Berita Kamis, 22 Maret 2007, 09:21 WIB Empat Anggota TNI Dihakimi Massa Reporter : Armia AM Aceh Utara , acehkita.com. Empat anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Yonif 113 Jaya Sakti, Cunda, Lhokseumawe, yang berpakaian preman dihakimi massa hingga babak belur di Desa Alue Dua , Kec. Nisam, Aceh Utara , Rabu pagi. Keempat oknum TNI itu juga membawa senjata laras panjang jenis SS1, yang tersimpan dalam tas. Senjata mereka belum bisa diaktifkan karena tersebut belum dipasang dengan sempurna. Identitas keempat anggota TNI itu adalah Pratu Rudi Sutendra , Prada Y Dwi Ciptroro, Prada Richart Paulus T, dan Prada Rahmad . Informasi yang berhasil dihimpun acehkita.com dari sejumlah warga desa setempat, oknum TNI itu diduga sebagai intelijen yang menyusup dalam pemukiman penduduk. “ Oknum TNI tersebut tiba di desa kami pada hari Selasa (20/3 --red.). Mereka menggunakan pakaian preman dan malamnya mereka menginap di gedung SD Keude Alu Dua, yang sedang dibangun oleh LSM Save the Children,” ujar salah seorang warga yang namanya tidak mau dipublikasikan. Ia menyebutkan, empat oknum TNI yang berada di desanya membuat warga menjadi resah, karena saat ini di Aceh sedang berlangsung proses perdamaian. “Kita merasa curiga terhadap gerak gerik oknum TNI tersebut, apalagi mereka membawa senjata. Ketika kami menanyakan tujuannya di sini, mereka menjawab hanya untuk mengamankan proses pembangunan gedung SD itu,” katanya. Namun, warga setempat merasa aneh dengan keberadaan mereka di desanya, karena oknum itu berpakaian preman. Warga menilai sebaiknya empat personel TNI itu menggunakan seragamnya saat mengamankan pembangunan sekolah tersebut. “Ini kan jelas-jelas oknum TNI itu menyusup sebagai intelijen. Kalau untuk mengamankan gedung sekolah yang sedang dibangun, kan bisa dari pihak Polsek atau Koramil Nisam saja,”paparnya. Lanjutnya, geliat mereka semakin mencurigakan, sehingga puluhan warga menggeledahnya dan akhirnya menemukan kartu tanda anggota (KTA) TNI beserta senjata laras panjang di dalam tas mereka yang telah dibongkar dan berserakkan. “Saat itulah kemarahan warga tidak dapat dibendung sehingga keempat oknum TNI tersebut, langsung saja dihakimi hingga babak belur,” tambahnya. Menyikapi hal itu Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Nisam Tgk Jafar Daud , mengakui telah terjadi pemukulan terhadap oknum anggota TNI oleh warga setempat. “Setelah menerima laporan dari warga, kita langsung turun ke tempat kejadian untuk mengamankan mereka dari amukan massa ,” kata Jafar Daud , Ia juga mengatakan, sebenarnya keberadaan TNI di perkampungan penduduk sudah melanggar butir-butir yang tertulis dalam MoU Helsinki. Pasalnya, dalam MoU tersebut tidak disebutkan bahwa TNI bisa keluar masuk ke desa-desa dengan menyembunyikan senjata api.
Sementara itu, Komandan Kodim 0103 Aceh Utara Letkol Inf Yogi Gunawan seperti dilansir Serambi Indonesia menyebutkan, keempat anggota TNI tersebut bukan sedang melakukan kegiatan intelijen tapi baru pulang dari SP-2 Krueng Pase, berkunjung ke rumah familinya yang meninggal dunia. Dia menyesalkan sikap main hakim warga tersebut. [dzie] --------------------------------- TV dinner still cooling? Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV.