Investasi property itu jangka panjang, Mas. Kayaknya nggak ada hubungannya
sama inflasi jangka pendek. Yang penting adalah lokasi, lokasi dan lokasi.
Yang kedua adalah harga, harga dan harga. Cari rumah di lokasi strategis
dengan harga banting abiss. Kalo lokasi jelek, jangan beli meskipun harga
banting abiss. Juga, jangan beli dari developer karena sudah mahal. Kecuali
mau ditinggalin sendiri.

 

Kalau mau agak likuid, beli rumah yang harganya tidak terlalu mahal (sekitar
200 - 300 juta). Di atas itu agak butuh waktu jualnya dan biasanya terpaksa
didiskon banyak. Sama dengan mobil second, yang cepet laku dijual ya yang
sekelas Avanza, CRV atau Kijang. 

 

Kalau mau jangka pendek sebenernya juga bisa. Beli rumah di lokasi bagus
dengan harga banting karena pemiliknya butuh duit dan kondisi rumah sudah
agak jelek. Abis itu direnovasi supaya tampak bagus lalu dijual lagi dengan
harga premium. Ada temen yang berbisnis cara gini. Mulai dengan rumah Rp 100
jutaan. Dengan cara "beli, renov, jual" berulang-ulang, rumah terakhir yang
dia jual harganya 2 milyar. Tapi kudu punya ilmu soal desain rumah dan
konstruksi.

 

RW

 

From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of Irawan Sudarman
Sent: 18 Mei 2008 0:07
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: [obrolan-bandar] Property VS Inflasi di Indonesia

 

Para pengunjung warung OB yang setia,

Saya berencana berinvestasi pada property (rumah tinggal).
Mengingat harga minyak yang naik terus, BBM yang akan dinaikkan sehingga
inflasi yang semakin besar, 
apakah ini saat yang tepat untuk masuk ke investasi property ? Atau
sebaiknya tunggu dulu ?

Apakah harga (barang) rumah akan naik karena inflasi atau sebaliknya malah
turun mengingat orang memprioritaskan kebutuhan hidup ?

Mohon masukannya.

Terima kasih

 

Kirim email ke