http://www.serambinews.com/old/index.php?aksi=bacaberita&beritaid=43733&rubrik=1&kategori=1&topik=2 a.. 05/03/2008 02:13 WIB
Sikapi Insiden Atu Lintang Malik Mahmud Panggil Semua Petinggi KPA * Presiden SBY Perintah Usut BANDA ACEH - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan prihatin terhadap insiden Atu Lintang yang menyebabkan tewasnya lima anggota Komite Peralihan Aceh (KPA), Sabtu (1/3) dini hari. Presiden juga meminta kepolisian segera mengusut tuntas kasus ini, sehingga tidak mengganggu proses perdamaian di Aceh. Sementara itu, petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Malik Mahmud, di tengah keprihatinannya atas insiden Atu Lintang, Selasa (4/3) kemarin memanggil semua (17) ketua KPA dari seluruh wilayah ke Banda Aceh untuk diberikan arahan khusus sebagai sikap resmi petinggi GAM atas kejadian tersebut. Dari Takengon dilaporkan pula bahwa hingga kemarin siang polisi sudah memeriksa 13 saksi, umumnya warga Atu Lintang, yang melihat dan mendengar kejadian itu. Tapi, Mengenai perkembangan penyelidikan, polisi belum menetapkan seorang tersangka pun dan masih terus menghimpun bukti-bukti petunjuk, kata Kapolres Aceh Tengah, AKBP AB Kawedar SH. Wagub melapor Pernyataan Presiden SBY tentang insiden Atu Lintang itu diperoleh Serambi dari Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar kemarin sore. Menurut Wagub, ia mendapat kesempatan khusus untuk melaporkan situasi Aceh Tengah pascainsiden Atu Lintang di sela-sela acara pertemuan antara para gubernur se-Sumatera dengan Presiden SBY di Istana Presiden, Jakarta, Selasa (4/3). Pertemuan itu dilaksanakan dalam rangka menyampaikan rekomendasi hasil pertemuan gubernur se-Sumatera di Batam beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan itu, para gubernur se-Sumatera menyampaikan sejumlah permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh daerah-daerah di Pulau Sumatera. Di sela-sela kesempatan itulah Wagub Muhammad Nazar melaporkan kondisi dataran tinggi Gayo pascainsiden Atu Lintang. Presiden meminta agar kasus ini ditangani dengan baik dan cepat supaya tidak menganggu perdamaian. Penegakan hukum harus dilakukan secara profesional, adil, dan independen. Jangan ada pihak-pihak yang mencoba melindungi pelaku dari jeratan hukum, kata Muhammad Nazar melalui telepon mengutip Presiden SBY. Dalam kesempatan itu Presiden SBY juga berpesan agar proses reintegrasi bisa berjalan mulus dan semua pihak harus membantu Pemerintah Aceh dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sama seperti harapan kita semua, Presiden juga meminta agar polisi bisa bertindak profesional dan independen dalam menangani kasus itu. Selama belum ditemukan bukti-bukti baru, kasus ini tetap harus kita tempatkan sebagai kriminal murni, kata Nazar. Dipanggil Malik Sementara itu dari Banda Aceh dilaporkan, kemarin siang hingga sore 17 ketua KPA dari seluruh Aceh berkumpul di sebuah tempat guna memenuhi undangan Malik Mahmud. Tokoh yang di kalangan GAM merupakan Perdana Menteri ini merasa perlu memanggil petinggi-petinggi KPA wilayah untuk diberi arahan dan mendiskusikan sikap yang harus diambilkan KPA berkenaan dengan insiden Atu Lintang. Selain Malik Mahmud, dalam pertemuan itu hadir pula Ketua KPA Pusat Muzakkir Manaf serta Tgk Muhammad Usman Lampoh Awe. Di antara ketua-ketua KPA wilayah yang diundang, hadir juga Ramdana (30), Ketua KPA Wilayah Linge (Aceh Tengah dan Bener Meriah). Pria ini pada hari pertama insiden Atu Lintang telah mengeluarkan pernyataan sejuk dengan meminta agar semua pihak tidak terprovokasi dan melakukan aksi balasan, serta mempercayakan penanganan kasus tersebut kepada polisi. Menurut Ramdana, dalam pertemuan itu Meuntroe Malik --sebutan takzim kalangan GAM kepada Malik Mahmud-- memberikan beberapa masukan serta solusi terbaik sebagai sikap KPA terhadap insiden Atu Lintang. Setelah itu, para peserta lainnya mengeluarkan pendapat dan akhirnya dicapai beberapa kesimpulan. Di antaranya, KPA mendesak kepolisian agar semua pelaku insiden Atu Lintang dalam waktu dekat harus ditangkap, sehingga tidak meresahkan para anggota KPA dan masyarakat luas. Musuh bersama Pertemuan itu juga menyimpulkan bahwa semua pelaku merupakan musuh bersama, karena perbuatannya berpotensi menggagalkan perdamaian. Siapa pun yang berupaya menggagalkan perdamaian itu adalah musuh bersama, kata Ramdana mengutip salah satu isi kesepakatan mereka. Selain itu, peserta pertemuan sepakat meminta pihak internasional memantau pengungkapan dan penyelesaian masalah ini berdasarkan prosedur hukum yang berlaku. Usai pertemuan dengan Meuntroe Malik, secara khusus Ramdana bersama sejumlah elite KPA Wilayah Linge menghadap Gubernur Irwandi Yusuf sekitar pukul 17.00 WIB di ruang kerjanya. Dalam pertemuan itu, Irwandi mengingatkan seluruh elite dan anggota KPA Wilayah Linge untuk bersabar menunggu penanganan kasus ini oleh polisi. Irwandi mengakui insiden Atu Lintang sebagai salah satu tindak kriminal yang rumit pengungkapannya, namun bukan berarti tidak bisa diungkap. Prosedur hukumnya harus kita jalani dan tidak boleh main hakim sendiri, ujar Ramdana mengutip Irwandi. Secara khusus Gubernur Irwandi juga meminta KPA memprakarsai upaya rekonsiliasi berupa upacara perdamaian dengan seluruh komponen masyarakat di wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah. Ini gagasan yang luhur dan menarik. Insya Allah akan kami wujudkan, kata Ramdana menjawab Serambi tadi malam. Sementara itu, Ir Azwar Abubakar MM yang sejak kemarin berada di Takengon mewakili Badan Reintegrasi-Damai Aceh (BRA) menyatakan telah bertemu dengan tokoh-tokoh kunci di Aceh Tengah pascainsiden Atu Lintang. Bersama timnya, Azwar yang merupakan Penasihat Ketua Harian BRA melakukan dialog dan menyerap berbagai aspirasi berkenaan dengan apa yang seharusnya dilakukan BRA untuk memperkuat upaya reintegrasi dan rekonsiliasi di daerah berhawa sejuk itu. Tim BRA juga berkunjung ke keluarga korban dan menyerahkan sedikit sumbangan sebagai bentuk empati BRA kepada keluarga korban. Tim juga telah mengunjungi korban yang saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Datu Beru Takengon. (dik/na