SEDIKIT SAJA MENIMPA MEREKA, LANGSUNG KALAP KEPALANYA SAMPAI MENGIRIMKAN ANAK 
BUAHNYA SEBANYAK 14 TRUCK REO.  SEBETULNYA ANDAIKATA KEPALA ITU PUNYA PIKIRAN 
TENTU TIDAK SEPERTI REMAN SAJA KALAPNYA. KAN PERLU DISERAHKAN KEPADA YANG 
BERWEWENANG UNTUK MENGHUKUM SIAPA SAJA YANG BERSALAH. MEMANGNYA TENTARA ITU 
PAKAI HUKUM RIMBA SEGALA?  LIHATLAH GAMBAR KEKEJIAN MEREKA TERHADAP RAKYAT 
JELATA DIBAWAH MESSAGE INI:


----- Original Message ----
From: asiah aceh <[EMAIL PROTECTED]>
To: AWG milist <[EMAIL PROTECTED]>; pageu milist <[EMAIL PROTECTED]>; acehkita 
milist <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Saturday, March 24, 2007 2:15:18 PM
Subject: [acehkita] Siaran Pers Bersama: Pasca Pemukulan Anggota TNI di Alue 
Dua; Kekerasan Berlanjut


Pernyataan Sikap Bersama 
KontraS Aceh, LBH Banda Aceh Pos Lhokseumawe, MaTA dan EPC

Pasca Pemukulan 4 Anggota TNI di Desa Alue Dua
Kekerasan di Alue Dua Berlanjut 

Kekerasan di Alue Dua masih berlanjut, kali ini menimpa warga desa Alue Dua dan 
desa sekitarnya. Hasil investigasi sementara sampai dengan pukul 15.00 Wib 
tanggal 24 Maret 2007 telah ditemukan sekurang-kurangnya ada 14 orang warga 
menjadi korban aksi kekerasan (pemukulan dengan tangan kosong dan atau popor 
senjata) oleh TNI dalam kegiatan pencarian pelaku penganiayaan terhadap 4 orang 
prajurit TNI Kompi B 113/Jaya Sakti di desa Alue Dua sekitar. 

Kami dari kalangan sipil cukup menyesali terus berlanjutnya aksi kekerasan ini, 
begitu juga dengan aksi kekerasan terhadap 4 anggota TNI oleh massa yang 
terjadi tiga hari sebelumnya. Kami menganggap persoalan ini bukan hanya akan 
merusak perdamaian yang tengah berlangsung di Aceh tetapi lebih jauh akan 
menjadi preseden buruk bagi keberlangsungan proses demokrasi di Indonesia.

Keberadaan pasukan TNI di SD Alue Dua patut dipertanyakan, apabila menyangkut 
fungsi pengamanan seperti yang disampaikan Dandim Aceh Utara, Letkol Inf Yogi 
Gunawan (Rakyat Aceh, 23/3). Maka hal tersebut bertentangan dengan UU TNI No. 
34/2004 pasal 5, 6 dan 7 tentang peran, fungsi dan tugas TNI. Apalagi kondisi 
Aceh sudah damai, menjadi tugas kepolisian untuk menjaga keamanan dan 
ketertiban masyarakat, dan TNI hanya terlibat jika diminta bantuannya. Juga di 
tengah proses damai yang sedang berlangsung dan kondisi masyarakat Aceh yang 
masih mengalami trauma masa lalu, maka keterlibatan TNI diluar fungsi utamanya 
sebisa mungkin harus direduksi. 

Namun demikian, tindakan kekerasan terhadap siapapun dan oleh siapapun tetap 
tidak bisa ditolerir. KPA, masyarakat dan pihak-pihak lainnya harus bisa 
menahan diri. Bila didapati indikasi yang tidak baik terhadap suatu keadaan, 
segera lakukan koordinasi dengan pihak kepolisian atau pihak-pihak lain yang 
berwenang. 

Upaya hukum untuk menyelesaikan kasus tindak kekerasan secara transparan, 
objektif dan tidak pandang bulu tetap harus dilakukan dan lagi-lagi ini 
merupakan wilayah kewenangan dari kepolisian. Dan aksi kekerasan yang diduga 
kuat dilakukan oleh TNI “aksi balas dendam” pada tanggal 24 Meret 2007 
merupakan tindakan pelanggaran hukum yang semakin memperkeruh suasanan dan 
berdampak pada berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi TNI juga 
terhadap proses penegakan hukum yang sedang berjalan. 

Berkaitan dengan insiden ini lebih tepat jika otoritas pemerintahan sipil di 
Aceh segera mengambil langkah-langkah yang produktif untuk kepentingan keamanan 
dan kenyamanan masyarakat serta demi menjaga keberlanjutan perdamaian di Aceh. 
Selain itu, untuk mendukung penciptaan situasi yang semakin kondusif di Aceh 
harus ada penegasan terhadap peran dan fungsi keamanan oleh kepolisian. Tumpang 
tindihnya peran dan fungsi aparat TNI dan polisi dalam hal keamanan dan 
pengamanan akan berdampak pada terjadinya ketimpangan dalam proses penegakan 
hukum juga pada aksi-aksi kekerasan. 

Berkaitan dengan hal-hal diatas kami menyatakan:

Mendesak pimpinan TNI di Aceh agar segera menarik pasukannya dari desa Alue Dua 
untuk mengantisipasi meluasnya tindak kekerasan dan kekacauan keamanan. 
Meminta kepada pemerintah daerah, kepolisian, unsur pimpinan KPA dan 
pihak-pihak lainnya untuk melakukan rembuk guna mencari solusi yang tepat untuk 
mewujudkan normalisasi dampak dari insiden Alue Dua. 
Mendesak pihak Kepolisian untuk segera menjalankan fungsinya selaku aparat 
penegak hukum dalam menyelesaikan insiden kekerasan di Alue Dua termasuk aksi 
kekerasan susulan oleh TNI.

Lhokseumawe, 24 Maret 2007

Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
KontraS Aceh


Hendra Fadli
Kepala Bidang Operasional

LBH Banda Aceh Pos Lhokseumawe


ZulFikar
Koordinator Pos

MaTA (Masyarakat Transparasi Anggaran)

Alfian 

EPC 

M. Rijal 
Direktur 

Konfirmasi: 081362616130 (Hendra Fadli), 08126988959 (Asiah), 
KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Atjeh 


Massacred in KNPI Lhokseumawe, 60 civilians were brutally butchered by 
Indonesian Occupation Forces


Massacred in Simpang KKA, 250 villagers were brutally butchered by Indonesian 
Occupation Forces 


The Victims tortures before they kills




KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

 KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh


KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 
 
Local police chief Said Huseini said three "separatist rebels" were shot dead 
Saturday on the outskirts of the provincial capital Banda Aceh. A civilian was 
killed in the crossfire, he said. 


 
MASYARAKAT ACEH BERBARING DI TANAH PADA SAAT TNI AD MELEPASKAN TEMBAKAN 
PERINGATAN PADA RIBUAN PENGUNJUK RASA DI LHOKSEUMAWE, PROPINSI ACEH 21 APRIL 
1999. DUA ORANG PENDUDUK TEWAS SETELAH POLISSI DAN TENTARA MEMBUBARKAN UNJUK 
RASA RIBUAN PELAJAR SEKOLAH YANG MEMINTA DILEPASKANNYA 300 ORANG PELAJAR YANG 
TERTANGKAP SAAT UNJUK RASA MENDUKUNG KEMERDEKAAN ACEH BEBERAPA HARI SEBELUMNYA. 
(en/str: REUTERS)

 
Seorang ibu menangis setelah anak kandungnya dibunuh 
secara sangat kejam dan keji oleh babi jawa

 
Seorang anak dan ibunya kembali kerumah yang baru saja dibakar oleh anjing jawa

Setelah dibunuh Anjing TNI menyuruh masyarakat kampung untuk mengambilnya 
 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh, Kamis, 9 Augustus 2001, Avdelning 4, PT Bumi Flora, Desa Alue 
Rambôt, Kec. Bandar Alam Aceh Timur

 
 
  
  
  
  
  
 
Just In One Day, Over 100 Unarmed Achehnese Civilianswere Unlawfully Killed by 
TNI 

 KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh
 
KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh


KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 


KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 


KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh


KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

Men in Aceh are questioned by 
Indonesian soldiers 

KEBIADABAN, KEGANASAN, KEKEJAMAN, KEKEJIAN, dan KEBUASAN bangsa JAWA terhadap 
Bangsa Aceh 

 
BABI-BABI JAWA MENGADAKAN PEMERIKSAN KEPADA SETIAP KENDARAAN YANG AKAN MENUJU 
KOTA BANDA ACEH TEMPAT DI ADAKANNYA SIDANG RAYA RAKYAT ACEH UNTUK KEDAMAIAN, 10 
NOVEMBER 2000. TINDAKAN KERAS APARAT KEPADA MASYARAKAT YANG AKAN MENGHADIRI 
SIDANG ITU MENGAKIBATKAN BELASAN ORANG MENINGGAL DUNIA. (AP Photo/Ismael) 

 
Seorang student berdiri didepan rumah sekolahnya yang baru saja dibakar hangus 
oleh anjing-anjing TNI
 
Salah seorang masyarakat biasa yg 
dibunuh secara begitu keji dan kejam oleh babi dan anjing jawa-TNI di Kecamatan 
Nilam, Aceh Utara

 

Press Release 
To News Editors
July 21, 1999
For Immediate Release 
ACEH REBEL LEADER CALLS INDONESIAN RULE ABSURD 
In a rare interview from his exile in Sweden, the leader of the movement 
fighting for independence in Indonesia's northernmost province of Aceh, Hasan 
di Tiro, says Indonesia has no right to govern Aceh. The exclusive interview 
with the FAR EASTERN ECONOMIC REVIEW appears in its July 29 issue, published 
Thursday, July 22. 
The uncompromising di Tiro calls Indonesia another name for the Dutch East 
Indies with new rulers, Javanese instead of Dutch. Di Tiro, who declared Aceh's 
independence in 1976 but fled to Sweden three years later, dismisses 
Indonesia's new autonomy legislation as irrelevant. The notion of Indonesia is 
absurd, he says. He also ridicules the Bahasa Indonesia language as "pidgin 
Malay" and calls the Javanese "barbaric and uncivilized. " 
Di Tiro puts the overall strength of separatist forces operating in Aceh at 
around 5,000. Asked what sort of message would he send to a new Indonesian 
government, perhaps one headed by Megawati Sukarnoputri whose party won the 
largest number of votes in June's parliamentary elections, Di Tiro says: "No 
message. They're all the same. Uneducated fools." 
The REVIEW obtained the interview amid mounting concern that Aceh may be posing 
a serious challenge to Indonesian unity. The REVIEW reports Indonesian military 
concerns that outside support makes Aceh's rebels much more dangerous than the 
ragtag, poorly armed independence fighters of East Timor and Irian Jaya. 
Two battalions of troops--backed by 1,700 paramilitary police from 
Jakarta--have renewed operations in Aceh response to a wave of ambushes, 
assassinations and arson attacks in recent weeks. In one of the worst incidents 
so far, guerrillas killed five soldiers and wounded 20 in a July 19 ambush on a 
military convoy. More than 70,000 refugees have scattered across Aceh.

For further information, please contact:
Michael Vatikiotis
Far Eastern Economic Review
Tel 852 2508 4420
Fax 852 2503 1530 
 

The death of the charismatic Syafii, 54, his wife Fatimah alias Aisyah and five 
bodyguards were killed in the head and chest on Tuesday during fierce battle. 
Indonesia accused of treachery over Syafii's killing. (AT) 
 
The remains of great and charismatic Abdullah Syafei (L), 54, his wife Fatimah 
alias Aisyah (R) were taken to their house after verification of identities by 
his brother Zakaria at Sigli hospital on 24 January 2002. Abdullah Syafei was 
the Free Acheh Movement (GAM)' s War Commander who was killed by Indonesian 
troops on 22 January. GAM has accused Indonesian military of treachery over 
Syafii's killing. (AT) 




------------ --------- --------- ---
Don't pick lemons.
See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.

------------ --------- --------- ---
8:00? 8:25? 8:40? Find a flick in no time
with theYahoo! Search movie showtime shortcut.

------------ --------- --------- ---
TV dinner still cooling?
Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV.

[Non-text portions of this message have been removed]





 
____________________________________________________________________________________
Get your own web address.  
Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.
http://smallbusiness.yahoo.com/domains/?p=BESTDEAL

Kirim email ke