mendatangi seorang
Kiyai kenapa dia mengalami kehidupan yang sangat pahit, Kiyai itu
menganjurkan dia agar membaca Al Qur-an setiap malam terutama sekali
malam Jum'at kliwon.

Dengan
merasa lega simiskin itu pulang terus mempraktekkan pesan sang Kiyai
tadi hingga hampir tamat, namun perobahan hidupnya tetap saja tidak
muncul. Sebulan kemudian dia mendatangi kembali sang Kiyai tadi dan
memberitahukan dia bahwa kehidupannya tidak berobah dan dia makin susah
menjalani hidupnya, takpernah muncul tetangga yang mau membantunya.
Ustaz tadi mengatakan bahwa itu pesan Rasulullah melalui Hadistnya dan
bolehkamu tanyakan kepada Kiyai manapun, kalau bukan Hadist Rasulullah.
Mendengar jawaban sang Kiyai demikian tegas, simiskin itupun pulang
tanpa memahaminya bagaimana supaya kehidupannya bisa berobah.

Pembaca
yang mulia. Mari kita pikirkan sedalam-dalamnya persoalan tersebut
mengapa sampai demikian? Persoalan apakah yang tidak beres disini
hiungga tidak mendapat jalan keluar bagi kaum yang miskin itu?

Ini
sebuah contoh bagi kita untuk memahami Hadist dan juga Al Qur-an
melalui pesan Al Qur-an itu sendiri yang selalu diulang ulang dalam Al
Qur-an yaitu "Afala ta'qilun dan afala yatazakkarun". Allah berpesan
kepada kita agar berfikir bagi kita yang ber'akal. Kita harus memahami
persis dalam kondisi dan situasi bagaimana suatu ayat itu diturunkan
dan kedalam situasi dan kondisi bagaimana tepatnya diterapkan. Apakah
ayat itu memiliki arti yang tersurat atau arti tersirat. Apakah ayat
itu termasuk ayat muhkamat (kat'i) atau mutasyabihat. Apakah ketika
ayat tersebut digunakan ketika system Allah sudah wujud atau sebelum
wujud. Demikian juga mengenai Hadist. Apalagi tidak ada ayat Al Qur-an
yang menjamin bahwa Hadist Rasulullah itu takdapat dipalsukan.
Sementara Al Qur-an memang mendapat jaminan Allah sendiri bahwa
terpelihara dari pemalsuan. Memang banyak orang yang mencoba-coba untuk
memalsukan Ayat-ayat Al Qur-an, namun selalu ketahuan atau terbongkar
kepalsuan tersebut. namun ada kemungkinan lain yang menyebabkan manusia
takmampu mnemahaminya, yaitu akibat sifat fanatik buta yang mereka
miliki hingga membaca-baca saja Al Qur-an itu tanpa berdaya upaya untuk
memahami dan menangkap pesan Allah didalamnya.

Ketika
saya pergi ke Jawakarta dulu, saya merasa heran kenapa kebanyakan
Mesjid itu Khutbahnya disajikan dalam bahasa Arab doang. Ketka saya
tanyakan kepada orang-orang yang berilmu diantara mereka, jawabannya
tidak boleh kita gunakan bahasa apapun dalam Khutbah itu. Apabila kita
gunakan juga, khutbahnya tidak sah. Sebab dua khutbah itu sebagai ganti
dari dua rakaat shalat Jumat yang berasal dari 4 rakaæat shalat
Dhuhur. Maaf anda mazhab apa, Tanya saya. Kami disini semua mazhab
Syafii, jawabnya. Lalu saya katakana bahwa didalam kitab Imam Syafii
asli yang lazim dipanggil dengan kitab Om tertulis dengan jelas bahwa
khutbah itu disajikan dalam bahasa Arab tapi kalau jamaahnya terdiri
dari orang-orang Ajam, hanya rukun-rukunnya saja dalam bahasa Arab
sedangkan penjelasannya musti dalam bahasa ajam itu sendiri agar
mereka memahami pelajaran yang diberikan Khatib di setiap hari jumat
untuk kesempurnaan pengetahuannya. Lalu kiyai itu mengambil kitab
tersebut, saya memintanya membuka mulai dari masalah Khutbah, Kenduri
orang mati dan Talkin. Ternyata dia memperkuatkan pendapatnya dengan
menunjukkan keterangan yang tertulis dipinggir halaman kitab tersebut.
Saya katakan kepadanya bahwa itu bukan pernyataan Imam Syafii, itu
adalah syarahan muridnya sepeninggal Imam Syafii. Tanpa memberi
komentar lagi dia melihat bagian kenduri pada orang mati. Disana dia
melihat pendapat Imam Syafii bahwa kenduri orang mati itu sunnah
apabila simati itu orang kaya dan semua anggota keluarga simati itu
sudah terlepas dari tanggung jawab simati tersebut (untuk mencegah kita
agar tidak makan harta anak yatim, pen). Apabila si mati itu
meninggalkan anak yatim maka kenduri itu bidah mungkarah. Ternyata
kiyai tersebut tidaklagi melihat tulisan disamping halaman tersebut.
Disebabkan saya masih ada keperluan lain dan mengingat dua persoalan
tadi sudah memadai, sayapun pamit untuk meninggalkannya.

Kembali
kepersoalan pokok tadi bahwa ketika kita mendengar Hadist Nabi, kita
tidak berfikir dalam situasi dan kondisi bagaimana. Rasulullah
mengatakan kepada orang-orang yang berbahasa Arab, dimana ketika
mereka membaca Al Qur-an, mereka langsung dapat memahaminya disebabkan
Al Qur-an itu disajikan dalam bahasa Arab. Andaikata sang Kiyai tadi
memahami kondisi yang demikian, tentu dia pesankan kepada orang miskin
tadi agar membaca juga terjemahannya dalam bahasa yang dia pahami.
Andaikata orang miskin itu menerima jawaban yang demikian, tentu dia
memfokuskan bacaannya pada surah atau ayat-ayat yang berhubungan dengan
masalah dia sendiri seperti Suarh At Takatsur: "Bermegah-megah
telah membuat kamu lalai, hingga kamu masuk kubur. Sekali-kali jangan
demikian nanti kamu akan mengetahuinya (akibat perbuatanmu itu). Dan
sekali-kali jangan demikian kelak kamu akan mengetahui. Jangan
demikian, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya
kamu benar-benar akan melihat Neraka Jahim. Kemudian kamu benar-benar
akan melihat dengan ainal yakin (mata yang yakin). Kemudian kamu
pasti akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu
megah-megahkan di Dunia itu)". Sadaqallahul a'dzim. 

Andaikata
orang miskin tadi melihat terjemahan surah itu saja akan mudah
mengambil kesimpulan bahwa sesungguhnya orang-orang yang kaya yang
tidak menggubris kehidupan orang miskin itulah justru yang sangat
malang di Akhirat nanti. Ternyata Allah sampai 3 kali menggunakan
kata-kata Kalla. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya peringatan itu
agar mereka tidak beralasan nanti ketika mereka diazabkan Allah dalam
neraka kelak.sesuai firmanNya: "Dan Kami tidaklah menganiaya mereka,
namun merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri...." (QS, 11: 101)

Ketika
orang-orang dhalim meminta untuk kembali sekali lagi kedunia, ingin
menukar tempatnya yang penuh azab itu dengan anggota keluarganya yang
benar-benar beriman dan beramal shalih dan memohon agar dijadikan
tanah saja sebagai permohonan yang terakhir, Allah menempelak mereka:
"Bukankah sudah kuperintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak
tunduk patuh kepada syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang
nyata bagi kamu. Dan tunduk patuhlah kepada da Ku. Inilah jalan yang
selurus-lurusnya. Sesungguhnya syaithan itu telah menyesatkan
sebahagian besar diantarakamu. Apakah kamu tidak berfikir ? Inilah
Jahannam yang dulu kamu diancam (dengannya). Masuklah kamu kedalamnya
hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya. Pada hari ini Kami
tutup mulut mereka, tangan dan kaki Kami minta kesaksian terhadap apa
yang telah mereka kerjakan dahulu" (QS,36: 60-65).

Disamping
itu orang miskin tadi juga dapat membaca surah Al Araf ayat 157
sebagai pesan Allah kepada orang-orang yang mengikuti Rasulullah untuk
membebaskan kaum dhuafa dari belenggu yang menimpa kuduk-kuduk mereka.
Dengan demikian dia tidak akan mengikuti kiyai yang senang berkhutbah
tapi membiarkan orang miskin hidup terlunta-lunta, sementara Kiyai itu
hidup mewah. Selanjutnya orang miskin tadi juga dapat membaca
terjemahan surah Al Fajr serta memfokuskan pada ayat 17, 18, 19 dan 20
yang membicarakan tentang akibat tidak menghiraukan kehidupan
orang-orang miskin dan mencintai harta secara berlebih-lebihan.
Persoalan tersebut dimantapkan lagi oleh Rasulullah melalui hadistnya: 

"Tidak
pernah beriman kepadaku orang yang tidur kenyang sedangkan tetangganya
kelaparan, dan jika penduduk sebuah desa tidur nyenyak sedangkan ada
salah seorang dari mereka yang kelaparan, maka Allah tidak akan melihat
kepada mereka pada hari kiamat".

Billahi fi sabililhaq
Ali al Asytar
Sandnes, Norwegia
http://suaramuslimpapua.blogspot.com/




________________________________
From: hamzuan6219 <hamzuan6...@yahoo.com>
To: e_mal...@yahoogroups.com
Sent: Wed, October 7, 2009 6:38:06 AM
Subject: [e_malaya] Harap Ada Yang Bersimpati...

  
Dengan nama Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih

Minta maaf kerana menganggu saudara/saudari.
Tujuan saya menghantar email ini adalah memohon jasa baik saudara/saudari di 
dunia ini.Saya memohon bantuan saudara/ saudari untuk menderma bagi saya 
meringankan tanggungan saya kerana saya tidak mempunyai jalan selain menulis 
email atau berbuat secara begini.

Saya merupakan seorang ibu tunggal dan menghidapi sakit kencing manis.
Saya punyai 3 orang anak lelaki yang menghidap pesakit buah pinggang yang 
kronik. Dan terpaksa menjalani rawatan hemodialisis. Seorang dari mereka telah 
pun meninggal dunia.

Saya memohon jika saudara / saudari ikhlas membantu saya dengan menyumbang 
walaupun RM1 ke dalam akaun saya ataupun membuat arahan bank RM 1 ke dalam 
akaun saya.Saya menulis email ini bukan bertujuan untuk penipuan atau 
sebagainya.Sebagai seorang Islam saya rasa tidak layak untuk menipu di dalam 
situasi begini.Apatah lagi di bulan yawal ini.

Saya tidak memaksa untuk menderma atau menyumbang.Saya hanya harapkan secebis 
keikhlasan dan belas simpati dari saudara/saudari Andai tidak mampu menderma 
cukuplah dipanjangkan email ini kepada rakan rakan saudara saudari.. Dengan 
cara itu harapan saya ada yang bersimpati..

Saya sentiasa mendoakan semoga Allah S.W.T memudahkan segala urusan seharian 
Saudara dan saudari yang budiman.. Amin...
Semoga Allah memberkati saudara saudari kerana membantu saya di dalam 
kesusahan. Maafkan atas segala kelemahan diri saya.

Terima kasih.
Wasalam.

Rohani Bt Kassim
Bank islam Malaysia
12074022049850


   


      

Kirim email ke