Menurut hemat saya TA modern bukan cenderung ke art,lebih ke science, unsur 
subjektiv muncul karena user tidak tahu mulai analisis data dari mana, gak 
jelas starting pointnya. Padahal sudah jelas bahwa berdasarkan teori TA itu 
baru efektif jika data yang Anda analisis tidak acak alias masuk semua dalam 
kurva normal, mungkin Anda hanya ambil data dua bulan misalnya, okelah masuk 
dalam kurva normal, namun barangkali belum dapat mewakili semuanya.Nah jika 
Anda sudah tahu starting point-nya yang lain gampang dianalisis.Dalam penentuan 
support dan resistance tinggal cari berapa standar deviasi untuk mengukur 
volatilitas haraga selama periode analisis tersebut, celakanya org cari 
standard deviasi berdasarkan closing price, ini salah besar, yang benar adalah 
dari return. Kemudian masalah lain timbul, ada yang tetap bertahan dengan 
memakai periode RSI = 14 hari batas atas 80 (OB), bawah 20(OS) misalnya 
dan makin runyam lagi dengan menggunakan hal diatas untuk
 semua saham, padahal ada 6,174 kombinasi jika saya mencari periode antara 2 
s/d 15 dengan batas atas 80 dan bawah 20.
 
Memang sepertinya susah untuk menentukan starting point, periode, OB dan OS, 
namun dengan semuanya akan gampang karena semuanya sudah diformulasikan ke 
dalam coding metastock misalnya, selebihnya komputer Anda akan hitung sendiri.
 
Dengan cara diatas maka unsur subjective akan dapat diminimalisir dan 
selebihnya faktor psikologis dan money managment Anda yang berperan. 
 
Selanjutnya, kita sering jago bikin support dan resistance tapi sering lupa 
memperhitungkan seberapa yakin  atau berapa peluang harga Anda akan mencapai 
support atau resistance tersebut. 
 
Jadi jika ada yang beranggapan cara ini rumit,  saya pikir tidak tepat, karena 
semuanya sudah diformulasikan. Tentukan starting point, dan langsung jalan.
 
 Anggapan TA hanya tebak-tebakan tanpa dasar atau sekedar pelengkap analisis 
atau sekedar tarik menarik garis, sering muncul karena tiap orang mempunyai 
pendekatan yang berbeda dan susah diterangkan secara ilmiah, malah lebih banyak 
ke arah psikologis yang membuatnya sehingga munculah unsur subjective.
 
Namun jika yang beranggapan tersebut tahu bagaimana cara mengolah data yang 
benar , Anda akan tahu bahwa TA itu bukan sekedar tebak-tebakan atau sekedar 
tarik menarik garis.
 
 


--- On Wed, 7/16/08, Wiro Milis <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Wiro Milis <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [obrolan-bandar] IHSG - Technical Fact - Update
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Wednesday, July 16, 2008, 5:31 AM







yes Sir, totally agree. Menarik garis memang ART. TA klasik semuanya memang 
ART. Indicator modern seperti MACD, Stoch, RSI dll jg ART dan sangat subjektif 
dalam hal penggunaan periode.
Berhubung ente postingnya soal positive divergence macd di ihsg tapi tarik 
garis divergencennya gak biasa, jadi ane posting, minta pendapat, siapa tau ane 
salah tarik garisnya, kan lumayan dapat ilmu baru gratis lagi.

Maaf ya klo ada salah2 kata :)

Best regards,
Wiro.



2008/7/15 JsxTrader <[EMAIL PROTECTED] com>:




to my limited knowledge.., Kalau dalam menarik garis memang ART, tapi 
menentukan divergence adalah mencari perbedaan trend antara pergerakan 
indicator dengan pergerakan harga…, untuk bisa dengan mudah melihat pergerakan 
harga dalam periode tertentu, kita bisa pakai tools linear regression…, 
karenanya dalam chart saya ada dua garis…, yg biru trend line biasa…, dan garis 
merah sebagai garis linear regression. Saya sertakan garis merah tersebut untuk 
membuktikan apakah benar trend berlawanan…., periode yg saya pakai mulai 
26/02…, jika kita mau mulai dari highest ever.., tarikan garis linear 
regression juga tetap berlawanan arah antara indicator dengan harga.
 
Salam,
JsxTrader 
 
 














      

Kirim email ke