Brader Hendrik Saya Nambahkan Saja ya. Supaya Tidak Rancu, 

Itu Goodwill pada hakikatnya sudah Mengurang Laba Kok., kan itu 
GoodWill di Amortisasi., makanya GoodWill itu biasanya kalo dalam 
kondisi perusahaan yg lg "Puasa Akuisisi" maka dalam bbrp taun akan 
ilang tergantung periode amortisasinya. COGS itu kan Cash Cost + 
Depresiasi en Amortisasi. Nah yg Amortisasi en Depresiasi itu 
sifatnya hanya Book Entry saja alias "kas sebenernya gak keluar". 
nanti ini akan menambah OCF. makanya beberapa orang(termasuk saya) 
lebih suka pake kombinasi FCF dan ROIC drpd Plain Earning dan ROIC. 
kenapa ga boleh dibebanin langsung?. wah mungkin ga boleh ama 
pemerintah yah, kalo goodwill dibebanin langsung bisa2 pembayaran 
pajak penghasilan bisa gak ada krn langsung kepotong abis sama 
investasi yg gak diamortisasi ini. Tapi Pada Hakikatnya memang Item 
Intangibles pada balance sheet harus diperhatikan, karena apa?. ya 
itu dy. kalo belinya dalam aset tetap kan overtime dy di"depresiasi" 
sementara kalo dimasukkin ke Goodwill biasanya bisa lebih di"perlama" 
amortisasinya sehingga bisa di-set "aset" secara temporer lebih besar 
dr semestinya. tp ini masih sesuai dengan kaidah akuntansi juga sih. 

dan kadang GoodWill yg tinggi juga bisa dijustifikasi kok., dy beli 
barang yg jauh lebih tinggi dr BV nya udah pasti kan masuk goodwill. 
tp kalo barangnya itu emang bisa create value maka itu sih gak apa 
apa. krn itu biasanya create gak create value dr akuisisi yg mahal 
itu parameternya biasa dipake dengan ROIC. saya pribadi sih paling 
doyan emang cek parameter FCF sama ROIC buat cek efektivitas dan 
value aset perusahaan.


sori ga bisa komen lebih jauh lg., intinya yg ingin saya luruskan 
adalah beban amortisasi goodwill itu udah mengurangi laba ko(bahkan 
di bbrp teknik LBO, Depresiasi en Amortisasi bisa di-POL-kan dgn 
tujuan menghemat pajak dsetelah akuisisi)

ya jujur emang saya jg seumur2 blon pernah ngebongkar Financial 
Statement BNBR sih. gara2 udah prejudice duluan. payah juga nih 
saya :P. kekekekekkekek




--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "hendrik_lwww" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> pengamatan aneh saya tentang laporan keuangan BNBR.,
> belum tentu bener karena saya sentimen ama grup bakrie ^^
> 
> Dolgado! Investigasi : BNBR (Angka dalam rupiah)
> JUmlah Aktiva = 18,8 Triliun  
> Goodwill : Rp. 1,69 Triliun
> (lihat artikel kami mengenai Goodwill)
> 
> Pinjaman Jangka Pendek :
> Q1 2007 : 216 Miliar
> Q1 2008 : 3,5 Triliun 
> 
> Laba Bersih :
> Q1 2007 : 27,2 Miliar
> Q1 2008 : 82,7 Miliar
> 
> Sedangkan goodwill = 1,6 Triliun, 
> Jika kita ambil angka 80 miliar sebagai estimasi laba per kuartal, 
> maka perlu 20 kuartal (20 x 80 miliar = 1,6 triliun) untuk menutup 
> Goodwill. atau perlu 5 tahun untuk menutup goodwill yang ada.
> 
> Laba per saham (stelah terdilusi) = 0,84
> FY)* = 4x0,84 (dibulatkan) = 4
> 
> PER = 120
> 
> BNBR memiliki 80 miliar lembar saham ,harga saat ini (dibulatkan) = 
> 500, maka kapitalisasi = 40 triliun rupiah.
> 
> dengan laba besih kuartal I 2008 sebesar 80 miliar maka BNBR 
dihargai 
> sebesar 500 kuartal laba BNBR. atau sekitar 125 TAHUN LABA 
> DIAKUMULASI. Kemahalan? 
> 
> Jika kita mengurangi Goodwil dari LABA, maka sebenarnya BNBR merugi 
> sekitar 1,6 Triliun pada Q1 2008.
> 
> BNBR Punya hutang dlaam Dollar Australia sebsesar 160 Juta dollar 
> australia. Yang berarti sangat rentan terhadap perubahan kurs mata 
> uang. Bakri merugi 160 Juta rupiah tiap pelemahan 1 rupah terhadap 
> dollar autralia, hingga jatuh tempo yaitu tahun 2011
> 
> Halaman 29 :
> Goodwill
> Selisih lebih antara biaya perolehan dan nilai wajar
> aktiva bersih Anak perusahaan yang diakuisisi
> dibukukan sebagai "goodwill" dan diamortisasi dengan
> menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima)
> sampai dengan 20 (dua puluh) tahun.
> 
> halaman 53 : Goodwill
> Ada penambahan atas perolehan anak perushaan sebesar 1,1 Triliun 
> rupiah. Yang berarti BNBR membayar lebih 1,1 triliun daripada nilai 
> yang sebenarnya atas suatu pembelian. 
> 
> dolgado.blogspot.com
>


Kirim email ke