Assalammualaikum wr.wb. Judul Subject di atas sudah bagus : "PERSOALAN KITA ADALAH PENJAJAHAN DAN KEZALIMAN BUKAN PERBEDAAN AGAMA DAN KEPERCAYAAN." Yang kurang mengena adalah sering sekali Sdr.Muhammad al qubra menuangkan adonan Syiahnya sebagai subject dan tulisannya. Bukankah hal ini memancing yang bukan syiah utk menanggapi..? Jika Muhammad al qubra mau konsern kepada persaudaraan sesama muslim yang berucap "mengaku bahwa tiada tuhan selain Allah dan mengaku bahwa Muhammad adalah RasullNya" maka sebaiknya menjauhi hal-hal yg bisa menimbulkan perpecahan sesama umat Islam dengan menampilkan khilafiah atau yg sejenisnya. Tidak ada yang menjamin Syiah atau Suni akan masuk surga kecuali dengan taqwa dan amal ibadahnya saja,itupun jika Allah swt ridha padanya. Janji Allah swt adalah pasti, dan bahwa Allah swt berkehendak atas tiap tiap sesuatu. Iblis dulu dilaknat Allah swt karena satu hal saja, yaitu karena menganggap dirinya lebih dari Adam AS.
Semoga Allah selalu menambahkan ketaqwaan dan memberi kita kekuatan untuk menjalankan amal-ibadah dan mejauhkan dari sikap sikap sombong dan dengki. Semoga ada manfaatnya. Wassalam Abusisia -------- --- In PPDi@yahoogroups.com, Muhammad al qubra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kami harap tuan Atjeh Post sadar bahwa persoalan agama itu sudah selesai dengan firman Allah: "lakum dinukum waliadin", yang artinya bagi kamu agamamu dan bagi saya agama saya. Realitanya di Islam itu ada agama Islam Syi'ah Imamiah 12 atau mazhab Jakfari, Ahluss Sunnah (Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i). Di Nasrani ada Kristein Katolik, Kristein Protestant. Kemudian ada lagi Yahudi, Hindu, Budha dan sebagainya. Justru itu silakan anda memilih mana yang anda yakini tanpa paksaan. Nanti setelah dunia ini kiamat barulah persoalan tersebut selesai. Ketika itu semua orang yang keliru agamanya (Petunjuk atau Pedoman Hidup) akan dimasukkan Allah ke dalam Neraka (Na'uzu billahi min zalik). Allah hanya akan memasukkan orang-orang yang benar agamanya saja ke dalam Syurga yang penuh keni'matan, di bawahnya mengalir sungai-sungai. Didalam Syurga itu, orang-orang yang benar agamanya kekal dalam ni'mat Syurga selama-lamanya. > > Yang menjadi persoalan bagi bangsa Acheh - Sumatra dan West Papua sekarang ini adalah sejauh mana daya upaya kita untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan Hindunesia yang Zalim dan Hipokrit. Dimana pihak Hindunesia itu juga berdaya upaya untuk menipu kita (baca bangsa-bangsa yang sadar untuk tidak berada dibawah kaki berbagai jenis penjajahan dunia). > > Kalau persoalan musuh sudah selesai, barulah kita dapat mendiskusikan persoalan agama dengan aman dari pengaruh poenjajah yang selalu menggunakan isue agama untuk menutupi kebrobrokan mereka. Dengan diskusi tanpa arogansilah kita memiliki kemungkinan untuk meraih iman yang sesungguhnya. > > Kalau anda tidak setuju apa yang saya katakan ini, alternatif lainnya adalah terpaksa kita bermubahalah sebagaimana pernah di lakukan Rasulullah dulu bersama Imam 'Ali (satu-satunya murid Rasulullah yang juga serumah dengan beliau sampai dikawinkan Allah dan Rasulnya dengan anaknya sendiri), Fatimah Az Zahara (isteri Imam 'Ali sebagai wanita terbaik bukan saja di jamannya tapi juga di Dunia dimana Rasul sendiri bersabda bahwa siapa yang menyakiti hati Fatimah samadengan telah menyakiti hatiku dan siapa yang menyayangi Fatimah sama dengan telah menyayangiku), Imam Hasan (korban konspirasi jahat Muawiyah bin Abu Sofyan) dan Imam Hussein yang Syahid di Karbala oleh persekongkolan manusia hipokrit dibawah penguasa zalim Yazid bin Mu'awiyah bin Abu Sofyan, musuh bebuyutan Islam sebagai prototipe penguasa Hindunesia sejak jaman Soekarno hingga Yudhoyono - Kalla hari ini. > > Itulah alternatif yang ada kalau hendak menuntaskan persoalan Syi'ah - Sunnah di Dunia. Bersediakah anda? Saya sarankan untuk berfikir dulu sedalam-dalamnya sebelum terlkanjur "basah". > > Sebagai representan negara Islam sekarang adalah Republik Islam Iran yang mayoritas Islam Syiah. Realitanya jutaan kaum Islam Sunni disana mendapat perlakuan sebagai saudara daripada kaum Islam Syiah sendiri (tidak pernah ada tutuhan yang tidak wajar sebagaimana tuduhan anda ke Syi'ah yang mengundang permusuhan antar agama hingga menguntungkan pihak penjajah itu sendiri. (saya khawatir jangan- jangan yang menamakan email Atjeh Post ini termasuk pihak yang exis dalam status quo) > > Di RII bukan saja terhadap penganut Sunni yang mendapat perlindungan negara tapi juga terhadap penganut agama manapun termasuk yahudi sekalipun. Yang menjadi musuh bagi Islam Syi'ah adalah kafir harbi, yaitu komunitas manusia yang memusuhi system Islam, kendatipun mereka menamakan diri pejuang Islam sekalipun. Hal ini dipahami secara idiologis. Fenomena negara Islam semacam itu menggambarkan rahmatan lil 'alaminya Islam, sebagai Islam sejati yang tidak pernah arogan tapi tetap Realitis Sistematis,Optimis, Kreatif dan Dinamis. > > Dalam setiap persoalan, manusia Qabil membuat propaganda- propaganda, bahwa kita Islam extrem, fanatic, fundamentalis, radikal, teroris dan lain-lain istilah yang membingungkan orang awam. Kita harus tau persis bahwa istilah extrem dan fanatic adalah dua sifat yang pasti ada pada setiap Rasul/Utusan Allah, Imam- Imam, Ulama warasatul ambia', Penye ru-Penyeru kebenaran (Pendakwah Sejati) dan orang-orang Mu'min sejati. Extrem dan fanatic berarti mujaddid dan istiqamah. Mujaddid berarti bersungguh - sungguh dalam beramar ma'ruf dan nahi mungkar, sedangkan fanatic berarti teguh pendirian bagai kan ikan di laut, kendatipun lingkungannya asin, ikan itu tetap tawar. Bukan seperti bunglow yang selalu tergantung kepada siapa saja yang mempengaruhinya. Andaikata kedua sifat tersebut dapat digusur dari komunitas Islam dengan berbagai macam propaganda, sirnalah Ideologi Islam di permukaan bumi ini, yang tinggal hanyalah buih-buih di lautan, bak kata Rasul. > > Islam fundamentalis adalah orang-orang Islam yang memiliki pijakan kuat pada platformnya, pada fondasinya, pada fundamentnya (pada Aqidahnya/Ideologinya). Mereka adalah orang-orang yang berIdeologi Islam, Islam yang hidup dalam suatu komunitas secara bersaudara bukan karena sedarah, sekeluarga dan seketurunan, tetapi disebabkan se aqidah/seideologi. Namun Islam sejati njuga rahmatan lil 'alamin yang juga bersaudara secara kemanusuiaan. > > Mereka itu adalah orang-orang yang memahami serta meyakini bahwa Qur'an itu adalah pedoman hidup dalam berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara. Mereka itu adalah orang-orang yang meyakini bahwa hukum- hukum yang diturunkan Allah bukan hanya sebatas dipahami saja, tetapi untuk direalisasikan dalam kehidupan bernegara. Mereka senantiasa memperjuangkan suatu system yang mendapat redha Allah di negerinya masing-masing, bukan dinegeri orang non Muslim. > > Billahi fi sabililhaq > Muhammad Al Qubra > Acheh - Sumatra > Sandnes, Norwegia > > > > > Atjeh Post <[EMAIL PROTECTED]> skrev: > Aliran Syiah mengagung agungkan Saidina Ali > http://www.utusan. com.my/utusan/ content.asp? y=2007&dt=0209&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_03.htm 10 Februari 2007 > 22 Muharam 1428 SOALAN: > Apakah yang dimaksudkan dengan Syiah? Kenapa ia bukan tergolong dalam Ahli Sunah wal Jamaah? > JAWAPAN: > Syiah atau Shi'a merujuk kepada satu aliran dalam Islam yang mengagungkan Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Golongan ini berpendapat Ali patut menjadi khalifah pertama selepas kewafatan Nabi Muhammad s.a.w. > Golongan ini merupakan golongan yang kedua terbesar dalam Islam selepas Sunah. Menurut terminologi (istilah) syarak, Syiah bermaksud: "Sesiapa yang mengangkat kepimpinan Ali radiallahu `anhu serta memberi taat setia kepada kepimpinannya dan anak- anaknya." (Husien al-Zahabiy:al- Tafsir wa al-Mufassirun, jld:2, hlm:5). > Dan apabila disebut si fulan itu Syiah, maka dia menganut atau berfahaman Syiah. Mereka terkeluar dari golongan Ahli Sunah wal Jamaah kerana ajaran dalam mazhab banyak perbezaannya dengan ajaran Ahli Sunah wal Jamaah. > Di antara pegangan mereka ialah: Rukun iman Syiah berbeza dengan rukun iman Ahli Sunah wal Jamaah kerana rukun iman Syiah hanya lima perkara iaitu: Beriman kepada keEsaan Allah, beriman kepada Keadilan, beriman kepada Kenabian, beriman kepada Imam, beriman kepada Hari Kiamat. > Apabila kita melihat kepada rukun iman aliran mazhab Syiah adalah berbeza dengan mazhab Ahli Sunah wal Jamaah. Ini menunjukkan pemahaman mereka di antaranya ialah beriman kepada keadilan dan beriman kepada Imam. > Golongan ini mendakwa Ali r.a adalah lebih utama menjadi khalifah selepas kewafatan Rasulullah s.a.w. Golongan ini juga menuduh Abu Bakar, Umar dan Othman merampas jawatan yang layak bagi Ali r.a. malahan sahabat-sahabat Nabi s.a.w. yang besar ini telah ditak firkan (mengkafirkan), perkara ini boleh didapati dalam karya- karya ulama Syiah , di antaranya ialah Abu Ja'far berkata yang bermaksud: "Semua manusia (kaum muslimin Ahli Sunah wal Jamaah) menjadi Ahli Jahiliah kecuali empat orang, Ali, Miqdad, Salman dan Abu Dzar." (Baqir al-Majlisi, Tafsir al-Safi, jld:1, hlm:389 ) > Dalam pada itu, Muhammad bin Ya'kob al-Kulaini menyifatkan Abu Bakar, Umar dan Uthman telah terkeluar dari kalangan orang yang beriman lantaran tidak melantik Ali sebagai khalifah setelah Rasulullah s.a.w wafat. (al-Kulaini, al-Usul min al-Kafi, jld:1, hlm: 488) > Malah al-Kulaini mengkafirkan seluruh penduduk Mekah dan Madinah. Menurut Kulaini, penduduk Madinah lebih buruk dari penduduk Mekah dan penduduk Mekah telah kufur kepada Allah dengan terang- terang. (al-Kulaini, al-Usul min al-Kafi, jld:1, hlm: 488) > Imamah > Al-Kulaini juga menetapkan dalam kitabnya al-Kafi: "Sesiapa yang tidak beriman kepada Imam Dua Belas, maka dia adalah kafir walaupun dia keturunan Ali atau Fatimah." (al-Kulaini, al-Usul min al-Kafi, jld:1, hlm: 372) > Adapun rukun iman mereka berkaitan dengan Imam ataupun pentingnya soal Imamah. Kaum Syiah memandang soal Imamah termasuk keyakinan asas. Mereka mengkafirkan orang yang tidak mengakui keimanan dan memandang orang yang mengakuinya sebagai Muslim. > Soal Imamah dianggap mempunyai kaitan langsung dengan soal-soal keimanan, seperti beriman kepada Allah dan beriman kepada Rasul-Nya. > Hal ini diriwayatkan oleh Al- Kulaini di dalam Al Kafiy, bahawa Abul Hasan Al `Atthar berkata: "Aku mendengar Abu `Abdullah mengatakan: Hendaklah kamu sertakan para penerima wasiat dengan para Rasul dalam hal taat." (al-Kulaini, Al Kafiy, Jilid I hal. 186 ) > Al Kulaini mengemukakan sebuah riwayat yang lebih terang dan lebih tegas lagi mengenai hal itu. Beliau berkata: "Aku mendengar Abu `Abdullah menegaskan: Kamilah yang ditetapkan Allah supaya wajib ditaati. Kemaafan tidak akan diperoleh kecuali dengan mengenal kami, dan orang yang tidak mengenal kami, tidak memperoleh maaf. Siapa yang mengenal kami, ia mukmin dan siapa yang mengingkari kami, ia kafir. Sedangkan orang yang tidak mengenal dan tidak mengingkari kami, ia sesat selagi ia tidak kembali kepada hidayat Allah yang telah menetapkan orang wajib taat kepada kami." (al-Kulaini, Al Kafiy, Jilid I, hal. 187) > Al-Kulaini juga mengemukakan sebuah riwayat berasal dari Jabir yang mengatakan: "Aku mendengar Abu Ja'far a.s. berkata: > Orang yang mengenal Allah dan menyembah-Nya hanyalah orang yang mengenal Allah dan mengenal Imam-Nya dari kalangan kami Ahlul Bait. Sesiapa yang tidak mengenal Allah dan tidak mengenal Imam dari kalangan kami Ahlul Bait, sesungguhnya orang itu menyembah selain Allah. Itu merupakan kesesatan." (al-Kulaini, Al Kafiy,, jld:1,hal. 181. I). > Imam al-Ghazali dalam bukunya Mustazhiri menentang keras Syiah ghulat kerana ia mengandungi pengajaran Batiniah. Imam Ja'far as- Sadiq as pula menyatakan Syiah ghulat tidak boleh dikahwini dan diadakan sebarang urusan keagamaan kerana akidah mereka bertentangan dengan al-Quran dan hadis. > Syiah al-Zaidiyyah juga dikira aliran fahaman syiah yang hampir kepada mazhab Ahli Sunah wal Jamaah. > Justeru, berdasarkan pegangan serta pemahaman yang dapat dipetik menggambarkan mazhab Syiah tidak tergolong dalam ajaran Ahli Sunah wal Jamaah. > SOALAN: Adakah jatuh talak apabila si isteri memohon diceraikan tetapi si suami memberi jawapan dengan mengatakan "jika awak hendak bercerai dengan saya, tunggu sehingga selepas raya, saya uruskan." Adakah talak itu jatuh ke atas si isteri selepas raya? > JAWAPAN: Walaupun ungkapan dari suami itu berbentuk janji, yang terikat dengan masa iaitu janjinya untuk menceraikan isterinya selepas raya, justeru terpulang pada suami untuk menceraikan isterinya ataupun tidak. > Ini kerana suami baru berjanji, maka lafaz janji tidak dikira sebagai lafaz taklik. > Maksudnya taklik ialah perceraian yang dikaitkan dengan sesuatu keadaan yang akan berlaku dengan mengguna beberapa perkataan seperti, apabila berlaku, sekiranya berlaku, jika berlaku, setiap kali berlaku dan sebagainya. > Contohnya, suami berkata kepada isterinya: "Sekiranya kamu keluar rumah hari ini, kamu tercerai". > Dalam persoalan ini dapatlah ustaz simpulkan bahawa si suami hanya berjanji untuk menguruskan perceraian, itu pun jika dia mahu. > Kalau si suami tidak menguruskannya, maka tidak ada proses perceraian. > Oleh itu, si isteri tidak perlu risau kerana tidak berlaku cerai selepas raya, ini kerana apa yang disebut oleh si suami tidak boleh dianggap sebagai lafaz taklik. > > > > > > > --------------------------------- > Live Search delivers results the way you like it. Try live.com now! > > > > > > --------------------------------- > > Klaustrofobisk innboks? FÃ¥ deg en Yahoo! Mail med 250 MB gratis lagringsplass http://no.mail.yahoo.com >