Irwandi Bertemu 16 Jenderal AS


BANDA ACEH–Amerika Serikat tampaknya masih belum bisa melupakan Aceh. Sebanyak 
16 jenderal negara itu plus konsul AS di Medan, kemarin melakukan pertemuan 
dengan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf. Pertemuan itu ikut membahas perkembangan 
proses damai di provinsi ini.


“Kunjungan para jenderal Amerika ini pada dasarnya hanya bersifat menggali 
informasi dan melihat perkembangan Aceh baru, selain keinginan silaturahmi dan 
kangen-kengenan. Sebab, sebagian dari mereka pernah terlibat dalam masa tanggap 
darurat semasa tsunami dulu,” katanya kepada wartawan usai pertemuan itu 
kemarin.


Irwandi mengatakan, pertemuan dengan para jenderal AS itu, yang diikuti unsur 
muspida Aceh itu, sama sekali tidak bermaksud untuk menjangkau wilayah 
kekuasaan pusat, seperti latihan kemiliteran atau hubungan luar negeri. AS 
menyatakan hubungan dengan Indonesia penting, tapi yang lebih penting proses 
damai di Aceh tetap terjaga. 


Gubernur juga berkesempatan menjelaskan tentang era transisi yang sedang 
dihadapi Aceh pada tahun 2007 ini. “Ini adalah era baru bagi Aceh. Namun 
semuanya jauh lebih mudah ketimbang banyak hal tersentralisasi di Jakarta,” 
katanya.


Dia mengatakan, dalam beberapa hal, Aceh masih masih membutuhkan beberapa 
perangkat dari Jakarta untuk dapat menjalankan undang-undang dengan sepenuhnya. 
“Mudah-mudahan tahun 2008, otonomi seluas-luasnya dapat berjalan dengan lebih 
bagus lagi,” kata mantan senior representatif GAM di AMM itu.


Dalam pertemuan itu, berbagai pertanyaan kritis dilayangkan para jenderal, 
termasuk tentang potensi perdamaian yang ditandatangani di Helsinki 15 Agustus 
2005 silam sampai kepada apa yang masih dibutuhkan Aceh dari AS, sebagaimana 
dirangkum dan disampaikan Konsulat AS di Medan, Sean B Stein.


“Masih banyak bantuan AS untuk masyarakat Aceh, tertama dalam bidang air 
bersih, infrastruktur, dan ekonomi. Namun menyukseskan perdamaian Aceh 
merupakan hal yang teramat penting dari seluruh ragam yang penting di seluruh 
Indonesia,” katanya dengan bahasa Indonesia yang fasih.


Sean mengatakan, Aceh saat ini punya potensi untuk untuk mewujudkan dunia baru 
terutama dengan hadirnya pemerintah yang Aceh yang handal. “Itu semua potensi 
yang akan mempercepat untuk meraih kedamaian abadi dan kemakmuran rakyat,” 
ungkap dia.


Dia juga mengatakan, pemerintah dan rakyat AS sama sekali tidak melupakan Aceh. 
“Dibalik itu semua ada hal yang perlu diingat bahwa tidak ada yang lebih 
penting selain damai,” ujarnya.


Kunjungan para jenderal AS itu, sebagaimana disebutkan dalam surat American 
Consulate Medan merupakan rombongan yang disebut capstone (sejenis lemhanas 
Indonesia) yang terdiri dari para jenderal berpengalaman yang akan menjadi 
pemimpin tertinggi dalam urutan komando setelah menyelesaikan program capstone.


Di Aceh, tim ini fokus terhadap efek dari hasil kerja para petugas kemiliteran 
AS semasa tsunami dulu. Selain itu mereka juga mencari masukan mengenai peran 
dari komunitas internasional di Helsinki dalam menyelamatkan perjanjian damai 
serta peran dunai ketiga dalam Aceh Monitoring Mission (AMM).


“Setiap studi kasus ini akan sangat bermanfaat untuk membuat anggota tim 
menjadi lebih efektif dalam perencanaan dan pengrekrutan personil militer AS 
untuk operasi secara terpadu serta membuat mereka lebih sensitif kepada hal-hal 
spesifik yang berkembang di Aceh,” kata Sean. (mar)  
 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke