Masalah Valuasi, sebenarnya nya kang Ocoy yang lebih kompeten, tapi mungkin kang ocoy udah bosan kalau ngulang2 lagi ..he..he Kalau masalah valuasi khan ga bisa langsung dikali bagi gitu khan ..he..he
Kalau ngitung harga saham dengan cara seperti itu bakal banyak yang akan protes Misalnya MEDC , harga minyak 70$, harga saham nya di 6400, sekarang munya di 130, harga saham nya di 5200, harusnya khan di 12,000 secara matematis TBLA, tahun lalu harga nya di 600 an, sejarang Profitnya naik 60X , harga nya di 720an, harusnya di berapa ...??? he..he UNSP, tahun kemarin harganya 2,500, sekarang Profitnya naik 800%, harganya di 1860an, ini juga harusnya di berapa..??? CPRO, tahun lalu harganya di 700 an, sekarang profitnya naik tinggi, harganya di 250 an belum lagi bandar gorengan juga akan protes, ga bisa goreng2 saham, soalnya naikin saham modal rumor aja --- On Fri, 6/6/08, hendrik_lwww <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: hendrik_lwww <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [obrolan-bandar] Re: BUMI technical To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Date: Friday, June 6, 2008, 6:58 AM --- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, rudd haas <[EMAIL PROTECTED] > wrote: > > Mungkin saya melihat nya agak berbeda > &nbsp; > Kalau lihat Average Selling Price BUMI di sekita 60-70$ dengan harga Spot Batubara di 150 saat ini, masih cukup jauh&nbsp;gap nya > &nbsp; > Buyer di japan berani mengikat Contarct long term di harga USD 130- 132, saya rasa sudah memprediksi long term harga Coal beberap tahun ke depan > &nbsp; SIP : HENDRIK btw, bapak coba cek, waktu tahun lalu dengan harga selling price 60- 70 berapa volume produksi BUMI dan harga saham BUMI. hasilnya kalikan dengan harga waktu itu. contoh harga saham tahun lalu = 1000 volume produksi = 50 juta ton average sell = 60 sekarang : volume : 75 (1,5x) harga = 180 (3x) kalikan aja 1000 x 1,5 x 3 = 4500 ^_^