eh.. Setuju (ga tahan mo ikutan). Soeharto turun dalam keadaan militer masih dalam kondisi "supreme power". Kalau beliau mau lanjutin saya rasa ga susah, cuma pertimbangannya korban akan terlalu besar. Dalam kondisi seperti itu yang namanya Soeharto, hati nurani pasti masih ada juga meskipun ga besar ;-). Kondisi saat ini masih sama, polisi/militer masih dominan (kalau mau).
Apapun bentuk pergerakannya, kalau sudah sampai anarkis menurut saya mesti dihadapi dengan timah panas, seperti jaman Soeharto hadapin GALI waktu itu. Gak makan waktu lama, sangat effektif, dan GALI berhenti. Demokrasi di USA sudah jalan, di Indonesia masih ngimpi (sama dengan Singapore dan Malaysia). Rgds, 2008/6/25 Andy <[EMAIL PROTECTED]>: > >