Oya, transkrip bhs Inggrisnya ada di:
http://news-service.stanford.edu/news/2005/june15/jobs-061505.html
Kadang2 nuansanya lebih "pas" di bahasa Inggris.

2008/5/9 Eddi Wahyudi <[EMAIL PROTECTED]>

>     *Pidato Steve Jobs di Acara Wisuda Stanford University
> *
> Saya merasa bangga di tengah-tengah Anda sekarang, yang akan segera lulus
> dari salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah selesai
> kuliah. Sejujurnya, baru saat inilah saya merasakan suasana wisuda. Hari ini
> saya akan menyampaikan tiga cerita pengalaman hidup saya. Ya,
> tidak perlu banyak. Cukup tiga.
>
> *Cerita Pertama:
> Menghubungkan Titik-Titik*
> Saya drop out (DO) dari Reed College setelah semester pertama, namun saya
> tetap berkutat di situ sampai 18 bulan kemudian, sebelum betul-betul putus
> kuliah. Mengapa saya DO? Kisahnya dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung
> saya adalah mahasiswi belia yang hamil karena "kecelakaan" dan memberikan
> saya kepada seseorang untuk diadopsi. Dia bertekad bahwa saya harus diadopsi
> oleh keluarga sarjana, maka saya pun diperjanjikan untuk dipungut anak
> semenjak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya. Sialnya, begitu saya
> lahir, tiba-tiba mereka berubah pikiran karena ingin bayi perempuan. Maka
> orang tua saya sekarang, yang ada di daftar urut berikutnya, mendapatkan
> telepon larut malam dari seseorang:
> "kami punya bayi laki-laki yang batal dipungut; apakah Anda berminat?
> Mereka menjawab: "Tentu saja." Ibu kandung saya lalu mengetahui bahwa ibu
> angkat saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah angkat saya bahkan tidak
> tamat SMA. Dia menolak menandatangani perjanjian adopsi. Sikapnya baru
> melunak beberapa bulan kemudian, setelah orang tua saya berjanji akan
> menyekolahkan saya sampai perguruan tinggi.
>
> Dan, 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah. Namun, dengan naifnya saya
> memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford,
> sehingga seluruh tabungan orang tua saya- yang hanya pegawai rendahan-
> habis untuk biaya kuliah. Setelah enam bulan, saya tidak melihat manfaatnya.
> Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana
> kuliah akan membantu saya menemukannya. Saya sudah menghabiskan seluruh
> tabungan yang dikumpulkan orang tua saya seumur hidup mereka. Maka, saya pun
> memutuskan berhenti kuliah, yakin bahwa itu yang terbaik. Saat itu rasanya
> menakutkan, namun sekarang saya menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang
> pernah saya ambil. Begitu DO, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib
> yang tidak saya minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai.
>
> Masa-masa itu tidak selalu menyenangka n. Saya tidak punya kamar kos
> sehingga nebeng tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya mengembalikan
> botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya
> berjalan 7 mil melintasi kota setiap Minggu malam untuk mendapat makanan
> enak di biara Hare Krishna. Saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui
> saat itu karena mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian
> sangat berharga. Saya beri Anda satu contoh: ReedCollegemungkin waktu itu
> adalah yang terbaik di AS dalam hal kaligrafi.Di seluruh penjuru kampus,
> setiap poster, label, dan petunjuk ditulis tangan dengan sangat indahnya.
> Karena sudah DO, saya tidak harus mengikuti perkuliahan normal. Saya
> memutuskan mengikuti kelas kaligrafi guna mempelajarinya. Saya belajar
> jenis-jenis huruf serif dan san serif, membuat variasi spasi antar
> kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat. Semua itu merupakan
> kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak dapat ditangkap
> melalui sains. Sangat menakjubkan. Saat itu sama sekali tidak terlihat
> manfaat kaligrafi bagi kehidupan saya. Namun sepuluh tahun kemudian, ketika
> kami mendisain komputer Macintosh yang pertama, ilmu itu sangat bermanfaat.
> Mac adalah komputer pertama yang bertipografi cantik. Seandainya saya tidak
> DO dan mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak
> huruf yang beragam bentuk dan proporsinya. Dan karena Windows menjiplak Mac,
> maka tidak ada PC yang seperti itu. Andaikata saya tidak DO, saya tidak
> berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi
> yang indah. Tentu saja, tidak mungkin merangkai cerita seperti itu sewaktu
> saya masih kuliah. Namun, sepuluh tahun kemudian segala sesuatunya menjadi
> gamblang. Sekali lagi, *Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan
> melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang.
> Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai
> di masa
> mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi, takdir, jalan hidup, karma
> Anda, atau istilah apa pun lainnya. Pendekatan ini efektif dan membuat
> banyak perbedaan dalam kehidupan saya.*
>
> *Cerita Kedua
> Saya: Cinta dan Kehilangan.
> *Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda.Woz dan
> saya mengawali Apple di garasi orang tua saya ketika saya berumur 20
> tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari hanya
> kami berdua menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan. Kami
> baru meluncurkan produk terbaik kami-Macintosh- satu tahun sebelumnya, dan
> saya baru menginjak usia 30. Dan saya dipecat. Bagaimana mungkin Anda
> dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan? Yah, itulah yang terjadi. Seiring
> pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten
> untuk menjalankan perusahaan bersama saya. Dalam satu tahun pertama,semua
> berjalan lancar. Namun, kemudian muncul
> perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami sulit disatukan.
> Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di usia 30 saya
> tertendang. Beritanya ada di mana-mana. Apa yang menjadi fokus sepanjang
> masa dewasa saya, tiba-tiba sirna. Sungguh menyakitkan.
>
> Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan.
> Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi
> sebelumnya saya gagal mengambil kesempatan. Saya bertemu dengan David
> Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya menjadi
> tokoh publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley.
> Namun, sedikit demi sedikit semangat timbul kembali- saya masih menyukai
> pekerjaan saya. Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tidak mengubah saya.
> Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta. Maka, saya putuskan untuk mulai
> lagi dari awal. Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya
> sadari bahwa dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang menimpa saya.
> Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai
> pemula, segala sesuatunya lebih tidak jelas. Hal itu mengantarkan saya pada
> periode paling kreatif dalam hidup saya.
>
> Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT, lalu
> Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri
> saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan film animasi
> komputer pertama,Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling
> sukses di dunia. Melalui rangkaian peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli
> NeXT, dan saya kembali lagi ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di
> NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan kembali Apple. Dan, Laurene dan saya
> memiliki keluarga yang luar biasa. Saya yakin takdir di atas tidak terjadi
> bila saya tidak dipecat dari Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai
> pasien saya memerlukannya. Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala
> Anda. Jangan kehilangan kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang
> membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya
> lakukan. *Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Itu berlaku baik untuk
> pekerjaan maupun pasangan hidup Anda. Pekerjaan Anda akan menghabiskan
> sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan
> mengerjakan sesuatu yang hebat. Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan
> apa yang Anda sukai. Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan
> menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah menemukannya.
> Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya, semakin lama-semakin mesra
> Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. Jangan berhenti*.
>
> *Cerita Ketiga
> Saya: Kematian
> *Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi:
> "Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka
> suatu hari kamu akan benar." Ungkapan itu membekas dalam diri saya, dan
> semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya selalu melihat
> ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri: "Bila ini adalah
> hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya
> lakukan hari ini?" Bila jawabannya selalu "tidak" dalam beberapa hari
> berturut- turut, saya tahu saya harus berubah. Mengingat bahwa saya akan
> segera mati adalah kiat penting yang saya temukan untuk membantu membuat
> keputusan besar. Karena hampir segala sesuatu-semua harapan eksternal,
> kebanggaan, takhut malu atau gagal- tidak lagi bermanfaat saat menghadapi
> kematian.Hanya yang hakiki yang tetap ada. Mengingat kematian adalah cara
> terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan
> kehilangan sesuatu.Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak ada alasan
> untuk tidak mengikuti kata hati Anda.
>
> Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya menjalani
> scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki
> tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas. Paradokter
> mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak
> dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan. Dokter
> menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya,
> yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati. Artinya, Anda harus
> menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit segala hal yang
> Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang. Artinya, memastikan bahwa
> segalanya diatur agar mudah bagi keluarga Anda. Artinya, Anda harus
> mengucapkan selamat tinggal. Sepanjang hari itu saya menjalani hidup
> berdasarkan diagnosis tersebut. Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi
> ke tenggorokan, lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya
> dan mengambil beberapa sel tumor. Saya dibius, namun istri saya, yang ada di
> sana, mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter
> menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat
> jarang, namun bisa diatasi dengan operasi. Saya dioperasi dan sehat sampai
> sekarang.
>
> Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus begitu
> hingga beberapa dekade lagi.Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang
> saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran,
> kematian adalah hal yang berguna: Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan
> orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya.
> Namun, kematian pasti menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan,
> memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan.
> Kematian membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk
> digantikan yang muda. Maaf bila terlalu dramatis menyampaikannya, namun
> memang begitu. Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani
> hidup orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu hidup bersandar
> pada hasilpemikiran orang lain. Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda
> sehingga tidak mendengar kata hati Anda. Dan yang terpenting, miliki
> keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan
> sampai pada apa yang Anda inginkan. Semua hal lainnya hanya nomor dua.
>
> Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama "The Whole
> Earth Catalog", yang menjadi salah satu buku pintar generasi saya. Buku itu
> diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang tinggal tidak jauh dari
> sini di Menlo Park, dan dia membuatnya sedemikian menarik dengan
> sentuhan puitisnya. Waktu itu akhir 1960-an, sebelum era komputer dan
> desktop publishing, jadi semuanya dibuat dengan mesin tik, gunting, dan
> kamera polaroid. Mungkin seperti Google dalam bentuk kertas, 35 tahun
> sebelum kelahiran Google: isinya padat dengan tips-tips ideal dan
> ungkapan-ungkapan hebat. Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa
> edisi "The Whole Earth Catalog", dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka
> membuat edisi terakhir. Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih seusia
> Anda. Di sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di
> pagi hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka bertualang. Di bawahnya
> ada kata-kata: "*Stay Hungry. Stay Foolish." (Jangan Pernah Puas. Selalu
> Merasa Bodoh). Itulah pesan perpisahan yang dibubuhi tanda tangan mereka.
> Stay Hungry. Stay Foolish. Saya selalu mengharapkan diri saya begitu. Dan
> sekarang, karena Anda akan lulus untuk memulai kehidupan baru, saya harapkan
> Anda juga begitu. Stay Hungry. Stay Foolish.
>
> *
>
> Regards,
> Eddi Wahyudi,
> Moderator: [EMAIL PROTECTED]
>
> Hard work.... Smart work.... Ikhlas work.....
>
> ------------------------------
> Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo!
> Answers<http://sg.rd.yahoo.com/mail/id/footer/def/*http://id.answers.yahoo.com/>
>
> 
>

Kirim email ke