KALAU TEHKNOLOGY NUKLIR SIPIL YANG DIAKUI NTP JUGA DIPERMASALAHKAN, SEBAIKNYA RII MEMPRODUKSIKAN SAJA TEHKNOLOGI NUKLIR MILITER SEBAGAIMANA INDIA, PAKISTAN, KOREA UTARA, ISRAEL, AS DAN NEGARA- NEGARA EROPA LAINNYA. KENAPA DUNIA PENUH DENGAN KETIDAKADILAN? Barat Berupaya Diskredistkan Iran dalam Sidang Wina Sidang pendahuluan soal peninjauan kembali Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT) yang digelar untuk pertama kalinya kemarin telah berakhir setelah berlangsung selama dua pekan. Sidang ini digelar dari tanggal 30 April dalam rangka menentukan agenda kerja dan keputusan soal sejumlah poin yang berhubungan dengan poin-poin NPT. Namun negara-negara Barat sejak dimulainya sidang tersebut nampak berupaya memanfaatkan sidang untuk memojokkan Iran. Penentangan Iran terhadap agenda kerja yang disisipkan oleh delegasi AS menyebabkan serangkaian revisi dalam masalah ini. Dengan dukungan Gerakan Non Blok (GNB) dan lembaga-lembaga NGO terhadap usulan Iran, disepakati keharusan komitmen atas seluruh poin NPT termasuk masalah pelucutan senjata nuklir di kawasan Timur Tengah sebagai agenda kerja sidang. Wakil Iran di sidang Wina, Ali Asghar Soltanieh, dalam pidatonya menyesalkan upaya sejumlah pihak untuk melemahkan peran IAEA dalam beberapa tahun terakhir ini. Dikatakannya, "Dalam beberapa tahun terakhir, peran IAEA untuk mengembangkan pemanfataan energi nuklir sipil dibatasi dan ditekan oleh sejumlah negara Barat." Bersamaan dengan sidang di Wina, sejumlah kantor berita dalam aksi propagandanya yang memojokkan Iran melaporkan, Iran telah melarang Tim Inspeksi IAEA untuk meninjau instalasi-instalasi nuklir di Natanz. Menanggapi hal ini, Sultanieh ketika diwawancarai para wartawan menyatakan, "Tak ada kendala apapun untuk peninjauan tim inspeksi IAEA sesuai dengan NPT. Tim Inpesksi IAEA masih terus melanjutkan aktivitasnya di Iran." Masih mengenai nuklir Iran, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, Ali Larijani ketika mengunjungi Pameran Buku Internasional di Teheran mengatakan, "Bagi negara-negara anggota tetap DK PBB plus Jerman atauk kelompok 5+1 sangat tidak layak, jika mereka hanya menyibukkan diri dengan masalah penangguhan aktivitas nuklir, bukannya mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh Iran." Peserta Sidang Wina Kritik AS dan Rezim Zionis Para peserta sidang pendahuluan soal peninjauan ulang NPT mengkritik keras aktivitas nuklir Rezim Zionis Israel dan AS. Wakil AS di IAEA ketika menanggapi kritikan sejumlah wakil negara terkait kerjasama senjata nuklir antara Washington dan Tel Aviv, kembali menyatakan dukungan negaranya kepada Israel. Dilaporkan pula, wakil dari sejumlah negara, termasuk Inggris, Rusia dan Cina, mengharapkan dari Rezim Zionis untuk bergabung dalam NPT dan menyerahkan program nuklirnya untuk diawasi oleh IAEA. Wapres AS Bujuk Arab Agar Mencurigai Iran Wakil Presiden AS, Dick Cheney, berupaya membujuk para pemimpin negara-negara Timur Tengah untuk memandang negatif terhadap program nuklir Iran. Menurut Kantor Berita AFP, Dick Cheney seusai menjumpai para pejabat Uni Emirat Arab (UEA) di kapal induk yang berposisi di kawasan Timur Tengah menyatakan, "Kami bersama negara-negara lainnya akan mencegah pengusaan Iran atas senjata nuklir dan hegemoni negara ini di kawasan." Mengenai kunjungan Cheney ke negara-negara Timur Tengah, Presiden AS, George W Bush secara resmi menyatakan, tujuan utama kunjungan ini adalah dalam rangka membentuk front anti Iran di kawasan dan mengajak negara-negara kawasan untuk ikut serta dalam politik radikal Washington dalam menekan Iran. Hari Rabu dan Kamis, Cheney saat berkunjung secara mendadak ke Irak menemui para pejabat negara ini dan komandan-komandan militer AS di sana. Seusai melakukan pertemuan tersebut, ia langsung bertolak ke UEA. Pejabat negara-negara Barat, khususnya AS, dengan melakukan kunjungan intensif ke negara-negara Arab berusaha keras meyakinkan kawasan, khususnya negara-negara Arab, agar memandang negatif intalasi nuklir Bushehr Iran yang mereka klaim dapat membahayakan lingkungan hidup di kawasan. Sementara itu, Iran berulangkali meyakinkan negara-negara Arab mengenai status sipil reaktor nuklir Bushehr. Bahkan Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad dalam kunjungannya ke Kuwait kembali menegaskan masalah ini. Menurut rencana, Ahmadinejad besok akan melawat UEA.
Ke Atas ____________________________________________________________________________________Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV. http://tv.yahoo.com/