Segudang Harapan di Pundak Dewan Baru periode 2009 - 2014
30 September 2009, 09:31 Kutaraja Administrator RABU, 30 September 2009, akan menjadi salah satu tanggal bersejarah bagi rakyat Aceh. Betapa tidak, mulai hari inilah, 69 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) hasil Pemilu Legislatif 9 April 2009 akan memulai ujian pengabdiannya untuk rakyat Aceh, yang telah membuka jalan baginya menuju lembaga terhormat itu. Dikatakan bersejarah, karena hampir setengah (33 dari 69 orang) anggota DPRA baru itu, berasal dari kader Partai Aceh, partai lokal yang didirikan oleh para mantan aktivis Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Apalagi, hingga saat ini, hanya Aceh lah satu-satunya provinsi yang DPRD-nya diisi oleh kader-kader dari partai lokal. Karena itu, tidak lah salah jika rakyat Aceh menggantungkan segudang harapan di pundak anggota dewan yang baru ini. Berbagai janji yang telah diucapkan kepada rakyat selama berkampanye dulu, akan ditagih kembali setelah mereka duduk di gedung dewan dengan status baru wakil rakyat. Mereka juga akan diberi berbagai fasilitas, termasuk rumah dinas, mulai dari tipe 150 (untuk anggota), hingga tipe 300 (untuk tiga wakil ketua serta sekretaris dewan). Kecuali Ketua DPRA yang akan menempati dinas rumah lama di kawasan Blangpadang, semua rumah dinas lainnya berstatus baru yang berlokasi di Desa Meunasah Papeun, Aceh Besar. Dana pembangunan rumah dinas yang menghabiskan miliaran uang rakyat bertujuan supaya mereka bisa bekerja lebih nyaman selama menjalankan tugas sebagai anggota dewan. Melihat berbagai fasilitas dan tugas baru yang diemban oleh anggota dewan, ternyata mengundang banyak harapan dari berbagai kalangan supaya kinerja mereka lebih baik. Sehingga anggota dewan baru bisa membawa harapan baru bagi rakyat. “Setelah duduk di lembaga terhormat, mereka diharapkan benar-benar menjadi orang terhormat, anti-KKN, dan selalu mengedepankan atau menomorsatukan kepentingan masyarakat Aceh, bukan kepentingan kelompok, partai atau elitnya,” kata pakar Ekonomi Unsyiah, Dr Nazamuddin, menjawab Serambi, Selasa (29/9). Nazamuddin mengingatkan, tiga fungsi anggota DPRD yaitu legislasi, buggeting, dan kontrol, wajib dilaksanakan dengan efisien, efektif, transparansi, akuntabel, dan tidak KKN. Qanun-qanun yang terkait dengan masalah penyusunan anggaran, investasi dan pengawasan, harus implementasikan bagi kepentingan rakyat banyak, bukan untuk segelintir orang. Anggota Dewan baru harus punya inovasi dan kreatif dalam melaksanakan tiga fungsinya dengan tidak melanggar aturan yang lebih tinggi. Kondisi Aceh yang telah kondusif pasca tsunami dan konflik tersebut, harus bisa dijadikan sebagai lahan investasi baru yang mengiurkan bagi investor, lokal, nasional, dan asing. Untuk itu, lahirkan regulasi atau aturan yang membuat investor dan masyarakat merasa nyaman untuk berinvestasi. Harapan senada juga diungkap Pakar Hukum Unsyiah, Syaifuddin Bantasyam SH M.Hum. Penggiat HAM ini meminta dewan baru yang telah diberikan fasilitas akomodasi yang cukup baik, harus berkomitmen mengabdikan dirinya bekerja untuk kepentingan kemakmuran rakyat, bukan golongan atau kelompok partainya. Ini penting menjadi komitmen bagi semua partai yang mendapat kursi di DPRA. Sebab, jika kader partai yang duduk di DPRA tidak mampu memainkan peran yang baik dalam menjalankan masa tugas lima tahunnya ke depan, maka eksistensi partainya bakal hancur untuk lima tahun ke depan. Dalam menyusun APBA, Dewan baru harus lebih transparan lagi kepada rakyat yang diwakilinya. Sebulan sebelum RAPBA disahkan, berbagai program yang diusul SKPA harus disosialisasikan kepada rakyat. Tujuannya, supaya rakyat tahu, program, kegiatan dan proyek apa saja yang akan dikerjakan di desanya. Selain itu, apakah proyek yang akan dibangun di desanya, merupakan kebutuhan utama atau mendesak masyarakat banyak, atau hanya kebutuhan kelompok tertentu saja. Anggota Dewan baru, dalam mengambil keputusan menghindari pada tindakan yang mengarah KKN. Ini sangat penting, untuk menciptakan pemerintah yang bersih dan baik. Ia juga mengharapkan, aktivis partai lokal yang menjadi pemenang pemilu, harus bisa menunjukkan semangat membangun Aceh barunya kepada partai nasional yang meraih kursi di DPRA. Tujuannya, agar kemampuan anggota Dewannya di lembaga legislatif tersebut, menjadi turut diperhitungkan bagi anggota Dewan dari partai nasional. Artinya, anggota Dewan dari partai lokal, terutama yang belum pernah menjadi anggota legislatif terus meningkatkan kemampuan SDM nya untuk bisa berbuat banyak membangun negerinya. Perjuangkan aspirasi rakyat Sementara itu, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsyiah, Cut Sheira Elnita (21) mengatakan, anggota dewan lama masih bekerja 50:50 untuk menampung dan memperjuangkan aspirasi rakyat. Untuk anggota DPRA yang terpilih harus bekerja lebih baik dari dewan sebelumnya. Jangan bekerja setengah-setengah untuk rakyat. Dewan harus bekerja lebih serius dalam mengalokasikan dana lebih besar untuk bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat serta aktif mengawasinya. Kedepan, kata Menteri Kewanitaan PEMA Unsyiah tahun 2009 ini, dewan perlu mendengar aspirasi yang disampaikan mahasiswa terkait kepentingan rakyat. Karena aspirasi mahasiswa tidak punya kepentingan lain di dalamnya selain untuk rakyat. Para anggota dewan juga harus mendengar aspirasi mahasiswa dan rakyat dalam pembahasan undang-undang menyangkut kepentingan rakyat. “Kami berharap DPRA baru harus peduli kepada kemajuan pendidikan melalui alokasi anggaran. Sebab, melalui pendidikan yang memiliki fasilitas lengkap akan melahirkan lulusan berkualitas dalam membangun bangsa ini. Dewan baru juga harus lebih banyak mengalokasikan dana bantuan pendidikan untuk anak yatim termasuk korban konflik dan tsunami yang ada di Aceh,” kata dia. Lain lagi harapan Nurhayati (37). Penjual sayur di Pasar Keudah, Banda Aceh, ini berharap anggota dewan ke depan mau memperhatikan pedagang kecil seperti dirinya. “Kalau bisa disediakan tempat jualan yang layak kepada pedagang melalui alokasi anggaran. Kalau dipindahkan ke tempat lain harus tempat yang layak dan sesuai untuk pedagang, karena selama ini banyak pedagang yang diperlakukan tidak adil,” kata dia. Menurut Nurhayati, sebagai wakil rakyat, para anggota dewan harus lebih peduli kepada rakyat kecil, jangan sampai lupa kepada masyarakat bawah yang telah mengantarkan mereka ke gedung dewan. “Kalau bisa untuk pedagang kecil juga mendapat bantuan dana dalam bentuk kredit melalui anggaran setiap tahun. Karena pedagang kecil ini modalnya sangat sedikit. Melalui kerja begini, kami berusaha untuk menghidupi asap rumah, membiayai anak supaya bisa sekolah dan belum lagi biaya lain yang harus kami keluarkan,” ungkap Nurhayati. Sementara Hasbullah (53), seorang penarik becak, berharap agar anggota dewan baru itu, tidak mengingkari janji-janjinya kepada rakyat yang sudah memilihnya. “Sebagai wakil rakyat, mereka harus banyak menganggarkan dana untuk membantu rakyat miskin. Selama ini banyak bantuan yang kami dengar tapi banyak tidak sampai kepada rakyat miskin. Ke depan anggota dewan harus mengawasi dengan baik supaya rakyat mendapatkan haknya,” ujarnya. Ia juga berharap para anggota dewan baru harus sering turun ke lapangan atau mendengarkan aspirasi di tingkat arus bawah, terutama peduli terhadap kebutuhan pokok masyarakat. “Dewan ke depan harus rutin mengawasi kenaikan harga dan harus memperjuangkan supaya harga tetap stabil, sehingga bisa terjangkau untuk rakyat kecil,” kata dia. Selain dari akademisi, mahasiswa, penjual sayur, dan tukang becak, Serambi kemarin juga menerima sejumlah siaran pers dan pernyataan dari para aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM). Di antaranya dari Koordinator KontraS Aceh, Hendra Fadli SH, Koordinator Forum Antikorupsi dan Transparansi Anggaran (Fakta), Indra P Keumala, dan dari para aktivis Forum LSM Aceh. Para aktivis LSM ini juga menggantungkan harapan besar, para anggota dewan baru yang didominasi oleh wajah baru ini akan mampu membawa perubahan Aceh ke arah yang lebih baik.(her/hd/tz/nal) Tgk Hasan di Tiro: Lumo djawa (jawa) dum di Atjèh (Aceh) ! http://www.youtube.com/watch?v=H7wcl7m8xp8&feature=related Tgk Hasan di Tiro: Ureuëng Atjèh Kahabéh Gadoh Karakter ! http://www.youtube.com/watch?v=H8mbiUwHpIY&feature=related Tgk Hasan di Tiro: Peuë (Puë) peunjakét Bangsa Atjèh uroë njoë ? http://www.youtube.com/watch?v=sbJsJtdDFE8 Tgk Hasan di Tiro: Gubernur, Bupati, Camat dst nakeuh geupeunan Lhoh (Pengkhianat)! http://www.youtube.com/watch?v=oqJYGoF0SMQ&feature=related Tgk Hasan di Tiro: "Ureuëng njang paléng bahaja keu geutajoe nakeuh - djawa keumah djipeugot urg atjèh seutotdjih nibak seutot geutanjoe. Mantong na urg atjèh njang tém djeuët keu kulidjih, keu sidadudjih, keu gubernurdjih, keu bupatidjih, keu tjamatdjih, dll. Mantong na biëk droëteuh njang djak djôk dan peusah nanggroe atjèh keu djawa!" http://www.youtube.com/watch?v=Gbjb04wKWow&feature=related "Udép geutanjoë hana juëm meusaboh aneukmanok meunjo hana tapeutheun peuë njang ka geukeubah lé éndatu. Udép sibagoë lamiët dan djadjahan gob njan hana juëm meu-sikeuëh ! Meunjo tateupuë(peuë) arti keumuliaan! UREUENG-UREUENG LAGÈË LÔN 1000 X ( SIRIBÈË GO ) LEUBÈH GOT MATÉ NIBAk DIDJADJAH LÉ DJAWA !!! Kheun Tgk Hasan di Tiro http://www.youtube.com/watch?v=oqJYGoF0SMQ