07/10/2008 18:59
BI Rate Selamatkan Rupiah
 Asteria

(*inilah.com/subekti*)

*INILAH.COM, Jakarta – Aksi buru dolar yang meruntuhkan pasar valas terus
berlanjut. Posisi rupiah pun memburuk, bahkan sempat menyentuh level 9.700.
Namun, kenaikan BI rate mampu membawa rupiah ditutup menguat. *

Rupiah pada perdagangan Selasa (7/10), ditutup menguat 25 poin ke posisi Rp
9.560 per dolar AS. Sehari sebelumnya, rupiah bahkan anjlok hingga 300 poin
(3,23%) ke posisi 9.585 per dolar AS.

Adapun rupiah sempat mencapai Rp 9.795 per dolar AS, yang merupakan titik
terendahnya selama perdagangan hari ini. Namun, pada siang hari rupiah dapat
kembali menguat di level Rp 9.590.

Analis BII, Frederick Wilseke mengatakan, pelaku valas merespon positif
kebijakan Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis
poin menjadi 9,5%. Dengan meningkatnya BI *rate*, bank sentral dapat
mengurangi dampak turunan dari inflasi dan tekanan pada perekonomian
Indonesia akibat imbas negatifnya perekonomian global.

"Indonesia pun akan lebih diuntungkan dari segi suku bunga riil mengingat
The Fed belum berencana untuk menaikkan suku bunganya, setelah terkuras oleh
pemulihan sektor finansial AS," ujarnya.

Kebijakan menaikkan BI *rate* ini telah diprediksi sebelumnya oleh para
analis seiring peningkatan inflasi September menjadi 0,97% akibat kuatnya
dorongan peningkatan harga-harga kebutuhan pokok menjelang Lebaran.
Sedangkan inflasi tahunan tercatat 12,14%.

BI pun menyatakan akan tetap waspada terhadap pergerakan rupiah. Mereka pun
mengaku tidak terlalu mengkhawatirkan tren menurunnya rupiah. Posisi rupiah
yang menembus level 9.600 dinilai bank sentral masih dalam kisaran normal.

"Saya kira kita tetap waspada, kalau khawatir ya *nggak* usah. Kita
mantapkan rambu-rambu kita di dalam negeri," kata Gubernur BI, Boediono usai
rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Selasa (7/10).

Menurutnya, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi saat
ini mengikuti perkembangan regional, dimana mata uang berbagai negara juga
mengalami pelemahan. Namun demikian, menurut dia, saat ini gejolak
(volatilitas) rupiah masih dalam keadaan normal.

"Kalau melihat dalam jangka waktu yang lebih panjang, katakan seminggu,
bahkan sejak awal tahun ini, kita akan melihat bahwa rupiah itu
normal-normal saja naik turunnya," katanya.

Ia menegaskan pihaknya akan terus mencermati dan siap menjaga agar gejolak
rupiah tidak tajam. "Kita menjaga di pasar. Kita tetap di pasar untuk
menjaga volatilitasnya jangan berlebihan," katanya.

Statistik Bank Indonesia untuk kurs tengah rupiah menunjukkan rupiah terus
terkulai. Pada Selasa (7/10) rupiah diperdagangkan Rp 9.657 per dolar AS.
Padahal, pada Rabu (24/9) posisi rupiah masih Rp 9.330 per dolar AS.

Sedangkan cadangan devisa BI pada 29 Agustus 2008 tercatat US$ 58,356
miliar, turun lebih dari US$ 2 miliar dibandingkan posisi 31 Juli 2008 yang
mencapai US$ 60,563 miliar.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing lainnya hari ini ditutup
menguat. Rupiah naik terhadap dolar Singapura di Rp 6.575,71, meningkat atas
dolar Hong Kong di Rp 1.241,06, menguat terhadap dolar Australia di Rp
6.892,60, dan terapresiasi atas euro pada posisi Rp 13.075,70. [I4]


Pada 7 Oktober 2008 14:59, Bob <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

>   Setuju...BI berusaha agar USD-IDR stabil dikisaran 9.000 - 9.500,
> kalaupun 9.500 tembus akan berusaha mati-matian supaya tidak jebol
> pertahanan di 10.000.
>
> Mungkin karena trauma kejadian tahun 97-98, sampai-sampai Pak SBY
> harus ngomong bahwa peristiwa 97-98 dia yakin tidak akan terulang.
> Makanya USD-IDR dijagaain dari ulah spekulan, bukan hanya PENGUSAHA
> yang trauma, PENGUASA juga trauma akan berimbas ke politik.
>
> =bOb=
>
> 2008/10/7 jsx_consultant <[EMAIL PROTECTED]<jsx-consultant%40centrin.net.id>>:
>
> > --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com <obrolan-bandar%40yahoogroups.com>,
> Didit <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >>
> >> nggak juga tuh, malah naek 25 bp? so gimana dong?
> >>
> >
> > Policy BI memang agak aneh, mungkin lebih mementingkan 'PEG'
> > rupiah ke USD.
> >
> > Ketika USD melemah terhadap semua mata uang dunia, BI malah
> > menahan USD di 9000 padahal devisa dari export Indonesia lagi
> > bagus bagusnya.
> >
> > Pada saat ini semua mata uang dunia melemah terhadap USD,
> > BI berusaha menahan rupiah dengan menaikan rate.
> >
> > Jadi policy BI sepertinya berusaha agar rupiah STABIL terhadap USD,
> > apakah karena pengusaha Indonesia GAMPANG panik kalo melihat
> > dollar naik ?. Atau untuk mencegah UANG PANAS keluar dari Indonesia.
> >
> > Padahal saat ini jika rupiah tidak melemah, exportir akan
> > kelimpungan mengingat mata uang asia melemah banyak terhadap USD.
> >
>
> --
> If you fill your heart with regrets of yesterday and the worries of
> tomorrow, you have no today to be thankful for.
>
> Please consider the environment before printing this email.
>
> 
>

Kirim email ke