Sepintas kalo lihat TRUB, harganya sdh turun di bawah harga IPO (Rp.110 pada Sept. 2006, atau kira2 uang sekarang kalo dibungakan jadi +/- Rp.130), maka sudah boleh dilirik-lirik.
Asumsinya, perusahaan dijual di IPO, pasti dengan harga premium, kalo nggak siapa juga mau berbagi perusahaannya dengan publik yang bayar di harga fair-value, apalagi di harga diskon. Sayang datanya baru data Q1 2008, nggak tahu kenapa laporan Q2 2008-nya ditelat-telatin, apa ada hubungannya dengan kegagalan anak perusahaanya PT. Truba Jaya untuk go-public awal tahun ini? Kalo lihat angka2 ratio di Q1 2008, kayaknya okay juga, P/E rendah, PBV sdh di bawah 1, Profitability bagus (ROE, ROA dan NPM bagus banget). Sounds to good to be true, takut ada jebakan Batman. Drawback-nya: 1. Katanyak ada hutang ke pemegang saham mayoritas. Saya nggak gitu senang kalo minjam ke pemilik, soalnya menurut saya management bisa biased dalam mengambil keputusan berkaitan dengan terms & conditions pinjaman, apalagi jumlahnya dalam angka gede. Lebih comfortable, kalo minjam ke bank dan yang bukan dalam satu grup. 2. Nggak ada kebijakan deviden. Artinya semua deviden akan dijadikan modal kerja. Saya lebih senang dengan perusahaan yang committed untuk membayar deviden (ketimbang buy-back apalagi tidak sama sekali). 3. Yang paling penting: Yang punya TRUB ini grup Charoen, salah satu konglomerat Thailand. Dari history-nya, semua perusahaan grup ini, rajin digoreng dari waktu ke waktu dan banyak makan korban retail (e.g. CPIN, CPRO, BISI), walaupun nggak dpt dipungkiri perusahaan2 grup ini bagus2 secara bisnis. Pernah ada yang bilang di milis ini, grup Lippo yg menurut kita saja udah kejam banget ama retail, nggak ada apa2-nya kalo dibandingkan grup ini. 4. Saham favorit-nya Pak T-Bummer (he he..., peace ya pak, just kidding). Kesimpulan: Silakan ditimbang2 sendiri risk & reward-nya. Just my 2 cents. Regards, Bandar Bola 2008/10/14 JsxTrader [EMAIL PROTECTED] > ada yg bisa kasih advise FA truba?? naksir nih... > > Salam, > JsxTrader > ._,___